Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Viriya Paramita
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini membuktikan pernyataan Dodd dan Favaro 2006 bahwa hasil batting average yang lebih bervariasi dalam industri dibandingkan antar industri. Batting average yang menjadi pengukuran kemampuan perusahaan mengelola three tensions dianalisis pada perusahaan LQ45 dan dibandingkan satu sama lain berdasarkan industri dan pergantian chief executive officer dan dihubungkan dengan total shareholder return. Dari hasil penelitian yang dilakukan, penelitian ini menunjukkan hasil yang searah dengan pernyataan Dodd dan Favaro 2006 bahwa hasil batting average lebih bervariasi dalam industri dibandingkan antar industri, namun tidak memiliki hubungan dengan total shareholder return. Penelitian ini juga menunjukkan perbedaan hasil batting average pada pergantian chief executive officer, yang menunjukkan bahwa variasi batting average yang lebih besar dalam industri disebabkan oleh perbedaan strategi masing-masing perusahaan.
ABSTRACT
This study proves Dodd and Favaro 2006 statement that the batting average results are more varied within the industry than between industries. Batting averages which indicate the company 39 s ability to manage the three tensions is analyzed at the LQ45 company and compared with each other based on the industry, chief executive officer turnover, and total shareholder return. Based on result on the research conducted, this study shows that the results in line with Dodd and Favaro 2006 statement that the results of the batting average is more varied in the industry than between industries, but in contrast do not have a relationship with TSR. This study also shows differences in the results of the batting average on chief executive officer turnover, which indicates that the variation batting average greater in the industry due to the differences in each company 39 s strategy.
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Setiakusumah
Abstrak :
Perkembangan Komite Medik rumah sakit di Indonesia didasaarkan kepada Keputusan Menteri Kesehatan No.983/Menkes/SK/XI/l92 yang bertujuan untuk mempertahankan profesionalisme tenaga medis dan mengembangkan mutu pelayanan rumah sakit di Indonesia. Konsep Komite Medik rumah sakit di Indonesia merupakan adopsi dari Medical Staff Organization rumah sakit di Amerika. Komite Medik bertanggung jawab kepada Direktur rumah sakit dan mempunyai fungsi sebagai berikut : menyusun standar pelayanan dan memantau pelaksanaannya, membina etika profesi, mengatur kewenangan profesi anggota dan mamantau pelaksanaannya, mengembangkan program pelayanan, mengembangkan program pendidikan dan latihan, mengembangkan penelitian dan pengembangan. Medical Staff Organization rumah sakit di Amerika adalah grup dokter yang berkaitan dengan struktur organisasi dan fungsi khusus organisasi terbentuk dalam jalinan hubungan dokter dengan Governing Body. Medical Staff Organization tidak mengatur diri sendiri dalam arti sebagai badan otonom tetapi bertindak berdiri sendiri dalam arti sebagai pemeliharaan pengendalian dan disiplin. Mereka memilih pimpinannya sendiri dan peraturannya sendiri yang disetujui oleh Governing Body. Medical Staff Organization setingkat dengan Chief Executive Officer dan keduanya bertanggung jawab kepada Governing Body. Joint Commission on Accreditation of Hospitals menetapkan prinsip dasar organisasi rumah sakit yaitu adanya organisasi staf medis tunggal yang bertanggung jawab secara menyeluruh terhadap mutu pelayanan profesi yang diberikan seseorang clinicus dalam kewenangannya, sebagaimana juga tanggung jawab keabsahan laporan kepada Governing Body. Medical Staff Organization menampilkan paling sedikit lima fungsi : credential dan privilege, proctoring, performance measurement, peer review, dan corrective action. Penelitian masalah utama RS.Tugu adalah pengembangan Komite Medik RS.Tugu yang mengacu kepada Peraturan Pemerintah. Dan disain metodologi dan penelitian adalah studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Pada penelitian menunjukan cikal bakal Komite Medik telah terbentuk di RS.Tugu. Organisasi staf medis sebelum tahun 1996 yaitu Kelompok Fungsional atau Dewan Medik tidak menampilkan kegiatan dan anggotanya bertindak sebagai tenaga medis klinis profesional saja. Pada penelitian juga menunjukan bahwa semua dokter (100%) menyatakan Komite Medik perlu ada dan perlu dikembangkan. Akhirnya, penelitian merumuskan rekomendasi bentuk model Komite Medik RS.Tugu.
The development of Komite Medik in Indonesia Hospitals was based on the Ministry of Health's decree No.983/Menkes/SK/XI/92 which has the objective to maintain professional autonomy of doctors and to develop high quality medical services in Indonesia hospitals. Concept of Komite Medik in Indonesia hospitals adopted from Medical Staff Organization in America hospitals. Komite Medik is responsible to hospital Director and has functions as follow development and implementation of hospital medical standards, maintaining ethical conducts, development and implementation of clinical privileges, development of quality of medical services in hospitals, and conducting training and education, research and development. Medical Staff Organization in America hospitals is a group of practitioners refers to an organizational structure and specific organizational functions that exist in order to relate practitioners to their health care center's Governing Body. The Medical Staff Organization is not self-governing in the sense of being autonomous. But the staff organization act as self-governing in the sense of maintaining self-control and self-discipline. They choose their own leader and their own bylaws which be approved by Governing Body to run their organization. Medical Staff Organization is at the same level with the hospital Chief Executive Officer and both of them are responsible to Governing Body. The Joint Commission on Accreditation of Hospitals has established as a basic principle of hospital organization that : there is a single organized medical staff that has overall responsibility for the quality of the professional services provided by individuals with clinical privileges, as well as the responsibility of accounting therefore to the Governing Body. Medical Staff Organization performs at least five functions : credential and privilege, proctoring, performance measurement, peer review, and corrective action. The study of the main problem of Tugu Hospital was the development of Komite Medik of Tugu Hospital referred to Government Rules and Regulations. And the design of metodology of the study was a ease study with qualitative approach. The study shown that embryo of Komite Medik had been already exist in Tugu Hospital. The organization of medical staff before year 1996 called Kelompok Fungsional or Dewan Medik performed no activities and the members acted as clinic professional physician only. The study also shown that all doctors (100 %) needed Komite Medik in Tugu Hospital to be exist and developed. Finally, the study made a recommended design of Komite Medik of Tugu Hospital.
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rr. Renzy Tirtany Asmara
Abstrak :
Penelitian ini menganalisis mengenai pengaruh optimisme CEO terhadap investment cash flow sensitivity pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Asia Tenggara meliputi Indonesia, Thailand, Singapura, Filipina, dan Malaysia pada tahun 2013-2016. Dengan menggunakan data panel yang diperoleh dari bursa efek masing-masing negara, diperoleh hasil adanya pengaruh positif dan signfikan pada optimisme CEO terhadap investment cash flow sensitivity pada kategori penelitian full sample. Sedangkan pada estimasi model menggunakan sub-sampel yaitu pada constrained firms dan unconstrained firms, ditemukan bahwa pengaruh optimisme CEO terhadap investment cash flow sensitivity lebih besar pada kategori constrained firms. Selain itu penulis menemukan bahwa adanya dewan komisaris independen dapat mengatasi permasalahan sensitivitas investasi terhadap arus kas tersebut. ......This study aims to analyze the effect of CEO optimism towards investment cash flow sensitivity on the manufacturing listed companies in South East Asia including Indonesia, Thailand, Singapore, Philippines, and Malaysia from 2013 2016. Using panel data collected from each country rsquo s stock exchange, this study reports a positive and significant relationship on CEO optimism towards investment cash flow sensitivity for the full sample. While, on estimation of the model using sub sample of constrained firms and unconstrained firms, writer finds that investment cash flow sensitivity under CEO optimism exists bigger only for constrained firms. In addition, this study finds that the existence of independence boards can reduce investment cash flow sensitivity problems.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S69454
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library