Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Limpah Kurnia
"Latar Belakang.
Tujuan dari operasi bibir sumbing adalah untuk memperbaiki celah bibir/ sumbing bibir dengan mencapai hasil yang baik yaitu bentuk bibir yang simetris kiri - kanan dan juga kualitas parut yang halus, dengan alasan tersebut maka keberhasilan operasi tidak hanya bergantung pada kemampuan teknik operasi yang baik dan peralatan serta benang yang digunakan dalam operasi tersebut melainkan juga perawatan luka pascaoperasi yang sangat berpengaruh terhadap kualitas .Perawatan luka pascaoperasi dilakukan oleh pengasuh anak yaitu ibu kandung yang memiliki peran penting dalam proses perawatan luka pascaoperasi. Pengetahuan ibu tentang tata cara perawatan luka dan status kejiwaan ibu memiliki hubungan yang tidak dapat dipisahkan. Pada studi ini kami akan mencari hubungan diantara keduanya yaitu status kejiwaan ibu dan kualitas dari perawatan luka/ parut pascaoperasi bibir sumbing.
Bahan dan Metode
Studi ini adalah studi potong lintang, dilakukakn di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo pada periode Januari ? Desember 2014 dengan partisipasi dari ibu yang memiliki anak bibir sumbing yang secara sukarela menyetujui untuk dilakukan tindakan operasi bibir sumbing pada anak mereka yang dibuktikan dengan menandatangani lembar persetujuan. Partisipan diwawancarai dan mengisi kuisioner Self Reporting Quistionnaire-20 (SRQ-20) dan Mini International Neuropsychiatric Interview Versi on International Classification of Disease X ( M.I.N.I ICD X) yang diterbitkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia sebagai uji diagnosti untuk gangguan jiwa. Pemeriksaan pada ibu dilakukan sebelum operasi pada penderita bibir. Pada studi ini kami menggunakan The Stony Brook Scar Evaluation Scale sebagai nilai ukur terhadap kualitas parut.
Hasil
Didapatkan 5 orang ibu yang terdiagnosa menderita gangguan jiwa berdasarkan pemeriksaan dengan menggunakan Self Reporting Questioneer - 20 yang menjawab pertanyaan dengan jawaban "ya" yang mempunyai nilai lebih dari 5, dan kami melakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan menggunakan M.I.N.I ICD X untuk mengetahui jenis dari gangguan jiwa tersebut yang dilakukan 2 bulan pascaoperasi didapatkan hasil bahwa seluruh ibu yang awalnya terdiagnosa menderita gangguan jiwa dianggap sehat dan seluruh gejala klinis sebagai gangguan jiwa telah menghilang. Kualitas parut dari 22 operasi bibir sumbing didapatkan hasil 6 anak dengan parut yang memiliki kualitas kurang baik dengan nilai The Stony Brook Scar Evaluation Scale kurang dari 5 ( nilai 3 sebanyak 5 orang anak dan 1 orang anak memiliki nilai 4 ). Data dianalisa dengan menggunakan SPSS dan diuji dengan menggunakan Chi Square test ( Fisher's exact Test ), tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kondisi kesehatan jiwa ibu dengan kualitas perawatan parut pascaoperasi bibir sumbing (Exact sig 1.00).

Background
The aim of cheiloplasty is correcting of cleft lip with the good quality to achieve symmetrical on left and right side and also with the finest scar. Hence those reason not only depend on excellent surgery procedural skill and materrial used by surgeon but also caring of wound after surgery which most influential the healing of scar. Postoperative wound care by mother as a caregiver. Mother participation as a caregiver for caring the wound is the most important thing. Mother knowledge of wound care and mental health of mother are both closely relationship. This study, we are looking for Relation between mental health of Mother and quality caring of scar after cheiloplasty.
Material and Methods
The study is cross sectional, in Cipto Mangunkusumo Hospital since on January - December 2014 with participant all of mother who agree her children to perfome cheiloplasty after informed consent. The participant Interviewed and quistionnaired by Self Reporting Quistionnaire-20 (SRQ-20) and of Mini International Neuropsychiatric Interview Versi on International Classification of Disease X ( M.I.N.I ICD X) by World Health Organization for diagnostic of mental health disorder on mother before perfome cheiloplasty. We use The Stony Brook Scar Evaluation Scale as parameter of scar quality.
Result
There are 5 mother's mental health disorder according examinated by Self Requesting Questioneer - 20 who answered "yes" above 5 point, and we perfomed advanced examination using M.I.N.I ICD X to knowing dygnoses of mental health disorder. Mother advaced examination perfomed over 2 month after cheiloplasty on children, and the result are all of clinical sign of mother disorder were disappeared. Quality of caring scar from 22 cheiloplasty, only 6 scar categorised not god below 5 point of The Stony Brook Scar Evaluation Scale (3 point 5 children and 4 point 1 child). Data Analysed by SPSS and tested by Chi Square test (Fisher's exact Test), there is no significance relationship between Mother?s mental health and Quality of caring scar after cheiloplasty (Exact sig 1.00).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rani Septrina
"Latar Belakang : Operasi bibir sumbing merupakan prosedur operasi paling pertama pada pasien sumbing bibir dan langit-langit. Prosedur ini berdampak pada fungsi dan estetik penampilan. Teknik Gentur merupakan teknik operasi bibir sumbing yang dikembangkan oleh beliau dan telah digunakan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo/Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Teknik ini menggunakan rotation-advancement, flap segitiga, mencegah takik dengan beberapa detail untuk mengatasi defek yang lebar. Maka hipotesis kami, apakah teknik Gentur dapat memberikan hasil yang simetris ada pengukuran antropometri.
Metode : Analisis cross sectional dilakukan pada 14 pasien sumbing bibir satu sisi yang telah dilakukan operasi dengan menggunakan teknik Gentur. Pengukuran antropometri direk sebelum dan sesuadah prosedur dilakukan analisa dengan SPSS 17. Data kemudian diklasifikasikan menjadi cupud?s bow, tinggi vertical, tinggi horizontal, merah bibir dan hidung.
Hasil : Dari 14 pasien, ditemukan kebanyakan pasien dilakukan operasi pada umur 3 bulan (64,3%), kebanyakan bayi perempuan (64,3%), sumbing komplit (85,8%), dan pada sisi kiri (57,1%). Teknik ini dapat memberikan simetri bibir dan hidung yang signifikan (CI 95%, pvalue <0.005) pada cupud?s bow, tinggi vertical, tinggi horizontal, merah bibir dan hidung. Dengan melakukan teknik ini, penulis dapat membuat simetri pada bibir dan hidung yang baik (78,57%) bahkan pada defek yang lebar (64,3%) dan langit-langit yang jatuh (57,1%).

Background: Cheiloplasty is the earliest surgical procedure in cleft lip and palate patient. This procedure has impact on functional and aesthetical appearance1. The Gentur?s technique is method of cleft lip surgery that has been developed by him and has been used in Cipto Mangunkusumo Hospital/Faculty of Medicine University of Indonesia. It uses the rotation-advancement, small triangular, preventing notching with some other details to overcome the wide cleft. Thus gives us hypothesis, does the Gentur's technique give symmetrical result in anthropometric measurement.
Methods: cross sectional analytic study will be taken from medical record in 14 unilateral cleft lip patients undergo cheiloplasty procedure. Direct anthropometric data before and after procedure is analyzed using SPSS17. Datas were classified in cupid?s bow, vertical height, horizontal height, vermillion and nostril.
Result: From 14 patients, we found that most patient whose undergone surgery in 3 month (64.3%) are mostly female (64,3%), complete defect (85,8%) and in left side (57,1%). This technique is able to produce significant lip and nose symmetry (CI 95%, pvalue <0.005) in cupid?s bow, vertical height, horizontal height, thickness of vermillion and nose. By doing this technique, the author able to create good lip and nose symmetry (78.57%) even in wide defect (64.3%) and collapse palate (57.1%).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kamila Febrian
"Latar Belakang: Perawatan celah bibir dan langit-langit bertujuan untuk mengoptimalkan kualitas hidup pasien, terutama dalam menormalisasi penampilan dan meminimalkan deformitas yang dapat memengaruhi aspek fisik dan psikologis pasien. Cheiloplasty bertujuan untuk memperbaiki anatomi dan fungsi normal. Teknik Cronin merupakan metode bedah yang digunakan untuk mempertahankan simetri vermilion border. Evaluasi hasil pascabedah sangat penting untuk menilai keberhasilan prosedur ini, salah satunya menggunakan metode Americleft. Tujuan: Mengevaluasi simetri nasolabial pasca cheiloplasty menggunakan teknik Cronin pada pasien celah bibir unilateral menggunakan metode Americleft. Metode: Penilaian foto 24 pasien yang telah menjalani cheiloplasty menggunakan teknik Cronin dievaluasi dengan metode Americleft. Uji reliabilitas intra- dan inter-rater dilakukan menggunakan Intraclass Correlation Coefficient (ICC). Hasil: Uji reliabilitas intra-rater menunjukkan residen bedah mulut memiliki nilai ICC hampir sempurna (ICC = >0.90) pada semua komponen (Nasolabial Profile, Nasolabial Frontal, Vermilion Border, Basal View, Americleft Yardstick, Americleft Yardstick with Basal View). Uji reliabilitas inter-rater menunjukkan bahwa residen bedah mulut dan perawat memiliki ICC hampir sempurna (ICC >0.81). Kesimpulan: Evaluasi estetika nasolabial pasca cheiloplasty dengan teknik Cronin menggunakan metode Americleft menunjukkan hasil memuaskan dengan skor sangat baik hingga baik, menjadikannya pendekatan efektif untuk penilaian objektif.

Background: Treatment of cleft lip and palate aims to optimize patients' quality of life, primarily by normalizing appearance and minimizing deformities that may affect patients' physical and psychological aspects. Cheiloplasty is intended to restore normal anatomy and function. The Cronin technique is a surgical method used to maintain vermilion border symmetry. Postoperative evaluation is essential to assess the success of this procedure, one of which uses the Americleft method. Objective: To evaluate nasolabial symmetry after cheiloplasty using the Cronin technique in patients with unilateral cleft lip, using the Americleft method. Methods: Evaluation of photos of 24 patients who underwent cheiloplasty using the Cronin technique was conducted with the Americleft method. Intra- and inter-rater reliability tests were performed using the Intraclass Correlation Coefficient (ICC). Result: The intra-rater reliability test showed that oral surgery residents achieved an almost perfect ICC value (ICC > 0.90) across all components (Nasolabial Profile, Nasolabial Frontal, Vermilion Border, Basal View, Americleft Yardstick, Americleft Yardstick with Basal View). The inter-rater reliability test indicated that oral surgery residents and nurses had an almost perfect ICC (ICC > 0.81). Conclusion: Nasolabial aesthetic evaluation after cheiloplasty using the Cronin technique and the Americleft method generally showed satisfactory results with very good to good scores, making it an effective approach for objective assessment."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library