Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Khansa Tiara Anindiva
Abstrak :
Olahraga cheerleading di Indonesia identik dengan olahraga perempuan. Pada umumnya, laki-laki yang berkecimpung di dunia cheerleading akan memperoleh stereotip negatif. Adanya stereotip negatif tersebut mendorong pembentukan maskulinitas terhadap anggota ICC. Data dikumpulkan dengan metode etnografi yaitu observasi partisipasi, wawancara, dan didukung oleh studi dokumen untuk mendapatkan data yang dalam dan detail. Hasil penelitian saya menunjukan bahwa pembentukan maskulinitas tersebut dilakukan oleh seorang aktor yaitu founder dari ICC. Aktor dalam hal ini memiliki pandangannya sendiri mengenai cheerleading, yang dijelaskan Bourdieu sebagai habitus. Aktor menggunakan habitus yang ia terapkan di dalam sebuah field, yaitu ICC. Dengan habitus dan juga modal yang ia miliki, aktor tersebut dapat menjalankan agency dengan membentuk beberapa aturan untuk menguatkan maskulinitas antar anggota laki-laki di ICC ......Cheerleading is known to be women sport in Indonesia. It is known that men who join this kind of sport gain negative stereotypes. The existence of these negative stereotypes lead to establishment of masculinity to ICC members. Data were collected with ethnographic method which is participant observation, interview and supported by document study to obtain deep and detail data.The result of my research shows that establishment ofmasculinity has been done by one actor which is the founder of ICC. In this case, this actor has his own perspective on cheerleading, which later explained by Bordieu as habitus.The actor is usinghabitus to applied in a field, the ICC. With his habitus and capital, the actor be able to run the agency to established rules among men in ICC.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Ajeng Ayu Amala Maharani
Abstrak :
Maskulinitas hegemonis mencerminkan dominasi sosial melalui maskulinitas, seringkali diasosiasikan dengan olahraga sebagai penyalurnya. Hal ini menjadi menarik ketika kita melihat olahraga seperti cheerleading yang didominasi oleh perempuan, bahkan digambarkan sebagai emphasized femininity. Cheerleading hari ini sudah bukan lagi konsep rok pendek dan penyorak di pinggir lapangan, kini cheerleading menjadi sebuah olahraga kompetisi ekstrem yang juga diikuti sebagian laki-laki. Maka dari itu, tulisan ini mengeksplorasi identitas gender melalui bentuk-bentuk maskulinitas hegemonis dalam olahraga cheerleading yang didominasi perempuan, serta performativity dari cheerleader laki-laki. Melalui studi pustaka, ditemukan bahwa bentuk maskulinitas sebagai dominasi sosial terbagi menjadi dua yaitu ortodoks dan inklusif. Terakhir, performativity yang ditemukan adalah dalam bentuk skill tertentu, unggahan media sosial yang dipilah, dan attitude yang dijaga sebagai cheerleader. ......Hegemonic masculinity reflects social domination through masculinity, often associated with sport as the channel for it. This becomes interesting when we investigate a female-dominated sport like cheerleading, even described as emphasized femininity. Cheerleading today is not just short skirts cheering on the sideline anymore, now cheerleading is an extreme competitive sport that also participated by some men. Thus, this article explores gender identity through constructions of hegemonic masculinity in cheerleading as a female-dominated sport, and performativity of male cheerleaders, through literature study. Through literature study, it is found that masculinity as a form of social domination is divided into two groups which are orthodox and inclusive. Lastly, the performativity is found in the form of certain skills, sorted social media post, and maintained attitude as cheerleader.
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wendy Zelda Helling
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang hegemoni Amerika Serikat melalui olahraga cheerleading. Amerika Serikat merupakan negara pencetus olahraga trersebut dan olahraga ini sudah menyebarluas ke negara-negara lain termasuk Rusia. Cheerleading berkembang di Rusia pada masa federasi. Hal ini menunjukan keterbukaan Rusia terhadap budaya-budaya barat pada masa ini. Rusia mengembangkan olahraga cheerleading di negaranya dengan mencontoh apa yang dibuat oleh negara Amerika Serikat. Hegemoni termanifestasikan melalui olahraga ini dan amerikanisasi pun terjadi.
Abstract
in Russia This paper discusses the hegemony of the United States through cheerleading. United States as a pioneer country in Cheerleading have already spreaded this. Sport to many other countries, including Rusia Cheerleading was born and developed in Russia during the federation era. It shows the openness of Russia towards western cultures during this period. Russia developed cheerleading by copying what is made by the United States. Therefore, hegemony is manifested through this sport and americanization shall be happened
2010
S14875
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library