Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Donanta Dhaneswara
1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Rocky Yanu Mahendra
Abstrak :
Formwork or concrete matrix is one of vltal paris ln physical erection of concrete-based building. As most formwork is prepared manually by hand, the degree of denslty ln each edge varies, resulted ln different quality of concrete. Examination on this matter is required to see the differences in strength and stllfness of beam having different size of crevice. This work ls conducted by using two types of fonnwork, which were formwork made from wood with different crevice size : 3 mm, 5 mm and 10 mm, and another fonnwork made from fully steel without crevice. The result suggested that there are considerable effect of crevice within fon'nwork to the strength of structure. Venous tests of the effect of crevice occurring In fonrlwork to the strength of concrete had been performed which were compressive strength, spllttlng tensile, shear strength and flexural strength. It was suggested that the bigger the size of crevice, the bigger the declining of strength of me ooncrete. From this result, lt Is recommended to ellmlnate or prevent crevice formation ln formwork connection In the construction work. Crevlce will only be allowed for 3-5 mm, because this crevice size will glve a strength and stllfness nearly the same with concrete without crevice. This Investigation will not only to observe the effect of the crevice but also to see the differences of the degree of strength ln every layer (upper, middle and lower layers) of the formwork with crevlces. After conducting test on the different layers, the middle layer performed the most stable tightness, nearly the same as nomdal. Analysis to this middle layer suggested that there was evenness of raw materials, compared to those of other layers.
Beklstlng atau cetakan beton merupakan salah satu baglan yang vltal pada pelaksanaan flslk bangunan beton. Menglngat balok pengaku yang banyak dlpakal dlpasang secara manual dengan tenaga manusia dan tingkal; kerapatan tiap-tiap slsi yang berbeda-beda maka dlrasakan terdapat pengamh ketldakrapalzn beklstlng terhadap mutu beton. Oleh karena Itu perlu dllakukan penelltian dengan tujuan membandingkan kekuatan dan kekakuan balok dengan Iebar celah yang berbeda-beda. Penelltlan Inl menggunakan 2 tipe beklsting yaltu : belsltlng dengan bahan kayu yang beroelah dengan varlasl Iebar celah 3 mm, 5 mm dan 10 mrn serta beklstlng baja (Mly steel) tanpa celah. Penelltlan lnl membuktlkan adanya pengaruh celah pada bekistlng balok terhadap kekuatan struktumya. Dan setelah dllakukan pengujlan terhadap perilaku beton yaltu uji tekan (compressive strength), uji tarik (splitting tensile), ui geser (shear strength) dan ujl lentur (flexural strength) maka semakln lebar celah sernakin tumn kekuatan darl suuktur tersebut. Maka sebalknya dlhlndarkan adanya celah-celah pada sambungan beklstlng di lapangan. Toleransl Iebar celah yang dlzlnkan yaltu 3 - 5 mm karena dengan rentang celah ini dldapat kekyatan dan kekakuan yang mendekatl strylctur tanpa celah. Penelltlan lnl tldak hanya membedakan Iebar celah tetapl juga lngln mellhat perbedaan kekuatannya dari tiap-tlap layer (layer atas, tengah dan bawah) pada rnaslng-maslng beldsdng bercelah. Dan setelah dllakukan pengujlan maka untuk layer tengah nllal tegangannya paling stabil dan kenalkannya hamplr mendekati dengan normalnya. Sehlngga setelah dlanallsa untuk layer tengah material penyusunnya tarnpak hornogen dlbandlng dengan layer Iainnya.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S35244
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Careri, Giorgio
Reading, Mass: Benjamin/Cummings, 1984
530 CAR ot (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mardjuki
Abstrak :
Tesis ini merupakan hasil penelitian proses ekstrusi semi-solid paduan Al 2008 dengan tujuan mempelajari teknologi ekstrusi kondisi semi-solid, penelitian dimulai dengan membuat cetakan, pemilihan bahan cetakan, bahan produk, pemilihan parameter proses. Hasilnya dipelajari sifat mekanik dan strukturmikronya. Bahan yang akan digunakan pada penelitian ini adalah paduan Al 2008. Ingot paduan aluminium 2008 dipanasi dalam dapur hingga mencair dan diaduk, selanjutnya dituangkan ke dalam cetakan ekstrusi sambil dilakukan pemanasan dan pengadukan. Pada variasi terperatur pemanasan 400°C ski 600°C, aluminium ditekan dengan cara ekstrusi. Dari hasil penelitian didapat bahwa makin tinggi temperatur ekstrusi diperlukan tekanan yang kecil dan kondisi semi-solid berada pada temperatur pemanasan 600°C dan 550°C. Dari hasil pengujian tarik pada temperatur pemanasan 550°C hingga temperatur pemanasan 450°C hasilnya relatif sama, karena masih dalam daerah batas antara cair dan padat, untuk temperatur pemanasan 550°C kondisi semi-solid kekuatan tarik yang didapat lebih rendah dibandingkan dengan temperatur pemanasan 400°C kondisi solid, disebabkan pada temperatur pemanasan 400 °C terjadi proses pengerasan regangan. Pada kondisi semi-solid kekerasan yang didapat 34 VHN dan 31 VHN, kekerasan ini masih relatif sama dengan kondisi awal sebesar 33 VHN, sedangkan bila dibanding dengan kondisi solid nilai kekerasannya 37 VHN sampai 45 VHN, hal ini disebabkan karena adanya segregasi mikro yang mengelompok pada fasa intermetalik yang tidak menyebar secara merata dalam matriknya, tetapi tertumpuk pada batas butir.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ucok Afriansyah R
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan berdasarkan pemikiran untuk meningkatkan kemampuan industri kecii dalam bidang industri pengecoran logam. Adapun produk cor yang dipilih untuk diteiiti adalah baiing-baling aluminium yang telah marnpu dibuat oleh pengrajin industri kecil. Namun demikian masih periu dilakukan beberapa proses yang dapat meningkatkan kualitas produk cor aluminium hasil pengeboran dari industri kecil, sehingga dapat bersaing di pasaran. Langkah-langkah penelitian yang dilakukan dimulai dengan mendesain serta membuat pola dari kayu, dilanjutkan dengan pemilihan dan pembuatan cetakan, peleburan scrap aluminium yang ada di industri kecil, penuangan hasil peieburan ke dalam cetakan dengan perlakuan yang berbeda, pengujian produk cor baik sifat mekanis maupun sifat-sifat metalurgis lainnya. Penelitian yang dilakukan mendapatkan hasil antara Iain pengeooran dengan menggunakan cetakan resin mendapatkan hasil berupa sifat mekanis yang lebih baik dari pengecoran yang menggunakan oetakan pasir biasa. Selain itu pengecoran dengan penambahan fluks dan degasser iuga memberikan hasil yang lebih baik.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41226
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Churiyanto
Abstrak :
Cetakan pasir basah merupakan salah satu metode cetakan yang masih banyak digunakan di industri pengecoran di Indonesia. Pasir cetak yang biasa digunakan untuk membuat cetakan basah (Green Sand Moulding) ini adalah jenis pasir silika. Alasan utama pasir jenis ini banyak digunakan disebabkan karena memiliki kandungan SFO; yang besar (>95%) dan mengandung sedikit pengolor. Pasir gunung merupakan jenis pasir alam lainnya dan mempunyai bagian utama StO2 lebih kecil. Serta memiliki kandungan kotoran seperti mika dan sfeldspar jenis pasir ini dapat dipakai untuk cetakan bila mempunyai kadar lempung yang sesuai dan memillki sifat adhesi yang mencukupi. Demikian pula pasir gunung memiliki beberapa keungggulan dibanding dengan pasir silika yang antara lain adalah mual panas yang lebih rendah harga lebih murah dan mudah didapat Alas dasar kenyataan ini maka perlu diteliti sejauh mana pasir gunung dapar dipakai sebagai cetakan pasir basah. Penelitian dilakukan terhadap bahan pasir gunung dan pasir silika pada range GFN yang sama (yaitu antara 60-70) dan dicampur dengan variasi penambahan kadar besaran sebesar 4%, 6% 8% 10%, 12% pada kadar air tetap serta penambahan kadar air sebesar 2% 3% 4% 5% 6% pada kadar benioni tetap Kemudian dilihat pengaruhnya terhadap kekuatan tekan kekuatan tarik kekuatan geser permeabilitas diperbandingkan dengan pasir silika.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41246
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Raditya Prayutama
Abstrak :
Pengaruh jenis cetakan terhadap paduan Al-5Zn-0,5Cu-0,3Y diteliti dengan pengamatan Optical Microscope (OM), Optical Emission Spectroscopy (OES), Pengujian Laju Korosi dan Pengujian Efisiensi Anoda Korban. Jenis cetakan yang sudah diteliti adalah cetakan logam, cetakan grafit dan cetakan pasir. Pengamatan OM dilakukan untuk mengetahui dari segi porositas dan nilai dari Secondary Dendrite Arm Spacing (SDAS). OES dilakukan untuk mengetahui komposisi kimia dari anoda korban. Uji laju korosi dilakukan untuk mengetahui laju korosi dari sampel anoda korban setiap cetakan dan uji efisiensi dilakukan untuk mengetahui efisiensi kerja anoda korban. Didapatkan efisiensi dari anoda korban Al-5Zn-0,5Cu-0,3Y dengan cetakan logam, grafit dan pasir berturut turut adalah 58,5%; 67,5% dan 52,3%. Jenis cetakan membuat ukuran dendrit yang berbeda dari setiap cetakan. Banyaknya dendrit mempengaruhi batas butir dari setiap sampel. Batas butir yang sedikit akan memperbesar laju korosi dengan membuat paduan lebih anodik. Hal tersebut menunjukkan bahwa jenis cetakan akan mempengaruhi dari nilai efisiensi anoda korban. ...... The effect of the type of mold on the Al-5Zn-0,5Cu-0.3Y alloy was investigated by observing Optical Microscope (OM), Optical Emission Spectroscopy (OES), Corrosion Rate Testing and Sacrificial Anode Efficiency Test. The types of molds that have been studied are metal molds, graphite molds and sand molds. OM observations were made to determine the porosity and value of Secondary Dendrite Arm Spacing (SDAS). OES was carried out to determine the chemical composition of the sacrificial anode. The corrosion rate test was carried out to determine the corrosion rate of the sacrificial anode sample for each mold and an efficiency test was carried out to determine the work efficiency of the sacrificial anode. The efficiency of the sacrificial anode Al-5Zn-0.5Cu-0.3Y with metal, graphite and sand molds was 58.5%; 67.5% and 52.3%. This type of mold will create a different size of dendrites from each mold. The number of dendrites can affect the grain boundaries of each sample. Number of grain boundaries can affect the corrosion rate by making the alloy more anodic. This shows that the type of mold will affect the efficiency of the sacrificial anode.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soejono Tjitro
Abstrak :
Arah pembekuan yang tidak mengarah ke arah riser dapat menyebabkan cacat penyusutan (shrinkage). Cacat ini dapat diprediksi dengan mengamati distribusi temperatur di riser atau produk cor. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan distribusi temperatur dengan bantuan piranti lunak Finite Element Method (ANSYS) dan eksperimen khusus dilakukan untuk memvalidasi hasil simulasi terutama ada tidaknya cacat penyusutan (shrinkage). Simulasi dilakukan pada pengecoran cetakan pasir dengan bahan aluminium murni. Penelitian ini menggunakan metoda enthalpi untuk mendapatkan distribusi temperatur. Sifat logam cair yang dipakai dalam simulasi adalah enthalpy H(T) dan konduktivitas thermal k(T). Pengecoran cetakan pasir untuk eksperimen menggunakan bahan aluminium murni dan aluminium eutektik. Hasil cor aluminium eutektik dipakai sebagai data pendukung untuk mendukung terhadap hasil cor aluminium mumi. Hipotesis hasil simulasi terhadap cacat penyusutan (shrinkage) sesuai dengan hasil yang dicapai melalui eksperimen.
The directional solidification which is not toward to riser causes the shrinkage defect. This defect can be predicted by investigating the temperature distribution in riser or castings. The goal of this research is to examine the temperature distribution using Finite Element Software (ANSYS) and then an ad hoc experiment has been performed to verify the result of the simulation, especially the existences of shrinkage. The simulation is carried out by sand casting process using pure aluminum. This research uses enthalpy method to examine the distribution of temperature. The properties of melted metal that being used for the simulation are enthalpy H (T) and thermal conductivity k (T). For experiment, the sand casting process uses pure aluminum and eutectic aluminum. The eutectic aluminum castings are used to support the pure aluminum castings. The result of the simulation hypothesis against shrinkage defect is appropriate with the experiment result.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T9463
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzan
Abstrak :
ABSTRAK
Proses pengecoran logam merupakan proses yang rentan terjadinya cacat serta membutuhkan waktu dan biaya yang besar dalam merancang disain yang baik karena harus melalui proses trial dan error. Skripsi ini berisi tentang penilitian dan perhitungan terhadap transfer panas dan koefisien transfer panas yang terjadi selama pengecoran aluminium murni 99.5%. Pengecoran dilakukan dengan cetakan pasir dengan bahan green sand dan pengukuran perpindahan panas yang terjadi selama pengecoran dilakukan dengan termokopel tipe K serta menggunakan data logger sebagai pencatat data perubahan temperatur yang dideteksi oleh termokopel. Disain yang digunakan dalam penilitian ini berupa silinder dengan tiga ketebalan berbeda. Berdasarkan hasil analisa data, disain berbentuk silinder cocok dan tepat digunakan untuk pengkuran transfer panas selama pengecoran dengan memberikan fleksibilitas penempatan termokopel yang bagus. pada proses transfer panas ketika pengecoran, uap dari impurity serta kelembaban pasir dapat sebagai penghalang dalam transfer panas. Pada bagian antarmuka antara logam dan pasir cetak terdapat gap udara yang menyebabkan harga koefisien transfer panas pada antarmuka tersebut susah untuk ditentukan. Dengan menggunakan perhitungan dengan titik acuan posisi yang paling dekat dengan bagian antarmuka tadi, nilai keofisien transfer panas dapat ditentukan. Dengan ditentukannnya nilai koefisien transfer panas tersebut dapat dilakukan penyempurnaan dalam database software z-cast sehingga untuk melakukan pengecoran bisa disimulasikan lewat computer tanpa ada proses trial dan error yang memakan waktu dan biaya.
ABSTRACT
Metal casting process is a process of defect prone and requires substantial time and cost in designing a good design because of trial and error method. This thesis contains research and the calculation of the heat transfer coefficient and heat transfer occurring during 99.5% pure aluminum casting. Casting is done by sand casting molds with green sand materials and the measurement of heat transfer that occurs during casting is done by using the K type thermocouple data logger as well as data recording temperature changes which detected by thermocouple. Design used in this research in the form of cylindrical design with three different thicknesses. Based on the data analysis, design with cylinder shape used for heat transfer during casting of taking the measurements with thermocouple placement gives good flexibility. In the heat transfer process when casting, impurity and moisture vapor from the sand act as a thermal barrier to heat transfer. At the interface between the metal and the molding sand there is an air gap that causes heat transfer coefficient at the interface difficult to determine. By using a calculation with a reference point position closest to the near interface, heat transfer coefficient value can be determined. By determining the heat transfer coefficient, the improvement of casting process using software database can be obtained so casting process can be performed by computer without any trial and error process that takes time and costs.
2013
S64617
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Al Fauzan Jannatunnaim Yasfi
Abstrak :
Penerapan Zirkonium Silikat (ZrSiO2) sebagai bahan utama refractory coating dapat meningkatkan kehalusan permukaan pengecoran dan mengatasi die soldering. Harganya yang mahal menyebabkan dibutuhkannya alternatif bahan untuk mengurangi biaya produksi. Alumina (Al2O3) dapat dianggap sebagai alternatif bahan karena temperatur leleh tinggi dan bebas kandungan besi. Penelitian ini bertujuan mengetahui variasi konsentrasi, distribusi partikel alumina sebagai substitusi parsial filler utama pada lapisan pengecoran, dan perlakuan pengeringan sampel coating yang tepat. Variasi konsentrasi yang digunakan pada alumina adalah 16%, 18 %, dan 20%. Distribusi partikel yang digunakan adalah bahan filler yang tidak dilakuan milling dan yang telah dilakuan milling .Untuk optimalisasi sampel coating juga dikeringkan pada temperatur kamar dan 100oC. Karakterisasi yang digunakan adalah Particle Size Analyzer (PSA), nilai viskositas, Differential Thermal Analysis (DTA) untuk menguji ketahan panas coating, dan pemindai permukaan dengan Scanning Electron Microscope (SEM). Konsentrasi alumina 16% menghasilkan nilai viskositas yang lebih tinggi yang memudahkan pendepositan coating, distribusi partikel alumina yang lebih lebar menghasilkan keberagaman ukuran partikel yang menunjang kualitas pelapis pengecoran karena saling kuncian antar butir dan lewatnya gas keluar coran logam, dan pengeringan sampel coating pada temperatur 100oC menghasilkan kerapatan morfologi. Hasil penambahan alumina dinilai sebanding dengan pelapis cetakan pengecoran berbahan utama zirkon silikat.
The application of Zirconium Silicate (ZrSiO2) as refractory coating material can improve smoothness of casting surface and overcome die soldering. The cost is quite expensive causing the need for alternative materials to reduce production costs. Alumina (Al2O3) can be considered as an alternative material because of its high melting temperature and free of iron content. This study aims to determine proper concentration variation, distribution of alumina particles as a partial substitution of the main fillers in the casting layer, and drying treatment of coating samples. The variation in concentration used in alumina is 16%, 18%, and 20%. Particle distribution used is filler material that is not treated with milling and which has been treated with milling. To optimize this research, coating samples are also dried at room temperature and 100oC. The characterization used was Particle Size Analyzer (PSA), viscosity value, and Differential Thermal Analysis (DTA) to test the heat resistance of the coating. The surface is scanned by Scanning Electron Microscope (SEM). The 16% alumina concentration results in a higher viscosity value which facilitates better coating depositition, a wider distribution of alumina particles resulting in a variety of particle sizes that support the quality of the casting coating due to grain interlocking and passing gases out of metal castings, and drying coating samples at temperatures 100oC produces morphological densities. The result of adding alumina is considered comparable to the refractory coating made from zircon silicate.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>