Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Ainun Sumantri
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan dari film pendek HANA yang diadaptasi dari cerpen “Hana” karya Akutagawa Ryunosuke dan mengaitkannya dengan kondisi sosial budaya masyarakat Jepang pada saat film pendek HANA diproduksi. Penelitian ini akan menggunakan teori adaptasi dari Linda Hutcheon (2006) dan konsep Beauty Myth dari Naomi Wolf dengan metode analisis teks dari sudut pandang feminisme. Dari hasil analisis tersebut, ditemukan bahwa sekalipun tokoh utama dalam cerpen Hana dan film HANA sama-sama tidak puas dengan bagian tertentu dari tubuhnya, tetapi ada dua perbedaan yang mencolok, yaitu deskripsi tokoh protagonis dan masalah yang menimpanya. Dalam cerpen Hana, protagonis adalah pendeta laki-laki dengan permasalahan hidung panjang, sedangkan dalam film pendek HANA, protagonis adalah gadis SMA dengan permasalahan payudara kecil. Ditemukan juga adanya suatu standar kecantikan ideal yang mengikat tubuh perempuan di Jepang, khususnya payudara, sehingga perempuan tidak memiliki kuasa akan tubuhnya sendiri. Jika dikaitkan dengan berbagai permasalahan mengenai payudara kecil yang terjadi di Jepang, film ini dapat dimaknai sebagai refleksi terhadap standar kecantikan berdasarkan norma patriarki yang masih membebani perempuan di Jepang. Kata kunci: Cerita pendek; Hana; Payudara kecil; Kecantikan ideal; Adaptasi; Feminisme ......This study aims to find differences from the short film HANA which was adapted from the short story “The Nose” by Akutagawa Ryunosuke by linking it to the Japanese socio-culture condition when this short film was produced. This study will use adaptation theory from Linda Hutcheon (2006) and the Beauty Myth concept from Naomi Wolf with textual analysis method from feminism perspective. From the results of the analysis, there were similarity between the protagonists, both of them were dissatisfied with certain parts of their bodies, but there were also two major differences, the description of protagonists and the problems they have. In The Nose, the protagonist is a male monk with a long nose as his problem, meanwhile in short film HANA, the protagonist is a high school girl with small breasts as her problem. There’s also an ideal beauty standard that binds the females’ bodies in Japan, especially breasts, which make females don’t have power over their own bodies. Linked to various problems regarding small breasts that occur in Japan, this film can be interpreted as a reflection of beauty standard based on patriarchal norms which still burdening females in Japan. Keywords: Short story; The nose; Small breasts; Beauty ideal; Adaptation; Feminism
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmawati Martini
Abstrak :
Majas personifikasi merupakan bentuk kiasan yang memasangkan sifat-sifat manusia pada benda mati. Penerjemahan majas personifikasi kerap kali menimbulkan banyak permasalahan. Berdasarkan sumber data dari cerpen-cerpen karya Akutagawa Ryunosuke yang berjudul Kappa, Kumo no Ito, dan Imogayu yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Dr. Bambang Wibawarta dengan judul Kappa, Benang Laba-laba, dan Bubur Ubi ditemukan bahwa majas personifikasi Jepang dapat diterjemahkan ke dalam bentuk figuratif yang tidak hanya berbentuk personifikasi saja, namun ditemukan juga bentuk hiperbola dan simile. Selain itu majas personifikasi juga dapat diterjemahkan ke dalam bentuk nonfiguratif. Berdasarkan bentuknya, dari 15 data yang terkumpul dapat diuraikan menjadi penerjemahan majas personifikasi BSu menjadi majas personifikasi BSa yang berjumlah 9 data, penerjemahan majas personifikasi BSu menjadi majas hiperbola BSa yang berjumlah 1 data, penerjemahan majas personifikasi BSu menjadi majas simile BSa yang berjumlah 2 data, dan penerjemahan majas personifikasi BSu menjadi bentuk nonfiguratif BSa yang berjumlah 3 data. Mengacu pada angka-angka tersebut ternyata sebagian besar majas personifikasi Jepang diterjemahkan menjadi majas personifikasi juga. Berdasarkan kesepadanan makna, dari semua data yang terkumpul menunjukkan bahwa penerjemahan majas personifikasi ini semuanya sepadan maknanya. Untuk mencapai kesepadanan makna tersebut dilakukan beberapa prosedur penerjemahan, yakni modulasi, transposisi, pergeseran dalam tataran sintaksis dan pergeseran dalam tataran semantik.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S13777
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmatika Dian Amalia
Abstrak :
Rahmatika Dian Amalia. Abstrak sbb. Skripsi ini membahas perubahan perilaku Satsuki, tokoh utama dalam cerpen Tairando karya Murakami Haruki. Penelitian ini menggunakan pendekatan psikologi sastra, dengan menerapkan teori psikologi Burrhuss Frederic Skinner tentang perilaku manusia, untuk melihat perubahan perilaku Satsuki. Perilaku Satsuki dipengaruhi oleh kedua orangtuanya, khususnya ayahnya. Sedangkan perilaku Satsuki ketika dewasa dipengaruhi oleh mantan suaminya. Pertemuan Sansuki dengan pemandu wisata sekaligus supir di Thailand telah mengubah perilaku Satsuki dewasa. Teori Skinner telah membuktikan bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh stimulus-stimulus yang diberikan lingkungan yang terdiri dari penguatan positif dan penguatan negatif. ......The focus of this study is behavior changing of Satsuki, the protagonist in Murakami_s short story, Tairando. This study is using psychological approach, especially theories of behavior by Burrhus Frederic Skinner. When she was a child, Satsuki's behavior is affected by his father and when she became an adult, her behavior is affected by her husband. Skinner's theories have proved that someone behavior is affected by stimuli that environment gives her. That stimuli is divided by positive and negative reinforcement
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S13784
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library