Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ahmad Nuhdi Rifky
"Penelitian ini merupakan upaya dalam melihat memori kolektif yang terdapat pada Gereja Protestan Indonesia Barat Tugu dan Makam Tugu di Cilincing, DKI Jakarta. Pada gereja dan makam ini terdapat ragam arsitektural yang melatarbelakangi pendirian gereja dan makam ini serta menyimpan memori yang sebagian besar diingat juga dilupakan oleh jemaat keturunan portugis di Tugu. Memori kolektif ini diwujudkan dalam bentuk sebuah mimbar gereja beserta nisan khas umat kristiani. Metode penelitian yang digunakan adalah sumber data yang berupa informasi serta observasi langsung juga studi literatur. Hasil bukti dari data tersebut dianalisis menjadi interpretasi yang menjadi kajian kali ini. Hasil penelitian menunjukkkan bahwasanya pada Gereja Protestan Indonesia Barat Tugu dan Makam Tugu terdapat memori kolektif dari jemaat keturunan portugis di Tugu yang layak diingat dan dikenang serta perwujudan memori kolektif tersebut melalui sebuah representasi sehingga terjadi keterkaitan satu sama lain.

This research is an attempt to look at the collective memory contained in the Gereja Protestan Indonesia Barat Tugu and Makam Tugu in Cilincing, DKI Jakarta. In this church and cemetery, there are various architectural backgrounds behind the construction of this church and tomb as well as storing memories that are mostly remembered and forgotten by the congregation of Portuguese descent in Tugu. This collective memory is manifested in the form of a church pulpit along with a tombstone with a Christian name. The research method used is a data source in the form of information and direct observation as well as literature studies. The results of the evidence from the data were analyzed to become the interpretation that became the study this time. The results of the study show that in the Gereja Protestan Indonesia Barat Tugu and Makam Tugu, there is a collective memory of the congregation of Portuguese descent in Tugu which is now remembered and remembered and the embodiment of this collective memory through a representation so that there is a connection with one another."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Faisal Chair
"Artikel ini membahas penelitian tentang penguburan komunitas Yahudi berdasarkan studi pendahuluan dari aspek semiotika. Di Banda Aceh dan Georgetown Penang, terdapat pemakaman Komunitas Yahudi dari Era Kolonial Belanda dan Inggris pada abad ke-19 hingga awal abad ke-20. Pemakaman Yahudi ini memiliki kuburan dan batu nisan yang mencakup identitas Yahudi dengan penggunaan simbol, nama keluarga, dan bahasa Ibrani. Metode penelitian yang digunakan adalah pengumpulan data dengan melakukan observasi lapangan dan studi literatur, kemudian pengolahan data dilakukan dengan menggambarkan data penelitian dan menterjemahkan teks tertulis pada nisan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik kuburan dan nisan Yahudi yang ditemukan di Pemakaman Yahudi di Kerkhof Peutjoet Banda Aceh dan PJC Penang. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dan studi pendahuluan semiotik Ferdinand de Saussure dalam interpretasi. Hasil penelitian pada Pemakaman Yahudi menunjukkan: (1)Pemakaman menjunjung tinggi aturan Halakhah sebagai pemakaman komunitas, (2)ciri-ciri yang menandai identitas jenazah yang dimakamkan berupa persatuan marga, daerah asal, kekerabatan, hubungan suami-istri, serta strata sosial, dan (3) simbol yang menunjukkan identitas Yudaisme kuat pada makam Rabbi atau keluarga Rabbi

This paper discusses research on community burials based on Jewish preliminary studies from the semiotic aspect. In Banda Aceh and Georgetown Penang, there are funerals of the Jewish Community from the Dutch and British Colonial Era in the 19th century to the beginning of the 20th century AD. This Jewish cemetery has graves and gravestones which include Jewish identity with the use of symbols, family names, and Hebrew. The research method used is data collection by conducting field observations and literature studies, then data processing is carried out by describing the research data and translating the written text on the gravestone. This study aims to determine the characteristics of Jewish graves and gravestone found in Jewish cemeteries at Kerkhof Peutjoet Banda Aceh and PJC Penang. This research uses descriptive analysis method and semiotic preliminary study by Ferdinand de Saussure in interpretation. The results of the Jewish research show: (1) Graves uphold the rules of Halakhah as a community burial. (2) The characteristics that mark the identity of the buried body, both in the form of ethnic unity, area of origin, kinship, spouses, and social ways. And (3) symbol denoting Judaism's identity as a Jewish Rabbi or family of Rabbis"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Amanda Amilia Atmaheni
"Penelitian ini menyelidiki ketersediaan masa depan pemakaman Jakarta dalam memenuhi kebutuhan pemakaman penduduknya dan mengeksplorasi potensi optimalisasi ruang terbuka hijau aktif (taman dan hutan kota) untuk digunakan sebagai pemakaman. Selain itu, penelitian ini mengkaji sikap masyarakat terhadap rencana optimalisasi tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif. Kondisi terkini pemakaman Jakarta dinilai melalui proyeksi kematian dan ketersediaan pemakaman. Potensi optimalisasi ruang terbuka hijau aktif dianalisis menggunakan analisis kesesuaian lahan. Sikap masyarakat diukur melalui kuesioner online, mengumpulkan tanggapan dari 223 partisipan mengenai pengalaman, persepsi, dan preferensi mereka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemakaman di Jakarta hanya dapat menampung pemakaman hingga tahun 2038 sebelum terjadi defisit, dengan asumsi kota ini tetap konsisten dengan rencana yang ada. Optimalisasi ruang terbuka hijau aktif dapat menciptakan sekitar 178.406 petak pemakaman tambahan, yang berpotensi menunda defisit hingga tahun 2042. Pendapat publik mengenai optimalisasi ini terbagi, dengan 58% setuju dan 42% tidak setuju. Meskipun masyarakat mengakui pentingnya pemakaman, banyak yang masih memiliki persepsi negatif karena legenda urban yang diperkuat oleh penggambaran media dalam film horor dan acara uji nyali. Temuan ini menekankan perlunya pendidikan publik yang komprehensif dan dialog untuk mengatasi kekhawatiran dan membangun konsensus mengenai solusi pengelolaan pemakaman yang berkelanjutan.

This study investigates the future availability of cemeteries in Jakarta to meet the burial needs of its population and explores the potential of optimizing active green spaces (parks and urban forests) for cemetery use. Additionally, it examines public attitudes towards this optimization proposal. The study employs both quantitative and qualitative methods. The current state of Jakarta's cemeteries is assessed through mortality projections and cemetery availability analysis. The potential for optimizing active green spaces is analyzed using land suitability analysis. Public attitudes are measured through an online questionnaire, collecting responses from 223 participants (N: 223) regarding their experiences, perceptions, and preferences. The findings indicate that Jakarta's cemeteries can only accommodate burials until 2038 before a deficit occurs, assuming the city remains consistent with current plans. Optimizing active green spaces could create around 178,0406 additional burial plots, potentially delaying the deficit until 2042. Public opinion on this optimization is divided, with 58% in favor and 42% opposed. While the public acknowledges the importance of cemeteries, many still hold negative perceptions due to urban legends reinforced by media portrayals in horror films and paranormal shows. These findings highlight the need for comprehensive public education and dialogue to address concerns and build consensus towards sustainable cemetery management solutions in Jakarta."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwika Muzakky Anan Taturia
"Seperti toponim lainnya, nama kuburan (nekronim) sebagai bagian dari unsur rupabumi bernama tentu perlu dihimpun dan dikaji eksistensinya. Karena, kuburan merupakan salah satu jenis ruang sakral yang syarat akan makna filosofis dan historis. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi mengapa ada kuburan di tepi pantai Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah melalui pintu masuk toponimi. Eksistensi kuburan tepi pantai dirasa unik walau jarang ditemukan, tetapi masih difungsikan. Mengingat tradisi dan filosofi letak kuburan di Indonesia pada umumnya berada di tempat yang tinggi. Sampel purposif data berupa tiga belas nekronim tepi pantai dikumpulkan dari hasil wawancara menggunakan Metode Cakap Semuka dan bantuan Teknik Rekam dan Catat. Dengan memanfaatkan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif, ketiga belas data dianalisis menggunakan Teori Makna Praanggapan Nyström (2016). Ada delapan kategori yang mempengaruhi penamaan kuburan tepi pantai. Adapun kategori mitos merupakan kategori yang mendominasi. Dominasi ini merupakan cara masyarakat melestarikan dan mengabadikan tradisi lisan turun temurun sebagai asal-usul penamaan tempat. Ada 4 model pembentukan nekronim tepi pantai, yaitu bentuk dasar, prefiksasi, frasa, dan abreviasi. Asosiasi positif dominan pada asal-usul penamaan nekronim, sedangkan asosiasi negatif dominan pada hilangnya benda-benda di sekitar kuburan. Di samping itu, emosi positif didominasi hilangnya rasa takut, sedangkan emosi negatif didominasi rasa kecewa. Melalui hasil identifikasi makna asosiatif dan emotif dapat digali pemaknaan kuburan tepi pantai, yaitu: (1) mengikuti sistem penguburan purbakala yang bertujuan untuk pengawetan tulang, dan (2) mengikuti letak makam para walisongo sebagai bukti jejak penyebaran agama islam di pesisir utara Jawa Tengah.

Like other toponyms, cemeteries names (necronyms) as part of named toponyms certainly need to be collected and studied. It is because the cemetery is a type of sacred space that contains philosophical and historical meaning. This study aims to explore why there are seaside cemeteries in Kragan District, Rembang Regency, Central Java through toponymy. The existence of seaside cemeteries is considered unique, even though they are rarely found, they are still used. Given the tradition and philosophy of the location of graves in Indonesia, in general, they are in a high place. Purposive sample data in the form of thirteen seaside necronyms were collected from interviews using the Cakap Semuka Method and the assistance of Record and Record Techniques. By utilizing a qualitative approach and descriptive method, the thirteen data were analyzed using Nystr�m's Theory of Presuppositional Meaning (2016). There are eight categories that influence the naming of seaside graves. The myth category is the dominating category. This dominance is a way for the community to preserve and perpetuate oral traditions passed down from generation to generation as the origins of naming places. There are 4 models of forming seaside necronyms, namely basic forms, prefixations, phrases, and abbreviations. Positive associations are dominated by the origins of naming necronyms, while negative associations are dominated by the loss of objects around the cemetery. In addition, positive emotions are dominated by the loss of fear, while negative emotions are dominated by disappointment. Through the identification of associative and emotive meanings, the meaning of seaside cemetery can be explored, namely: (1) following an ancient burial system that aims to preserve bones, and (2) following the location of Walisongo graves as evidence of traces of the spread of Islam on the north coast of Central Java."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Egy Indra Pangestu
"Ruang pemakaman yang dimaknai sebagai ruang peristirahatan terakhir bagi manusia yang telah meninggal kini mengalami produksi pemaknaan lain akibat dari adanya fenomena kontestasi praktik spasial yang terjadi di dalamnya. Tempat pemakaman Umum Prumpung menjadi ruang pemakaman yang menyajikan kondisi pertarungan praktik spasial antara mereka yang telah “tiada” dengan praktik keseharian masyarakat kampung kota yang berada di sekitar TPU Prumpung sehingga menarik untuk dikaji dengan pendekatan produksi sosial ruang. Kontestasi praktik spasial pada TPU Prumpung memperlihatkan aktor kontestasi yang dipicu oleh “kehadiran orang lain” serta berbagai upaya pengalihan spasial properties sebagai taktik yang dilakukan dalam memproduksi ruang publik sehari-hari atau everyday public space milik mereka. Dengan “hidup” nya everyday public space di dalam ruang milik mereka yang telah “tiada” menjadi fenomena yang akan diamati melalui metode etnografi spasial serta pemetaan aktivitas, ruang dan waktu untuk menelusuri bentuk taktik kontestasi praktik spasial yang membawa narasi baru ke dalam TPU Prumpung.

The cemetery space, which is interpreted as the final resting space for deceased humans, is now experiencing the production of other meanings as a result of the phenomenon of contestation of spatial practices that occurs within it. The Prumpung Cemetery is a burial space that presents conditions of spatial practice contestation between those who have “passed away” and the everyday practice of Urban Kampung community around the Prumpung Cemetery, making it interesting to study using a social production of space approach. The contestation of spatial practices at TPU Prumpung shows contestation actors triggered by the "the presence of others " as well as various treatments of spatial properties as tactics carried out in producing their everyday public space. With the "life" of everyday public space in the space of those who "dead" becomes a phenomenon that will be observed through spatial ethnography methods and mapping of activity, space and time to trace the forms of contestation tactics for spatial practices that bring new narratives into Prumpung TPU."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Priharyaningsih
"Kebutuhan akan Taman Pemakaman Umum semakin lama semakin meningkat. Seiring dengan kebutuhan masyarakat perkotaan akan ruang terbuka hijau, maka kawasan hijau pemakaman dirasakan perlu dikaji ulang fungsinya sehingga dapat memiliki nilai fungsional yang tinggi selain sebagai tempat menguburkan jenazah namun juga dapat menjadi tempat rekreatif yang nyaman dan aman. Mengembangkan kawasan hijau pemakaman untuk mengurangi keterbatasan lahan sekaligus menciptakan pemakaman sebagai bagian dari taman kota. Hal inilah mendasari peneliti untuk mengkaji dan mengevaluasi penerapan pengembangan kawasan hijau pemakaman di DKI Jakarta sehingga berfungsi secara ekologis, ekonomi dan sosial.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui distribusi dan kondisi pemakaman di Jakarta selatan, serta untuk mengetahui fungsi ekologis dan sosial dari kawasan hijau pemakaman. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan metode pengambilan sampel pohon dengan petak tunggal, kuesioner dan analisis deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan distribusi 18 TPU yang ada di Jakarta Selatan menunjukan 27,78 sesuai nilai ideal berdasarkan konsepsi dasar, 16,67 memiliki nilai mendekati ideal berdasarkan konsepsi dasar, 55,55 memiliki nilai agak kurang tepat dengan konsepsi dasar yang dipersyaratkan. Kemampuan pohon yang ada di taman pemakaman umum dapat memberikan fungsi sebagai penyerap karbon, penyerap air dan sebagai sumber habitat burung dan satwa. Fungsi sosial taman pemakaman umum dapat dijadikan tempat rekreatif seperti bersantai, berolahraga dan kegiatan perekonomian yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar TPU.

The need for Parks Cemetery progressively increasing. Along with the needs of urban green public open spaces, the cemetery parks perceived need to be readjusted its functions so that it can have a high functional value other than as a place to bury the body but can also be a recreational place that is comfortable and safe. Developing cemetery parks to reduce the limitations of land while creating a cemetery as part of the city park. This is the underlying researchers to examine and evaluate the application development Cemetery parks in Jakarta so that can be function as ecologically, economically and socially.
The purpose of this study was to determine the distributuion and condition of cemetery in South Jakarta. And to analys it s functional as social and ecological of Cemetery as green area. The method in this research using a single plot methode to get the sampling trees, questionnaires and descriptive analysis.
The results show that 27,78 cemetery in South Jakarta have approached the funeral ideal follow the value on the basic conception, 16,67 have a nearly ideal value based on the basic conception, 55,55 had low value to the basic conception of the required. The ability of the existing trees in public cemeteries can provide a function as a carbon sink, absorbing water and as a source of bird and wildlife habitat. The social function of public cemeteries can be used as a place of recreation such as recreation, sports and economic activities that can improve the welfare of the surrounding community.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Allifna Lie Ulin Nuha
"ABSTRAK
Masjid memiliki arti penting dalam kebudayaan dan peradaban Islam di Indonesia. Masjid Mantingan Jepara merupakan salah satu masjid yang dibangun pada akhir abad XV pada masa kesultanan Demak. Masjid ini memiliki keterkaitan dengan perkembangan kebudayaan Jawa, yang pada masanya dibangun saat masyarakat Jawa masih dominan menganut agama Hindu. Sehingga ketika Islam masuk ke Pulau Jawa, beberapa adaptasi dan perubahan terjadi pada penerapan budaya Jawa dan tercermin dalam arsitektur masjid dan makam. Masjid Mantingan dibangun dengan dilengkapi Kompleks Makam Mantingan dan mengadopsi bentuk, orientasi kosmologi, dan arsitektur Jawa. Tujuan penulisan naskah ini adalah untuk menganalisis elemen-elemen arsitektur Kompleks Masjid dan Makam Mantingan dan memahami hubungan arsitektur Kompleks Masjid dan Makam Mantingan dengan arsitektur budaya Jawa menurut sistem kosmologi dan kepercayaan Jawa. Naskah ini menemukan bahwa adanya kosmologi pada tiap-tiap elemen arsitektur masjid maupun makam saling membentuk sumbu yang menggambarkan aplikasi dari konsep dualitas pada kosmologi secara utuh, sehingga memberikan gambaran adanya suatu proses menerus dalam arsitektur Kompleks Masjid dan Makam Mantingan, Jepara.

ABSTRACT
Mosque plays a significant role in Islamic culture and civilization in Indonesia, on the Island of Java. The Mantingan Mosque in Jepara, Central Java, is one of the early mosques build at the end of the fifteenth century during the Demak sultanate. This mosque has a close relationship with the development of Islam in Java because during the mosque was built when Javanese people were still dominated with Hinduism. Hence, when Islam come to Java, some adaptation and changes happened to the application of Javanese culture for built environment, and those adaptations were reflected in the architecture of the mosque and the cemetery complex in Mantingan. The mosque was built next to the cemetery complex of Mantingan and adopted forms, cosmological orientation and architecture of Javanese people. The purpose of this thesis is to analyze architectural elements of Mantingan Mosque and Cemetery Complex in order to understand the connection of the architecture of Mantingan Mosque and Cemetery Complex with Javanese cosmology. The finding iof this thesis is that Javanese cosmology plays an important role in the formation of the mosque and cemetery complex through the creation of an axis. Moreover, the axis also relates to the duality concept in Javanese cosmology that shows balance and unity including in the architecture and the development of Mantingan Mosque and Cemetery Complex. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Natasha Puteri Arnesto
"Penelitian ini mengevaluasi pengelolaan Tempat Pemakaman Umum (TPU) di Kabupaten Bandung menggunakan kerangka teori produksi ruang sosial dari Henri Lefebvre. Studi kasus TPU Daraulin dan TPU Haminteu dianalisis untuk mengidentifikasi bagaimana representasi ruang, ruang representasi, dan praktik ruang mempengaruhi pengelolaan TPU di kawasan perkotaan. Penelitian ini menggabungkan pendekatan kuantitatif, dengan metode analisis spasial untuk mengevaluasi kebutuhan lahan pemakaman, analisis regresi untuk memahami preferensi masyarakat, serta kajian literatur terkait standar penataan pemakaman. Hasil penelitian menunjukkan baProgram Studi Kajian Pengembangan Perkotaan, Sekolah Kajian Stratejik dan Global, Universitas Indonesia hwa pengelolaan TPU di kawasan perkotaan Kabupaten Bandung dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk dinamika sosial, ketersediaan lahan, serta peningkatan populasi. Pengelolaan TPU perlu memperhatikan aspek ruang, sosial, budaya, dan ekologis dalam menghadapi tantangan urbanisasi yang pesat. Penggunaan pendekatan pada penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi kebijakan untuk pengelolaan TPU yang lebih adaptif dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat perkotaan di Kabupaten Bandung. Rekomendasi tersebut mencakup perencanaan tata ruang yang lebih komprehensif dan pengembangan strategi pengelolaan yang mampu mengakomodasi tuntutan lahan pemakaman di masa depan.

This study evaluates the management of public cemeteries (TPU) in Bandung Regency using Henri Lefebvre's social production of space theory. The case studies of TPU Daraulin and TPU Haminteu were analyzed to identify how spatial representation, representational space, and spatial practice influence the management of cemeteries in urban areas. The research employs a quantitative approach, utilizing spatial analysis to assess cemetery land needs, regression analysis to understand public preferences, and a literature review on cemetery planning standards. The findings reveal that cemetery management in urban areas of Bandung Regency is shaped by various factors, including social dynamics, land availability, and population growth. TPU management must consider spatial, social, cultural, and ecological aspects to address the challenges posed by rapid urbanization. Based on these findings, the study offers policy recommendations for a more adaptive and responsive management strategy for urban cemeteries supporting community needs in Bandung Regency. These recommendations include comprehensive spatial planning and the development of management strategies that can accommodate future burial land demands."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library