Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 24 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Astria Deviyani Zakaria
Abstrak :
ABSTRAK

Turbinaria decurrens Bory merupakan salah satu rumput laut coklat yang tumbuh di perairan Indonesia yang telah diuji memiliki aktivitas sitotoksik terhadap sel Hela dan T47D. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan kandungan fukosantin dan potensi aktivitas sitotoksik dan selektifitas dari ekstrak dan fraksi T. decurrens pada sel line kanker kolon HCT-116 dan sel normal liver Chang, serta kandungan fukosantin dan fukosantinol dalam plasma darah hewan uji yang diinduksi azoksimetan (AOM) dan dekstran sodium sulfat (DSS). Pengujian sitotoksik ekstrak etanol, fraksi n-heksan, etil asetat dan etanol T. decurrens menggunakan metode pengujian Cell Counting Kit-8 (CCK-8). Kandungan fukosantin pada ekstrak, fraksi T. decurrens dan plasma darah dianalisis menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) fase terbalik dan Liquid Chromatography - Mass Spectrometric (LC-MS). Ekstrak dan fraksi T. decurrens mengandung fukosantin dengan kandungan tertinggi terdapat pada fraksi etil asetat. Pengujian CCK-8 menunjukkan bahwa ekstrak dan etil asetat selektif terhadap penghambatan pertumbuhan sel HCT-116 dan tidak menghambat sel Chang. Pada plasma darah hewan uji yang diinduksi AOM-DSS, kadar fukosantin lebih rendah dibandingkan kelompok hewan normal. Fukosantin diabsorbsi dan dimetabolisme menjadi fukosantinol. Spektrum plasma darah hewan uji pada pengujian menggunakan LC-MS menunjukkan adanya senyawa fukosantinol. Dari hasil penelitian, Turbinaria decurrens Bory merupakan agen yang potensial untuk antikanker kolon.


ABSTRACT

Turbinaria deccurrens Bory is one of many species of brown seaweed that grow in Indonesian marine that has been studied has cytotoxic activity on Hela and T47D cell line.  The aim of this study is for determine fucoxantin content, the potential of cytotoxic activity and selectivity of extract and fraction T. decurrens on colon cancer HCT-116 cell line and normal liver Chang cell line, examine the absorption of fucoxanthin and fucoxanthinol in blood plasma on animal induced by azoximethan (AOM) and dextran sodium sulphate (DSS). Cytotoxic assay of ethanolic extract, n-hexane, ethyl acetate and ethanolic fractions against HCT-116 using Cell Counting Kit-8 (CCK-8) assay.  Fucoxantin content in extract, fraction and blood plasma were analyzed using Reversed-Phase High Performance Liquid Chromatography (RP-HPLC) and Liquid Chromatography - Mass Spectrometric (LC-MS) analysis. Extract and fraction of T. decurrens contain fucoxanthin with the higest content was in ethyl acetate fraction. CCK-8 assay showed that extract and ethyl acetate fraction has selectivity in inhibition the growth of HCT-116 but didn't inhibit Chang cell line. In blood plasma of animal induced by AOM-DSS, fucoxanthin level was lower than normal group. Fucoxanthin was absorbed and metabolized to fucoxanthinol. Spektrum of blood plasma animal tested, showed fucoxanthinol fragmen by LC-MS testing. Turbinaria decurrens can be potential for anticolon cancer agent.

Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
T51888
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Turnip, Oktaviani Naulita
Abstrak :
ABSTRAK Virus Dengue (DENV) dan virus Chikungunya (CHIKV) merupakan arbovirus yang menyebabkan infeksi di negara tropis dan subtropis. Penularan kedua virus ini diperantarai oleh vektor yang sama yaitu nyamuk Aedes aegypti. Baik infeksi DENV maupun CHIKV, akan memunculkan respon imun spesifik yang disebabkan oleh sekresi sitokin, kemokin, dan faktor pertumbuhan sebagai mediator inflamasi. Respon imun ini menimbulkan gejala klinis yang mirip hingga sulit dibedakan antara infeksi kedua virus ini. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis profil ekspresi sitokin antara infeksi DENV dan CHIKV dengan sistem galur sel A549 dan HepG2. Untuk mencapai tujuan tersebut, metode yang dilakukan yaitu dengan metode Fluorescence-Activated Cell Sorting (FACS) untuk menentukan tingkat infeksi tertinggi pada masing-masing galur sel dan Enzyme Linked Immunosorbent (ELISA) untuk analisis sitokin/kemokin. Hasil FACS menunjukkan tropisme DENV terhadap galur sel A549 dan CHIKV terhadap galur sel HepG2. Dari keempat sitokin dan kemokin yang diuji yakni IL-8, IL-4, IL-13, dan MCP-3, hasil signifikan ditunjukkan ekspresi IL-8 dan MCP-3. Profil ekspresi kemokin IL-8 lebih tinggi pada galur sel A549 dibandingkan HepG2 sedangkan profil ekspresi kemokin MCP-3 lebih tinggi pada galur sel HepG2 dibandingkan A549. Perbandingan profil ekspresi keduanya, lebih tinggi pada galur sel yang terinfeksi DENV (DENV-4) dibandingkan CHIKV. Penelitian ini membuktikan adanya perbedaan ekspresi sitokin/ kemokin pada galur sel A549 dan HepG2 terhadap infeksi DENV dan CHIKV.
ABSTRACT Dengue Virus (DENV) and Chikungunya virus (CHIKV) are arboviruses infect human living in tropical and subtropical countries. These two viruses are transmitted by the same vector, Aedes aegypti mosquito. DENV and CHIKV infection induce unique immune response characterized by the secretion of cytokines, chemokines, and growth factors as inflammatory mediators. This immune response produces similar clinical symptoms, therefore it is difficult to distinguish between DENV and CHIKV infection. This study was aimed to compare the expression profiles of cytokine/chemokine expression in A549 and HepG2 cell lines infected with DENV and CHIKV. The study used Fluorescence Activated Cell Sorter (FACS) method to determine the infection rate in cell line and Enzyme Linked Immunosorbent (ELISA) for cytokine/chemokine analyses. The FACS results showed the tropism DENV in A549 cells and CHIKV in HepG2 cells. Among four cytokines and chemokines examined, i.e. IL-8, IL-4, IL-13, and MCP-3, significant different in expression was observed for IL-8 and MCP-3. The IL-8 expression was higher in A549 than HepG2 cells, whereas the profile of MCP-3 expression was higher in HepG2 than that in A549 cells. The IL-8 and MCP-3 expression was higher in cell lines infected with DENV (DENV-4) than CHIKV. This study demonstrated the differences of cytokine/chemokine expression in A549 and HepG2 cell lines infected with DENV and CHIKV.
2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pruput Dwi Mutiari Soekarno
Abstrak :
Defek pada daerah kraniofasial memiliki struktur 3 dimensi yang rumit, sehingga memiliki tingkat kesulitan tersendiri saat dilakukan restorasi. Bone graft tetap menjadi pilihan utama pada rekonstruksi defek tulang segmental. Beberapa metode rekonstruksi defek tulang adalah dengan penggunaan bone graftberupa autograft, allograft, dan bone graft sintetik. Bone graft sintetik merupakan bahan yang paling mudah didapatkan, namun memiliki keterbatasan sifat osteogenik. Seperti beta tricalcium phospate yang terlalu cepat diresorbsi. Fibronectin merupakan komponen matriks ekstraselular yang diharapkan dapat meningkatkan aktivitas sel osteoblast sehingga meningkatkan potensi osteogenik pada bone graft sintetik. Metode: kultur sel osteoblas manusia (MG63) dalam jumlah yang cukup, dibagi dalam beberapa kelompok kelompok: kelompok 1 dipajankan dengan beta tricalcium phosphate dan kelompok lainnya dipajankan dengan beta tricalcium phospate dan fibronectin dengan konsentrasi yang berbeda . Pada hari ke-2, 6, 8 setelah pemajanan dilakukan pemeriksaan kadar osteokalsin terhadap kelompok-kelompok tersebut. Hasil yang didapat menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan pada ekspresi osteokalsin pada kedua kelompok. Kesimpulan: Peran Fibronectin untuk mempercepat dan meningkatkan konsentrasi osteoklasin pada sel osteoblast tidak terlalu signifikan. Fibronectin dapat digunakan sebagai scaffold dalam rekayasa jaringan. Kata kunci: bone graft, Beta tricalcium phosphate, fibronectin, sel osteoblast, osteokalsin.
Craniofacial defect comprises of complex 3D structure, therefore have high level of difficulty to restore. In segmental bone defect, bone graft remain a gold standard. Several methods of in bone defect reconstruction are using autograft, allograft, and synthetic bone graft. Synthetic bone graft have high availability but less of osteogenic potency. Beta Tricalcium phospate have good structure but the resorbtion time is fast. Fibronectin is an extracelullar matrix component that can increase osteoblast cell activity and osteogenic potency in synthetic bone graft. Method: human osteoblast cell line (MG63) divided into several groups, one group was given Beta tricalcium phospate and other groups was given beta tricalcium phospate and fibronectin with different concentration. On day 2, 6, 8 concentration of osteocalcin wasmeasured. The result shows no significant different in osteocalcin expression in those groups. Fibronectin role in increasing and accelerating osteocalcin concentration are not too significant. Fibronectin can be used as a scaffold in bone regeneration.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahmi Radityamurti
Abstrak :
Latar Belakang: Vitamin D telah terbukti memiliki sifat anti kanker sebagai antioksidan, anti-proliferasi, dan diferensiasi sel. Khasiat vitamin D sebagai agen antikanker memicu peneliti untuk mencari tahu apakah vitamin D bermanfaat sebagai radiosensitizer. Berbagai penelitian telah dilakukan pada cell line dalam berbagai jenis kanker, tetapi manfaat vitamin D sebagai radiosensitizer masih kontroversial. Tujuan: Manfaat vitamin D sebagai radiosensitizer masih kontroversial karena beberapa hasil studi yang tidak jelas. Ulasan ini bertujuan untuk menyelidiki pemanfaatan Vitamin D3 (Kalsitriol) sebagai radiosensitizer di berbagai lini sel melalui tinjauan literatur. Bahan/Metode: Pencarian sistematis dari pangkalan data literatur medis yang tersedia dilakukan pada studi in vitro dengan Vitamin D sebagai radiosensitizer di semua jenis cell line. Sebanyak 11 studi in vitro dievaluasi. Hasil: Sembilan studi dalam ulasan ini menunjukkan efek yang signifikan dari Vitamin D sebagai agen radiosensitizer dengan meningkatkan autofagi sitotoksik, meningkatkan apoptosis, menghambat kesintasan sel dan gen pemicu proliferasi sel dengan menghambat ReIB, dan menginduksi senesens. Dua penelitian lainnya menunjukkan tidak ada efek yang signifikan dalam mekanisme radiosensitisasi vitamin D karena kurangnya bukti dalam lingkungan in vitro. Kesimpulan: Vitamin D memiliki sifat antikanker dan dapat digunakan sebagai radiosensitizer dengan berbagai mekanisme di berbagai cell line. Penelitian lebih lanjut terutama dalam pengaturan in vivo perlu dievaluasi. ......Background: Vitamin D has been shown to have anti-cancer properties as antioxidants, anti-proliferative, and cell differentiation. The property of vitamin D as an anticancer agent triggers researchers to find out whether vitamin D is useful as a radiosensitizer. Multiple studies have been carried out on cell lines in various types of cancer, but the benefits of vitamin D as a radiosensitizer are still become controversial. Purpose: The benefits of vitamin D as a radiosensitizer are still controversial due to some incoherent study results. This review aim to investigate the utilization of Vitamin D3 (Calcitriol) as radiosensitizer in various cell line through review of literature. Materials/Methods: A systematic search of available medical literature databases was performed on in vitro studies with Vitamin D as radiosensitizer in all types of cell line. A total of 11 in vitro studies were evaluated. Results: Nine studies in this review showed significant effect of Vitamin D as radiosensitizer agent by promoting cytotoxic autofagi, increasing apoptosis, inhibition of cell survival and proliferation promoting gene in ReIB inhibition, and inducing senescenes. The two remaining studies showed no significant effect in radiosensitizing mechanism of Vitamin D due to lack of evidence in vitro settings. Conclusion: Vitamin D have anticancer property and can be used as radiosensitizer by imploring various mechanism pathways in various cell line. Further research especially in vivo setting need to be evaluated.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susanto
Abstrak :
Iradiasi gamma banyak digunakan oleh beberapa industri obat herbal sebagai metode pengawetan yang efisien dalam mengurangi kontaminasi mikroorganisme. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh iradiasi gamma (0; 5; 7.5; and 10 kGy) pada ekstrak etanol H. sabdariffa (EEHS) terhadap uji total mikroorganisme, total kandungan fenol dan flavonoid, aktivitas antioksidan, TLC profiling, total kuersetin dan bobot molekul, aktivitas penghambatan terhadap enzim α-glukosidase dan in-vitro analisis terhadap galur sel kanker manusia (A-549,HUT-78, dan MCF-7). Iradiasi dosis 5 kGy menunjukkan bahwa tidak adanya kapang yang tumbuh dan terjadi penurunan jumlah total bakteri, lebih lanjut iradiasi pada dosis 10 kGy tidak terjadi pertumbuhan bakteri. Analisis total fenol, dan flavonoid, serta aktivitas antioksidan menunjukkan adanya penurunan sebesar 5-11% setelah diiradiasi pada dosis 5 kGy. Analisis profil TLC dan HPLC menunjukkan bahwa salah satu senyawa dalam EEHS adalah kuersetin yang ditunjukan dengan adanya [M+H]+ pada m/z 303,04 dari hasil analisis LC-Ms/Ms. EEHS juga memiliki penghambatan terhadap aktivitas enzim α-glukosidase dengan nilai penghambatan 4,75-7,55%. Uji aktivitas anti kanker terhadap galur sel kanker manusia menunjukkan bahwa EEHS memiliki kemampuan menginhibisi sel kanker sangat kuat dengan nilai IC50 < 20 µg/mL. Lebih lanjut, khasiat anti kanker paling kuat terhadap HUT-78, dengan nilai IC50 10,51 µg/mL, diikuti terhadap MCF-7 (IC50 13,39 µg/mL), dan  A-549 (IC50 14,19 µg/mL). Diketahui pula bahwa iradiasi dosis 5-10 kGy mampu menurunkan aktivitas anti kanker, namun penurunan tersebut tidak menghilangkan aktivitasnya yang ditandai nilai IC50 < 20 µg/mL. Berdasarkan data yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa iradiasi gamma dapat digunakan sebagai pengawetan pada ekstrak etanol H. sabdariffa Linn. ......Gamma irradiation is widely used by many herbal medicine industries as an efficient preservative method in reducing microorganism contamination. The purpose of this study was to evaluate the effect of gamma irradiation (0; 5; 7.5; and 10 kGy) on the ethanol extract of H. sabdariffa (EEHS) toward the total microorganism test, total phenol and flavonoid contents, antioxidant activity, TLC profile, total quercetin and its molecular weight, inhibitory activity against α-glucosidase enzyme , as well as in-vitro bioassay against human cancer cell lines (A-549, HUT-78, and MCF-7). Irradiation at a dose of 5 kGy showed that no mold grew and there was a decrease in the total number of bacteria, moreover at a dose of 10 kGy there was no bacterial growth. Analysis of total phenols and flavonoids, as well as antioxidant activitiy showed a decrease of 5-11% after irradiation at a dose of 5 kGy. TLC and HPLC profile analysis showed that one of the compounds in the H. sabdariffa extract was quercetin which was indicated by the presence of [M+H]+ at m/z = 303.04 from the LC-MS/MS analysis. EEHS also had inhibitoty  activity against α-glucosidase enzyme with the inhibition value of 4.75-7.55%. Bioassay anticancer against human cancer cell lines showed that EEHS had a very strong ability to inhibit cancer cells with the IC50 value < 21 µg/mL. Furthermore, the anti-cancer properties were strongest against HUT-78 with the IC50 value of 10.51 µg/mL, followed by MCF-7 (IC50 13.39 µg/mL), and A-549 (IC50 14.19 µg/mL). It is also known that irradiation doses of 5-10 kGy could reduce anti-cancer activity, however the decrease did not eliminate its activity which was the IC50 values still lower than 20 µg/mL. Based on the data obtained, it can be concluded that gamma irradiation can be used as a preservative method for ethanol extract of H. sabdariffa Linn.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Medwin Setia
Abstrak :
Kanker mulut berada diurutan 32 dunia penyebab kematian yang paling sering terjadi. Pada beberapa penelitian, kitosan berefek pada beberapa jenis sel baik menaikkan maupun menurunkan viabilitas sel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek kitosan terhadap galur sel kanker skuamosa mulut (HSC-4) dan sel epitel dental (HAT-7) in vitro dan dipajan kitosan pada konsentrasi 0,0005%; 0,0025%; 0,005%; 0,25%; 0,5%. Kemudian hasilnya diukur dengan 3-(4,5- dimethylthiazol-2-yl)-2,5-diphenyltetrazolium bromide assay atau MTT assay. Viabilitas pada kedua jenis sel lebih tinggi pada konsentrasi 0,0005%; 0,0025%; 0,005%, sedangkan pada konsentrasi 0,25% dan 0,5% lebih rendah dibandingkan kontrol. Kitosan memiliki efek pada kedua jenis sel bergantung pada konsentrasinya.
Oral cancer ranked 32th as most causes of death in the world. From past research, chitosan has inhibit proliferation effect. The present study examined the effect of chitosan to oral cancer squamous carcinoma cell line (HSC-4) and dental epithelial cell line (HAT-7) in vitro. Both cells were exposed by chitosan with concentration 0,0005%; 0,0025%; 0,005%; 0,25%; and 0,5%. Then, the result was measured by 3-(4,5-dimethylthiazol-2-yl)-2,5-diphenyltetrazolium bromide assay or MTT assay. Both cells has higher viability at 0,000%; 0,0025%; and 0,005%, whereas lower viability showed at 0,25% and 0,5%. Chitosan has effect on both cells depends on concentration.
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Multiple myeloma shows resistance to chemotheraphy after being treated for some time and one of the causes is overexpression of bcl-2. ....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Cytotoxicity tests on ethanol extract of aglalia elliptica blume leaves and its fractions on cervical cencer cell line (HeLa) were carried out. Dried powder of Aglaia elliptica leaves was extracted using ethanol and then fractionated by n-hrxane, ethyl acetate and buthanol extraxt solvents. The cytotoxicity tets using MTT method (prolipheration inhibition tests on HeLa cell lines were conducted for ethanol extract, n-hexana ethyl acetate and buthanol fractions. The results showed that the ethanol extraxt of aglaia elliptica and its fractions have inhibition effect againts HeLa Cell line with IC50 of 282.44 ppm,177.64 ppm, 16.03 ppm,211.77 ppm, 181.33 ppm. 181.33 for ethanol extracts ,n-hexane(Heal extract , ethyl acceate, buthanol,and water fractions respecively.
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Qolby Sabrina
Abstrak :
Electro Capacitive Cancer Therapy (ECCT) telah dikembangkan untuk terapi kanker payudara dengan medan elektrostatik dari gelombang sinyal yang berasal dari elektroda kapasitif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perubahan nilai beda potensial dan output gelombang sinyal yang dihsilkan ECCT terhadap pertumbuhan sel kanker dan cidera sel yang menyebabkan kematian sel. Dilakukan eksperimen in vitro menggunakan cell line MCF-7 (kanker payudara manusia) selama 24, 48 dan 72 jam perlakuan. Kemudian dilakukan perhitungan jumlah sel dengan hemocytometer dan pengukuran kapasitansi sel sebelum dan sesudah diberikan perlakuan. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa ECCT standar sinyal kotak 18 Volt dan ECCT non standar sinyal kotak 31.2 Volt dapat menghambat pertumbuhan sel dan hasil morfologi sel tampak cidera yang mengindikasi adanya kematian, sedangkan ECCT standar sinyal sinusoidal 18 Volt mampu menginduksi pertumbuhan sel sehingga jumlahnya semakin banyak jika dilihat dari koefisien pertumbuhan yang tinggi. Pengukuran nilai kapasitansi sel menunjukkan korelasi antara banyaknya jumlah sel dengan besarnya nilai kapasitansi yang terukur. Peningkatan nilai kapasitansi dapat menunjukkan penambahan aktifitas kelistrikan sel dan tingkat keganasan dari sel kanker. ...... Electro Capacitive Cancer Therapy (ECCT) has been developed for breast cancer therapy that generated electrostatic field from electrical wave in capacitive electrode. The purpose of this research is to find out the effect of potential difference and signal wave output ECCT to cancer cell growth and cell injury that leads to lethal cell. In this study, in vitro experiment use MCF-7 cell line (human breast cancer) during 24, 48 and 72 hours treatment and than measured the number of cell with hemocytometer and value of capacitance after and before treatment. The results showed that potential ECCT square signal wave standard 18 Volt and square signal non-standard 31.2 Volt can inhibit cancer cell growth and cell morphology results seem to indicate the existence of injury deaths. While, from growth coefficient, ECCT sinusoidal signal wave standard 18 Volt can increase of cancer cell growth. Measurement of cell capacitance values showed correlation between the number of cells with the value of the measured capacitance. Increase of capacitance indicate of high activity of cancer cell and showed the malignancy of cancer cell levels.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T41568
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Maesunah Gilang Maya
Abstrak :
Kanker ovarium merupakan tumor ganas dan mematikan yang mengancam wanita dengan morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Terapi kanker ovarium saat ini belum optimal. Platform in vitro untuk uji coba obat anti-kanker ovarium diperlukan. Perancah kanker ovarium merupakan wadah atau alat yang menyediakan lingkungan mikro kanker ovarium untuk pengujian obat anti kanker. Pembuatan perancah dilakukan dengan kombinasi siklus freeze-thawing (-800C dan 370C), larutan NaOH 0,4 N dan orbital shaker. Kelompok penelitian terdiri dari set 1, set 2 dan set 3. Kelompok kontrol yang digunakan merupakan jaringan primer ovarium pasien kanker ovarium non- deselularisasi. Set 1 pembuatan perancah dengan 1x siklus freeze-thawing, set 2 dengan 2x siklus, dan set 3 dengan 3x siklus. Pengulangan tiga kali dilakukan pada masing- masing kelompok. Kelompok perancah dengan 3x siklus freeze-thawing memiliki konsentrasi DNA terendah, struktur matriks ekstraseluler yang utuh dengan sedikit kerusakan, topografi tanpa sel dan komponen matriks ektraseluler (kolagen, biglikan dan fibronektin) dipertahankan dengan baik dengan adanya penurunan yang tidak berbeda signifikan terhadap kontrol. Selain itu, perancah kanker ovarium yang dihasilkan memiliki toksisitas rendah terhadap SKOV-3. Teknik deselularisasi dengan tiga kali siklus freeze-thawing (-800C dan 370C), penggunaan NaOH 0,4 N dan orbital shaker merupakan metode deselularisasi efisien untuk pembuatan perancah kanker ovarium. ......Ovarian cancer is malignant and deadliest tumour that threatens women with high morbidity and mortality. Ovarian cancer therapy is currently not optimal. Platform in vitro for anti- ovarian cancer drugs testing is required. Ovarian cancer scaffold is a platform or tool that provides microenvironment of ovarian cancer for anti-cancer drugs testing. The manufacture of scaffold was carried out by combination of freeze- thawing cycles (-800C dan 370C), NaOH 0.4 N and orbital shaker. The research group consisted of set 1, set 2 and set 3. Control group used was ovarian primary tissue of ovarian cancer patients non- decellularized. Set 1 manufactured with 1x freeze-thawing cycle, set 2 with 2x cycles, and set 3 with 3x cycles. Three repetitions were performed on each group. Scaffold group with 3x freeze-thawing cycles has lowest DNA concentration, an intact extracellular matrix structure with little damage, topography of cells absence and extracellular matrix components (collagen, biglycan and fibronectin) are well preserved with significantly no different of decrease compare to control. In addition, the scaffold has low toxicity to SKOV-3. Decellularization technique with 3x freeze-thawing cycles (-800C dan 370C), NaOH 0.4 N and orbital shaker is an efficient decellularization method for the manufacture scaffold of ovarian cancer.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>