Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andi Diyanti Yaumil Sulfa
Abstrak :
Tesis ini disusun dengan metode evidence-based case report (EBCR) yang merupakan metode pelaporan sebuah masalah klinis dengan pendekatan berbasis bukti. Pasien laki-laki, 39 tahun, dengan cedera medulla spinalis paraplegia kronis pengguna kursi roda manual datang dengan keluhan nyeri pada kedua bahu VAS 4. Keluhan nyeri dirasakan dalam 4 bulan terakhir dan dirasakan terutama saat transfer dan mengayuh kursi roda. Pertanyaan klinis dari kasus ini yaitu apakah pemberian latihan penguatan otot-otot ekstremitas atas dapat mengurangi nyeri bahu dan meningkatkan kemampuan fungsional individu cedera medula spinalis paraplegia pengguna kursi roda manual dan wheeling mandiri dengan nyeri bahu. Pencarian literatur dilakukan pada pusat data Cochrane, Pubmed, Scopus, Science Direct, dan Sage Journals. Dari seleksi judul dan abstrak berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi dan pembacaan jurnal secara menyeluruh diperoleh tiga artikel yang sesuai dengan pertanyaan klinis. Dilakukan analisis ketiga artikel tersebut dengan menilai kualitasnya berdasarkan validitas, kepentingan dan aplikabilitasnya. Hasil analisis menunjukkan bahwa latihan penguatan otot-otot bahu dengan intensitas sedang pada pasien cedera medulla spinalis paraplegia pengguna kursi roda manual selama 8 hingga 12 minggu berujung pada perbaikan bermakna nyeri bahu kronis yang dinilai dengan Visual Analog Pain Scale (VAS) dan Wheelchair User’s Shoulder Pain Index (WUSPI). Hasil analisis subgrup juga menunjukkan perbaikan bermakna kemampuan fungsional sendi bahu yang dinilai dengan Physical Examination of the Shoulder Scale (PESS), the 36-item Short Form Health Survey (SF-36), the subjective quality of life scale (SQoL), dan Patient Global Impression of Change Scale. Kesimpulan penelitian ini adalah latihan penguatan ekstremitas atas pada pasien cedera medula spinalis paraplegia yang menggunakan kursi roda manual dengan nyeri bahu memiliki manfaat positif dalam penurunan nyeri bahu dan perbaikan kemampuan fungsional sendi bahu dalam aktivitas sehari-hari. ......This was an evidence-based case report (EBCR) designed to figure out the effects of upper extremities strengthening exercise towards shoulder pain experienced by spinal cord injury paraplegic patients who were manual wheelchair users. EBCR referred to a clinical case report with evidence-based approach method. A 39 year old paraplegic male patient came to the outpatient clinic with complaints of bilateral shoulder pain, VAS 4, in the past 4 months, especially felt during transfer and wheeling propulsion. This raised a clinical question whether upper extremities strengthening exercise would be able to reduce pain and improve shoulder function in paraplegic patients who were manual wheelchair users. Literature search in accordance with the clinical question was conducted on Cochrane, Pubmed, Scopus, Science Direct, and Sage Journals databases. Selection of titles and abstracts based on inclusion and exclusion criteria, multiple screening and thorough reading of the journal articles resulted in three suitable articles. Analysis was carried out on these articles by assessing their quality based on their validity, importance and applicability. The result of our analysis showed that shoulder strengthening exercises in moderate intensity performed in duration of 8 to 12 weeks demonstrated significant improvement in pain reduction assessed with Visual Analog Pain Scale (VAS), and Wheelchair User’s Shoulder Pain Index (WUSPI). Subgroup analysis showed significant improvement in shoulder function with improvement in Physical Examination of the Shoulder Scale (PESS), the 36- item Short Form Health Survey (SF-36), the subjective quality of life scale (SQoL), and Patient Global Impression of Change Scale. In summary, shoulder strengthening exercises have been demonstrated to improve shoulder pain dan function significantly in spinal cord injury paraplegic patients who used manual wheelchair for mobility on daily basis.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Pangemanan, Alice
Abstrak :
ABSTRAK
Kondisi hilangnya beberapa fungsi tubuh mulai dari titik cedera yang dialami, khususnya fungsi kandung kemih, dialami oleh individu dengan cedera medula spinalis. Hal ini menimbulkan berbagai respon emosional, psikologis, dan fisik. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang mendalam tentang pengalaman berduka klien dengan cedera medula spinalis yang menjalani longterm intermittent self-catheterisation dan bagaimana pasien memaknai pengalaman tersebut. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Enam orang yang telah menjalani intermittent self-catheterisation selama 5 – 8 tahun ditentukan dengan teknik purposive sampling. Data diperoleh melalui wawancara mendalam menggunakan alat perekam digital, disertai dengan catatan lapangan, dan berdasarkan panduan wawancara. Analisis data dilakukan dengan metode Colaizzi. Delapan (8) tema diperoleh melalui penelitian ini, yaitu keputusan menggunakan kateter intermiten, respon emosional, ketidaknyamanan psikologis, modifikasi cara berkemih terkait toilet dan fasilitas yang tersedia, ketidaknyamanan fisik, sumber dukungan, makna kateter intermiten, dan makna keterbatasan. Pengalaman berduka yang dapat diidentifikasi dari para partisipan yang telah menjalani intermittent selfcatheterisation selama 5 – 8 tahun relatif sedikit karena waktu tersebut sudah cukup digunakan untuk beradaptasi dengan kondisinya. Hal ini juga didukung dengan tersedianya alat bantu buang air kecil, seperti indwelling catheter dan diaper saat dirawat yang menjadikan gangguan berkemih sebagai masalah yang dapat diantisipasi dibandingkan masalah lain yang timbul akibat cedera tulang belakang, misalnya hilangnya fungsi motorik dan sensorik pada ekstremitas bawah. Selain itu, dukungan keluarga, sesama paraplegi, dan tenaga kesehatan dirasakan sangat penting dalam membantu klien beradaptasi dengan kondisinya.
ABSTRACT
People with spinal cord injury experienced a loss of some body functions under the location of the injury, including the functions of the bladder. This situation leads to some emotional, psychological, and physical responses. The study aimed to identify the grieving experience and the meaning of the experience of spinal cord injury individual on intermittent self-catheterisation. This phenomenological qualitative method involved an in-depth voice-recorded interview with six individuals that have been on intermittent self-catheterisation for 5 to 8 years and were determined by purposive sampling. The non-verbal responses were observed and written in a field note. Collaizi’s method was used in data analysis. Eight themes were identified: decision in using intermittent catheter, emotional response, psychological discomfort, modification in voiding related to inaccessible bathroom, physical discomfort, support source, meaning of intermittent self-catheter, and meaning of disability. There are only few grieving experiences that can be identified from the study participants that have been on intermittent self-catheterisation for 5 to 8 years because those length of times are sufficient for them to be adapted with the condition after the injury. The availability of voiding aids, such as indwelling catheter and diaper while hospitalized turned the problem in voiding as an anticipated problem compared to another problems that existed after the spinal cord injury, such as the loss of motor and sensory function on the lower extremities. Moreover, the support from family, friends, and health care providers helps the client in adapting with the condition after the injury.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T43337
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umi Asyiyah
Abstrak :
Dampak dari Cedera medula spinalis (CMS) adalah perubahan fungsi saluran kemih bagian bawah. Untuk mengatasi masalah tersebut klien CMS mendapatkan penatalaksanaan kandung kemih dengan metoda intermittent self catheterization (ISC). Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran 'pengalaman klien CMS yang menjalani ISC dalam konteks asuhan keperawatan di RSUP Fatmawati'. Metoda penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Data didapat dengan rekaman wawancara mendalam menggunakan MP4 terhadap 6 partisipan, dengan karakteristik 5 partisipan laki-laki dan 1partisipan perempuan. Rentang usia 33 sampai dengan 51 tahun. Menderita CMS thorakal 12-Lumbal 1, ASIA Impaiment Scale (AIS) A 5 orang dan AIS B 1 orang. Lama waktu penggunaan ISC antara setengah tahun hingga 5 tahun. Hasil wawancara dianalisis menggunakan metoda Colaizzi. Dari studi ini dihasilkan 8 tema, yaitu perubahan sistem tubuh, komplikasi penyakit, gangguan konsep diri, proses belajar ISC, berbeda dengan orang sehat, mampu beradaptasi dengan perubahan, sistem pendukung dan harapan klien CMS. Berdasarkan penelitian ini disimpulkan bahwa klien yang mengalami CMS dengan gangguan berkemih mengalami proses belajar ISC yang sama, mampu melakukan tindakan sesuai ketentuan dan dapat memodifikasi pola kehidupan, serta dapat beradaptasi dengan kondisi yang dihadapi. Penelitian dapat dilanjutkan dengan metode Grounded Theory. ......The consequences of a Spinal cord injury (SCI) are alterations in lower urinary tract function. Therefore, client with SCI need to use bladder management methode of intermittent self catheterization (ISC). The purpose of the study was to explore the experiences of the clients with SCI using ISC on nursing care contex at Fatmawati Hospital Jakarta. A qualitative approach was used based on phenomenology. Indepth MP4 interview were conducter to six partisipans, they were 5 males and 1 female, partisipans ages ranged between 33 -51 years. The segmental level of SCI is Thoracic 12 to Lumbar 1, the ASIA impaiment Scale (AIS) is 5 clients and AIS B one client. Duration of using ISC ranged from 6 month to 5 years, and the frequency is four times per day. The result was analysed with Colaizzi method. The study showed that there were 8 themes. Those were altered of the neurology system, complication, decrease of self esteem, learning process ISC, differ from healthy peoples, self adaption, support system and the last client wishes. The research conclucion is SCI clients with urinary voiding dificulties, they had been same experience about ISC, skills of ISC and they made modification of them self. Recomedation for future research is Grounded Theory as Method.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lucya Putri Juwita
Abstrak :
Gangguan berkemih menyebabkan penurunan kualitas hidup dan mortalitas pasien pasca cedera medula spinalis. Sensasi penuh kandung kemih berperan penting dalam tatalaksana berkemih pasca cedera medula spinalis. Metode clean intermittent catheterization (CIC) berdasarkan sensasi dapat menghindari kateterisasi yang tidak perlu, berkemih terlalu dini atau overdistensi kandung kemih. Urodinamik sebagai baku emas evaluasi sensasi penuh kandung kemih tidak selalu dapat diakses oleh semua pasien dan fasilitas kesehatan. Skor sensori T10-L2 dan S2-S4/5 berdasarkan pemeriksaan International Standards for Neurological Classification of Spinal Cord Injury (ISNCSCI) diperkirakan dapat memprediksi sensasi penuh kandung kemih. Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi hubungan antara skor sensori T10-L2 dan S2-S4/5 terhadap sensasi penuh pada kandung kemih. Penelitian dilaksanakan di RSUP Fatmawati dengan desain kohort retrospektif menggunakan rekam medis, dari April 2020 hingga Februari 2021 dengan total subjek 32 orang, dimana 26 orang tidak memiliki sensasi dan 6 orang memiliki sensasi penuh kandung kemih. Analisis statistik menggunakan rumus perbedaan 2 rerata tidak berpasangan, berbeda signifikan bila p < 0,05. Skor sensori T10-L2 antara kelompok subjek yang tidak memiliki sensasi penuh dengan kelompok subjek yang memiliki sensasi penuh memiliki perbedaan yang signifikan (p=0.008). Skor sensori S2-S4/5 tidak berbeda secara bermakna pada kedua kelompok subjek (P = 0,494). Terdapat hubungan bermakna dimana semakin tinggi skor sensori T10-L2 maka semakin besar kemungkinan pasien pasca cedera medula spinalis merasakan sensasi penuh kandung kemih. Penelitian ini juga mendapatkan nilai skor 30 sebagai titik potong skor sensori T10-L2 dalam memprediksi sensasi penuh kandung kemih. Hasil temuan ini dapat menjadi acuan perencanaan program manajemen berkemih menggunakan CIC berdasarkan sensasi, terutama di fasilitas kesehatan tanpa sarana urodinamik. ...... Bladder dysfunction causes low quality of life and mortality of patients after spinal cord injury. The sensation of bladder fullness is important in bladder management. The sensation-based clean intermittent catheterization (CIC) method can avoid unnecessary catheterization, premature voiding, or bladder overdistention. Urodynamic is the gold standard for bladder fullness evaluation, but it is not always accessible to all patients and health facilities. Sensory scores T10-L2 and S2-S4/5 based on the International Standards for Neurological Classification of Spinal Cord Injury (ISNCSCI) are estimated to predict the sensation of bladder fullness. This study aimed to identify the association between sensory scores T10-L2 and S2-S4/5 with the sensation of bladder fullness. This study was conducted at Fatmawati Hospital with a retrospective cohort design using medical records, from April 2020 to February 2021, the total subjects are 32 people, of which 26 people had no sensation and 6 people had full bladder sensation. Analyzed statistically by the difference of 2 unpaired means (significantly different if p < 0.05). Sensory scores of T10-L2 between the subjects without sensation and the subjects with the sensation of bladder fullness had a significant difference (p=0.008). Sensory scores of S2-S4/5 were not significantly different between the two groups (P = 0.494). There was a significant association which is the higher the sensory scores of T10-L2, the patient is more likely to feel the sensation of a bladder fullness after spinal cord injury. This study also found that 30 was the cut-off point of the total T10-L2 sensory scores for predicting the sensation of bladder fullness. These findings can be used as a reference for planning a bladder management using the sensation-based CIC, especially in health facilities without urodynamic
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library