Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 32 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maha Decha Dwi Putri
Abstrak :
Kecemasan adalah suatu perasaan gelisah atau ketakutan terhadap sesuatu yang dapat dialami oleh semua individu, termasuk diantaranya lanjut usia. Pada lansia, kecemasan dapat disebabkan oleh perubahan kondisi fisik yaitu kondisi geriatrik, perubahan psikologis yaitu perubahan fungsi kognitif, perkembangan temprament individu, dan perubahan lingkungan seperti kemiskinan, seringnya terjadi kekerasan, pola adaptasi yang gagal, serta peristiwa hidup yang negatif. Kecemasan pada lansia dapat menyebabkan munculnya beberapa penyakit, diantaranya penyakit jantung, hipertensi, hingga berujung pada kematian. Fenomena kecemasan ini cukup sering ditemui di usia lanjut. Di Indonesia, fenomena ini sering ditemui di beberapa kota dengan tingkat populasi lansia yang tinggi seperti di Kota Depok. Penelitian ini berusaha menjawab fenomena yang ada dengan memberikan intervensi psikologis kepada lansia yang berdomisi di Depok. Intervensi ini merupakan intervensi kelompok cognitive behavioral therapy (CBT) yang diberikan kepada 5 orang partisipan. Pegukuran dilakukan pada saat pra-intervensi dan pasca-intervensi untuk mengetahui perubahan tingkat kecemasan yang jelas pada masing-masing partisipan. Kelima partisipan yang mengikuti intervensi ini mengalami penurunan tingkat kecemasan yang diukur menggunakan skala PSWQ (Penn State Worry Questionaire) dan STAI (State Trait Anxiety Inventory). Penurunan pada kelima partisipan bervariasi tergantung dari masalah dan ketaatan partisipan saat mengikuti intervensi. Kelima partisipan telah mengikuti teknik-teknik yang sudah diberikan selama proses intervensi seperti mengenali gejala, reaksi tubuh dan dampak cemas, membuat dan mengevaluasi rencana kegiatan, mengenali pikiran negatif, merekonstruksi pikiran negatif, mencari solusi dari masalah, dan berlatih relaksasi. Keberhasilan penelitian tergantung dari motivasi untuk sembuh, kepatuhan dalam mengikuti intervensi dan keinginan untuk melakukan teknik-teknik yang sudah diberikan selama intervensi. ......Anxiety can be defined as a feeling of discouraged or frightened about something, occur in human beings, as well as to the old ages. For older people, anxiety can be caused by the changing of their physical condition e.g. geriatric condition, the changing of psychological condition e.g. the change of cognitive function, individual temperament development, the changing of their surroundings e.g. poverty, violence, the failure of adaptation pattern, and the negative side of life. Anxiety for the old ages may lead to some diseases such as coronary heart disease, high blood pressure which could lead them to death. This anxiety phenomenon often appears in the old ages. In Indonesia, this phenomenon can be found in some cities with high population of the old ages such as in Depok. This research was trying to figure out the answer by giving a psychological intervention for old aged individual living in Depok. The intervention was group cognitive behavioral therapy (CBT) given to 5 participants. The measurement was done at pre intervention and post intervention to find the changing of anxiety level of each participant. All participants who joined this intervention experienced decrease of anxiety level which was measured by PSWQ scale (Penn State Worry Questionnaire) and STAI (State Trait Anxiety Inventory). Various result was found depends on problems and the obediency of the participant during the intervention. The success of this research may be influenced the motivation of healing, obedient, and willingness to do the techniques given by participants.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T31084
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Ardita
Abstrak :
ABSTRAK
school refusal merupakan masalah yang serius, dampak jangka pendek meliputi nilai yang buruk, jangka panjang meliputi kesulitan pekerjaan dan ekonomi, serta kemungkinan risiko mengalami gangguan kejiwaan. Sita anak perempuan usia 10 tahun mengalami school refusal didasari oleh kecemasan sehubungan situasi kelas dan pertemanan.teknik pada cognitive behavior therapy (CBT) fokus pada mengubah disfungsi kognitif menjadi pemikiran yang lebih positif dan rasional.
ABSTRACT
school refusal is a serious problem, short-term impacts include poor value, long-term work and economic difficulties, and the possibility of a risk of psychiatric disorders. Sita's 10-year-old daughter experiences school refusal based on anxiety related to class and friendship situations. Techniques in cognitive behavior therapy (CBT) focus on transforming cognitive dysfunction into more positive and rational thinking.
2010
T38571
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajriyah Nur Afriyanti
Abstrak :
Bencana merupakan suatu peristiwa yang mengancam dan menganggu yang mengakibatkan timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Dampak psikologis berupa ansietas sering dialami khususnya remaja sebagai kelompok yang rentan terhadap perubahan psikologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penurunan ansietas remaja dengan CBT di wilayah banjir. Desain penelitian dengan Quasi experimental with control group dengan teknik random sampling, dengan total sampel sebayak 73 remaja. Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan ansietas remaja yang mendapatkan tindakan keperawatan ners dan CBT serta meningkatnya kemampuan mengatasi anietas (p-value <0.05). Penelitian ini merekomendasikan perlunya mengembangkan program kesehatan jiwa remaja berbasis komunitas.
Disaster is an event that is threatening and disturbing that gives rise to loss of life, environmental damage, loss of property, and psychological impact. The psychological impact in the form of anxiety often experienced by adolescent as a group particularly vulnerable to psychological changes. This study aims to determine the decrease in adolescent anxiety with CBT in flooded region. Quasiexperimental research design with a control group by random sampling technique, with a total sample of 73 adolescents. The results showed a decrease in anxiety adolescents get CBT nursing actions and the nurses and the increased ability to cope with anxiety (p-value <0.05). This study recommends the need adolescent mental health program of community based.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T45575
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widhi Bayu Aji
Abstrak :
Communications-Based Train Control (CBTC) merupakan salah satu jenis persinyalan modern yang berbasis pada komunikasi dua arah menggunakan gelombang radio antara perangkat Wayside dengan perangkat On-Board. Belum banyak sistem perkeretaapian di berbagai negara yang menggunakan sistem persinyalan ini. Salah satunya dikarenakan sistem yang serba otomatis membuat banyak komponen yang perlu dilakukan perawatan agar tidak terjadi Failure. Untuk itu diperlukan sebuah penilaian pada Failure tersebut sehingga dapat diketahui tingkat keparahan. Berfokus pada perangkat On-Board CBTC metode Reliability Centered Maintenance (RCM) digunakan sebagai upaya untuk mengetahui tingkat keparahan pada Failure yang terjadi dan kebutuhan perawatan perangkat On-Board CBTC. Motode FMEA dan FTA juga menjadi bagian dalam metode RCM untuk dapat melakukan penilaian. Diperoleh bahwa Remote Input Output (RIO) menjadi peralatan yang sering mengalami gangguan, dalam keadaan parah menyebabkan Emergency brake dan mengancam keselamatan penumpang. Diketahui bahwa laporan petugas lapangan sering kali kurang jelas dan ada perbedaan arahan dari OC berdampak pada penanganan tidak maksimal. Lebih lanjut sebagai tujuan dari penelitian ini selain pada kebutuhan perawatan perlu dibuat juga pedoman dalam bentuk Standard Operating Procedure (SOP) penanganan Failure ketika terjadi di lapangan saat jam operasional. SOP yang ada akan diturunkan menjadi Instruksi Kerja (IK) untuk dapat menyamakan persepsi pada setiap tim dalam bekerja. ......Communications-based train control (CBTC) is a type of modern signalling based on two-way communication using radio waves between Wayside devices and On-Board devices. There are not many railway systems in various countries that use this signaling system. One of them is because the fully automated system makes many components that need to be maintained so that Failure does not occur. For this reason, an assessment of the Failure is needed so that the severity can be known. Focusing on On-Board CBTC devices, the Reliability Centered Maintenance (RCM) method is used as an effort to determine the severity of Failures that occur and the maintenance needs of CBTC On-Board devices. FMEA and FTA methods are also part of the RCM method for conducting assessments. It was found that Remote Input Output (RIO) became equipment that often experienced interference, in severe circumstances causing Emergency brakes and threatening passenger safety. It is known that field officer reports are often unclear and there are different directions from the OC resulting in not optimal handling. Furthermore, as the purpose of this study, in addition to maintenance needs, it is also necessary to make guidelines in the form of Standard Operating Procedures (SOP) for handling Failure when it occurs in the field during operational hours. The existing SOP will be reduced to Work Instructions (IK) to be able to equalize perceptions in each team at work.
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winaring Suryo Satuti
Abstrak :
Gejala psikosis singkat ramai dibicarakan di dunia medis terkait kemunculannya dengan Covid-19. Di beberapa penelitian terbaru kasus psikotik singkat meningkat pada pasien Covid-19 maupun penyintasnya (Brown et al., 2020; Naomi Zahrani, 2021). Merujuk pada penelitian (Tarrier et al., 2004), disimpulkan bahwa kombinasi dukungan keluarga dan etrapi CBT dapat mengurangi gejala kekambuhan psikotik pada ODS (Orang Dengan Skizofrenia). Lalu, pada penelitian (Kim et al., 2018) yang membuat aplikasi khusus skizofrenia berbasis teori CBT (Cognitive Behavioral Therapy) menunjukkan bahwa ODS puas dengan penggunaan aplikasi tersebut. Di Indonesia, penelitian mengenai pembuatan prototipe aplikasi khusus ODS berbasis CBT yang lengkap belum ada. Maka dari itu, peneliti melanjutkan penelitian Kim menggunakan pendekatan riset DSR (Design Science Research) lalu dievaluasi dengan faktor adopsi secara umum. Penelitian ini menghasilkan prototipe dengan pengguna ada tiga yaitu ODS, caregiver dan psikiater/psikolog. Untuk pengguna ODS dihasilkan 11 fitur. Pada pengguna caregiver dihasilkan 8 fitur. Sedangkan, pada pengguna psikolog/psikiater dihasilkan 7 fitur. Keluaran dari penelitian ini selain menghasilkan prototipe, juga menghasilkan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pengguna untuk menggunakan aplikasi ini. Pada pengguna ODS faktor yang mempengaruhi pengguna yaitu variabel-variabel tersebut adalah perceived ease of use, perceived usefulness, social influence, m-health technology design, data privacy, resistance to change, technology anxiety, portability, trust in mobile health services, self efficacy dan facilitating condition. Ke 11 variabel tersebut mempengaruhi variabel intention to use pada pengguna ODS. Berbeda dengan pengguna ODS, hasil wawancara evaluasi caregiver tidak menghasilkan variabel resistance to change dan facilitating condition, lainnya, variabel yang berpengaruh terhadap intention to use sama dengan variabel yang ada di ODS. Sedangkan variabel yang berpengaruh terhadap intention to use pada psikiater/psikolog adalah semua variabel sama dengan ODS dan caregiver hanya saja pada psikiater/psikolog tidak memiliki variabel portability dan trust in mobile health services. Keluaran berikutnya adalah hasil skor SUS atas evaluasi prototipe yaitu 79 yang mana berdasarkan range skor SUS Bangor dan kawan-kawan (2008) acceptability ratingnya adalah acceptable, kemudian grade scale-nya adalah C dan adjective ratingnya adalah good. Sehingga dapat disimpulkan bahwa prototipe yang dibuat mudah digunakan, dapat diterima dan memuaskan pengguna. ......Symptoms of brief psychosis are being discussed in the medical world related to their emergence with Covid-19. In several recent studies, brief psychotic cases have increased in Covid-19 patients and survivors (Brown et al., 2020; Naomi Zahrani, 2021). Referring to research (Tarrier et al., 2004), it was concluded that the combination of family support and CBT therapy can reduce psychotic relapse symptoms in ODS (People With Schizophrenia). Then, in a study (Kim et al., 2018) that made a special application for schizophrenia based on CBT (Cognitive Behavioral Therapy) theory, it showed that ODS were satisfied with the use of the application. In Indonesia, research on the development of a complete CBT-based ODS application prototype does not yet exist. Therefore, the researcher continued Kim's research using the DSR (Design Science Research) research approach and then evaluated it with general adoption factors. This study produced a prototype with three users, namely ODS, caregiver and psychiatrist/psychologist. For ODS users 11 features are generated. For caregiver users, 8 features are generated. Meanwhile, for psychologist/psychiatrist users, 7 features are generated. The output of this research in addition to producing a prototype, also produces what factors influence users to use this application. For ODS users, the factors that influence users are perceived ease of use, perceived usefulness, social influence, m-health technology design, data privacy, resistance to change, technology anxiety, portability, trust in mobile health services, self efficacy. and facilitating conditions. The 11 variables affect the intention to use variable on ODS users. In contrast to ODS users, the results of caregiver evaluation interviews do not produce resistance to change and facilitating conditions variables, other variables that affect intention to use are the same as those in ODS. While the variables that affect the intention to use in psychiatrists/psychologists are all the same variables as ODS and caregivers, except that psychiatrists/psychologist do not have portability and trust in mobile health services variables. The next output is the result of the SUS score on the evaluation of the prototype, which is 79 which based on the score range of SUS Bangor et al (2008) the acceptability rating is acceptable, then the grade scale is C and the adjective rating is good. So, it can be concluded that the prototype made is easy to use, acceptable and satisfying to users.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lumenta, Deborah Ferdinanda
Abstrak :
Hipertensi merupakan golongan penyakit tidak menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat secara luas khususnya pada beberapa negara berkembang dengan ekonomi menengah kebawah termasuk Indonesia. Dampak psikologis hipertensi yaitu stres, ansietas dan kemarahan, perasaan kurang bertenaga. Beberapa penelitian menunjukan bahwa Cognitive Behaviour Therapy (CBT) efektif untuk klien hipertensi dalam mengontrol tekanan darah sistolik dan diastolik, menurunkan gejala cemas dan depresi, serta meningkatkan kualitas tidur. Hasil dari studi -studi menuliskan pelaksanaan CBT dari segi waktu dan jumlah pertemuan masih beragam Tujuan : penelitian ini bertujuan untuk mengekplorasi kebutuhan terapi psikososial : CBT untuk klien hipertensi. Metode: penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Data dikumpulkan dengan wawancara mendalam, partisipan dalam penelitian ini didapatkan 20 orang. Penelitian ini menggunakan teknik thematic analysis dengan 6 langkah yaitu Familiarising, Genarating Codes, Searching For Themes, Reviewing Themes , Defining and Naming Theme dan Producing The Report. Hasil: Hasil wawancara dan catatan lapangan dari partisipan mengidentifikasi 4 tema yaitu respons emosi terhadap penyakit, respons kognitif dan perilaku terhadap penyakit, strategi teknis CBT dan harapan dan manfaat CBT. Kebutuhan terapi psikososial : CBT untuk pasien Hipertensi lebih tergambar dari tema ketiga yaitu kebutuhan pada startegi teknis CBT. Kebutuhan strategi dan teknis CBT berbeda antara pasien di Puskesmas Semplak dan di Rumah Sakit Marzoeki Mahdi , seperti tempat pertemuan, dan teknis tugas tambahan. Kesimpulan: Kebutuhan klien Hipertensi terhadap startegi teknis pelaksanaan CBT di Puksesmas adalah kunjungan rumah dengan sebulan sekali, kemudian Rumah Sakit Jiwa Marzoeki Mahdi waktu sebulan sekali tetap di Rumah sakit. ......Hypertension is a group of non-communicable diseases that are still a public health problem, especially in several developing countries with lower-middle economies, including Indonesia. The psychological impact of hypertension is stress, anxiety and anger, feeling less energetic. Several studies have shown that Cognitive Behavior Therapy (CBT) is effective for hypertensive clients in controlling systolic and diastolic blood pressure, reducing symptoms of anxiety and depression, and improving sleep quality. The results of studies that describe the implementation of CBT in terms of time and number of meetings are still varied. Objectives: This study aims to explore the need for psychosocial therapy: CBT for hypertensive clients. Methods: this research uses descriptive qualitative method. Data collected by in-depth interviews, participants in this study obtained 20 people. This study uses a thematic analysis technique with 6 steps, namely Familiarising, Generating Codes, Searching For Themes, Reviewing Themes, Defining and Naming Themes and Producing The Report. Results: The results of interviews and field notes from participants identified 4 themes, namely emotional responses to illness, cognitive and behavioral responses to illness, CBT technical strategies and expectations and benefits of CBT. The need for psychosocial therapy: CBT for hypertension patients is illustrated by the third theme, namely the need for CBT technical strategies. The need for CBT strategies and techniques differed between patients at the Semplak Health Center and Marzoeki Mandi Hospital, such as meeting places, and additional technical tasks. Conclusion: Hypertension clients' needs for technical strategies for implementing CBT at Community Health Centers are home visits once a month, then Marzoeki Mahdi Mental Hospital once a month stays in the hospital.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Margaretha T. Kuera
2008
T37627
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Windy Natasya
Abstrak :
Sekitar 490.000 perempuan di seluruh dunia didiagnosa menderita kanker serviks dan rata-rata 240.000 kasus kematian perempuan terjadi akibat kanker serviks dan hampir 80% dari kasus tersebut terjadi di negara-negara berkembang (WHO, 2008). Nyeri merupakan keluhan terbanyak yang dirasakan penderita kanker. Seperti halnya dikatakan oleh Abernethy, Keefe, McCrory, Scipio, (2006), angka kejadian nyeri pada semua pasien kanker sekitar 25% pada kanker yang baru terdiagnosa dan sekitar 60% sampai dengan 90% pada kanker stadium lanjut. Dodd, Miaskowski, dan Paul (2001) mengidentifikasi terjadinya nyeri pada pasien dengan kanker yang mendapatkan kemoterapi. Tujuan :dari penelitian ini mendapatkan gambaran efektifitas Brief CBT terhadap nyeri dengan menggunakan instrumen Numeric Rating Scale (NRS) dan Perceived Meaning Cancer Pain Inventory (PMCPI). Metoda : quasi experimental pre post test with control group, teknik consecutive sampling terhadap 51 sampel : 26 intervensi dan 25 kontrol. Hasil penelitian ditemukan penurunan intensitas nyeri dan PMCPI yang mendapat CBT lebih besar dibanding yang tidak mendapat CBT (p-value < 0,05). Rekomendasi: Brief CBT dijadikan terapi terpadu dalam manajemen nyeri pada pasien kanker serviks. ......Approximately 490,000 women worldwide are diagnosed with cervical cancer and anaverage of 240,000 female deaths occur from cervical cancer and nearly 80% of these cases occur in developing countries (WHO, 2008). Pain is a complaint that is felt most cancer patients. As well said by Abernethy, Keefe, McCrory, Scipio, (2006), the incidence of pain in all cancer patients about 25% in the newly diagnosed cancers and approximately 60% to 90% in advanced cancer. Dodd, Miaskowski, and Paul (2001) identified the occurrence of pain in patients with cancer receiving chemotherapy. The purpose: to get an overview of the research on the effectiveness of brief CBT pain using instruments Numeric Rating Scale (NRS) and Perceived Meanings Cancer Pain Inventory (PMCPI). Method: quasi-experimental pre-post test with control group, 51 consecutive sampling technique to sample: 26 intervention and 25 control. The results found reductions in pain intensity and PMCPI that gets bigger than that CBT did not receive CBT (p-value <0,05). Recommendation: Brief CBT therapy be integrated in the management of pain in patients with cervical cancer.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T36751
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elok Dianike Malay
Abstrak :
Besarnya dampak selfesteem dalam menentukan kualitas hidup manusia, terutama di masa remaja, meningkatkan pentingnya penelitian mengenai efektivitas Cognitive-Behavioral Therapy (CBT) untuk meningkatkan self-esteem remaja. Dengan penggunaan single case A-B design, penelitian ini hanya melibatkan satu orang partisipan. JAS, seorang remaja laki-laki berusia 14 tahun 8 bulan mengikuti CBT yang diberikan terdiri dari 8 sesi pertemuan, dengan dua sesi per minggu dan durasi 1 hingga 2 jam per pertemuan. Berdasarkan pengukuran dengan menggunakan Rosenberg Self-Esteem Scale, behavioral checklist, wawancara, dan observasi pada saat sebelum dan sesudah program CBT dijalankan, terlihat adanya peningkatan yang signifikan pada self-esteem JAS. Penelitian ini membuktikan bahwa CBT efektif untuk meningkatkan self-esteem remaja. Penelitian ini juga membuktikan bahwa bentuk CBT yang disusun dalam penelitian ini tepat diberikan pada kasus remaja dengan self-esteem rendah, seperti JAS.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010
T37877
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ami Pusparini
Abstrak :
ABSTRAK
Marah merupakan emosi yang paling sering terlibat di dalam suatu konflik (Johnson, 1997). Dengan demikian, kemarahan seringkali dianggap negatif karena berhubungan dengan agresi dan kekerasan, yang dianggap negatif pula oleh masyarakat (Strongman, 2003). Namun, jika ekspresi kemarahan dapat dikendalikan, justru dapat memperkuat hubungan pihak-pihak yang terlibat (Izard dalam Strongman, 2003). Untuk mengendalikan kemarahan, dibutuhkan suatu keterampilan sosial. Keterampilan sosial ini bukanlah sesuatu yang dibawa sejak lahir atau muncul tiba-tiba ketika dibutuhkan, namun bisa dipelajari (Johnson, 1997, ’’Anger Management”, 2005). Ekspresi kemarahan, sebagai salah satu bentuk keterampilan sosial, juga dapat dipelajari, misalnya dengan cara modeling. Seseorang dengan tingkat inteligensi borderline memiliki kesulitan untuk melakukan abstraksi, tidak mampu memodifikasi suatu konsep, dan kesulitan untuk mempertimbangkan suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda (Masi, Marcheschi, &Pfanner, 1998), sehingga mereka seringkali mengalami kesulitan dalam membangun hubungan sosial. Dengan demikian, anak borderline perlu diberi semacam program pelatihan khusus untuk mengajarinya keterampilan sosial yang tepat. Dalam program intervensi ini, keterampilan sosial yang dilatihkan akan dikhususkan pada pengendalian kemarahan, agar ekspresinya tepat dan tidak menjadi agresi, terutama bagi orang di sekelilingnya. Menurut Hershom (2003), ada empat langkah dalam menangani kemarahan remaja, yaitu Decide, Recognize, Activate, dmHalt. Pada intinya, pada program intervensi ini, peneliti berusaha mengubah pemikiran yang salah dari subjek mengenai kemarahan dan ekspresinya, memberikan informasi tambahan, serta mengajarkan relaksasi. Hasilnya cukup positif. Subjek mengalami perubahan. Berdasarkan hasil evaluasi dan penilaian dari orang terdekat (nenek), subjek sudah memiliki perbedaan pemikiran mengenai ekspresi kemarahan, dan dari perilakunya pun sudah terlihat dapat lebih mengendalikan dirinya Subjek tidak lagi membanting atau merusak barang, ataupun menyakiti orang lain ketika sedang marah.
2007
T38042
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>