Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Asril Gunawan
Abstrak :
Musik pa'rawana dan sayyang pattudu merupakan salah satu bentuk kesenian tradisional yang dimiliki oleh masyarakat suku mandar. Kesenian tersebut sangat digemari oleh masyarakat suku mandar sehingga selalu dihadirkan setiap tahun, khususnya pada upacara khataman alquran. Penyajian musik pa'rawana dan sayyang pattudu senantiasa disajikan berdasarkan pada kesesuaian sosio-kultural masyarakat Mandar yang tidak terlepas dengan sistem religinya. Hal ini ditandai dengan prosesi saat ada anak yang telah menamatkan hafalan Alquran. Mereka akan diarak keliling kampung dengan menggunakan musik pa'rawana dan sayyang pattuddu. Keseluruhan kegiatan prosesi khataman Alquran sangat kompleks. Selain prosesi upacara, seni pertunjukan juga turut dilibatkan, khususnya musik pa'rawana dan sayyang pattuddu merupakan penggabungan beberapa bentuk ksenian dalam setiap pertunjukannya. Adapun kesenian yang tergabung diantaranya terdiri atas musik pa'rawana dan sayyang pattuddu. Penyajian musik pa'rawana dan sayyang pattuddu merupakan penggabungan beberapa bentuk kesenian dalam setiap pertunjukannya. Adapun kesenian yang tergabung diantaranya terdiri atas musik pa'rawana, pa'denggo, sayyang pattuddu, dan pa'kalindagdag. Disamping itu, kelengkapan dari sayyang pattuddu diatas sangat penting karena memiliki fungsi untuk menjaga keselamatan bagi peserta khatam saat prosesi arak-arakan berlangsung. Oleh karena itu, kompleksitas yang terbentuk dalam prosesi tersebut akan dijadikan fokus kajian dalam pembahasan ini.
Samarinda: Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman, 2017
400 CLLS 3:2 (2017)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Brisbania Ayu Saraswati Bhakti
Abstrak :
Kemiripan pada dua kebudayaan dalam satu negara yang sama kerap terjadi, namun hal tersebut berbeda dengan kemiripan yang terdapat dalam festival Nebuta dan festival Ogoh-ogoh. Skripsi ini meneliti tentang dua negara yang berbeda dan bahkan berjauhan letaknya memiliki kemiripan kebudayaan. Penelitian dipusatkan pada masyarakat Aomori di Jepang dan Bali di Indonesia, tempat kedua festival tersebut dilaksanakan tiap tahunnya. Kedua festival ini merupakan ritual pembersihan diri. Uniknya, tujuan pembersihan diri serta bentuk prosesi yang berupa arak-arakan boneka raksasa dari kedua festival ini memiliki kemiripan satu sama lain. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Dengan berlandasan konsep kebudayaan, hasil penelitian dapat mengklasifikasikan persamaan dan perbedaan yang terdapat pada Festival Nebuta dan Festival Ogoh-ogoh.
......
The similarities between two cultures in the same country often happens, however it is different from that contained in the similarity of Nebuta festival and Ogoh-ogoh festival. This thesis examines two different countries and even farther apart who have similarities of culture. The study focused on the people of Aomori in Japan and Bali in Indonesia, where the festival is held annually. Both of these festivals is a cleansing ritual of self. Interestingly, self-purifying purposes and form of the procession which is cavalcade giant puppets in both festivals has similarities to one another. This study is a descriptive qualitative research. By using the concept of culture, the results can classify the similarities and the differences found in Nebuta Festival and Ogoh-ogoh Festival.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S57351
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library