Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 36 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rineta Apgarani
"ABSTRAK
Latar belakang: Semakin tingginya angka kejadian Tuberkulosis Multi Drug Regimen TB MDR pada pasien TB dengan riwayat OAT kategori II dan hasil pengobatan yang tidak memuaskan menimbulkan pertanyaan mengenai efektivitas dan faktor yang mempengaruhi efektivitas regimen ini. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menilai efektivitas OAT kategori II dan faktor-faktor yang mempengaruhinya karakteristik demografi, komorbiditas, pola resistensi, bacterial load, konversi dan TB ekstra paru pada pasien TB paru dengan riwayat pengobatan sebelumnya di RSUP Persahabatan. Metode: Penelitian dengan metode consecutive sampling dilakukan pada pasien yang diberikan pengobatan kategori II di Poli Paru RS Persahabatan tahun 2014.Hasil: Sebanyak 68 subjek yang mendapat pengobatan OAT kategori II diikutsertakan dalam penelitian ini. Karakteristik terbanyak yaitu subjek berusia 21-40 tahun 50,7 , laki-laki 64,8 , kasus kambuh 67,6 , komorbid DM 15,5 , pleuritis 8,5 , resistensi RHES 5,6 , kemasan KDT 94,4 , konversi 69,6 , dan bacterial load negatif 35,2 . Berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya didapatkan frekuensi pengobatan kategori II 1 kali sebanyak 73,2 dengan lama pengobatan 8-12 bulan sebesar64,8 . Hasil pengobatan kategori II sembuh sebanyak 54,4 . Faktor yang memiliki hubungan bermakna dengan keberhasilan pengobatan yaitu lama pengobatan p=0,000 .Kesimpulan: Efektivitas rejimen pengobatan kategori II pada penelitian ini cukup baik. Faktor yang memiliki hubungan bermakna dengan keberhasilan pengobatan adalah lama pengobatan dan TB ekstraparu.

ABSTRACT
Background The high incidence of MDR TB patients with history of category II anti tuberculosis treatment and the unsatisfactory results of the outcome raise questions on the effectiveness and the influencing factors of this regimen.Objective This study aimed to asses the effectivity of category II anti tuberculosis and the influencing factors demographic characteristics, comorbidities, resistance patterns, bacterial load, sputum conversion and extra pulmonary TB in pulmonary TB patients with a history of previous treatment at RSUP Persahabatan.Methods Study was conducted with consecutive sampling in patients given treatment of category II in RSUP Persahabatan Lung Clinics in 2014.Results The study sample was 68 subjects who received category II anti tuberculosis. The most characteristic found was the age of 21 40 year 50.7 , male 64.8 , relapse cases 67.6 , DM comorbid 15.5 , TB pleurisy 8.5 , RHES resistance 5.6 , FDC drug packaging 94.4 , sputum conversion 69.6 and negative bacterial load 35.2 . History of the category II anti tuberculosis treatment 1 times was 73.2 with a duration of 8 12 months 64.8 . Most of the treatment outcomes were cured 54.4 . Factors which had significant correlation were the length of treatment p 0.00 .Conclusion Effectiveness of category II treatment regimens is quite satisfactory. Factors which have a significant correlation are the duration of treatment. "
2016
T55578
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Efrizal Thareq
"The Geneva Association pada tahun 2014 melaporkan kerugian akibat kebakaran mencapai 1 % dari PDB (Produk Domestik Bruto). Karena itu, untuk mengantisipasi risiko kebakaran dibutuhkan penilaian risiko kebakaran (fire risk assesment) sebagai langkah awal untuk mengenali skenario risiko yang dapat terjadi serta upaya yang perlu dilakukan untuk meningkatkan keamanan dan resiliensi daerah dalam menghadapi peristiwa kebakaran. Saat ini, Peraturan Menteri PUPR No. 20/PRT/M/2009 Tahun 2009 Bab 2 telah membuat panduan untuk melakukan analisis risiko kebakaran. Tugas akhir ini menyelidiki dan menganalisis aspek keselamatan kebakaran melalui pendekatan simulasi. Kebakaran merupakan ancaman serius terhadap properti dan kehidupan manusia, membutuhkan pemahaman yang mendalam terkait dinamika kebakaran dan upaya pencegahan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang perilaku kebakaran dalam berbagai kondisi dan lingkungan. Melalui penggunaan simulasi FDS, penelitian ini akan mengembangkan model dinamis yang merepresentasikan penyebaran api dan gas beracun selama kebakaran. Simulasi ini akan mempertimbangkan faktor-faktor seperti jenis bahan bakar, arsitektur bangunan dan sistem perlindungan kebakaran. Hasil dari simulasi ini akan memberikan wawasan mendalam tentang potensi risiko kebakaran dengan variasi Fire Growth Category dan menghitung waktu evakuasi saat skenario kebakaran terjadi. Dilihat dari skripsi ini, untuk bangunan yang bisa menampung maksimal kapasitas sekitar 7627 manusia, jika terjadi kebakaran hanyalah kategori slow dan medium yang ASET lebih besar daripada waktu RSET. Selain itu, langkah-langkah dalam mengurangi risiko akibat kebakaran itu sendiri bisa dibantu dengan bantuan exhaust atau ventilasi paksa karena pada skripsi ini, dibuat pembanding dengan bangunan yang menggunakan ventilasi alami dan ventilasi paksa. Hasil menunjukkan bahwa jika suatu bangunan menggunakan ventilasi paksa, maka asap hasil kebakaran tersebut dapat cepat terhisap dan tidak membahayakan hidup pengunjung di dalamnya. Terakhir, pada skripsi ini juga dijelaskan saran-saran yang tentunya bisa mengurangi risiko dari skenario darurat terburuk seperti pemilihan material, pelatihan untuk penyelenggara acara, dan lain-lain.

The Geneva Association reported in 2014 that fire-related losses amounted to 1% of GDP (Gross Domestic Product). Therefore, to anticipate fire risks, a fire risk assessment is needed as an initial step to identify potential risk skenarios and the necessary measures to enhance the safety and resilience of an area in the event of a fire. Currently, the Ministry of Public Works and Housing Regulation No. 20/PRT/M/2009 Chapter 2 provides guidelines for conducting fire risk analysis. This thesis investigates and analyzes fire safety aspects through a simulation approach. Fire poses a serious threat to property and human life, requiring a deep understanding of fire dynamics and prevention efforts. This research aims to improve the understanding of fire behavior under various conditions and environments. Using FDS (Fire Dynamics Simulator), this study will develop a dynamic model that represents the spread of fire and toxic gases during a fire. The simulation will consider factors such as fuel type, building architecture, and fire protection systems. The results of this simulation will provide in-depth insights into potential fire risks with varying Fire Growth Categories and calculate evacuation times during fire skenarios. According to this thesis, for buildings with a maximum capacity of approximately 7627 people, only fires in the slow and medium categories have an Available Safe Egress Time (ASET) greater than the Required Safe Egress Time (RSET). Additionally, measures to reduce the risk of fire can be aided by the use of exhaust systems or forced ventilation. The thesis compares buildings using natural ventilation versus forced ventilation. The results indicate that buildings with forced ventilation can quickly remove smoke generated by the fire, thereby reducing the danger to occupants. Finally, this thesis provides recommendations to reduce risks in worst-case emergency skenarios, such as material selection, training for event organizers, and more."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwino Daries
"Badan Pusat Statistik BPS adalah lembaga pemerintah non kementrian yang memiliki kewenangan melakukan kegiatan statistik berupa sensus dan survei. Tindak lanjut dari kegiatan statistik ini harus didukung oleh sistem informasi pengolahan data yang memadai. Subdit Integrasi Pengolahan Data IPD sebagai pengembang sistem informasi di BPS harus dapat melayani pengembangan sistem informasi pengolahan data, namun saat ini layanan tersebut masih belum berkualitas.
Agar dapat melakukan peningkatan kualitas layanan maka kualitas layanan saat ini harus dievaluasi. Pengukuran kualitas layanan ini dengan menggunakan dimensi kualitas metode SERVQUAL yang dimodifikasi. Dimensi tersebut meliputi tangibles, reliability, responsiveness, assurance, empathy dan geographics, selanjutnya diintegrasikan dengan model Kano.
Hasil dari evaluasi tersebut, dimensi Reliability dan Responsiveness mempunyai nilai gap yang paling besar. Selain itu dari 24 atribut layanan yang diukur hanya 19 atribut kualitas yang mempunyai dampak terhadap kepuasan pengguna, dimana diantaranya 15 atribut mempunyai kategori Attractive. Selanjutnya dari 19 atribut tersebut ditentukan atribut yang menjadi prioritas utama sampai dengan prioritas terakhir dalam usaha peningkatan kualitas layanan.

BPS Statistics Indonesia is a non ministerial government agency which has the authority to conduct statistical activities like census and survey. The follow up of these statistical activities should be supported by an adequate data processing information system. Sub Directorate of Data Processing Integration IPD as developer of information system at BPS must be able to serve development of information system of data processing, but now the service still not qualified.
In order to improve the quality of service, the current quality of service must be evaluated. Measuring the quality of this service using the quality dimension of the modified SERVQUAL method. These dimensions include tangibles, reliability, responsiveness, assurance, empathy and geographics, then integrated into Kano model.
The results of the evaluation, the dimensions of Reliability and Responsiveness have the greatest gap value. In addition, based on the measurement results of 24 attributes, only 19 attributes that impact on user satisfaction, and 15 attributes of them have category Attractive. Furthermore, of the 19 attributes are determined attributes that become the main priority up to the last priority in efforts to improve the quality of service.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Savitri Puji Astuti
"Dalam persahabatan, salah satu kegiatan yang dilakukan antara dua sahabat adalah melakukan pengungkapan diri (Hays, dalam Deaux, 1993). Derlega (2004) mengatakan bahwa pengungkapan diri merupakan salah satu faktor penting dalam berkembangnya suatu hubungan. Derlega (1993) berpendapat bahwa pengungkapan diri adalah sesuatu yang diekspresikan oleh individu secara verbal mengenai dirinya.
Jourard (dalam Hirokawa, 2004) mengartikan pengungkapan sebagai suatu usaha dalam menjadikan diri "transparan" terhadap orang lain dengan melalui komunikasi. Pengungkapan terjadi apabila individu yang terlibat telah mengenal satu sama lain dan telah tertanam perasaan saling percaya (Argyle, 1992).
Menurut Derlega dan Grzelak (1979, dalam Rottenberg, 1995), pengungkapan diri memiliki 5 fungsi yaitu mendapatkan penilaian sosial, mendapatkan kontrol sosial, mendapatkan klarifikasi diri, melatih pengekspresian diri dan mengembangkan hubungan. Adapun Jourard (1964) mengutarakan mengenai 6 kategori dalam pengungkapan diri, yaitu perilaku dan opini, selera dan ketertarikan, pekerjaan atau sekolah, uang, kepribadian dan tubuh.
Dari penelitian yang dilakukan oleh Jourard (1964), Brehm (1992), Derlega (1993) dan Papini et al. (2004) ditemukan beberapa faktor yang memiliki pengaruh terhadap pengungkapan diri. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah jenis kelamin, usia, perilaku orang tua, dan rasa percaya serta waktu.
Pengungkapan diri dilakukan oleh tiap individu dan pada tiap tahap perkembangan. Derlega (1993) mengatakan bahwa usia memberikan pengaruh terhadap pengungkapan. Perubahan pola pengungkapan diri terkait dengan perubahan dasar dalam isu dan tugas yang berkaitan dengan perkembangan kepribadian (Rottenberg, 1995). Hal ini berarti perkembangan individu memiliki pengaruh terhadap proses pengungkapan diri.
Berndt (dalam Papalia & Olds, 2004) mengutarakan bahwa intensitas persahabatan dalam masa remaja jauh lebih besar daripada periode lain selama rentang kehidupan seseorang. Sementara pada masa dewasa madya, persahabatan dapat dijadikan panduan bagi dewasa madya ketika individu mengalami stress kesehatan fisik ataupun mental (Cutrona, Russel, & Rose, dalam Papalia, 2002).
Minimnya penelitian yang mengkaitkan mengenai proses, fungsi dan kategori pengungkapan diri dengan masa perkembangan seorang individu merupakan salah satu alasan penelitian ini dilakukan. Masalah yang muncul adalah bagaimana fungsi, kategori dan proses pengungkapan diri pada persahabatan remaja dan dewasa madya?
Penelitian yang dilakukan bersifat kualitatif, dengan metode penelitian in-depth interview. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 4 orang, terdiri dari 2 remaja (laki-laki dan perempuan) dan 2 dewasa madya (laki-laki dan perempuan). Karakteristik subjek adalah memiliki minimal 1 orang sahabat dan hubungan persahabatan masih berlangsung selama masa penelitian dilakukan.
Hasil utama yang diperoleh dalam penelitian adalah munculnya kelima fungsi pengungkapan diri pada tiga kasus dan tiga fungsi pengungkapan diri pada kasus ke empat. Kategori yang muncul pada keempat kasus adalah selera dan ketertarikan, uang, dan kepribadian. Untuk proses pengungkapan diri, rasa percaya dan waktu merupakan faktor penting untuk munculnya pengungkapan diri secara mendalam."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T18605
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Pendidikan Sains, UIN Syarif Hidayatullah, 2015
370 EDU
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Cita Yohana Restu Awaliyah
Jakarta: Pusat Pendidikan Sains, UIN Syarif Hidayatullah, 2015
370 EDU 7:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Angtyasti Jiwasiddi
"ABSTRAK
Pembelanjaan melalui internet terus meningkat dari tahun ke tahun, pada awalnya
pembelanjaan online didominasi oleh produk – produk kategori search product
seperti buku dan CD, yang menarik dalam perkembangannya produk apparel
yang tadinya dianggap experience product dengan kategori resiko tinggi
meningkat dengan sangat pesat di beberapa tahun terakhir. Selain dari alasan
tersebut penelitian yang mendalami mengenai kaitan antara trust dan perceived
value dalam internet marketing masih sangat terbatas. Berdasarkan alasan –
alasan tersebut yang membuat topik ini jadi menarik untuk diteliti. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa tidak banyak kriteria persis yang berlaku sama
untuk kedua tipe produk / website ini, diantaranya penelitian ini menemukan
bahwa kesamaan pada keduanya dimana perceived value meningkatkan purchase
intention pada keduanya, Perceived risk tidak memberikan pengaruh negatif
terhadap purchase intention bagi kedua tipe produk / website, Pengaruh trust dan
moderasi trust ternyata tidak mempengaruhi secara signifikan, sedangkan pleasure
merupakan faktor yang sangat penting bagi kedua buah situs web. Hasil lebih
lanjut ada dalam pembahasan tesis ini.

ABSTRACT
Internet shopping is continue to rise significantly each year, in the beggining,
online shopping is dominated by products in search category such as books and
CD’s, what interesting is in the last few years one of the most increasing number
of products purchased online are clothing products, an experience product that is
considered high risk for online purchase, along with that reason is the fact that
research about value and perveived trust in internet shopping is very limited, this
is several reasons why it is interesting to conduct this research and compare the
two products / website between books and clothing. The findings shows that not
many criteria that can be applied generally to both products / website. Among
them are perceived value, perceived value do have a significant impact on
increasing purchase intention. Perceived Risk turns out to be not negatively
impact purchase intention for both products / website. The role of trust doesn’t
give a significant impact in this model. And there are a strong evidence that
pleasure have a significant effect on both of the product category, and also
directly influence purchase intention for clothing product. Results and the
complete finding of this research can be read in the full paper of this Thesis."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T39391
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ravi Rahadian Ambardy
"Skripsi ini meneliti dampak dari perceived fit dan familiarity terhadap pembentukan sikap konsumen terhadap brand extension. Responden penelitian ini adalah masyarakat mengetahui merek Nike. Desain penelitian adalah eksperimen dengan menggunakan analisa uji beda sebagai metode analisis data. Hasil penelitian ini membuktikan secara signifikan bahwa nilai perceived fit dan familiarity yang lebih tinggi akan membentuk sikap konsumen yang lebih baik terhadap brand extension, dengan perceived fit menjadi pembangun attitude yang lebih berpengaruh dibandingkan dengan familiarity.

This study focuses on testing the effect of perceived fit and familiarity on consumer?s attitude towards brand extension. The respondents of this study are consumers who are familiar with Nike. The design of this causal study is experimental, with mean difference analysis as the data analysis method. The result of this study showed that higher perceived fit and familiarity makes the attitude toward the brand extension better (higher), with perceived fit being the more dominant factor than familiarity."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S59409
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fani Azmi
"[ABSTRAK
Dewasa ini banyak perusahaan yang ingin membuat produk yang unik. Salah satu cara untuk membuat produk yang beda dan unik adalah dengan menggunakan strategi co-branding,salah satu tipe co-branding adalah co-branding simbolik yang menjadi fokus pada penelitian ini salah satu contoh produk co-branding simbolik adalah BlackBerry Porsche.Penelitian ini dibuat untuk meneliti pengaruh dari Self congruity and attitude towards Porsche,product category involvement dan need for uniqueness terhadap purchase probability pada produk Blackberry Porsche di Indonesia.Hasil penelitian ini memperlihatkan Attitude towards Porsche berpengaruh positif pada purchase probability Blackberry Porche tetapi setelah diteliti lebih lanjut konsumen lebih memntingkan fungsi dan fitur yang menarik daripada hanya sebatas logo Porsche pada smartphone
ABSTRACT
Today many companies want to create a unique product. One way to make products that are different and unique is to use co-branding strategy, one type of co-branding is a symbolic co-branding which is the focus of this research,one example of symbolic co-branded products is BlackBerry Porsche. This study was made to analyse the effect of self congruity and attitude towards Porsche, product category involvement and the need for uniqueness of the Blackberry Porshe purchase probability in Indonesia. the result in this study showed the attitude towards Porsche brand is correlate significantly to purchase probability but consumers prefer more features and function that is he weakness of Blackberry Porsche so, blackberry needs to improve their features and spesificaton to gain more purchase probability
;Today many companies want to create a unique product. One way to make products that are different and unique is to use co-branding strategy, one type of co-branding is a symbolic co-branding which is the focus of this research,one example of symbolic co-branded products is BlackBerry Porsche. This study was made to analyse the effect of self congruity and attitude towards Porsche, product category involvement and the need for uniqueness of the Blackberry Porshe purchase probability in Indonesia. the result in this study showed the attitude towards Porsche brand is correlate significantly to purchase probability but consumers prefer more features and function that is he weakness of Blackberry Porsche so, blackberry needs to improve their features and spesificaton to gain more purchase probability
;Today many companies want to create a unique product. One way to make products that are different and unique is to use co-branding strategy, one type of co-branding is a symbolic co-branding which is the focus of this research,one example of symbolic co-branded products is BlackBerry Porsche. This study was made to analyse the effect of self congruity and attitude towards Porsche, product category involvement and the need for uniqueness of the Blackberry Porshe purchase probability in Indonesia. the result in this study showed the attitude towards Porsche brand is correlate significantly to purchase probability but consumers prefer more features and function that is he weakness of Blackberry Porsche so, blackberry needs to improve their features and spesificaton to gain more purchase probability
, Today many companies want to create a unique product. One way to make products that are different and unique is to use co-branding strategy, one type of co-branding is a symbolic co-branding which is the focus of this research,one example of symbolic co-branded products is BlackBerry Porsche. This study was made to analyse the effect of self congruity and attitude towards Porsche, product category involvement and the need for uniqueness of the Blackberry Porshe purchase probability in Indonesia. the result in this study showed the attitude towards Porsche brand is correlate significantly to purchase probability but consumers prefer more features and function that is he weakness of Blackberry Porsche so, blackberry needs to improve their features and spesificaton to gain more purchase probability
]"
Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S61823
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Nurmala Sari
"ABSTRAK
Bahasa dan budaya yang hadir bersama di masyarakat menjadi argumen pentingnya budaya dalam pembelajaran sebuah bahasa. Kepekaan terhadap perbedaan budaya menjadi tolak ukur pencapaian Intercultural Communicative Competence ICC atau kompetensi berkomunikasi antarbudaya. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia menyatakan bahwa tujuan dari penyelanggaraan pembelajaran bahasa Inggris di sekolah adalah untuk berpartisipasi dalam komunikasi tingkat internasional, yang membuat ICC menjadi indikator dari proses pembelajaran yang sukses. Oleh karena itu, buku teks, yang menjadi sumber pembelajaran utama bagi guru dan peserta didik, perlu mengandung unsur budaya. Penelitian ini mengkaji unsur budaya yang terdapat dalam latihan kosakata di buku pelajaran Bahasa Inggris untuk SMA yang diterbitkan oleh pemerintah. Unsur-unsur budaya diidentifikasi berdasarkan konsep dimensi budaya oleh Moran dan konsep kategori budaya oleh Cortazzi dan Jin yang sudah dimodifikasi oleh Chao. Hasil penelitian menunjukkan bahwa buku teks yang ada belum mencakup dimensi dan kategori budaya secara merata, yang dapat menghambat pencapaian ICC peserta didik dan tujuan pemerintah itu sendiri.

ABSTRACT
Language and culture coexisting in the society ground the argument of the importance of culture in learning a language. Cultural awareness is argued to be a pathway to achieve intercultural communicative competence ICC . Ministry of Education and Culture of Indonesia states that the basic competence of learning English is to participate in the scene of international communication, which makes ICC an indicator of a successful learning process. Hence, to achieve the goal, a textbook, which becomes a resourceful material for teachers and learners, needs to contain cultural elements. This study examines cultural elements in vocabulary exercises in Senior High School textbooks published by the government. The cultural elements are identified based on Moran rsquo s cultural dimensions and Cortazzi and Jin rsquo s culture categories modified by Chao. The result shows that those textbooks do not really cover a balanced coverage of dimensions and categories of culture, which can hinder learners rsquo intercultural communicative competence and government rsquo s aim basically."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>