Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwika Muzakky Anan Taturia
"Seperti toponim lainnya, nama kuburan (nekronim) sebagai bagian dari unsur rupabumi bernama tentu perlu dihimpun dan dikaji eksistensinya. Karena, kuburan merupakan salah satu jenis ruang sakral yang syarat akan makna filosofis dan historis. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi mengapa ada kuburan di tepi pantai Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah melalui pintu masuk toponimi. Eksistensi kuburan tepi pantai dirasa unik walau jarang ditemukan, tetapi masih difungsikan. Mengingat tradisi dan filosofi letak kuburan di Indonesia pada umumnya berada di tempat yang tinggi. Sampel purposif data berupa tiga belas nekronim tepi pantai dikumpulkan dari hasil wawancara menggunakan Metode Cakap Semuka dan bantuan Teknik Rekam dan Catat. Dengan memanfaatkan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif, ketiga belas data dianalisis menggunakan Teori Makna Praanggapan Nyström (2016). Ada delapan kategori yang mempengaruhi penamaan kuburan tepi pantai. Adapun kategori mitos merupakan kategori yang mendominasi. Dominasi ini merupakan cara masyarakat melestarikan dan mengabadikan tradisi lisan turun temurun sebagai asal-usul penamaan tempat. Ada 4 model pembentukan nekronim tepi pantai, yaitu bentuk dasar, prefiksasi, frasa, dan abreviasi. Asosiasi positif dominan pada asal-usul penamaan nekronim, sedangkan asosiasi negatif dominan pada hilangnya benda-benda di sekitar kuburan. Di samping itu, emosi positif didominasi hilangnya rasa takut, sedangkan emosi negatif didominasi rasa kecewa. Melalui hasil identifikasi makna asosiatif dan emotif dapat digali pemaknaan kuburan tepi pantai, yaitu: (1) mengikuti sistem penguburan purbakala yang bertujuan untuk pengawetan tulang, dan (2) mengikuti letak makam para walisongo sebagai bukti jejak penyebaran agama islam di pesisir utara Jawa Tengah.

Like other toponyms, cemeteries names (necronyms) as part of named toponyms certainly need to be collected and studied. It is because the cemetery is a type of sacred space that contains philosophical and historical meaning. This study aims to explore why there are seaside cemeteries in Kragan District, Rembang Regency, Central Java through toponymy. The existence of seaside cemeteries is considered unique, even though they are rarely found, they are still used. Given the tradition and philosophy of the location of graves in Indonesia, in general, they are in a high place. Purposive sample data in the form of thirteen seaside necronyms were collected from interviews using the Cakap Semuka Method and the assistance of Record and Record Techniques. By utilizing a qualitative approach and descriptive method, the thirteen data were analyzed using Nystr�m's Theory of Presuppositional Meaning (2016). There are eight categories that influence the naming of seaside graves. The myth category is the dominating category. This dominance is a way for the community to preserve and perpetuate oral traditions passed down from generation to generation as the origins of naming places. There are 4 models of forming seaside necronyms, namely basic forms, prefixations, phrases, and abbreviations. Positive associations are dominated by the origins of naming necronyms, while negative associations are dominated by the loss of objects around the cemetery. In addition, positive emotions are dominated by the loss of fear, while negative emotions are dominated by disappointment. Through the identification of associative and emotive meanings, the meaning of seaside cemetery can be explored, namely: (1) following an ancient burial system that aims to preserve bones, and (2) following the location of Walisongo graves as evidence of traces of the spread of Islam on the north coast of Central Java."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Maulida Agustin
"ABSTRAK
Toponimi merupakan ilmu yang mempelajari tentang nama tempat. Salah satu nama tempat yang dapat dikaji adalah nama jalan. Nama jalan yang mulai mendapatkan perhatian dari pemerintah daerahnya adalah nama jalan di Kabupaten Kediri. Hal itu dibuktikan dengan dimulainya pendataan nama jalan oleh pemerintah daerah di tahun 2017. Selain itu, nama jalan yang ada di Kabupaten Kediri pun bervariasi disebabkan kondisi geografis, sejarah Kediri, dan lingkungan masyarakat Kediri. Beberapa hal yang berkaitan dengan nama jalan di Kabupaten Kediri tersebut menarik untuk dikaji, terutama pada makna nama jalannya. Dengan demikian, penelitian ini difokuskan pada makna kategorial dan makna asosiatif pada nama jalan di Kabupaten Kediri. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi makna kategorial dan makna asosiatif yang ada pada nama jalan tersebut. Data nama jalan diperoleh dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Kediri. Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat lima belas makna kategorial berdasarkan USAS dan lima makna asosiasi pada nama jalan di Kabupaten Kediri. Dilihat dari makna kategorial, sebagian besar nama jalan di Kediri merupakan nama diri. Tambahan pula, nama jalan di Kabupaten Kediri juga dapat diasosiasikan dengan kondisi geografi, identitas, sejarah, budaya berbahasa, serta doa dan harapan masyarakat Kediri. Sementara itu, temuan dari penelitian ini adalah makna Kategori Lainnya. Kategori tersebut merupakan bentuk kearifan lokal dari masyarakat Kediri karena nama jalan tersebut tidak memiliki padanan kata dalam bahasa lain.

ABSTRAK
Toponymy is a study about the name of place. One of place names that can be studied is street names. The streets names that began to get attention from the local government is street names in Kediri Regency. It is evidenced by starting to collect the streets names data by local government in 2017. In the other hand, the street names that existing in Kediri Regency also have variation due to the geographical conditions, Kediri history, and the environment of Kediri community. Several things related to the street names in Kediri Regency is interesting to be analyzed, especially on the meaning of the street names. Thus, this research is focused on categorical meanings and associative meanings of the street names in Kediri Regency. This research aims to identify the categorical meanings and associative meanings that exist in its street names. The street names data gained from Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Kediri. This research used qualitative research method. The results show that fifteen categorical meanings based on USAS and five associative meanings on the street names in Kediri Regency. Refer to categorical meaning, mostly the street names in Kediri Regency is personal names. In addition, street names in Kediri Regency also can be associated by geographical conditions, identity, history, language culture, also wish and expectation of Kediri community. Meanwhile, invention of this research is the meaning of Other Categories. The category is a form of local wisdom from the Kediri community because the street names does not have a word equivalent in another language."
2017
S69383
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library