Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 89 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Creyghton, Edward Julius
Delft: Delft University Press, 1996
665.533 CRE n (1);665.533 CRE n (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Venuto, Paul B.
New York: Marcel Dekker, 1979
665.533 VEN f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Dwi Susanti
"Dalam studi ini, nanokomposit LaMnO3/TiO2 dan LaMnO3/ZnO disintesis menggunakan metode sol-gel. Penambahan material graphene pada nanokomposit LaMnO3/TiO2 dan LaMnO3/ZnO dilakukan dengan metode ko-presipitasi. Sampel tersebut dikarakterisasi dengan menggunakan spektroskopi X-ray Diffraction XRD, UV-Visible Diffuse Reflectance UV-Vis Thermogravimetric Analysis TGA, Fourier Transform Infrared FTIR, Raman dan Brunauer Emmet-Teller BET untuk mengamati struktur kristal, nilai celah energi, stabilitas panas, vibrasi molekul, sifat magnet dan luas permukaan pada sampel. Aktivitas catalytic nanokomposit LaMnO3/TiO2 dan LaMnO3/ZnO dengan variasi molar 1:0.5 menunjukan aktivitas catalytic yang paling baik dibandingkan variasi molar lainnya. Selain itu penambahan material graphene pada nanokomposit dapat meningkatkan aktivitas catalytic dari kedua nanokomposit dan 5 weight percentage wt. graphene menunjukan aktivitas catalytic yang paling baik. Aktivitas catalytic dengan menggabungkan photo dan sono sonophotocatalytic menunjukkan aktivitas catalytic yang lebih baik dibandingkan dengan photo- dan sono-catalytic akibat adanya efek sinergis antara photo- dan sono- catalytic. Penambahan scavenger dilakukan untuk mengetahui spesies aktif yang berperan dalam proses catalytic dan hole merupakan spesies paling aktif yang paling beperan dalam proses catalytic.

In this study, LaMnO3 TiO2 and LaMnO3 ZnO nanocomposite was synthesized using sol gel method while LaMnO3 TiO2 graphene and LaMnO3 ZnO graphene composite was synthesized using co precipitation. The prepared sample was characterized using X ray diffraction XRD, Thermogravimetric Analysis TGA, Differential Thermal Analysis DTA , Fourier Transform Infrared Spectroscopy FTIR, Raman, Vibrating Sample Magnetometer VSM, UV vis diffuse reflectance UV vis DRS and Brunauer Emmet Teller BET spectroscopy to investigate crystal structure, band gap energy, thermal stability, molecule vibration, magnetization and surface area of the sample. The catalytic activity was performed using ultraviolet and visible light photocatalytic , ultrasonic sonocatalytic, and combination of photocatalytic and sonocatalytic sonophotocatalytic to degrade methylene blue MB. The results show that LaMnO3 TiO2 and LaMnO3 ZnO nanocomposite 1 0.5 have superior catalytic activity. The addition of graphene could increase the degradation of MB and 5 weight percentage wt. of graphene show the highst catalytic activity. Furthermore, the catalytic activity under the combination of visible and ultrasonic show higher catalytic activity that photocatalytic and sonocatalytic activity due to the synergistic effect between photo and sono catalytic. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Wayan Susila
"The performance test of CI engine which uses biodiesel fuel from vegetable oils and its blends with diesel fuel is essential to be carried out. This research investigates the quality of rubber seed oil methyl ester (RSOME) which is produced via catalytic method dry wash system which uses magnesol (magnesium silicate) as absorbent based on Indonesian Biodiesel Forum (FBI) standard in 2005 and the performance of CI engine, which uses its blends with diesel fuel (B-10, B-20, and B-30). The best engine performance is then compared with RSOME which is produced via non-catalytic method, namely, superheated methanol high temperature atmospheric pressure and diesel fuel (B-0). The engine test shows that B-20 produces the best engine performance at 2550 rpm. Compared to RSOME non-catalytic method and diesel fuel, RSOME catalytic method and non-catalytic method yield the same effective power, whereas diesel fuel is lower than both methods. The engine which uses RSOME non-catalytic method needs the same specific fuel consumption as diesel fuel, but a bit more than catalytic method. The thermal efficiency of RSOME non-catalytic method is higher than catalytic method and diesel fuel, but catalytic method has lower efficiency than diesel fuel. The emission of non-catalytic method is the most eco-friendly, catalytic method is the next, and diesel fuel is the one with the highest emission levels."
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2012
UI-IJTECH 3:1 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Nasikin
"Kendaraan bermesin diesel banyak digunakan di Indonesia. Kendaraan jenis ini mengeluarkan polutan terutama jelaga yang dapat direduksi dengan pemasangan katalitik konverter yang dapat mengkonversi jelaga menjadi CO2. Untuk mendapatkan katalitik konverter dengan ukuran yang optimum diperlukan model yang dapat mewakili profil konsentrasi jelaga, suhu konverter dan tekanan sepanjang konverter. Pada studi ini sebuah model untuk katalitik konveter pada kondisi adibatis menggunakan persamaan kinetika yang telah dipublikasikan sebelumnya. Penyelesaian terhadap model yang dikembangkan menggunakan program Polumath 5.X dan metode Runga Kutta.
Hasil simulasi menunjukkan bahwa terjadi kenaikan suhu sepanjang konverter dengan berkurangnya berat jelaga, sementara itu tekanan sepanjang konverter mengalami penurunan. Kenaikan berat jelaga di gas masuk konverter meningkatkan kebutuhan panjang konverter. Sebaliknya, kenaikan diameter katalis partikel tidak mempengaruhi berat jelaga sepanjang konverter dan suhu tetapi menghasilkan penurunan tekanan. Untuk mesin diesel 2500CC diperlukan sebuah katalitik konverter jenis packed bed berpenampang berbentuk elip dengan diagonal 14,5X7,5 cm dan diamater katalis 0,8 cm sepanjang 4,1cm.

Modelling and Simulation of Packed Bed Catalytic Converter for Oxidation of Soot in Diesel Powered Vehicles Flue Gas. Diesel vehicle is used in Indonesia in very big number. This vehicle exhausts pollutants especially diesel soot that can be reduces by using a catalytic converter to convert the soot to CO2. To obtain the optimal dimension of catalytic converter it is needed a model that can represent the profile of soot weight, temperature and pressure along the catalytic converter. In this study, a model is developed for packed bed catalytic converter in an adiabatic condition based on a kinetic study that has been reported previously. Calculation of developed equations in this model uses Polymath 5.X solver with Range Kutta Method.
The simulation result shows that temperature profile along catalytic converter increases with the decrease of soot weight, while pressure profile decreases. The increase of soot weight in entering gas increases the needed converter length. On the other hand, the increase of catalyst diameter does not affect to soot weight along converter and temperature profile, but results a less pressure drop. For 2.500 c diesel engine, packed bed catalytic converter with ellipse?s cross sectional of 14,5X7,5 cm diagonal and 0,8 cm catalyst particle diameter, needs 4,1 cm length.
"
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2004
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Junira Weni
"Tidak lama lagi Indonesia akan menerapkan peraturan Euro 2 tentang emisi gas buang Catalytic converter adalah salah satu metode yang digunakan untuk mengontrol emisi gas buang penyebab polusi terutama pada kendaraan. Gas buang ini terdiri dari gas-gas karbondioksida (CO2), karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NOx), hidrokarbon (HC) dan kandungan gas lainnya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui distribusi tekanan dan kecepatan di dalam catalytic converter tipe honeycomb. Untuk itu dilakukan pengujian langsung dengan cara melewatkan udara ke catalytic converter tersebut dan kemudian diukur tekananan yang terjadi. Sebagai pembanding, dilakukan simulasi dengan menggunakan computational fluid dynamic (CFD). Untuk pembuatan model digunakan software MSC Nastran for Windows v.4.5, sedangkan untuk solver digunakan software Fluent UNS v.4.1. Dari hasil pengujian langsung dan simulasi dengan CFD, didapat hasil yang tidak terlalu jauh berbeda sehingga dapat dikatakan sudah tepat."
Depok: Fakultas Teknik, 2004
S37480
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widodo Wahyu Purwanto
"y-alumina (AL2O3) is one of catalyst support widely used in cotalytic process. From technological aspect, producing y-alumina bauxite is not a new technology, moreover, Indonesian bauxite reserves as its raw material is huge. This research consists of bauxite digestion using Bayer method gibbsite precipitation using neutralization of sodium aluminate by C01 method hydrothermal process for transforming gibbsite to boehmite, and boehmite calcination to produce y-alumina. The result shows the total extraction percentage of 7'-alumina is 51.52 %. The XRD characterization which is also supported by FTIR characterization shows that precipitation product is bayerite, hydrothermal process has transformed bayerite to boehmite, and calcination product is y-alumina. The surface area of y-alumina produced at calcination temperature 550, 675, and 800 are 52, 43, and 43 m2/g, respectively. SEM characterieation indicates fibrous shape of boehmite morphology. The XRF characterization shows impurities found in bayerite and boehmite are Fe, Si, Ti, and S."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
JUTE-15-3-Sep2001-346
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Valentinus Paramarta
"ABSTRAK
Nanoparticle SnO2 dan nanocomposites SnO2/NGP dengan variasi weight percent wt dari NGP 5wt , 10wt dan 15wt masing-masing disintesis menggunakan metode sol gel dan co-precipitation. Sifat degradasi termal, morfologi dan struktur dianalsis menggunakan spectroscopy TGA Thermogravimetric Analysis , XRD Xray Diffraction , TEM Transmission Electron Spectroscopy , FTIR Fourier Transform Infrared , serta EDX Energy Dispersive X-ray . Dari pengukuran EDX diketahui bahwa keberadaan dari atom C pada nanokomopsit SnO2/NGP mengonfirmasi adanya material NGP pada nanocomposites. Luas permukaan SnO2 nanoparticle meningkat seiring dengan peningkatan wt NGP pada nanocomposites. Pengujian aktivitas photo-, sono-, dan sonophoto- catalytic sampel nanoparticle dan nanocomposites dilakukan dengan mengamati degradasi warna methylene blue MB masing-masing dibawah pemaparan cahaya ultraviolet, ultrasonic, dan gabungan keduanya. Seiring dengan penambahan wt NGP aktivitas photo-, sono-, dan sonophoto- catalytic nanocomposites menjadi semakin meningkat. pH optimum larutan uji diperoleh pada pH 13, serta spesies yang paling berperan dalam aktivitas photo-, sono- dan sonophoto- catalytic adalah hole>OH radikal>elektron.

ABSTRACT
SnO2 nanoparticle and SnO2 NGP nanocomposites with various weight percent wt of NGP 5wt , 10wt and 15wt were successfully prepared by sol gel and co precipitation method, respectively. Thermal degradation properties, morphology and structural properties were characterized using TGA Thermogravimetric Analysis , XRD X ray Diffraction , TEM Transmission Electron Spectroscopy , FTIR Fourier Transform Infrared , and EDX Energy Dispersive X ray . From EDX results show that the addition of C atomic in SnO2 NGP nanocomposite could be confirm the existence of NGP content in nanocomposites. Surface area of SnO2 nanoparticle increase with the increasing of wt NGP in nanocomposites. Photo , sono and sonophoto catalytic examination of the nanoparticle and nanocomposites was carried out using aqueous solution of methylene blue MB under ultraviolet, ultrasonic and combination of both irradiation, respectively. The highest photo , sono and sonophoto catalytic occurred with sampel SnO2 NGP 10wt nanocomposite at alkaline condition. The main species which contributed in photo , sono and sonophoto catalytic activity were hole hydroxyl radical electron."
2017
S67035
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Nasikin
"Persoalan pencemaran udara di kota-kota besar Indonesia. khususnya di wilayah DKI Jakarta, secara objektif telah banyak diungkapkan. Berbagai penelitian telah dilakukan dengan hasil yang saling mendukung polusi udara di Jakarta sudah sangat parah. Berdasarkan penelitian United Nation for Enviroment Program (UNEP), Oktober 1995, tingkat pencemaran udara di Jakarta sudah melebihi baku mutu lingkungan, dan menempatkan Jakarta sebagai kota terburuk ketiga, dalam hal polusi udara, setelah Meksiko dan Bangkok.
Kekotoran akan zat pencemar (polutan) tersebut sebagian besar merupakan sumbangan dari gas buang kendaraan bermotor. Bapedal telah mengidentifikasikan sumber-sumber utama polusi udara, dimana disebutkan bahwa 70% dari pencemaran udara Jakarta adalah emisi gas buang kendaraan bermotor dan 30% dari sumber lain. Dari 70% ini, lebih rinci lagi diidentifikasikan: 63% gas buang sepeda motor, 34% mobil pribadi dan sisanya kendaraan umum dan taksi. Data dari Bapedal juga menyebutkan bahwa sumbangan polusi udara di Jakarta: 73% NDx, 89% hidrokarbon, 100% timah hitam, dan 44% SPM berasal dan sektor transportasi.
Pemda DKI juga telah melakukan uji emisi terhadap kendaraan bermotor. Dari data Biro Lingkungan Hidup DKI menunjukkan kecenderungan yang semakin parah. Pada tahun I994/1995 tercatat bahwa 58% kendaraan yang diuji tidak memenuhi syarat BME. Angka ini kemudian naik menjadi 67% pada tahun 1995/1996, meskipun agak menurun pada tahun 1996/1997 menjadi 63%.
Berdasarkan penelitian lainnya didapatkan bahwa tingkat pencemaran udara di Bandung, Jakarta dan Surabaya, telah jauh melebihi ambang batas yang diperbolehkan Undang-Undang Lingkungan Hidup, masing-masing 2 kali, 10 kali dan 2 kali. Salah satu jenis polutan tersebut adalah NOx dengan kadar 0,5 ppm, sedangkan batas mutu yang diperbolehkan hanya sebesar 0,05 ppm. Zat pencemar lain seperti CO (dengan baku mutu 20 ppm). SO, dan hidrokarbon lain menunjukkan kecenderungan yang sama.
Akibat polusi udara, tingkat penderita asma di Jakarta jauh lebih tinggi dibanding kota lain yang kurang tercemar. Lebih dari 16% anak-anak di Jakarta terkena asma. Secara umum, dampak yang ditimbulkan akibat polusi udara antara lain adalah:
1. Peningkatan morbiditas.
Beberapa bahan pencemar dapat melemahkan sistem days tahan tubuh, sehingga memudahkan timbulnya berbagai jenis penyakit, khususnya penyakit infeksi.
2. Penyakit tersembunyi, tidak jelas, tidak spesifik, antara sakit dan tidak sakit, sehingga mengganggu pertumbuhan, perkembangan, serta umur.
3. Mengganggu fungsi fisiologis organ tubuh: paru-paru, syaraf, transpor oksigen ke seluruh jaringan serta kemampuan sensorik.
4. Kemunduran penampilan, aktivitas atlet, kemampuan motorik, aktivitas belajar."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9   >>