Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vanya Aurellian Kusuma
"ABSTRAK
Latar Belakang: Early Childhood Caries (ECC) merupakan adanya satu atau lebih gigi berlubang, hilang, atau ditambal pada anak anak dengan usia sampai dengan 71 bulan. Mikroorganisme utama dari karies adalah Streptococcus mutans yang terklasifikasi menjadi empat, yaitu serotipe c, e, f, dan k. Menurut penelitian sebelumnya, ditemukan banyak Candida albicans pada plak anak dengan ECC, namun interaksinya dengan Streptococcus mutans belum diketahui secara pasti. Tujuan: Menganalisis kuantitas dan hubungan dari antigen Streptococcus mutans serotipe e dengan Candida albicans pada plak anak dengan karies dini serta bebas karies dikaitkan dengan laju alir saliva. Metode: Kuantitas antigen dari 36 sampel plak karies dan 14 sampel bebas karies diketahui melalui uji ELISA kemudian dikaitkan dengan laju alir saliva. Hasil: Perbandingan antara kuantitas kedua antigen pada laju alir saliva <30 detik didapatkan nilai 0,000 dan pada laju alir 30-60 detik sebesar 0,001. Hubungan antara kuantitas Streptococcus mutans serotipe e dan Candida albicans pada plak karies didapatkan nilai r = 0,639 dan r = 0,247 untuk plak bebas karies. Kesimpulan: Terdapat perbedaan bermakna antara kuantitas kedua antigen pada masing-masing tingkat laju alir saliva dan terdapat korelasi positif antara kuantitas antigen Streptococcus mutans serotipe e dengan Candida albicans pada plak karies dan plak bebas karies. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iednita Cahyadahrena
"Latar Belakang: Early childhood caries (ECC) merupakan penyakit kronik infeksius yang sering terjadi pada anak usia prasekolah, ditandai dengan adanya satu atau lebih gigi yang rusak atau hilang atau ditambal akibat karies. ECC disebabkan oleh mikroorganisme kariogenik seperti S. mutans serotype e dan Candida albicans. Faktor laju alir saliva pada dorsal lidah dapat memengaruhi perkembangan ECC. Tujuan: Menganalisis kuantitas antigen S. mutans serotype e dan antigen Candida albicans yang diisolasi dari dorsal lidah serta kaitannya dengan laju alir saliva anak ECC dan caries free. Metode: S. mutans serotype e dan Candida albicans dari dorsal lidah sampel ECC dan caries free diuji menggunakan indirect ELISA untuk memperoleh antigen dan dibaca dengan panjang gelombang 450 nm, kemudian nilai optical density kedua antigen tersebut dikorelasikan dengan laju alir saliva anak ECC dan caries free. Hasil: Tidak terdapat perbedaan (p>0,05) kuantitas antigen S. mutans serotype e dan Candida albicans pada anak ECC dan caries free. Terdapat kecenderungan hubungan positif antara kuantitas antigen S. mutans serotype e dan Candida albicans pada anak ECC dan caries free. Kuantitas antigen S. mutans serotype e dan Candida albicans paling tinggi ditemukan pada laju alir saliva normal anak ECC. Kesimpulan: Kuantitas antigen Streptococcus mutans serotype e lebih banyak ditemukan pada dorsal lidah anak ECC dibandingkan dengan antigen Candida albicans. Pada laju alir saliva normal anak ECC dan caries free terjadi peningkatan kuantitas antigen S. mutans serotype e dan Candida albicans.

Background: Early childhood caries (ECC) is a chronic infectious disease that often occurs in preschool children, characterized by the presence of one or more teeth that are damaged or missing or restored due to caries. ECC is caused by cariogenic microorganisms such as S. mutans serotype e and Candida albicans. Salivary flow rate in the dorsal tongue can influence the development of ECC. Objective: To analyze the quantities of S. mutans serotype e and Candida albicans antigens isolated from the dorsal tongue and their relation to the salivary flow rate in ECC and caries free children. Method: S. mutans serotype e and Candida albicans from the dorsal tongue of children with ECC and caries free children were tested using indirect ELISA to obtain the antigens and they were being read with wavelengths of 450 nm, then the optical density values of the two antigens were correlated with the salivary flow rate of ECC and caries free children. Result: There was no significance (p> 0.05) quantity of S. mutans serotype e and Candida albicans antigens in ECC and caries free. There is a tendency for a positive correlation between quantity of S. mutans serotype e and Candida albicans antigens in ECC and caries free children. The highest quantity of S. mutans serotype e and Candida albicans antigens was found in the normal salivary flow rate of ECC children. Conclusion: Quantity of Streptococcus mutans serotype e antigens were higher than Candida albicans in the dorsal tongue of ECC children. At the normal salivary flow rate of ECC and caries free children, there was an increase quantity of S. mutans serotype e and Candida albicans antigens."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cahya Marwah Septami Sikumbang
"Latar Belakang: Pada tahun 2018 ditemukan angka prevalensi karies anak di Indonesia mencapai 90,2%. Sebelumnya saliva diketahui dapat digunakan sebagai biomarker karies dengan menguji kuantitatif bakteri, identitas konsentrasi protein, karakteristik psikokimia serta karakteristik biokimia. Tujuan: Menganalisis konsentrasi malondialdehyde pada saliva anak ECC (early childhood caries) dan bebas karies serta kaitannya dengan skor dmf-t, OHI-S, viskositas saliva dan laju alir saliva. Metode: Mengukur konsentrasi malondialdehyde pada 33 sampel saliva anak tersimpan (22 sampel saliva anak ECC dan 11 sampel saliva anak bebas karies) dengan ELISA. Hasil: Analisis Mann Whitney antara konsentrasi malondialdehyde pada saliva ECC dan anak bebas karies didapatkan nilai p=0 serta didapatkan nilai p=0 dan r= -0,641 saat dilakukan analisis Spearman. Analisis Kruskal Wallis pada konsentrasi malondialdehyde anak dengan skor dmf-t berbeda didapatkan nilai p=0,014 serta didapat nilai p=0,004 dan r=0,488 saat dilakukan analisis Spearman. Tidak terdapat perbedaan bermakna serta korelasi antara konsentrasi malondialdehyde terhadap skor OHI-S, viskositas dan laju alir saliva berbeda. Kesimpulan: Konsentrasi malondialdehyde pada saliva anak ECC berbeda dengan konsentrasi malondialdehyde anak bebas karies, semakin tinggi konsentrasi malondialdehyde maka semakin parah karies yang dialami anak. Anak dengan skor dmf- t yang berbeda memiliki konsentrasi malondialdehyde yang berbeda pula. Semakin tinggi skor dmf-t semakin tinggi pula konsentrasi malondialdehyde. Tidak ditemukan hubungan antara konsentrasi malondialdehyde pada anak bebas karies dan ECC terhadap skor OHI- S, viskositas saliva dan laju alir saliva.

Background: In 2018, prevalence rate of children’s caries in Indonesia reached 90,2%. Previously, saliva was known as a caries biomarker by testing quantitative bacteria, protein concentration identity, psychochemical and biochemical characteristics. Objective: Analyze malondialdehyde concentration in children’s saliva with ECC (early childhood caries) and caries-free and its relation to dmf-t score, OHI-S, salivary viscosity and salivary flow rate. Methods: Measuring malondialdehyde concentration from 33 stored children’s saliva samples (22 samples ECC and 11 samples caries-free) using ELISA. Results: Mann Whitney analysis between malondialdehyde concentration from ECC children’s saliva and caries free children obtained p=0 and then p=0, r= -0,641 for Spearman analysis. Kruskal Wallis analysis of malondialdehyde concentrations in children with different dmf-t scores obtained p=0,014 and p=0,004, r=0,488 for Spearman analysis. There was no significant difference and there was no significant correlation between malondialdehyde concentration and OHI-S score, viscosity and different salivary flow rates. Conclusion: Malondialdehyde concentration in ECC children’s saliva was different from malondialdehyde concentration in caries free children, higher malondialdehyde concentration show worse caries experienced in children. Children with different dmf-t scores had different malondialdehyde concentrations. Higher dmf-t score show higher malondialdehyde concentration. There was no relation between malondialdehyde concentration in caries-free children and ECC to OHI-S score, salivary viscosity and salivary flow rate."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia , 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library