Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jasril
"ABSTRAK
Elektroreduksi CO2 Menggunakan Boron-Doped Diamond Termodifikasi Platinum Proses elektroreduksi CO2 menggunakan elektroda termodifikasi logam dilakukan pada elektroda BDD termodifikasi platinum. Elektroda boron-doped diamond BDD diketahui sebagai suatu kandidat yang menarik untuk aplikasi dalam proses elektroreduksi CO2 karena mampu menghasilkan formaldehida dengan persen hasil yang tinggi. Untuk meningkatkan sifat katalisis elektroda BDD, pada penelitian ini, BDD dimodifikasi dengan larutan platinum. Deposisi platinum pada elektroda BDD dilakukan dengan teknik kronoamperometri pada potensial deposisi -0,3 V vs Ag/AgCl . Proses elektroreduksi CO2 dilakukan dengan teknik kronoamperometri dengan membandingkan BDD, Pt dan berbagai konsentrasi Pt-BDD 2 mM dan 6 mM H2PtCl6 dalam H2SO4 dengan waktu reduksi 1 jam. Larutan yang digunakan adalah 0,1M NaCl yang dialiri gas N2 selama 30 menit, dilanjutkan dengan gas CO2 selama 60 menit laju alir 100mL/menit . Data Scanning Electron Microscopy SEM menunjukkan bahwa Pt-BDD telah berhasil dibuat dengan ukuran partikel rata-rata sekitar 0,3 mm and 0.5 mm untuk masing-masing Pt-BDD 2 mM and 6 mM. Spektra X-ray Photoelectron Spectroscopy XPS menunjukkan puncak pada sekitar 72 eV dan 74,4 eV yang dikorelasikan masing-masing sebagai Pt 4f7/2 dan Pt 4f5/2, menandakan bahwa Pt telah terdeposisi pada permukaan BDD. Perbandingan Pt : C pada permukaan BDD adalah 1:15,5. Produk elektroreduksi CO2 dianalisis menggunakan gas kromatografi dan HPLC. Produk utama elektroreduksi CO2 menggunakan BDD pada potensial -1,5 V adalah formaldehida, sedangkan pada potensial -2,5 V adalah asam format dengan efisiensi faraday EF secara berturut-turut 2,95 dan 14,63 . Sementara produk elektroreduksi Pt pada potensial -0,6 V adalah formaldehida dan pada potensial -2,5 V adalah hidrogen dengan EF secara berturut-turut 11,13 dan 24,7 . Elektroreduksi CO2 pada Pt-BDD 2 mM dan 6 mM pada potensial -1,2 V menghasilkan hidrogen dengan EF secara berturut-turut 3,87 dan 14,10 . Selain itu, Pt-BDD 6 mM pada potensial -2,5 V menghasilkan hidrogen dengan EF 26,3 . Kata Kunci:Elektroreduksi, Karbondioksida, Deposisi, BDD, dan Pt-BDDxiii 63 halaman:6 tabel, 19 gambar, dan 3 lampiranBibliografi:32.

ABSTRACT
CO2 Electroreduction at Platinum Modified Boron Doped Diamond Pt BDD CO2 electroreduction using metal modified electrodes has been performed at Platinum modifed BDD electrodes. BDD was reported as an attractive candidate for the electrochemical reduction of CO2 as it generates formaldehyde in a high percentage. In order to improve the catalytic properties of the electrodes, in this work we modify the BDD with platinum solution. Deposition of platinum at BDD electrode was performed by using chronoamperometry technique at a deposition potential of 0.3 V vs Ag AgCl . The CO2 electroreduction was conducted using chronoamperometry technique by comparing BDD, Pt, and various concentration of Pt BDD 2 mM and 6 mM of H2PtCl6 in H2SO4 with reduction time of 1 h. The solutions used were 0.1 M NaCl bubbled with N2 gas for 30 min, followed by CO2 gas for 60 min flow rate 100 mL min . The SEM data indicated that Pt BDD was successfully prepared with an average particle size of around 0.3 mm and 0.5 mm for Pt BDD 2 mM and Pt BDD 6 mM, respectively. The XPS spectra showed peaks at around 72 eV and 74,4 eV attributed to Pt 4f7 2 and Pt 4f5 2, respectively, indicated that Pt has been deposited on the surface of BDD. Ratio of Pt C was around 1 15.5. The CO2 Electroreduction products were analyzed by using GC and HPLC. The main product of CO2 electroreduction BDD at potential 1.5 was formaldehyde and formic acid at potential of 2.5 V with faradaic efficiency FE 2.95 and 14.63 , respectively. Meanwhile, Pt electrode at potential of 0.6 V produced formaldehyde and hydrogen at potential of 2.5 V with FE of 11.3 and 24.7 , respectively. Pt BDD deposited with 2 and 6 mM H2PtCl6 at potential 1.2 V produced hydrogen with FE 3.87 and 14.10 , respectively. On the other hand, hydrogen was generated by Pt BDD 6 mM at potential 2.5 V with FE of 26.3 . Keywords Electroreduction, Carbondioxide, Deposition, BDD, and Pt BDDxiii 63 pages 6 tables, 19 pictures, and 3 attachmentsBibliography 32 "
2017
T47132
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Neny Fidayanti
"This research was made not only to find out scope of green area and total of carbon
dioxide?s emission in Palangka Raya which can be absorbed by vegetation but also to find
out suitability of land use of green area of Palangka Raya with necessity of green open
space in Palangka Raya. The research was a description about environment condition in
Palangka Raya which related to total of carbon dioxide?s emission and scope of vegetated
land. The result of the research based on analysis of land cover and carbon dioxide
absorption showed that scope of vegetated land in Palangka Raya was 219.498.7 hectares
and it was still able to absorb all carbon dioxide?s emission amount to 387.366,248 tons
which came from energy consumption and respiration of Palangka Raya?s inhabitants.
Based on the extent of its region, urban area of Palangka Raya needed green open space
(RTH) with wide to 14.096,1 hectares, based on the number of inhabitants was needed
581,84 hectares RTH which consisted of city park, city forest, median, river border and
cemetery, based on equality of water use was needed 323,75 hectares RTH and based on
carbon dioxide?s emission was needed 3.331,38 ha RTH. Based on suitability plan of land
use of green area in urban area of Palangka Raya, there was lack of green open space. Sub
district Pahandut lack of RTH based on extent of its district (-3.513,23 hectares), number of
inhabitants (-244,85 hectares), need of water (-142,45 hectares) and carbon dioxide?s
emission (-2.368,88 hectares) while sub district Jekan Raya lack of RTH based on extent of
its district (-9.071,96 hectares) and carbon dioxide?s emission (-5.660,93 hectares).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui luas kawasan hijau dan jumlah emisi
karbondioksida yang mampu diserap oleh vegetasi serta untuk mengetahui kesesuaian tata
ruang kawasan hijau Kota Palangka Raya dengan kebutuhan ruang terbuka hijau Kota
Palangka Raya. Penelitian berupa deskripsi tentang keadaan lingkungan di Kota Palangka
Raya yang berkaitan dengan jumlah emisi karbondioksida dan luas lahan bervegetasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan analisis tutupan lahan dan serapan
karbondioksida, diketahui luas lahan bervegetasi di Kota Palangka Raya adalah 219.498,7
ha dan masih mampu menyerap seluruh emisi karbondioksida sejumlah 387.366,248 ton
yang berasal dari konsumsi energi dan respirasi penduduk Kota Palangka Raya.
Berdasarkan luas wilayah, kawasan perkotaan Kota Palangka Raya memerlukan RTH
seluas 14.096,1 ha, berdasarkan jumlah penduduk diperlukan 581,84 ha RTH yang berupa
taman kota, hutan kota, jalur hijau jalan, sempadan sungai dan pemakaman, berdasarkan
kesetaraan penggunaan air diperlukan 323,75 ha RTH dan berdasarkan emisi karbondioksida diperlukan 3.331,38 ha RTH. Berdasarkan kesesuaian rencana tata ruang
hijau kawasan perkotaan Kota Palangka Raya, diperoleh adanya kekurangan RTH.
Kecamatan Pahandut kekurangan RTH berdasarkan luas wilayah (-3.513,23 ha), jumlah
penduduk (-244,85 ha), kebutuhan air (-142,45 ha) dan emisi karbondioksida (-2.368,88 ha),
sedangkan Kecamatan Jekan Raya kekurangan RTH berdasarkan luas wilayah (-8.936,96
ha) dan emisi karbondioksida (-2.849,04 ha)."
Universitas Palangkaraya, 2016
502 JMSTUT 17:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Reyzando Nawara
"ABSTRAK
Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis exergy, dampak lingkungan berdasarkan exergy, dan juga mencari kondisi optimum dari sistem propulsi kapal LNG dengan siklus kombinasi turbin gas dan turbin cascade CO2 sebagai alternatif sistem propulsi yang ramah lingkungan dan memiliki performa yang baik. Analisis exergy dilakukan pada kondisi simulasi yang didapatkan dari literatur jurnal yang terbaru dengan menggunakan software EES, dihasilkan efisiensi exergy sebesar 59 dengan efisiensi thermal 43.76. Analisis exergoenvironmental dilakukan dengan menggunakan software SimaPro, didapatkan sistem propulsi pada penelitian ini memiliki faktor exergoenvironmental sebesar 38.15. Pada penelitian ini dilakukan juga optimasi agar mendapatkan kondisi optimum dari segi exergy dan lingkungan, optimasi dilakukan menggunakan metode algoritma genetika melalui software Matlab. Sepuluh parameter dijadikan variabel penentu pada optimasi ini. Didapatkan 70 altermatif solusi pareto front, yang kemudian diambil keputusan satu solusi terbaik menggunakan metode TOPSIS. Alternatif variabel yang telah dipilih mampu meningkatkan efisiensi exergy hingga mencapai 60.93 dengan efisiensi thermal sebesar 46.78, dan faktor exergoenvironmental turun hingga mencapai 29.98. Dari penelitian ditunjukkan bahwa sistem propulsi yang diajukan dapat dijadikan sebagai alternatif sistem propulsi kapal LNG karena menghasilkan performa yang cukup unggul dari segi performa exergy dan energi maupun secara lingkungan dibandingkan sistem propulsi yang sudah ada sebelumnya.

ABSTRACT
The objective of this research is to analyze the exergy, environmental impact and also to get the optimum condition of LNG carrier propulsion system using combined cycle of gas turbine and cascade CO2 turbine as an alternative for propulsion system which has good performance and eco friendly. The exergy analyzed at simulation condition based on newest journal by using EES, resulting at the exergy efficiency is 59 with thermal efficiency 43.96. The exergoenvironmental analyzed using SimaPro, resulting at exergoenvironmental factor of this system is 38.15. An optimization also being done at this research to get the optimum condition regarding its exergy and exergoenvironmental, the optimization was done using genetic algorithm by Matlab. Ten parameters was decided to be the decision variable at this optimization. There are 70 pareto optimal front, which then being choose for only one alternative by TOPSIS. The chosen alternativ can increase the exergy efficiency to 60.93 with its thermal efficiency is 46.78, and the exergoenvironmental factor decrease to 29.98. It can be said that the propulsion system which was generated in this research can be used as an alternative for LNG carrier propulsion system, regarding its good performance at exergy, energy and exergoenvironmental, compared to previous propulsion system. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurulloh Mauldiah Fraditsi
"Emisi karbon dari kawasan mangrove bergantung pada properti tanah di bawah perairan. Beberapa jenis mangrove yang menerima input nutrisi dari sisa kegiatan manusia akan memperkaya aktivitas mikroba di dalam tanah yang berdampak kepada emisi karbon seperti metana (CH4) dan karbondioksida (CO2) yang lebih besar ke atmosfer. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik tanah mangrove di Marunda pada musim hujan dan hubungannya dengan emisi metana dan karbondioksida, serta mengetahui pengaruh air buangan terhadap karakteristik tanah mangrove dikawasan Marunda. Hasil percobaan menunjukkan bahwa irigasi menurunkan potensial redoks tanah dari 471,0 mV menjadi 264 mV oleh tanah yang diirigasikan dengan air sungai dan 293,7 mV oleh air tambak. Irigasi dengan air tambak meningkatkan kandungan NO3-yag signifikan, dari 2,8-3,6 mg/L dan 0,1-0,8 mg/L pada air sungai. Irigasi juga meningkatkan konsentrasi ion NH4+ pada tanah yang dialiri air sungai maupun air tambak dengan konsentrasi yang lebih besar pada air sungai. Akumulasi amonium di dalam tanah menurunkan emisi CO2 pada air tambak yang disebabkan oleh pengubahan enzim untuk memperlambat mineralisasi karbon. Tidak terdapat gas metana yang terdeteksi dalam penelitian ini karena tahap dekomposisi bahan organik yang dominan terjadi di tanah adalah tahap fermentasi yang ditunjukkan oleh angka potensial redoks tanah yang berada pada rentang 200 – 450 mV dan C/N sebesar 9 yang tidak optimal bagi pembentukan metana. Kisaran nilai potensial redoks tersebut juga mengindikasikan adanya proses nitrifikasi dan ARNA selama masa percobaan berlangsung.

Carbon emission from mangrove ecosystem are depended on soil properties under water. Some types of mangrove which receives nutrition input from domestic wastewater will enhance microbial activities within the soils and affect a greater carbon emission as methane (CH4) and carbondioxide (CO2) to the atmosphere. The goal of this research is to analyze the characteristics of mangrove soils in Marunda in rainy season and its corelation with carbon emission and to find the impact of discharging wastewater towards mangrove soils to the soil’s characteristics. The observation was held in laboratory scale, by irrigating the mangrove soils with downstream water of Banjir Kanal Timur (BKT) and milkfish ponds water for 68 days. The irrigation were done at every alternate day by discharging 0,8 L of wastewater to the soils. The results showed that irrigation could lower redox potential from the initial 471,0 mV became 264,0 mV for the soils discharged by BKT water and 293,7 mV for the soils discharged by milkfish ponds water. Irrigation by milkfish ponds water enhance NO3- significantly, with the variation 2,8-3,6 mg/L and 0,1-0,8 mg/L in the soils discharged by BKT water. Irrigation also enhanced NH4+ concentration in the soil with a greater values showed by soils discharged by BKT water. Accumulation of NH4+ in the soils leads to depletion of CO2 emission from the soils discharged by milkfish ponds water due to the changing of enzime that could inhibit carbon mineralization, besides, there was no methane detected in this experiment because the organic decomposition stage was still at fermentatoion which produced CO2 more significantly instead of merthane. This stage was indicated by the range of redox potential shown by the soils were 200 – 450 mV and C/N ration of the soil was 9 which is not in optimum range to produce methane. Those Redox value (Eh) range also indicated nitrification and ARNA proces occured during the experiment.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59890
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Gita Astari
"Permukiman sebagai suatu wilayah dimana didalamnya terdapat berbagai aktivitas manusia yang mengkonsumsi energi, baik energi listrik maupun energi yang berasal dari bahan bakar fosil, merupakan salah satu sumber penghasil gas rumah kaca. Jakarta sebagai kota metropolitan di Indonesia memiliki jumlah penduduk 9.604.329 jiwa. Tingginya jumlah penduduk dengan beragam aktivitas penduduk Kota Jakarta tentunya akan berpengaruh terhadap emisi CO2 yang dihasilkan. Pada penelitian ini akan dilakukan perhitungan terhadap emisi jejak karbon yang dihasilkan dari aktivitas permukiman. Wilayah studi yang diambil adalah wilayah Jakarta dalam skala kecamatan yaitu Kecamatan Pademangan yang terletak di Kotamadya Jakarta Utara. Variabel yang digunakan pada penelitian ini yaitu tipe rumah, daya listrik, dan jumlah penghasilan kepala keluarga. Emisi CO2 dapat dinyatakan sebagai jejak karbon. Dimana dalam penelitian ini terdapat dua jenis jejak karbon yang diteliti, yaitu jejak karbon primer yang berasal dari penggunaan bahan bakar fosil di rumah tangga, dan jejak karbon sekunder yang berasal dari konsumsi energi listrik rumah tangga.
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa nilai total emisi karbon yang dihasilkan oleh Kecamatan Pademangan yaitu sebesar 11.336,16 ton CO2 /bulan dengan kelurahan terbesar penyumbang emisi karbon yaitu Kelurahan Pademangan Barat yang terdiri dari emisi karbon primer sebesar 221,76 ton CO2 /bulan dan emisi karbon sekunder sebesar 3910,12 ton CO2 /bulan. Peringkat kedua adalah Kelurahan Ancol yang menghasilkan emisi karbon primer sebanyak 224,63 ton CO2 /bulan dan emisi karbon sekunder sebesar 3846,06 ton CO2 /bulan. Di peringkat terakhir yaitu Kelurahan Pademangan Timur yang menghasilkan emisi karbon primer dan emisi karbon sekunder masing-masing sebesar 104,45 ton CO2 /bulan dan 3029,02 ton CO2 /bulan. Berdasarkan hasil analisis dan uji statistik, faktor-faktor yang mempengaruhi nilai emisi CO2 yang dihasilkan dari suatu rumah tangga yaitu tipe rumah, daya listrik, dan jumlah penghasilan.

Settlements as an area in which there are many human activities that consume energy, either electrical energy or energy derived from fossil fuels, is a source of greenhouse gases. Jakarta as a metropolitan city in Indonesia has a population of 9,604,329 people. The high number of residents with various activities, will certainly affect the generation of the carbondioxide emissions. This research will measure the carbon footprint generated from settlement activities. The study area of this research is took place in Pademangan North Jakarta. Variables used in this research are the type of housing, the electricity power installed, and salaries of the households. Carbondioxide emission can be expressed as a carbon footprint. In this study, there are two types of carbon footprint that is observed, they are the primary carbon footprint from fossil fuel consumption in households, and the secondary carbon footprint which comes from electricity consumption of households.
Based on this research, it was found out that the total carbon emissions generated by Pademangan is 11336.16 tonnes CO2/month. The largest contributor to carbon emissions is West Pademangan with primary carbon emissions of 221.76 tons CO2/month and secondary carbon emissions of 3910.12 tons CO2/month. Ranked second is Ancol that produce the primary carbon emissions as much as 224.63 tons CO2/month and the secondary carbon emissions of 3846.06 tonnes CO2/month. Ranked last is East Pademangan which produces primary carbon emissions and secondary carbon emissions each are 104.45 CO2/month and 3029.02 CO2/month. Based on the analysis and statistical tests, factors that affect the value of carbondioxide emissions resulting from a household are the type of the house, the electricity power installed, and the amount of the households income.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42101
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Julian Christofer
"Kontaktor membran serat berongga digunakan untuk mengabsorpsi gas CO2 murni. Bahan membran yang digunakan adalah polipropilen dan pelarut yang digunakan merupakan pelarut campuran senyawa amina (MEA/DEA) dan dibandingkan pelarut tunggal DEA. Penelitian ini menganalisis efektivitas perpindahan massa dengan menghitung nilai koefisien perpindahan massa (kL), fluks, dan korelasi perpindahan massa pada variasi laju alir pelarut 200,250,300,350,400 ml/menit dan jumlah serat 20,30,40. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pelarut campuran MEA/DEA lebih efektif menyerap gas CO2 dibandingkan pelarut tunggal DEA pada laju alir 400 ml/menit dan jumlah serat 40 dengan nilai kL, fluks dan sebesar 0.00244 cm/s dengan persentasi CO2 yang terabsorpsi sebesar 93%.

Hollow fiber membrane contactor was used for the absorption of pure carbon dioxide. The membranes applied were made of PVC and the absorbents included aqueous solution of mixed amine (MEA/DEA) that would be compared with single amine absorbent. This research detemined the mass transfer efficiency with determining mass tranfer coefficient, flux and mass transfer correlation under different absorbent flow rate 200,250,300,350,400 cc/minutes and number of fiber 20,30,40. The results showed that the mixed amine absorbent was more effective in doing absorption than the single amine under the flow rate absorbent 400 cc/minutes and number of fiber 40 with the value kL 0.00244 cm/s with percentage of CO2 absorped 93%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43403
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Angga Kurniawan Sasongko
"ABSTRAK
Melimpahnya limbah grafit dapat diolah menjadi bahan bernilai jual, salah satunya dengan menjadikannya sebagai adsorben. Rekayasa adsorben berbasis grafit dapat dilakukan dengan menambahkan nanopartikel magnetit berupa Fe3O4. Penambahan nanopartikel magnetit pada adsorben dilaporkan mampu mengadsorpsi gas lebih baik. Pada penelitian ini, dilakukan rekayasa limbah grafit yang dimodifikasi dengan menambahkan nanopartikel magnetit Fe3O4 menggunakan teknik impregnasi untuk diujicobakan dalam mengadsorpsi gas karbon dioksida CO2 sehingga diharapkan akan diperoleh alternatif adsorben yang mampu mengadsorpsi gas karbon dioksida CO2 dengan baik. Pada penelitian ini dilakukan pengujian adsorpsi gas CO2 menggunakan metode adsorpsi isotermal dengan variasi berupa suhu 300, 350, dan 450C serta tekanan 3,5,8,15, dan 20 Bar . Dari hasil uji coba menggunakan tiga jenis bahan yaitu grafit non modifikasi GNM , grafit/ Fe3O4 20 G/ Fe3O4 20 serta grafit/Fe3O4 35 G/ Fe3O4 35 melalui metode adsorpsi isotermal diperoleh kapasitas adsorpsi terbesar sebanyak 0,453 kg/kg pada suhu 300C dan tekanan 20 Bar menggunakan bahan grafit/Fe3O4 20 . Dengan demikian limbah grafit yang dimodifikasi dengan penambahan Fe3O4 mampu mengadsorpsi gas CO2 sama baiknya dengan adsorben lain.

ABSTRACT
The abundance of graphite waste can be processed into valuable materials, one alternative is by making it as an adsorbent. Graphite based adsorbent modification can be accomplished by adding nanoparticle magnetic of Fe3O4 The addition of magnetite nanoparticles is reported can improve graphite rsquo s adsorption ability. In this research, we will modify the graphite waste by adding Fe3O4 magnetite nanoparticles using impregnation technique. The modified graphite is then tested using carbon dioxide gas CO2 to see how good its adsorption ability as a gas adsorbent. In this research, the CO2 adsorption testing will be carried out using isothermal adsorption method with temperature 300, 350, and 450C and pressure 3,5,8,15, and 20 Bar variations. The experimental result, by using three types of materials non modified graphite GNM , graphite Fe3O4 20 G Fe3O4 20 and graphite Fe3O4 35 G Fe3O4 35 it can be concluded that the largest adsorption capacity is 0,453 kg kg at 300C and 20 Bar pressure using material G Fe3O4 20 . Thus, the modified graphite waste with the addition of Fe3O4 is capable of adsorbing CO2 gas as well as other adsorbents."
2017
S67212
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library