Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 28 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Satya Wydya Yenny
"ABSTRAK
Penyebab PV adalah Malassezia spp. atau disebut juga Pityrosporum orbiculare dan Pityrosporum ova/a, merupakan jamur serupa ragi yang bersifat saprofit, dalam kondisi tertentu berubah menjadi bentuk miselium yang bersifat patogen. Dalam hal kesembuhan, PV prognosisnya baik tetapi masalah utama adalah kekambuhan yang sangat tinggi. Tingkat kekambuhan pada tahun pertama setelah pengobatan 60% dan pada tahun kedua setelah pengobatan 80%. Hal ini terjadi karena Malassezia spp. merupakan flora normal pada kulit, kadang terdapat lebih dalam pada folikel rambut, selain itu juga karena faktor predisposisi yang tidak dapat dihindari.
Berbagai faktor yang berperan pada penyakit ini antara lain faktor lingkungan yang lembab dan panas, pakaian tertutup, genetik, hormonal, imunodefisiensi, kulit berlemak, malnutrisi, hiperhidrosis, pengobatan dengan kortikosteroid atau imunosupresan, dan penggunaan antibiotika jangka lama, serta pemakaian kontrasepsi oral. Faktor lingkungan yang berperan pada PV antara lain adalah lingkungan mikro pada kulit, misalnya kelembaban kulit. Kelembaban kulit dinilai dengan mengevaluasi skin capacitance (SC) dan transepidermal water loss (TEWL). Pada kulit normal SC dan TEWL seimbang, pada kulit lembab SC meningkat sedangkan TEWL berkurang. Pada pasien PV diduga kelembaban kulit tinggi.
Sepengetahuan penulis belum ada penelitian mengenai hubungan PV dengan kelembaban kulit. Diharapkan dengan hasil penelitian ini dapat membantu memberikan asupan dalam penatalaksanaan PV.
Malassezia spp. merupakan flora normal pada kulit. Pada kondisi tertentu bentuk ragi berubah menjadi bentuk miselia yang memberi gambaran Minis PV. Salah satu faktor yang mempengaruhi perubahan ini adalah kelembaban kulit yang tinggi, yang dicerminkan oleh SC dan TEWL.
Perumusan masalah
Apakah ada perbedaan skin capacitance dan transepidermal water loss kulit non-lesi pasien pitiriasis versikolor dengan non-pitiriasis versikolor?."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T21447
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitompul, David
"Telah dibuat Capacitance Meter yang merupakan alat ukur untuk kapasitor nonpolar. Karakteristiknya antara lain, tingkat kesalahan 1% pada skala maksimum 40 pF (piko farad), jangkauannya 3 dekade, derau dan arus drift rendah. Secara praktis (implementatif), mudah dibuat, menggunakan rangkaian op amp yang umum, rangkaian dapat di-pra implementasi-kan pada protoboard dalam waktu singkat (hitungan menit), memecahkan solusi kecepatan bagi kapasitor berharga kecil.

It had been made a Capacitance Meter which is the measurement instrument for non-polar capacitors. It has characteristics: 1% error on maximum scale 40 pF (picofarad), 3 decades of range, low noise and drift. Practically, it is easy to construct, using common op amp circuitry, can breadboard it in minutes. It solves the speed problem for small capacitors."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
S29492
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rohmadi
"Penelitian ini menyampaikan sebuah desain sensor 12 Channel yang dirotasi pada ECVT sebagai ide dasar untuk perbaikan citra hasil rekontruksi. Sensor dibuat dengan menambahkan motor pada bagian atasnya untuk dapat memutar dan pada bagian samping untuk menaikan dan menurunkan sensor. Pengaruh dari rotasi dan translasi sensor dianalisa dengan membandingkan dengan sensor konvensional. Metode yang digunakan adalah coefficient correlation (cc) dan metode rekontruksi menggunakan LBP untuk mengetahui pengaruh dari rotasi dan translasi saja. Dari hasil eksperimen dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara sensor rotasi dengan nilai cc 0.76 dan 0.64 pada sensor konvensional, atau terjadi peningkatan kualitas citra sebesar 12%.

The research proposes a design of 12-channel rotary sensor for electrical capacitance volume tomography (ECVT) toward improvement in image reconstruction result. Sensor was assembled by attaching motors at upper section to rotate in radial; also at side to move up and down. Effects of rotating and translating the sensor has been analyzed in comparison to conventional sensory system. Correlation coefficient (CC) method and linear back-projection (LBP) were used to observe the performance on rotation-translation. Experiments show a difference between rotation with CC of 0.76 and conventional with CC of 0.64. In other words, image quality is improved by 12%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
T46744
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Hermanto
"Tugas akhir ini membahas mengenai perancangan rangkaian pembaca keluaran sensor kelembaban dan konduktivitas dielektrik dengan menggunakan Operational amplifier LT 1807. Perancangan dilakukan dengan simulasi menggunakan multisim 10.0.1 dan menerapkan hasil simulasi di papan protoboard.
Berdasarkan implementasi dan pengujian rangkaian detektor fasa hasil kajian ini, didapatkan hasil yang lebih baik pada rangkaian rangkaian Pcb. Hal ini disebabkan karena capacitance stray menjadi lebih besar karena penggunaan protoboard dan noise yang disebabkan oleh adanya kabel jumper.
Berdasarkan pengujian hasil optimisasi terhadap tiga nilai resistansi diatas 1 KiloOhm yang dibandingkan dengan hasil rangkaian sebelumnya didapatkan lebar pulsa beda fasa dengan margin kesalahan terhadap perhitungan sebesar 0.508°.

This project discusses about the design of output circuits readers conductivity and dielectric humidity sensor using Operational amplifier LT1807. The design was simulated using Multisim 10.0.1 and applying the simulation results in protoboard.
Based on the implementation and testing phase detector circuit results of this study, obtained better results in the pcb board. This is because the stray capacitance becomes larger as the use protoboard and noise caused by the presence of jumper cables.
Based on the testing results of the optimization of the three above 1 KiloOhm resistance value that is compared with the previous set of results obtained with the phase shift between pulse width to the calculation of margin of error of 0.508°.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51309
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hutahaean, Antony
"Skripsi ini membahas desain dan proses mengukur kapasitansi dari sensor dielektrik. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan LCR meter dan menggunakan IC CDC (Capacitance to Digital Converter) AD7746. Tujuan pengukuran adalah untuk membandingkan hasil dari kedua pengukuran dan menentukan pengukuran yang lebih tepat. Selain itu, dilakukan pengukuran sensor dielektrik ketika sensor ditempatkan di udara bebas dan ketika sensor ditempatkan di atas kertas setebal 10 cm. Pengukuran ini dimaksudkan untuk membandingkan hasil pengukuran, di mana kertas dianggap sebagai bahan dielektrik. Proses ini dilakukan untuk membuktikan apakah sensor telah bekerja sebagai sensor kapasitansi. AD7746 CDC memiliki batas kapasitansi pengukuran dari -4,096 pF sampai 4,096 pF. Oleh karena itu, dalam mengukur nilai diluar batas pengukuran dibutuhkan pengaturan CAPDAC. Pengaturan ini bertujuan untuk mencocokkan nilai CAPDAC dengan nilai dielektrik sensor yang diukur. Metode mengukur CDC AD7746 menggunakan mikrokontroler Arduino yang bertujuan untuk menulis dan membaca data dari program CDC atau AD7746. Mikrokontroler Arduino juga berfungsi untuk menampilkan hasil pengukuran pada layar komputer.

This script discusses the design and the process of measuring the capacitance of the dielectric sensor. Measurements were made using LCR Meter and using IC CDC (Capacitance to Digital Converter) AD7746. Purpose of measurement is to compare the results of both measurements and determine a more precise measurement. In addition, measurement of dielectric sensor when the sensor is placed in free air and at the sensors placed over the paper as thick as 10 cm. This measurement is intended to compare the results of measurements, in which the paper is considered as a dielectric material. This process is carried out to prove whether the sensor has worked as a capacitance sensor. AD7746 CDC has a capacitance measuring limit of -4.096 to +4.096 pF pF. Therefore, in measuring out the required measurement limit value settings CAPDAC. This arrangement aims to match the value CAPDAC with dielectric sensor measured value. Method of measuring the AD7746 CDC uses an Arduino microcontroller that aims to write and read data from the CDC program or AD7746. Arduino microcontroller also serves to display the measurement results on a computer screen."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44034
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Radityo
"[Kulit kering merupakan penyebab tersering keluhan gatal pada pasien HIV. Terapi antiretroviral pun dikaitkan dengan kulit kering, namun pemberiannya diperlukan oleh pasien HIV dalam jangka waktu yang lama. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara lama terapi antiretroviral dengan derajat kekeringan kulit pada pasien HIV. Studi potong lintang dan kasus kontrol ini dilaksanakan pada Juni 2015 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Didapatkan 97 subjek. Lama terapi antiretroviral lini dua berkorelasi positif terhadap nilai transepidermal water loss dan lama terapi antiretroviral berkorelasi negatif terhadap nilai skin capacitance. Lama terapi antiretroviral merupakan faktor risiko terhadap penurunan nilai skin capacitance.;Xerosis is the most common etiology for itch in HIV patients. Antiretroviral therapy is also associated with xerosis, but this drug is needed to be given in a long course. Therefore, the purpose of the study is to determine the association between duration of antiretroviral therapy and degree of xerosis in HIV patients. This cross sectional and case control study was done in June 2015 in Cipto Mangunkusumo Hospital. There were 97 subjects. Duration of second line antiretroviral therapy is positively correlated to transepidermal water loss value and duration of antiretroviral therapy is negatively correlated with skin capacitance value. The duration of antiretroviral therapy is a risk factor for the decrease of skin capacitance value. , Xerosis is the most common etiology for itch in HIV patients. Antiretroviral therapy is also associated with xerosis, but this drug is needed to be given in a long course. Therefore, the purpose of the study is to determine the association between duration of antiretroviral therapy and degree of xerosis in HIV patients. This cross sectional and case control study was done in June 2015 in Cipto Mangunkusumo Hospital. There were 97 subjects. Duration of second line antiretroviral therapy is positively correlated to transepidermal water loss value and duration of antiretroviral therapy is negatively correlated with skin capacitance value. The duration of antiretroviral therapy is a risk factor for the decrease of skin capacitance value. ]"
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rana Bouzida
"Tomografi merupakan salah satu pencitraan non-invasif yang banyak dikembangkan saat ini. Tomografi adalah proses visualisasi gambar dua dimensi maupun tiga dimensi yang banyak digunakan di bidang medis maupun industri. Terdapat beberapa cara dalam proses tomografi, salah satunya adalah dengan menggunakan kapasitansi listrik, atau biasa disebut dengan electrical capacitance tomography. ECT terdiri dari tiga komponen utama, yakni sensor yang terbuat dari tembaga tipis, sinyal kondisioning yang digunakan untuk mengukur nilai kapasitansi dan mengubahnya ke bentuk digital, dan komputer yang menerima data digital dari sinyal kondisioning yang kemudian diolah menjadi gambar dua atau tiga dimensi.
Pada penelitian ini, untuk mengukur kapasitansi penulis menggunakan AD5933 Evaluation Board. AD5933 merupakan IC keluar Analog Devices yang dapat digunakan untuk mengukur impedansi. AD5933 dapat mengukur impedansi dengan presisi dan pada jangkauan frekuensi yang luas, karena itu diharapkan dengan menggunakan AD5933 dapat dihasilkan sistem ECT baru yang dapat mengukur frekuensi pada jangkauan frekuensi yang luas secara presisi. Berdasarkan hasil uji pengukuran kapasitor pada sensor ECT 8 Channel nilai spesifitasnya antara 30% sd 46% dan nilai sensitivitasnya antara 24% sd 95%.

Tomography is one of some nowdays developed non-invasif rekonstruction. It‟s two or three dimension visualisation in medicine or industry. There are so many processes in tomography; one of them is using electrical capacitance, or known as electrical capacitance tomography (ECT). ECT has three main components, there are; sensor made from thin copper, signal conditioning that use to measure capacitance value and convert it into digital data, and computer used to receive digital data from signal conditioning and convert it into two or three dimensional image.
In this research, writer use AD5933 Evaluation Board to measure capacitance. AD5933 is integrated circiut form Analog Devices that use to measure impedance. It can measure impedance precisely and in the wide range frequency, because of it we expected with AD5933 we can get new ECT system that can measure capacitance precisely in wide range of frequency. Based on experiment using capacitor, specificity of capacitance measurement on ECT sensor using AD5933 is between 30% and 46% and its sensitivitiy is around 24% and 95%.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S63288
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Efriyadi
"Pemantauan dan pengendalian kelembaban lingkungan mendapat perhatian yang semakin luas dari dulu sampai sekarang. Salah satu faktor utama untuk dapat memastikan keakuratan dan kecepatan respon alat penginderaan yang dibuat adalah dengan pemilihan bahan yang sesuai dan proses fabrikasi yang baik. Pada penelitian ini, telah difabrikasi tiga sensor kelembapan kapasitif berbasis material TiO2 dan polimer Ethyl Cellulose (EC) yaitu TiO2 murni, EC-coated TiO2 dan TiO2/EC. Karakterisasi yang dilakukan antara lain XRD, UV-Vis dan EIS. Studi sensor kelembaban terhadap semua sampel sensor diukur pada kelembaban relatif atau Relative Humidity (RH) yang berbeda (RH 11%–96%) pada variasi frekuensi dari 100 Hz-1 MHz. Dari hasil pengukuran respon dinamis diperoleh bahwa seluruh sensor yang difabrikasi telah menunjukkan penginderaan terhadap perubahan kelembapan  yang dibuktikan dengan respon kapasitansi dari semua sensor meningkat dan resistansi semua sensor menurun seiring meningkatnya RH. Sensor kelembapan EC-coated TiO2 merupakan sensor kelembapan yang lebih unggul dibandingkan TiO2 dan TiO2/EC dengan rincian hasil kinerja penginderaan yang diperoleh antara lain kapasitansi paling tinggi (111 nF), linearitas yang diperoleh hampir di seluruh rentang kelembapan dengan nilai R2 mendekati 1, histeresis rata-rata sensor paling kecil (0,018%), waktu respon dan waktu pemulihan paling cepat (7,25 s dan 1,63 s), sensitivitas rata-rata paling tinggi (5,6 x 104 %) dan stabilitas sensor baik karena perubahan nilai kapasitansi pada tiap-tiap RH diperoleh kurang dari 4% saat diukur selama 7 hari. Hasil ini juga didukung oleh karakterisasi EIS yang ditunjukkan dengan terbentuknya grafik impedansi semisirkular dan berkurang pada RH 96% yang menandakan terjadinya adsorpsi dan difusi molekul air yang sangat kuat pada lapisan sensing sensor tersebut. Berdasarkan hasil yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa bahan TiO2 yang dilapisi dengan EC (EC-coated TiO2)  sangat cocok untuk diaplikasikan pada sensor kelembaban, karena terbukti mampu memperbaiki respon kinerja penginderaan dan proses adsorpsi dari sensor kelembaban TiO2 murni.  Frekuensi terbaik pada pengukuran kinerja penginderaan sampel sensor diperoleh pada frekuensi 100 Hz. Hasil ini diharapkan bisa menjadi acuan pada penelitian sensor kelembapan selanjutnya.

Monitoring environment parameters such as humidity have received wide attention from the past up until now. One of the main factors to ensure the accuracy and response speed of the humidity sensor is the selection of appropriate materials and its fabrication process. In this research, three capacitive humidity sensors based on TiO2 material and Ethyl Cellulose (EC) polymer have been fabricated, namely pure TiO2, EC-coated TiO2 and TiO2/EC. Characterizations carried out include XRD, UV-Vis and EIS. Humidity sensor study on all sensor samples measured at different Relative Humidity (RH) (11%-96% RH) at various frequency from 100 Hz-1 MHz. From the results of dynamic response measurements, it is found that all of the fabricated sensors have shown sensing of changes in humidity as evidenced by the capacitance response of all sensor increasing and the resistance of all sensor decreasing with increasing RH. The humidity sensor EC-coated TiO2 is superior to TiO2 and TiO2/EC with details of the sensing performance results obtained, including the highest capacitance (111 nF), linearity obtained in almost the entire humidity range with an R2 value close to 1, the smallest average hysteresis (0.018%), the fastest response time and recovery time (7.25 s and 1.63 s), the highest average sensitivity (5.6 x 104%) and the stability of the sensor is good because the change in the capacitance value at each RH is obtained less than 4% when measured for 7 days. These results are also supported by EIS characterization which is indicated by the formation of a semicircular impedance graph and decreases at 96% RH which indicates the occurrence of very strong adsorption and diffusion of water molecules in the sensing layer of the sensor. Based on the results obtained, it can be concluded that TiO2 coated with EC (EC-coated TiO2) is very suitable to be applied to humidity sensor, because it has been proven to be able to improve responses of the sensing performance and adsorption process of pure TiO2 humidity sensor. The best frequency for measuring the sensing performance of the sensor is obtained at a frequency of 100 Hz. These results are expected to be a reference for future humidity sensor research."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hashfi Abidi
"Biosensor mendeteksi zat kimia tertenu melalui reasi biokimia. Zat biokimia bereaksi dengan analit dan diubah menjadi sinyal litrik oleh tranduser. Elektroda terstruktur 3D akan dapat berinteraksi lebih banyak dengan analit. Hipotesisnya adalah bahwa elektroda berstruktur sarang lebah 3D akan menghasilkan hasil yang lebih baik karena integritas strukturalnya. Penelitian ini dilaksanakan melalui perangkat lunak simulasi, dan hasilnya kotak menghasilkan hasil yang lebih baik sedangkan hexagon menghasilkan lebih buruk. Namun, integritas structural segi enam mampu menghasilkan hasil lebih konsistensi bahkan dengan perubahan ketebalan.

Biosensor detect certain chemical substances through a biochemical reaction. The biochemical substance reacts with the analyte and it converts into electrical signal by a transducer. A 3D structured electrode would be able to interact more with the analyte. The hypothesis is that a 3D honeycomb-structured electrode would produce a better outcome due to its structural integrity. The research was commenced through a simulation software, and the result was that square produce the better outcome meanwhile hexagon produce the worst. However, the structural integrity of a hexagon was able to produce more of a consistent even with the change of thickness."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>