Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ridhawati
"Candida albicans adalah salah satu spesies Candida yang paling banyak menimbulkan kandidosis. Manifestasi klinis kandidosis dapat berupa kandidosis superfisialis yang meryerang kulit, kuku dan mukosa, namun juga dapat menyebabkan infeksi sistemik yang mempunyai angka kematian tinggi. C. albicans mempunyai dua bentuk, yang dianggap penting yaitu blastokonidia dan hifa."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2000
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Boy M. Bachtiar
"Pendahuluan
Salah satu bentuk kandidiasis mulut adalah kandidiasis atropik kronik atau denture stomatitis yang terutama disebabkan oleh jamur Candida albicans dan dipicu oleh pemakaian protesea lepasan di dalam mulut. Secara teoritis, mekanisme sistem pertahanan tubuh primer berperan dalam mencegah kolonisasi C. albicans pada permukaan mukosa mulut. Mekanisme ini meliputi deskuamasi epitel mukosa mulut, sIgA yang mengagregasi sel jamur dari pembersihannya dari dalam mulut, serta berbagai protein saliva yang bersifat kandidasidal, seperti lisozim, histatin, dan laktoferin2. Selain itu, granulosit dan makrofak merupakan sel-sel imunokompeten yang berperan dalam mekanisme respon inflamasi dan sebagai sel efektor pada tahap respon imun adoptif.
Masih terdapat ketidaksesuaian pendapat tentang potensi serotipe C. albicans, yaitu serotipe A dan serotipe B, dalam patogenesis denture stomatitis_ Sebagain peneliti mengatakan bahwa sifat invasif C. albicans pada mukosa mulut berbeda menurut serotipe tersebut. Peneliti yang lain menyatakan bahwa induksi antibodi yang protektif terhadap C. albicans lebih ditentukan oleh distribusi epitop tertentu yang merupakan bagian dari lipomanan, molekul yang terdapat pada permukaan sel blastarporta. Namun demikian para ahli sepakat, bahwa sifat patoigen oportunis jamur ini berkorelasi dengan defek imun yang terjadi pada inang, baik defek imun secara umum, maupun defek imun yang terjadi secara lokal."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2000
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Irviana Chairunnisa Putri Mahendra
"Candida albicans adalah organisme komensal, akan tetapi, adanya perubahan fisiologis dan sistem kekebalan tubuh dapat mengakibatkan perubahan organisme ini menjadi patogen. Terdapat beberapa masalah pada penggunaan beberapa obat jamur yang biasa digunakan untuk mengobati infeksi Candida, seperti resistensi dan nefrotoksik, sehingga diperlukan terapi alternatif salah satunya adalah minyak biji pala (Myristica fragrans Houtt.). Telah dilaporkan bahwa minyak biji pala terbukti memiliki efek antikandida namun, belum ada data yang menunjukkan pada tahap pembentukan biofilm mana dari Candida albicans yang dihambat dan efek kombinasi minyak biji pala dengan obat antijamur konvensional, sehingga pada penelitian ini dilakukan evaluasi kuantitatif penghambatan oleh minyak biji pala dan kombinasi minyak biji pala dengan flukonazol terhadap pertumbuhan jamur; dan inhibisi tahapan pembentukan biofilm Candida albicans berdasarkan uji Time of Addition menggunakan qPCR. Sebelum pengujian dengan qPCR, terlebih dahulu dilakukan optimasi suhu annealing dan konsentrasi primer, lalu dilanjutkan dengan kuantifikasi jumlah gen Candida albicans yang teramplifikasi pada setiap uji. Dari hasil penelitian, penghambatan Candida albicans yang diberi minyak biji pala dengan konsentrasi 0,625% dan 2,5% adalah masing-masing sebanyak 23,9% dan 67,8%. Pada uji Time of Addition, minyak biji pala efektif menghambat tahap perkembangan (development) pada biofilm hingga 88,2%. Efek kombinasi minyak biji pala dan flukonazol menunjukkan adanya efek sinergis berdasarkan dari efektifitasnya menghambat lebih dari 80% sel Candida albicans yang tumbuh.

Candida albicans is a commensal organism, however, changes in physiological and immune system can result in the transformation of this organism into a pathogen. There are several problems with the use of fungal drugs commonly used to treat Candida infections, such as resistance and nephrotoxicity, therefore alternative therapies are needed, one of which is nutmeg seed oil (Myristica fragrans Houtt.). It has been reported that nutmeg seed oil shown to have an anticandidal effect however, there are no data showing at which stage of Candida albicans biofilm formation is inhibited and the combination effect of nutmeg seed oil with conventional antifungal drugs, therefore in this study a quantitative evaluation of the inhibition by nutmeg seed oil and the combination of it with fluconazole on the fungal growth; and inhibition the stages of biofilm formation based on Time of Addition Assay on Candida albicans using qPCR was carried out. Before testing with qPCR, annealing temperature and primer concentration were optimized first, continued with quantification of Candida albicans genes number that was amplified in each test. From the results of the study, the inhibition of Candida albicans given nutmeg seed oil with concentrations of 0.625% and 2.5% were 23.9% and 67.8%. In the Time of Addition Assay, nutmeg seed oil was effective in inhibiting the development stage up in biofilm up to 88.2%. The combined effect of nutmeg seed oil and fluconazole showed a synergistic effect based on its effectiveness in inhibiting more than 80% of Candida albicans cells that grew."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library