Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indira Kemalasari
Abstrak :
atar Belakang: Balans energi positif pada obesitas ditandai dengan hiperadipositosis dan merangsang proses inflamasi kronik yang berdampak pada komplikasi penyakit pasien obesitas. Salah satu penatalaksaan obesitas adalah pemberian diet restriksi kalori. Diet restriksi kalori diduga menyebabkan penurunan kondisi inflamasi kronik yang salah satunya ditandai dengan kadar c-reactive protein (CRP). Namun demikian, berbagai studi memberikan hasil yang inkonsisten. Tujuan: Menilai efek diet restriksi kalori terhadap perubahan kadar CRP dan menilai pengaruh durasi diet tertentu terhadap perubahan kadar CRP pasien obesitas. Sumber Data: Pencarian utama dilakukan pada basis data PubMed, ProQuest, EBSCOhost, Embase dan Scopus hingga 30 Oktober 2020. Pencarian sekunder juga dilakukan secara snowballing, Google Scholar, Global Index Medicus, portal basis data nasional, dan perpustakaan digital 40 universitas di Indonesia. Seleksi Studi: Studi uji klinis acak melibatkan pasien dewasa obes yang menilai efek diet restriksi kalori (tanpa mengkombinasikan dengan terapi nondiet lain) terhadap kadar CRP. Tidak ada batasan tahun publikasi dan bahasa. Penilaian terhadap judul, abstrak dan studi dilakukan oleh dua peninjau independen. Dari 2087 artikel, 11 studi diantaranya memenuhi kriteria eligibilitas. Ekstraksi Data: Ekstraksi data dilakukan oleh kedua peninjau. Korespondensi dilakukan dengan menghubungi peneliti dan tidak didapatkan adanya data tambahan. Hasil: Diet restriksi kalori memiliki efek terhadap penurunan kadar CRP pada pasien obesitas dengan nilai Mean Difference -0.22 (IK 95% -0.40 - -0.04, p 0.006). Intervensi restriksi diet ≤ 12 minggu tidak menunjukkan penurunan bermakna pada kadar CRP, sedangkan intervensi restriksi diet > 12 minggu menunjukkan penurunan bermakna pada kadar CRP. Kesimpulan Diet restriksi kalori memiliki efek menurunkan kadar CRP pada pasien obesitas. ......Background: Positive energy balance in obesity is characterized by hyperadipocytosis, which stimulates chronic inflammatory processes in obese patients. Management of obesity includes a calorie restriction diet thought to improve chronic inflammatory conditions, characterized by reduced c-reactive protein (CRP). However, studies have yielded inconsistent results. Objective: To assess the effect of a calorie-restricted diet on changes in CRP levels and the duration of a particular diet that is significant for its effect on changes in CRP levels in obese patients Data Source: We searched PubMed, ProQuest, EBSCOhost, Embase and Scopus through October 30,2020. Secondary searching was done by snowballing method including references of qualifying articles and manual searching through google scholar, global index medicus, national databases, and digital library of 40 universities in Indonesia Study Selection: A randomized controlled trial involving obese adult patients assessed the effect of a calorie-restricted diet (without combination with other nondiet therapy) on CRP levels. No restriction regarding year of publication and language. Titles, abstracts, and articles were reviewed by two independent reviewer. Of the 2087 studies identified in our original search, 11 of them met the eligibility criteria. Data Extraction: Data extraction was done by two reviewers. Correspondence was done by contacting the authors to confirm additional data. No additional data was obtained Result: The calorie restriction diet has an effect on reducing CRP levels in obese patients with a Mean Difference value of -0.22 (95% CI -0.40 - -0.04, p 0.006). Dietary restriction interventions ≤ 12 weeks did not show a significant decrease in CRP levels, while dietary restriction interventions > 12 weeks showed a significant decrease in CRP levels Conclusion: A calorie restriction diet has the effect of lowering CRP levels in obese patients
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hadiyati Fudla
Abstrak :
Obesitas merupakan konsekuensi morbiditas metabolik yang disebabkan oleh konsumsi yang berlebihan serta kurangnya aktivitas fisik. Secara etiologis, obesitas seharusnya dapat dicegah. Namun tinjauan kepustakaan menunjukkan bahwa hingga saat ini belum ada negara di dunia yang dapat dengan sukses menurunkan angka obesitas, meskipun sudah melakukan berbagai upaya. Intermittent fasting (IF) dipandang sebagai sebuah cara yang efektif untuk mengurangi prevalensi obesitas, tetapi pendekatan ini memiliki banyak protokol; salah satunya adalah 5:2 Intermittent Fasting. Penelitian ini bertujuan untuk menilai pengaruh puasa dua hari tidak berturut- turut per minggu terhadap asupan energi dan indeks masa tubuh (IMT) pada mahasiswa obesitas laki-laki usia 18-25 tahun di Universitas Indonesi. Studi randomized controlled trial dilakukan kepada empat puluh mahasiswa laki-laki obesitas di Universitas Indonesia. Kebiasaan asupan selama enam bulan sebelum penelitian diukur dengan semi-quantitative food frequency questionnaire (SQ-FFQ). Presentase IMT diukur menggunakan metode analisis bioelectrical impedance analysis (BIA) dan perkiraan dengan rumus konversi secara bersamaan. Kelompok intervensi melaksanakan puasa dua hari tidak berturut-turut dalam seminggu, dan asupan puasa mereka dicatat dengan buku diari makanan, sementara kelompok kontrol melaksanakan pola makan seperti sebelumnya, yang dicek dengan tiga hari 24 jam food recall. Setelah empat minggu intervensi, kelompok intervensi mengalami penurunan yang signifikan (P<0,005) dalam asupan energi dan IMT. ......Obesity is a consequence of the metabolic morbidities caused by overconsumption and lack of physical activity. Etiologically, obesity should be preventable, but reviews show that no country has yet been successful in reducing obesity, even though many efforts have been taken around the globe. Intermittent fasting (IF) is seen as an effective way to reduce obesity prevalence, but it has diverse protocols; one of them is 5:2 Intermittent Fasting. This study aimed to assess effects of two non-consecutive days fasting per week on energy intake and body mass index (BMI) among obese male students aged 18-25 years at Universitas Indonesia. A randomized controlled trial study was conducted on forty obese male students at Universitas Indonesia. Their habitual intake six months before the study was measured through a semi-quantitative food frequency questionnaire. The BMI percentage was measured using a bioelectrical impedance analysis (BIA). Intervention group did two non-consecutive days fasting per week, and recorded their fasting intake by food record diary; while control group did their habitual eating as before, and being recorded by three days 24-hour recall. As the conclusion, after a four-week intervention, the intervention group saw a significant reduction (P <0.005) in energy intake and BMI.
Depok: Fakultas Kedokteran Univesitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library