Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 24 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Antonius Atmaja Soen Lijadi
Abstrak :
ABSTRAK
Di era globalisasi dan komputerisasi, kepuasan pelanggan tidak lagi menjadi opsi bagi suatu perusahaan, melainkan merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki setiap perusahaan yang ingin unggul dalam persaingan usaha. Perusahaan berusaha dengan segala cara agar customer menjadi pembeli yang setia.

Call Center adalah layanan melalui telepon yang berfungsi sebagai Customer Service dimana pelanggan menelpon untuk memperoleh layanan dan staf Call Center untuk memenuhi kebutuhannya. Industri perbankan merupakan industri jasa yang keberhasilannya sangat ditentukan kualitas jasa yang dibetikan kepada nasabahnya baik melalul Walk-in Center maupun Call Center.

Penelitian kuantitatif diadakan untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan serta dimensi-dimensi layanan call center yang menjadi prioritas utama pelanggan dalam rangka meningkatkan kualitas layanan Call Center.

Penelitian bersifat deskriptif dan dilakukan dengan menggunakan metode studi Iapangan dengan menggunakan sampel dan pelanggan yang dalam tiga bulan terakhir pernah menelpon Call Center. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 30 orang per bank.

Dari hasil penelitian ini, disimpulkan bahwa dimensi layanan yang menjadi prioritas utama pelanggan adalah ketanggapan, akses dan keandalan sedangkan yang kurang dianggap penting oleh pelanggan adalah fasilitas ATB, mengerti pelanggan, toll free number. Tingkat kepuasan pelanggan terhadap layanan Call Center belum baik sehingga harus diperbaiki terutama pada dimensi layanan kemudahan dihubungi, informasi produk, penyelesaian keluhan. Sesuai dengan tingkat kepuasannya, semakin puas nasabah semakin loyal dan tinggi preferensinya serta promosi lisan yang dilakukan juga semakin meningkat.

Dengan demikian perusahaan harus terus meningkatkan kinerja Call Center agar kepuasan pelanggan dapat diperbaiki. Langkah yang dapat dilakukan terutama pada dimensi yang menjadi prioritas pelanggan, seperti dengan mengalokasikan staf lebih banyak pada saat beban kerja sangat tinggi dan memperbaiki sistim agar lebih user friendly. memperbaiki proses penyelesaian keluhan, menyeragamkan kualitas servis yang diberikan dengan Iebih banyak training product knowledge dan customer service skill guna meningkatkan kemampuan dan staf Call Center, proses peralihan dan pelayanan oleh staf menjadi pelayanan oleh mesin untuk layanan yang sifatnya reguler, harus disosialisasikan dengan baik.

Diharapkan di masa depan call center dapat digunakan sebagai perangkat Customer Relationship Management yang dapat mengidentifikasi konsumen sehingga diperoleh akumulasi pengetahuan yang dibutuhkan untuk mendiferensiasi konsumen berdasarkan profit dan kebutuhannya sehingga perusahaan dapat menawarkan solusi servis yang lebih customized.
2002
T3938
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
NT Witjaksono
Abstrak :
Penelitian ini dimaksudkan untuk dapat mengetahui ada tidaknya hubungan atas meningkatnya laporan masuk ke Call Center dengan partisipasi masyarakat. Penelitian dilakukan dengan terlebih dahulu menemukan gambaran tentang faktor yang mempengaruhi masyarakat untuk melaporkan kejadian ke kepolisian melalui fasilitas Call Center. Penelitian ini menggunakan Multistage Random Sampling Method (Metode Sampling Multi Tahap) dengan ukuran sample ditetapkan berjumlah 500 responden. Instrumen angket yang digunakan pada survei diuji keabsahannya melalui uji reliabilitas dan uji korelasi. Data final yang sudah diuji kemudian dianalisa menggunakan metode Cross Tabulation (Tabulasi Silang) untuk menghasilkan temuan penelitian yang mampu menjawab tujuan penelitian. Berdasarkan analisa terhadap data yang diperoleh, ditemukan beberapa informasi menarik diantaranya masih sangat diharapkannya lembaga kepolisian pada saat warga mengahadapi keadaan darurat, yang dalam konteks Entitas Sosial Horisontal, menunjukkan bahwa masyarakat memilki Modal Sosial yang baik. Dengan memperhatikan beberapa informasi tambahan, maka ditemukan pula bahwa unsur kemudahan mendominasi latar belakang penggunaan Call Center. Hal ini tentunya menjadi masukan yang menarik pula, karena ternyata cukup banyak responden yang menghubungi Call Center dengan alasan karena tidak ada resiko. Informasi pada penelitian ini diharapakan dapat menjadi masukan yang. berharga bagi kepolisian, karena dalam penelitian ini ditemukan bahwa partisipasi warga sebenarnya cukup rendah, tetapi ternyata dengan tersedianya layanan Call Center hambatan dari berbagai aspek (Sosial Ekonomi, Entitas Sosial Horizontal dan latar belakang Security Engagement) yang rendah yang dihadapi oleh warga dapat dikurangi.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T14878
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Indra Putra
Abstrak :
Hal yang melatar belakangi penelitian ini adalah pentingnya peran staff call center dalam memberikan informasi mengenai program atau produk yang dihasilkan. Penelitian ini dilakukan temadap staff call center 1m3 lndosat PT Persada. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetabui hubungan yang terjadi antara pelatihan dan kompensasi yang diterima terhadap kinerja agent call center. Kerangka teori yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara pelatihan dan kinerja adalah dan dari Michael et al (1995} yang menyatakan bahwa tuj an dari dilaksanakan pelatifian adalah antara lain untuk memperbaiki kinerja. Sedangkan teori yang digunakan untu menjelaskan hubungan antara kompensasi dengan kinerja berasal dari Werther dan DaYis dalam (1982:486) yang menyatakan bahwa kompensasi adalah apa yang diterima seorang pegawai sellagai balasan dari pekerjaan yang diberkannya dan Sulistiyani dan Rosidah (2003:20.8) yang meny:atakan bahwa, bila kompensasi diberikan secara benar, maRa pegawai akan lebib termotivasi dan lebih terpusatkan untuk mencapai sasaran-sasaran organisasi. Metode penelitian yang digtmakan untuk menganalisa hasil penelitian clalam penelitian ini menggunakan Teknik SEM (Structural Equation Mode!). Metode SEM digunakan untuk mengetahui secara keseluruhan bentuk hubungan yang terjadi antara variabel bebas dan varialJel terikat. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa antara pelatihan dan kinerja tidak terdapat hubungan yang signifikan. Hal ini terjadi karena faktor internal (yang berkaitan dengan pelatihan) antara lain: waktu pelatihan atau refreshment, sasaran peserta refreshment atau pelatihan, materi pelatihan atau refreshment. Selain itu terdapat juga faktor eksternal (di luar pelatihan) yang menyebabkan kondisi ini terjadi. Sedangkan untuk kompensasi memiliki hubungan yang signifikan dengan kine~a . Model yang sesuai berdasarkan analisis Goodness of fit untuk hubungan antara pelatihan, kompensasi dan kine~a. pelatihan berhubungan dengan kompensasi dengan nilai koefisien 0.31 dengan nilai t 3.18 dan kompensasi berhubungan dengan kinerja dengan nilai koefisien 0.55 dengan nilai t 4.03. Simpulan dari penelitian adalah pihak manajemen dalam organisasi perlu memperhatikan aspek pelatihan dan kompensasi yang diberikan terhadap karyawan staff. ......The background of this research is about signivicance role of call center agent in giving information about program or product launch b~ rganization. The research is conduct to the lndosat 1m3 call center staff PT Persada. The purpose of this researcH is to find out the corelation betwen tFaining, compensation and perfonnance call center agent. Teary se to explain the relation be en training a d performance is from Michael et al (1995) that said one of the purpose of training is to improve performance. While teary that use to explain the relation betvven co~pe nsation and performance is from Werther and Davis (1 982:486) that said KCompensation is what employee receive in exchange of their work. Whether h0urly wages or periodic salaries, the personel departmen usually design and administers employee compensation" and opinion Sulistiyani dan Rosidah (2003:206) That said if compensation is given corectly, employe would be motivated and focus to achieve organization objectives. Metllode used in tfus research to analys the result use SEM (Structural Equation Model) technique. SEM methode used to find out the relation model betwen training, compensation a~d performance over all. The result of this r-esearch indicates that t rainiQg doesn't have signivicance corelation with agent performance. This condition is cause from Internal factor such as: The training or refreshment time, the traini g or refreshment subtance and location or refreshment location. Beside that extenal fa or (infrastructure and agents stamina) also cause this condition. While compesation have signivicance corelation wit performance Model that suitable for the corelation· betwen training, compensation and performance base on GOF (Goodness of fit) is, training corelate with compensation with coefisien value 0.31 and t value 3.18, and compensation corelate with performance coefisien value 0.55 and t value 4.03. The conclusion of this research is management need to pay attention on both aspect, training and compensation given to the employee. For that management need to evaluate the training or refreshmen program, substance of training or refreshment ajust according to the employee necessity and give insentive to training participant.
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
T25659
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dolly Irham
Abstrak :
Call Center adalah salah satu aplikasi teknologi informasi suatu perusahaan untuk memelihara hubungan dengan pelanggannya. Bagi industri perbankan, Call Center adalah penghubung antara perbankan dengan nasabahnya. Oleh karena itu Call Center berperan penting dalam menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Dalam membangun Call Center, perusahaan perbankan harus senantiasa memperhatikan kondisi dan kebutuhan perusahaan dan juga kebutuhan perusahaan lain yang sejenis. Salah satu cara mengidentifikasi hal tersebut adalah dengan melihat best practice yang ada di negara luar. Namun sebelum menerapkan best practice yang ada, perlu diidentifikasi kecocokannya dengan kondisi industri perbankan di Indonesia. Untuk menjaga kontinuitas layanan dari Call Center, perlu diantisipasi kemungkinan terganggunya layanan Call Center akibat dari berbagai hal. Untuk itu Disaster Recovery Center dari sebuah Call Center mempunyai peran yang sangat penting untuk menjaga kontinuitas layanan Call Center. Bagaimana sebuah Disaster Recovery Center dari sebuah Call Center memberi efek pada kontinuitas layanan Call Center digambarkan.
Call Center is an information technology application in order to maintain relationship between corporate and customers. In banking industry, Call Center is also a connection between banking corporate and customer. That is why Call Center is very important to make corporate exist for a long time. In developing Call Center, banking corporate must specify its need and the other banking corporate needs. One way to identify this need is to apply best practice. Before applying best practice, corporate has to identify the suitable best practice to Indonesia corporate culture. To assure service continuity of Call Center, it is need to anticipate all aspect that could interfere Call Center services. This is why Disaster Recovery Center of a Call Center is very important to assure Call Center service continuity. How can a Disaster Recovery Center of a Call Center effect the service continuity of a Call Center is described.
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T-734
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rehatta Linda
Abstrak :
ABSTRAK
Latar belakang Sindrom Terowongan Karpal merupakan salah satu penyehab timbulnya kelainan tangan yang paling cepat pada pekerja yang menyebabkan penurunan produktivitas den peningkatan biaya pengobatan pekerja. Pekelja call center menggunakan komputer sebagai sarana bekerja diperkirakan menderita Sindrom Terowongan Karpal cukap besar, angka pasti belum didapatkan karena hal ini kurang mendapat perhatian. Metode Penelitian ini menggunekan metode Potong lintang , deta diambil dari pekerja call Canter PTX, pengambilan deta selamat bulan febmari-maret 2009. menggunakan total sampel, didepatkan 153 pekerja, 9 tidek bersedia menjadi responden dan 27 dieksekusi sehingga didapatkan jumlah responden 117 pekerja. Hasn dan kesimpulan penelltian Diperoleh bahwa prevalensi STK call center sebesar 5,9%, umur 21-30 tahun sebesar 96.6%, jenis kelamin perempuan sebesar 62,4%, pendidikan Sl sebesar 65o/o, IMT normal sebesar 52,9''/o, masa kerja >2 tahun sehasar 60,7%, tidak pernah mengikuti pelatihan K3 sebesar 96,6 o/o, tidak menggunakan APD sebesar 98,3, tidak melakukan stretching sebesar 88,9%, ditemukan hubungan yang bermakna antara STK dengan pelatihan K3 {jF0,033) dengan OR 0,002 (CI 95%= 0,0- 0,6 ).
Abstract
Background Carpal Tunnel Syndrome is one of the fastest causes of hand dysfunction among workers which is causing decrease in productivities and increase in worker's costs therapy. call centers workers are using computers as an occupational instruments are estimated to suffer carpal Tunnel Syndrome in big number, the exact number is not yet known because the lack of attention. Methods The study used the cross-sectional method, from cal! center PT.X , data was taken from PT X call center workers during February -march 2009. used total sample methode, found 153 workers, 9 workers refused from being respondence, and 27 workers were exculuded, 117 workers were found as the total respondence. Results and conclusion The study show that CTS call center prevalence was 5,9"A. , The Age group of 21-30 years was 96,6%, female were 62,4%, 65% bed bachelor degree, 52,9% had none BMI, 60,7% had worked over 2 years, 96,6% had never followed occupational health and safety training, 98,3% found never used PPE, 88,9"-4 bad never done streching activities, significant association was found between CTS with occupational health and safety training (p=Q,033) dengan OR 0,00 2 (CI 95o/o= 0,0- 0,6 ).
2009
T32832
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Yulanda Savitri
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
S5381
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Savitri Amalia
Abstrak :
Call Center ditugaskan untuk membantu pelanggan untuk menyelesaikan permasalahan, selain itu juga Call Center salah satu cara terbaik dalam berinteraksi dengan pelanggan. Call Center bukan hanya digunakan oleh perusahaan namun juga instansi pemerintah, badan hukum dan berbagai sektor lainnya. Dari tren alokasi kode akses yang didapatkan pada tahun 2018 hingga tahun 2021 bahwa Call Center mengalami peningkatan penggunaan kode akses pusat panggilan informasi. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu cara untuk melakukan proyeksi terhadap okupansi kode akses layanan Call Center untuk menghindari habisnya okupansi dikarenakan terbatasnya digit kombinasi yang dialokasikan pemerintah. Dalam penelitian ini proyeksi dilakukan untuk menentukan periode habisnya okupansi kode akses layanan Call Center, sehingga dapat melakukan mitigasi dengan melakukan pembuatan regulasi pengaturan digit kombinasi baru bagi Call Center. Hasil yang didapatkan dari perhitungan proyeksi diketahui bahwa tahun 2026 akan mengalami krisis kode akses layanan Call Center dan sepenuhnya habis pada tahun 2027. Kondisi tersebut berimplikasi terhadap kebutuhan pengaturan terkait dengan digit kombinasi. ......Call Center is responsible for helping customers to solve problems and is the best way to interact with clients. It is widely used by companies, government agencies, legal entities, and other sectors. From the access code allocation trends in 2018 to 2021, the use of access codes for Call Centers has increased. Therefore, we need a way to project the maximum Call Center service access codes to mitigate the running out of occupancy due to the limited combination of digits allocated by the government. This study aims to project when the access code occupancy of the Call Center service runs out for early mitigation in the form of regulations for setting new combination digits for Call Centers. The projection calculation indicated there will be an access code crisis for the Call Center service in 2026 and will be entirely run out in 2027. From the projection of the access code expiration period and analysis carried out, new regulation related to combination digits is needed.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Donna Andresya
Abstrak :
Latar belakang: Banyak industri menggunakan jasa call center, untuk melayani para pelanggan dalam membantu kelancaran bisnis mereka. Dalam melakukan pekerjaannya pekcrja call center berbicara terus menerus dengan menggunakan telepon, dan mempengaruhi fisiko terjadinya gangguan suara yang lebih dikenal dengan disfonia. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui proporsi terjadinya gangguan suara pada pekerja call center yang dibandingkan dengan pekerja back office dan hubungan antara terjadinya gangguan suara dan faktor-faktor risiko yang mempengaruhinya pada pekerja call center. Metode penelitian: Penelitian ini menggunakan desain komparaJij cross sectional dengan analisis risiko relatif. Dengan menggunakan wawancara, pengisian kuesioner pemeriksaan fisiko pemeriksaan analisis suara, dan pemeriksaan lingkungan kerja. Subyek penelitian adalah pekerja call center dan back office yang sudah bekcrja minimal 3 bulan dan berumur minimal 17 tahun. Dikatakan gangguan suara bila terjadi peningkatan dua dari em pat parameter akustik. Semua data dianalisis dengan uji bivariat menggunakan chi-square, Mann-Whitney, dan T-test. Variabel dengan nilai p~,25 dianalisis multivariat dcngan binary logistic regression. Basil penelitian: SUbjek penelitian berjumlah 82 responden. Berdasarkan penelitian didapatkan proporsi gangguan suara pada pekerja call cenler 78% dan pekerja back office 51%. Pekerja call center mempunyai risiko 3,39 kali lebih besar untuk mengalami gangguan suara dibandingkan dengan back office (OR = 3,39; CJ = 1,18 - 9,95); tidak didapatkan hubungan faktor risiko dengan gangguan suara. Didapatkan perbedaan bennakna rerata parameter apq dan nhr pada pekerja call center dan back office, didapatkan perbedaan bennakna parameter apq terhadap suhu lingkungan (WBG1), dan didapatkan perbedaan bermakna rerata parameter nhr ~ pekerja call center dan back office yang mengalami gangguan suara. Kesimpulan dan saran: Proporsi gangguan suara didapatkan pada responden call center sebesar 78% (32 responden) dan pada responden buck office 51% (21 responden). Suhu lingkungan berpengaruh terhadap peningkatan parameter akustik apq pada karyawan call center dan back office. Pada call center dan back office yang mengalami gangguan suara peningkatan parameter nhr (gangguan harmonik) yang utama. Penyedian air minum yang mudah dijangkau bagi karyawan call center sehingga mereka bisa lebih sering minum untuk mengurangi bidrasi. Pada karyawan back office dalani satu ruangan tidak terlalu banyak orang yang mengakibatkan penguapan gas amoniak sehingga bisa menimbulkan iritasi mukosa pita suara. Suhu ruangan dipertahankan pada suhu yang nyaman. Pada call cenler disamakan dengan back office sehingga dapat mengurangi risiko gangguan suara.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007
T58998
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Wirastuti Handayani
Abstrak :
Dalam sejarahnya, keberadaan pelanggan hampir selalu berada pada nomor sekian pada daftar prioritas perusahaan. Tapi kini keadaan sudah berbalik. Pelanggan telah mendapat prioritas yang memang seharusnya didapatkannya. Bahkan belakangan, berbagai lembaga dan perusahaan berlomba untuk memenangkan hati pelanggannya. Caranya beragam, mulai dari memberikan reward kepada pelanggan setia atau dengan pelayanan yang cepat dalam menanggapi keluhan pelanggannya. Dengan bantuan teknologi, pelayanan tersebut telah berangkat menuju tahap baru dalam paradigma melayani pelanggan. Semua ini tak lain karena pelanggan adalah sebuah aset yang bermanfaat untuk keberlangsungan sebuah lembaga atau perusahaan. Berawal dari fenomena tersebut, penelitian ini berangkat. Customer Relationship Management (CRM) adalah sebuah sistem yang mengupayakan perusahaan dalam mempertahankan pelanggannya. Sistem ini bukan hanya berupa konsep semata, pada perkembangan selanjutnya dibentuk sebuah aplikasi teknologi sebagai alai pendukung konsep CRM. Penelitian ini mencoba untuk menelaah bagaimana implementasi teknologi tersebut digabungkan dengan visi perusahaan terhadap pelanggannya. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis tentang pelaksanaan sistem CRM dalam sebuah perusahaan operator seluler. Kemudian faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja sistem CRM. Selain itu tujuan penelitian ini juga untuk mengetahui dan menganalisis apakah dengan pemberlakuan sistem CRM dapat meningkatkan kualitas pelayanan di mata pelanggan melalui pelayanan yang diberikan oleh divisi pelayanan pelanggan mereka. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan sifat evaluatif. Dipilihnya metode deskriptif karena dengan cara deskriptif, peneliti dapat memberikan gambaran dengan jelas serta dapat memaparkan apa yang terjadi dari sebuah kondisi atau peristiwa yang ada. Selain itu, dengan pendeskripsian ini maka dapat pula melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik tertentu atau bidang tertentu secara cermat. Temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pelanggan menyukai dengan perlakuan yang pribadi. Mereka menghormati dan menghargai pihak perusahaan yang mencoba untuk melakukan hal tersebut. Upaya perusahaan dengan bantuan teknologi canggih tersebut sangat membantu pihak petugas dalam menjalankan tugas menghadapi pelanggan. Di sisi lain, bantuan teknologi tidak akan berarti tanpa adanya sentuhan manusia. Kendala yang dihadapi selama pelaksanaan sistem lebih berupa kendala teknis, yaitu lambatnya sistem internal yang menghambat kerja petugas dalam melayani pelanggan yang menelepon. Secara keseluruhan, perusahaan telah dinilai berhasil mengimplementasikan sistem apalagi dibantu dengan kenyataan implementasi ini dilaksanakan dari awal. Hal ini menyebabkan pembentukan mental dapat berlangsung dengan lancar.
The term customer has been taken for granted by the company for many years. But now, fortunately, things has turning into customer's benefit. The customer now has been re-known as a priority to the company as well as the officials, they even raced to win the customers share of hearts. The race is not always similar, it can be done by giving the loyal customer point reward or they just simply give the customer the best quality service. By means of technology, these efforts have taken the new phase of the term serving the customer. All of these, is because the customer is actually a valuable asset for the continuity of one company. Starting from that phenomenon, this study is made. Customer Relationship Management (CRM) is a system that is used by the company in order to maintain their customer. This system is not only a concept, in the next phase it is later formulize into a sophisticated technology application as a tool to support the CRM concept. This study is trying to explore how the technology implementation can be combined with the company vision toward its customer. The purpose of this study, however, is to identify and to analyze about the proceeding of the CRM system in cellular operator company. And then, to identify which factors that can intercept the systems work. Also to identify and analyze if the implementation of the system can lift the quality of customer service itself in the eye of the customer. The methodology which is being used in this study is qualitative descriptive with the evaluative notion. The reason these methods is picked, is because by description, a researcher can give a vivid picture of some situation and also can give the vast observation of some event that is present during the research. Besides that, by means of description, we can construct systematically the facts of particular field. The finding of this study is shown that the customer loved the personal treatment. They respect and appreciate the effort which is given by the company whom done that. The efforts involved high technology and it can help the officers whom in charge of dealing directly to the customer. On the other hand, the technology is meaningless without the human touch. Nevertheless, people would always appreciate being answer to a real friendly voice instead of a machine. The obstacle that is being faced in the proceeding of the system is a technical, that is the internal system which cutting away the flow of service by the officers in answering to the customer. By large, the company has done a good job in implementing the system although its still need refinements here and there.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12141
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>