Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Tasya Justina Simtana
"Molibdenum disulfida merupakan aditif gemuk yang terkenal karena memiliki sifat ketahanan aus yang sangat baik. Ukuran partikel memengaruhi kinerja aditif, dimana semakin kecil ukuran partikel akan memberikan sifat ketahanan aus yang semakin baik. Namun diperlukan biaya yang semakin besar untuk memperoleh partikel berukuran kecil. Oleh karena itu, dibutuhkan penelitian terkait kombinasi ukuran partikel aditif molibdenum disulfida terhadap efektivitas kerja pelumasan gemuk untuk memaksimalkan efisiensi biaya yang diperlukan. Pembuatan gemuk dilakukan melalui reaksi saponifikasi minyak sawit sebagai bahan dasar dengan asam 12-hidroksi stearat, kalsium hidroksida, dan asam asetat sebagai pengental. Hasil bio-gemuk kalsium kompleks NLGI 2 selanjutnya dicampur dengan bubuk aditif molibdenum disulfida 1% b/b. Ukuran partikel aditif divariasikan menjadi 5 μm (Mb), 2 μm (Mk), dan 100 nm (N). Selain itu, dilakukan variasi kombinasi dua ukuran meliputi Mb+Mk, Mb+N, Mk+N, serta kombinasi tiga ukuran dengan komposisi berbeda. Partikel dikarakterisasi ukurannya menggunakan TEM dan PSA. Sedangkan gemuk dikaraktersasi menggunakan uji penetrasi, dropping point, dan four-ball. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan aditif molibdenum disulfida dapat mencegah keausan. Selanjutnya, kombinasi tiga ukuran terbukti efektif dalam meningkatkan performa anti-wear, diikuti dengan kombinasi dua dan satu ukuran, dimana hasil paling optimum yaitu dengan komposisi 1:1:1. Namun, penambahan aditif tidak memengaruhi tingkat penetrasi dan dropping point.
Molybdenum disulfide is a grease additive known for its excellent anti-wear properties. Its performance is affected by particle size, where the smaller the particle will provide better anti-wear performance. In consequence, higher costs are needed. Therefore, research is needed on the particle size combination of molybdenum disulfide particles on tribological performance to achieve cost efficient grease. The grease is made through the saponification reaction of palm oil as base material with 12-hydroxystearic acid, calcium hydroxide, and acetic acid as thickener. The resulting NLGI 2 calcium complex bio-grease was then mixed with 1% w/w molybdenum disulfide powder. The additive particle size was varied into 5 μm (Mb), 2 μm (Mk), and 100 nm (N). Various combinations of two sizes were also carried out, while three sizes were varied by its compositions. Particles were characterized using TEM and PSA, meanwhile bio-grease using penetration, drop point, and four ball tests. The results showed that the addition of molybdenum disulfide could prevent wear. Furthermore, combination of three sizes was proven to be effective in increasing anti-wear performance, followed by combination of two and one size, with optimal results of 1:1:1. However, the addition of additives did not affect the penetration rate and drop point."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Nafila Hisara
"Gemuk kalsium kompleks berpotensi digunakan dalam aplikasi food grade H-1. Agen pengompleks yang paling umum digunakan adalah asam asetat sedangkan asam azelat banyak digunakan sebagai agen pengompleks dalam gemuk litium kompleks, di mana kedua asam pengompleks rantai pendek ini memberikan gemuk dengan peforma yang sangat baik bila digunakan secara terpisah. Dalam penelitian ini, gemuk bio kalsium kompleks disintesis dengan menggunakan minyak goreng kelapa sawit sebagai minyak dasar, asam 12 – hidroksistearat sebagai asam lemak, bersama dengan kombinasi asam asetat dan asam azelat sebagai agen pengompleks. Gemuk dibuat dengan cara saponifikasi, diikuti dengan pendinginan dan homogenisasi. Komposisi campuran asam asetat dan asam azelat divariasikan untuk menunjukkan pengaruh interaksi antara kedua agen pengompleks ini yang ditentukan dengan melakukan uji peforma gemuk. Gemuk bio kalsium kompleks yang dihasilkan dari kombinasi ca-asetat dan ca-azelat memiliki NLGI 2 dengan sifat anti-aus dan mulur yang sangat baik dibandingkan hanya menggunakan satu agen pengompleks, dengan komposisi rasio persen berat terbaik dari asam asetat/asam azelat berada pada 80:20. Namun, dropping point yang dicapai masih lebih rendah dibanding ketika gemuk bio kalsium kompleks dibuat hanya dengan menggunakan asam asetat.
Calcium complex grease has the potential to be used in H–1 food-grade application. The most common complexing agent used is acetic acid while azelaic acid is widely used as a complexing agent in lithium complex grease where these two short-chain complexing acids provide the final grease with great performance when used individually. In this study, calcium complex grease was synthesized by using palm oil as base oil, 12 – hydroxystearic acid as fatty acid, along with combination of acetic and azelaic acids as the complexing agents. Grease was manufactured by saponification, followed by cooling and homogenization. The weight percent composition of acetic acid and azelaic acid was varied to indicate the effect of the interaction between these two complexing agents which was determined by grease performance characteristic tests. The combination of ca-acetate and ca-azelaic as complexing salts in grease formulation had NLGI grade 2 consistency with excellent anti-wear properties and grease tackiness compared to calcium complex bio grease contains only single complexing agent, with the best weight percent ratio composition of acetic acid/azelaic acid was at 80:20. However, the dropping point achieved was still lower than when acetic acid was used alone in the formulation of calcium complex bio grease."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library