Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hasya Layalia Lahino
"Latar Belakang: Penyakit ginjal kronik (PGK) pada lanjut usia dapat mempengaruhi fungsi sehari-hari dan kualitas hidupnya. Penurunan kualitas hidup dapat ditemukan sejak awal diagnosis PGK hingga stadium akhir, salah satunya berkaitan dengan gangguan depresi yang dialami. Meskipun demikian, dikatakan kualitas hidup seorang lanjut usia berkaitan dengan cadangan kognitif yang dapat membantu lanjut usia untuk berkompensasi terhadap penurunan fungsi secara patologis.
Metode: Penelitian ini merupakan sebuah studi potong lintang untuk mengetahui hubungan antara depresi dan cadangan kognitif terhadap kualitas hidup pada lanjut usia dengan penyakit ginjal kronik di RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Penilaian depresi menggunakan geriatric depression scale (GDS), cadangan kognitif (Kuesioner Indeks Cadangan Kognitif/ KICK) dan kualitas hidup dengan WHOQOL-BREF. Analisis bivariat dengan uji korelasi dilakukan untuk mengetahui adanya hubungan antara depresi dan cadangan kognitif terhadap kualitas hidup.
Hasil: Gambaran demografi pada studi ini adalah perempuan (60%), usia 60 – 74 tahun (73%), pendidikan tinggi, berobat PGK di atas 5 tahun (52.5%), stadium PGK 3A (43.75%), dengan komorbiditas hipertensi (22%). Kejadian depresi pada pasien lanjut usia dengan PGK 71.25% dengan mayoritas depresi ringan (36.25%) sedangkan cadangan kognitif memiliki skor tinggi yaitu di atas 131 (47.5%). Kualitas hidup didapatkan skor paling tinggi pada domain lingkungan (60) dan paling rendah domain fisik (49). Depresi berkolerasi kuat dengan penurunan kualitas hidup domain psikologis (r = -0.702, p<0.001) namun tidak didapatkan hubungan bermakna antara cadangan kognitif dengan kualitas hidup pada studi ini.
Simpulan: Gangguan depresi pada lanjut usia dengan PGK dapat menurunkan kualitas hidup domain fisik, psikologis, sosial dan lingkungan secara bermakna. Skrining kondisi psikologis sejak awal stadium PGK perlu dilakukan agar gangguan depresi dapat ditangani secara adekuat dan meningkatkan derajat kualitas hidup lanjut usia.

Background: Chronic kidney disease (CKD) in geriatric patients might impaired their daily functions and quality of life. From the early stage of the disease, neuropsychiatric disorder such as depression could arise, declining the quality of life (QoL), however, cognitive reserve is believed to compensate such pathology and improving their quality of life.
Method: This is a cross-sectional study conducted in outpatient geriatric clinic in Cipto Mangunkusumo Hospital to find correlation between depression and cognitive reserve with quality of life. Self-rated questionnaire was used to measure depression (GDS), cognitive reserve (KICK) and quality of life (WHOQOL-BREF). Bivariate correlation was used to explore the correlation between depression and cognitive reserve with quality of life.
Results: The samples were mostly women (60%), 60 – 74 years of age (73%), with high educational degree, have undergone treatment for CKD for more than 5 years (52.5%), stage 3A CKD (43.75%), mostly with hypertension (22%). There were 71% depression in this study and mostly mild depression (36.25%) dan good score on cognitive reserve index (47.5%). In this study, mean score of QoL domain was highest in environment (60) and lowest in physical (49). There was strong correlation between depression and poor psychological domain in quality of life (r = -0.702, p<0.001) but no statistically significant correlation between cognitive reserve and quality of life.
Conclusion: In geriatric patients with CKD, depression could impair every domain of their quality of life significantly. Screening and management for depression become important since the early stage of disease and help to improve their Quality of Life.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Profitasari K
"

Latar Belakang: Biaya kesehatan pasien delirium 2.5 kali lebih besar dibanding pasien tanpa delirium. Kuesioner Indeks Cadangan Kognitif(KICK) dapat menguantifikasi cadangan kognitif (CK) individu ke dalam indeks tunggal. Penelitian ini bertujuan melakukan uji validitas dan reliabilitas KICK serta mencari perbedaan rerata cadangan kognitif pasien delirium lansia dibanding kontrol di RSCM.

Metode: Penelitian dilakukan di RSCM pada Juni sampai September 2019. Tahap pertama merupakan uji validitas KICK, dengan 33 subyek di Poli Geriatri. Tahap kedua merupakan penelitian case controluntuk mengetahui peran cadangan kognitif yang diukur dengan KICK pada kasus delirium geriatri, dengan subyek 33 orangpasien delirium yang dirawat di Ruang Rawat Akut Geriatri Gedung A RSCMdan 33 pasien lain sebagai kontrol. 

Hasil: Uji validitas konstruksi dari ketiga subskala menunjukkan korelasi yang kuat dengan p<0,001. Uji reliabilitas konsistensi internal menunjukkan hasil Cronbach’s Alphasebesar 0,688. Ditemukan adanya perbedaan bermakna (p <0.01) hasil skor KICK pada kelompok delirium dibanding kelompok kontrol dengan OR sebesar 9 (95% CI 2.86 - 28.22). 

Simpulan: KICK valid dan reliabel mengukur CK pasien lansia di Indonesia.Pasien dengan cadangan kognitif rendah berpeluang mengalami delirium 9 kali lebih tinggi dibanding pasien dengan cadangan kognitif tinggi.

 

 


Background:Health costs for delirium patients are 2.5 times greater than non-delirium patients. Cognitive Reserve Index questionnaire (CRIQ) is aimed to quantify cognitive reserve (CR) into one single index. We conducted this study to test the validity and reliability of the Indonesian version of CRIQ and define mean differences of CR in geriatric delirium cases compared to controls in RSCM. 

Method:The study was conducted in Cipto Mangunkusumo Hospital (CMH) on June to September 2019. The first stage was validity testing of the CRIQ to 33 subjects in Outpatient Clinic. The second stage is a case control study to determine the role of cognitive reserve (CR) by CRIQ in geriatric delirium cases to 33 subjects with delirium treated in the Acute Geriatric Inpatient ward and 33 non-delirium patients as controls.

Result:The construct validity of 3 subscales showed significant correlation (p <0,001). Reliability test showedCronbach’s Alphaof 0,688. There’s a significant difference in CRI score of delirium versus non-delirium patients (p<0,01) with OR 9 (95% CI 2.86 to 28.22) of developing delirium.

Conclusion:CRIQ is valid and reliable to measure CR of elderly Indonesian patients. Patients with low CR score have 9 times higher chance of developing delirium compared to those with high CR.

"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library