Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sheli Azalea
Abstrak :
Cacingan merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia khususnya pada anak usia sekolah dasar (SD). Pengetahuan mengenai pencegahan dan pengobatan penting dalam mengatasi cacingan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui peran penyuluhan dalam meningkatkan pengetahuan murid SD mengenai cacingan. Penelitian menggunakan desain eksperimental dengan intervensi penyuluhan kesehatan. Pengambilan data dilaksanakan di SD X Bantar Gebang, Bekasi pada tanggal 17 Desember 2011 terhadap 60 murid SD kelas IV, V, dan VI. Murid tersebut diberikan penyuluhan mengenai pencegahan dan pengobatan cacingan. Evaluasi dengan pretest dan posttest menggunakan kuesioner berisi lima pertanyaan mengenai pencegahan dan pengobatan cacingan. Data diolah dengan SPSS 20.0 serta diuji dengan marginal homogeneity dan Wilcoxon. Sebelum penyuluhan, murid yang mempunyai pengetahuan kurang 56 orang (93,3%), sedang 4 orang (6,7%), dan tidak ada yang memiliki pengetahuan baik. Setelah penyuluhan, murid dengan pengetahuan kurang 51 orang (85%), sedang 8 orang (13,3%), dan baik 1 orang (1,7%). Sebelum penyuluhan, pertanyaan yang paling banyak dijawab tidak tepat oleh murid SD adalah makanan yang tidak boleh dimakan penderita cacingan (88,3% yang menjawab salah). Berdasarkan uji marginal homogeneity didapatkan perbedaan tidak bermakna (p=0,058) pada pengetahuan murid sebelum dan sesudah penyuluhan. Disimpulkan penyuluhan tidak berperan meningkatkan pengetahuan murid SD mengenai pencegahan dan pengobatan cacingan.
Helminthiasis is a health problem in Indonesia especially in school age children. Knowledge on helminthiasis prevention and medication is important in overcoming the disease. The aim of this research is to know the role of health education in stage of elementary school student knowledge level on prevention and medication of helminthiasis. This case study uses experimental design with intervention in health education and analyze by SPSS 20.0 with marginal homogeneity and Wilcoxon test. Data collected in SD X, Bantar Gebang, Bekasi on December 17th, 2011 from 60 elementary school students. Health education was given about helminthiasis prevention and education. Pretest and posttest use questionnaire which consists of five questions about helminthiasis. Knowledge level of student before health education are 93,3% poor, 6,7% average, and 0% good. After health education, the knowledge level are 85% poor, 13,3% average,and 1,7% good. Before health education, the question with the poorest score is the food that forbidden for helminthiasis (88,3% answer false). Based on marginal homogeneity test, there is no siginificant difference (p=0,058) on the knowledge level before and after health education. It is concluded that health education has no role in increasing knowledge level of elementary school student on helminthiasis prevention and medication.
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imelda Wijaya
Abstrak :
ABSTRAK
Penerapan pengobatan massal dalam memberantas cacingan murid sekolah dasar di kota Depok telah bertahun-tahun dilaksanakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan program pemberantasan cacingan dengan penerapan pengobatan massal (pendekatan blankei treatmeny terhadap prevalensi cacingan serta perilaku hidup bersih dan sehat murid sekolah dasar di kelurahan Mcmyung Depok dengan desain penelitian rancangan potong lintang atau crow; sectional. Scbanyak 438 sampel murid sekolah dasar dipilih secara acak dari 795 total populasi murid kelas satu, kelas tiga dan kelas lima sekolah dasar di kelurahan Meruyung Depok. Dari penelitian ini diperolch rata-rata prevaiensi cacingan murid adalah 1,l% dan gambaran kondisi kebersihan murid mengalami perbaikan tiap kelasnya, separuh respondcn keias lima memiliki sikap baik namun pengetahuan dan praktek/ perilaku hidup bersih dari murid kelas lima umumnya buruk. Data diolah dengan menggunakan uji chi square dan diperoleh tidak ada hubungan yang bermakna antara pengobatan massal terhadap prevalensi cacingan dan kondisi kebersihan diri anak. Pada penelitian ini juga dihasilkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara karaktcristik murid dengan prcvalcnsi cacingan. Namun berdampak pada kebiasaan minum obat cacing pada murid yang diberikan oleh orang tuanya di rumah.
ABSTRACT
Applying of' mass medication in fighting against worm infestation in primary school in town of Depok have through years executed without existence of data survey early and also evaluation survey. This research aim to for the influence of wormy eradication program with applying of mass medication (approach of treatment blanket) to obtain the prevalence on worm infestation and clean living behavior at primary school using cross sectional study design in sub-district of' Meruyung Depok using transversal crosscut device or sectional cross. ln amount of 438 students of primary school were randomly selected from the 795 total population of first class student, third class student and iitth class student in primary school in the Sub district Meruyung Depok. From this research obtained prevalence rate of worm infestation of the student was I, 1% and there was an improvement condition of hygiene of the student, knowledge and clean living behavior of fifth class students majority badness. Data were analyzed using Chi square to see the relation of mass medication to obtained the prevalence of worm infestation. It was revealed that mass medication do not have any relation with wormy PICVUIUIIUC UIIU U15 UUIIUILIUII UI. |l_y5lG|lC U1 UIC DLUUCIIL UUUHUDC LHCIU Wilb HU blglllllbdlll. ditterence amon the class but it took influence in habit of taking medicine worm to children that given by their parents at home.
2007
T34440
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sudarto
Abstrak :
ABSTRAK
Kondlsl lingklungan pemukiman jika tidak dnkelola dengan baik akan berdampak buruk terhadap derajat kesehatan masyaxakat, Salah satu jenis penyakit yang erat kaitanya dengan kondlsi lingkungan adalan infeksi cacingan. Penyakit cacingan yang proses penularanya melalui perantara tanah masih mempakan masalah kesehatan masyarakat khususnya pada anak-anal: ban-L di daerah pedesaan maupun pcrkotaan. Anak sebagal calon generasi penerus bangsa merupakan aset yang perlu mendapatkan perhatian, karcna mereka akan menentukan nasib suatu bangsa/negara. Dilain pihak_ anak dengan segala keterbatasanya masih rentan terhadap suatu penyakit yang dapat menggangu pcrtumbuhan dan perlcembanganya. Penyakit infcksi casing dalam tubuh manusia dapat menghisap darah dan unsur gizi yang diperlukan tubuh. Sehingga dapat memuunkan daya tahan tubuh dan produktivitas. Walaupun tidak berakibat fatal nam\m penyakit ini berdarnpak cukup Iuas pada anak-anak seperu; Anemia, malnuuisi, gangguan tungsl kognitip dan menurunkan prcstasi bciajar Sena produktifitas. Penelltian mi bertujuan untuk mengetahui hublmgan antara kontammasx telur cacing di lingkungan pemukiman dengan kejadian infeksi cacingan pada anak usia 5-12 tahun di Kecamatan Baros Kabupatcn Serang, selain itu diteliti juga taktor nslko lamnya yang dapat rnempengaxuhi tcxjadinya infeksi cacing pada anak seperti sanitasi lingkungan yang terdiri dan jamban keiuarga, sarana air bcrsih, SEAL, pembuangan sampah dan jenis Iantai rumah. Faktor lainya dari kardkteristik keluarga yaitu pcrilaku sehat anak, tingkat pengetahuan 1bu dan anak, kondisi ekonomi kcluarga dan jenis kelamin anak. Penelitian ini merupakan studi epidemiologi kesehatan lingkungan yang bersifat ODSCFVQSI dengan menggunalcan desam crossectional (potong lintang). Sampcl azialah anak usia 5-12 tahun yang ada di Kecamatzm Baros Kabupaten Serang, dengan jumlah sampel masing-masmg untuk anak 125 dan sampel linglnmgan (lanan) sebanyak 125. Pengumpulan data dilakukan dcngan pemcriksaan sampel tanah dan tinja anak serta dengan wawancara. Untuk uji hipotesis menggunakan chi-square. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa prevalensi kasus infeksi cacingan pada anak usia 5-12 tahun dl kecamatan Baros Rabupatcn Serang sebcsar 40,8%. 1-lasil anaiisis menunjukan adanya hubungan yang bermakna antam tanah tcrkontarninasi telur cacing, Jamban Keluarga., sarana an bersih, sarana pembuangan an' limbah, tempat pembuangan sampah, jcnis Iautai, tingkat pengtahuan anak dan perilaku sehat anak dengan kejadian mieksi cacmgan pacia anak usla 5-12 tahun dengan tangkat kemaknaan P < U,U5. Hasnl analisis multivaxiat dengan negresi logistik ganda diperoleh model bahwa kejadian infeksi cacingan pada anak usia 5-12 tahun terbuktj bcrhubungan cral dengan kondisi jamban kcluarga, tanah yang terkontaminasi telur cacing, faktor perilaku anak, tingkat pengetahuan anak, tcmpat pcmbuangan sampah dan _|en1s lantal rumah. Adanya pengamh variabel jamban terhadap tanah yang tcrccmar telur cacing dan pengetahuan anak serta taktor perllaku, menunjukan bahwa tezjadinya pencemaran tanah oleh telur cacing karena faktor kebemdaan jamban yang masih rninirn dan tidak saniter, dengan tingkat pengelahuan anak yang rendah sehingga penlakunya turut mendukung terjadinya kontaminasi telur cacing di tanah dengan cara defekasi/buang kotoranya tidak cn jamban, maka tanah terkontaminasi oleh telur cacing yang ada dalam unja sclungga menimbulkan kejadian infcksi cacingan. 1-1 ini terbutku dengan kondisi jamban yang tidal( samter bensxko 13,2 kah xmtuk tezjadinya infeksi cacingan, perilaku yang buruk berisiko 9,8 kali untuk anak mcndcrita cacmgan, tanah yang terkontaminasi telur cacing berisiko 9,9 kali, tingkat pengetahuan anak rendah berisiko 7,5 kali, tempat pembuangan sampah berisiko 6,5 kali untuk Ieqadinya inicksl cacingan dan _|en1s lantai rumah yang tidak saniter bensnko 5,9 Kali untuk terjadinya infeksi cacing. Peneliti menyaranlcan adanya upaya-upaya yang lebih kongkmt untuk mencegah dan menycbamya kasus infeksi caoingan melalui pcnyediaan sarana sanitasi Iingkungan yang baik khususnya. dalarn penyediaan jamban Kcluarga atau MCR, dengan mehbatkan semua unsnr yang terkait untuk menciptakan kondisi lingkungan yang sehat. Sena dilakukan penyuluhan kepada anak-anak dan masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan dalam bidang kesehainn, sehingga mereka dapal rnenjaga dan meningkatkzm kondisi demjat kesehatanya dengan cara hidup di lmgkungan perumahan yang sehat dan menerapkan perilalcu hidup bcrsih dan sehat. Disamping itu harus dilakukan perneriksaan kebexsihan pribadi anak baik di sekolah maupun dirumah secara rutin oleh guru dan orang tua anak.
ABSTRACT
Settlement environment condition if not managed carefully will giving had impact toward public health level, one of diseases that related closely with environment condition is worrny infection. Wormy disease infecting nom soil was still become public health problems especially in children whether villages or urban. Children as next generation of the nation are assets that need a focus, because they will define destiny of a nation. On the other hand children with all of their limitation is still susceptible toward a disease that disturbing development and growth. Wormy infection disease in human body can absorb blood and nutrition substances that needed by body, thus decreasing body endurance and productivity. Although not fatal but this disease impact is quite wide on children such as anemia, malnutrition, cognitive iimction disturbance and decreasing studying performance and productivity. This research purpose is to identify relation of worm egg in settlement environment with worrny infection cases on children years of 5 - 12 old ages at Baros Sub-district Serang Regency, besides also researched other risk factors that affecting womry infection on children as environment sanitation that consist of family toilet, sanitation, hygiene water, SPAL, trash can and house tile. Other factors from family characteristic are children healthy behavior, mother and her children education level, family economy condition and children gender. This research is epidemiology study of environment health that has the character of observation with cross sectional design. Samples are children ages of 5 - 12 years old at Baros Sub-district Serang Regency, with total samples each for children 125 and environment samples (soil) 125. Data gathering performed by soil samples and children feces also interview. For hypothesis test is using chi-square. This research shows that prevalence of wormy infection cases on children ages of 5 - 12 years old at Baros Sub-district Serang Regency is 40.8%. Analysis result shows significant relation between soil contaminated with worm egg, family toilet, tile style, children knowledge level and -children healthy behavior with wormy infection cases on children ages 5 - 12 years old with P value < 0.05. Multivariate analysis result with double logistic regression obtained model that wormy infection cases on children ages of 5 - 12 years old proved closely related with family toilet condition, contaminated soil with worm egg, children behavioral factor, children knowledge level, trash can and house tile style. Toilet variable effect toward contaminated soil with worm egg and children knowledge as well as behavioral factors, shows that contaminated soil caused by minimal toilet and unsanitary, and low children knowledge level. So that their behavior supporting contamination of worm egg in soil by defaces not in toilet, then soil contaminated with worm egg that available in feces and causing wormy infection. In proved with toilet condition that unsanitary has risk 13.2 times of worrny infection, bad behavior has risk 9.8 times of children infected wormy, contaminated soil with worm egg risk 9.9 times, children low knowledge level risk 7.5 times, trash can risk 6.5 times of wonny disease and house tile style that unsan'ry risk 5.9 times of wormy infection. Researcher suggested performing more solid efforts to prevent and spreading of wormy infection cases through supplying good environment sanitation medium especially in supplying family toilet or MCK, by entangling all related element to create healthy environment condition. Moreover, perfonned counseling toward children and public to increase health degree condition by living in healthy settlement and implementing hygienic and healthy behavior. Besides, performed children individual checkup, whether in schools or houses routinely, with teachers and parents.
2007
T34522
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Telly Purnamasari Agus
Abstrak :
Penyakit cacing merupakan salah satu penyakit negleczed diseases yang berdampak cukup luas pada masyarakat terutama pada anak-anak, seperti malnutrisi, anemia,penurunan daya tahan tubuh, perkembangan fisik dan mental terhambat serta kemunduran intelektual. RISKESDAS (2008) menyebutkan Tanah Bumbu merupakan salah satu Kabupaten di Kalimantan Selatan dengan perilaku buruk dalam hal cuci tangan. Hasil survei cacingan di Tanah Bumbu (2008) menunjukkan prevalensi tertinggi disebabkan oleh infeksi Ascaris Iumbricoides dan Trichuris trichiura baik di daerah perkotaan, rawa maupun hutan. Oleh sebab itu dilakukan penelitian untuk mengukur risiko dan faktor lain yang mempengaruhi infeksi Ascaris iumbricoides dan/atau Tlichuris lrichiura pada anak yang cuci tangan pakai sabun sebelum makan dibandingkan dengan tanpa sabun. Penelitian ini menggunakan disain Analitik cross sec1ional. Sebanyak 218 tinja murid SD kelas 3-5 diperiksa menggunakan metode Kato-katz, Data faktor risiko dikumpulkan dengan wawancara dan observasi menggunakan kuesioner untuk murid dan wali murid, dan dianalisis dengan uji Cox Proportional Hazard Regression. Hasil analisis menunjukkan risiko infeksi Ascaris lumbricoides dan/atau Trichuris irichiura pada anak yang cuci tangan tidak pakai sabun sebelum makan adalah 1,58 kali lebih besar dari risiko cuci tangan pakai sabun setelah dikontrol oleh cuci tangan setclahbuang air besar (BAB) [PR = 1,58 (Cl 95% = 1,08 - 2,3l)]. Kebiasaan cuci tangan pakai sabun sebelum makan dan setelah BAB dapat mengurangi riSikO cacingan.
Helminthiasis is one of neglected diseases which resulted a big impact in public health especially in the children i.e. malnutrition, anemia, lack immunity, physic and mental retardation. Base-line Health Survey (RISKESDAS) 2008 reported Tanah Bumbu as one of the district in South Kalimantan with poor habit in hand washing. Survey of helminthiasis in that district showed tl1e highest prevalence of helminths were Ascaris lumbricoides and Trichuris trichiura either in urban, swamp or forest areas. Therefore, we conducted a study to determine the risk and other factor that influence Ascaris Iumbricoides and/or Ttichurzle trichiura infections in children did hand washing with soap before meal compare to without soap. This was an analytic cross~sectional study. There were 218 stool from primary school children (grade 3-5) examined by Kato-katz method. Data of risk factors were collected by interviewed and observation using questionnaires for students and parents, and analyzed by Cox Proportional Hazard Regression test. This study showed the risk of Ascaris lumbricaides and/or Trichurxls trichinra infections in children did hand washing without soap was 1.58 times significant higher than the risk of children did hand washing with soap after adjusted with hand washing aher defecation [PR = l,58 (Cl 95%, = 1,08 - 2,3 l)]. Hand washing with soap before meal and alter defecation may reduce the risk of helminthiasis.
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T32356
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Taniawati Supali
Jakarta: UI-Press, 2014
PGB 0293
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Alavoe Ta'livin Makhfudya
Abstrak :
Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat tingkat pertama yang mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya. Peran Apoteker di puskesmas meliputi pelayanan kefarmasian klinik dan pengelolaan sediaan farmasi. Sebagai tugas khusus dalam praktek kerja profesi Apoteker di Puskesmas Kecamatan Palmerah, calon Apoteker melakukan promosi kesehatan mengenai pencegahan cacingan pada anak dengan leaflet sebagai media informasi. Hal ini dikarenakan tingkat kejadian cacingan di Indonesia yang masih tinggi antara 2,5% - 62% (2017) dan bahaya cacingan bagi tumbuh kembang dan kesehatan anak-anak. Peran Apoteker dalam penyuluhan ini memberikan edukasi dan informasi kepada orang tua anak-anak usia sekolah dan pra sekolah tentang pencegahan cacingan melalui obat cacing yang dapat digunakan atau sebagai pengobatan pada anak-anak yang sudah terinfeksi sebagai salah satu program kesehatan yang dapat diperoleh di puskesmas. Adanya upaya ini, diharapkan dapat menurunkan cacingan pada anak dan meningkatkan kesehatan anak. Peyuluhan ini masih memiliki kekurangan yakni tidak adanya kuisioner yang diberikan setelah penyuluhan sebagai evaluasi. Oleh karena itu, kuisioner dapat diberikan kepada audiens sebagai evaluasi dalam mengukur tingkat pemahaman dan keberhasilan terhadap kegiatan yang dilakukan. ......Puskesmas is the first level public health service facility that prioritizes promotive and preventive efforts in its working area. The role of the pharmacist at the puskesmas includes clinical pharmacy services and management of pharmaceutical preparations. As a special task in the work practice of the pharmacist profession at the Puskesmas Kecamatan Palmerah, prospective pharmacists carry out health promotion regarding the prevention of worms in children with leaflets as information media. This is because the incidence rate of worms in Indonesia is still high between 2.5% - 62% (2017) and the danger of worms for the growth and development and health of children. The pharmacist's role in this outreach is to provide education and information to parents of school-age and pre-school children about worm prevention through deworming that can be used or as a treatment for children who are already infected as one of the health programs that can be obtained at the puskesmas. This effort is expected to reduce worms in children and improve children's health. This training still has drawbacks, namely the absence of a questionnaire given after the counseling as an evaluation. Therefore, a questionnaire can be given to the audience as an evaluation in measuring the level of understanding and success of the activities carried out.
Depok: 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Erni Destiarini
Abstrak :
ABSTRAK
Praktik kerja profesi di Apotek Hidup Baru Periode Bulan Maret Tahun 2018 bertujuan untuk memahami tugas dan tanggung jawab apoteker dalam pengelolaan apotek, serta melakukan praktik pelayanan kefarmasian sesuai dengan ketentuan perundang-undangan dan etika yang berlaku, memiliki wawasan, pengetahuan, keterampilan dan pengalaman praktis untuk melakukan praktik kefarmasian di apotek, memiliki gambaran nyata tentang permasalahan praktik kefarmasian serta mempelajari strategi dan kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka pengembangan praktik kefarmasian. Praktik kerja profesi ini dilaksanakan selama empat minggu dengan tugas khusus yaitu ldquo;Pelayanan Swamedikasi Tentang Penanggulangan Penyakit Cacingan Dalam Bentuk Leaflet rdquo;. Tujuan dari tugas khusus ini adalah agar mahasiswa dapat memahami peran Apoteker serta manfaatntya kepada masyarakat dalam memberikan informasi tentang penyakit cacingan secara swamedikasi dalam bentuk leaflet agar masyarakat dapat menangani atau mencegah penyakit tersebut.
ABSTRACT
Internship at Apotek Hidup Baru Period March 2018 aims to understand the duties and responsibilities of pharmacists in pharmacy management, as well as to practice pharmaceutical services in accordance with applicable laws and ethics, have the insight, knowledge, skills and practical experience to undertake pharmaceutical practices in pharmacies, can also have the insight of pharmaceutical practice issues and learn strategies and activities that can be undertaken in the course of pharmaceutical practice development. This internship at was conducted for four weeks with special assignment ldquo;Swamedication Services About Prevention Worm Disease in Leaflet . The purpose of this special assignment is to be able to provide benefits for Pharmacists and their benefits to the public in providing information about worm disease in leaflet leaves to be prevention or used for the disease.
2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library