Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Zivana Sabili
"Sebagai pihak ketiga, bystander pelecehan seksual berperan besar untuk meredakan situasi berisiko serta memberikan pertolongan pertama pada korban pasca kejadian. Kendati demikian, penelitian yang mengkaji proses pengambilan keputusan dan hasil intervensi bystander pelecehan seksual masih langka. Penelitian kualitatif ini menggali penghayatan bystander yang menyaksikan pelecehan seksual, lalu secara sukarela mengunggah pengalaman mereka ke forum online Quora dan Reddit. Peneliti memasukkan sejumlah kata kunci terkait pengalaman menjadi bystander pelecehan seksual di mesin pencari situs Quora dan Reddit. Dari temuan 14 unggahan / pertanyaan pemicu yang relevan, terdapat 589 jawaban pengguna yang diseleksi melalui sejumlah kriteria inklusi dan eksklusi. Pada akhirnya diperoleh unggahan dari 87 orang bystander yang menceritakan 99 kasus pelecehan seksual. Melalui analisis tekstual terhadap unggahan, digali dua masalah penelitian, yakni (1) proses pembuatan keputusan bystander pada kasus-kasus pelecehan seksual serta (2) dampak intervensi bystander, mencakup penghayatan personal atas tindakan pribadi dan respons yang diterima. Terkait proses pembuatan keputusan, ditemukan adanya hambatan dalam menyadari kejadian, menginterpretasi kejadian sebagai pelecehan seksual, serta menentukan strategi intervensi praktis yang aman. Sebanyak 56,6% bystander mengintervensi, sementara sisanya tidak. Mayoritas intervensi bersifat langsung dan berfokus pada pelaku, dengan bystander berperan sebagai defender. Terkait dampak dari keputusan bystander, penghayatan positif mengenai hasil intervensi memperkuat intensi bystander untuk kembali mengintervensi dengan cara yang sama bila menemukan kejadian serupa, sementara penyesalan terhadap keputusan untuk tidak bertindak memunculkan intensi untuk mengintervensi di masa depan.
As third parties, sexual harassment bystanders play a crucial role in deescalating risky situations and aiding survivors, yet there is limited research on their decision-making and intervention outcomes. This qualitative research delved into bystanders’ personal narratives on sexual harassment incidents, which they voluntarily uploaded to online forums such as Quora and Reddit. By entering several keywords related to sexual harassment bystander experiences into Quora and Reddit’s search engines, 14 relevant posts or trigger questions were found. From these, 589 user responses were derived and selected based on several inclusion and exclusion criteria. Ultimately, posts from 87 bystanders were gathered, containing narratives on 99 sexual harassment incidents. Through textual analysis of these posts, two main research problems were formulated: (1) the decision-making process of bystanders in sexual harassment cases and (2) the outcomes of bystanders’ decisions, including their personal reflections on their choices and the responses of all stakeholders involved in the incidents. Critical findings on bystanders’ decision-making processes include barriers in noticing events, interpreting incidents as sexual harassment, and determining practical strategies to intervene safely. It was found that 56.6% of bystanders intervened, while the rest did not. Most interventions were direct actions focused on perpetrators, where bystanders acted as defenders. Regarding decisional outcomes, positive interpretations of intervention results strengthened bystanders’ intention to use the same strategy if they encountered more sexual harassment cases. Conversely, regret over inaction led to a resolve to act in the future."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Serenada Langit Islam
"Saat ini, isu pelecehan seksual telah menjadi krisis global. Hegemoni maskulinitas memiliki peran dalam masalah yang telah mengakar ini. Maka dari itu, penting bagi laki-laki untuk melibatkan diri sebagai sekutu. Persepsi pria terhadap iklan Gillette berjudul `The Best Men Can Be` dapat menggambarkan posisi pria dalam perjuangan melawan kejahatan seksual. Penelitian ini mengkaji hubungan antara hegemoni maskulinitas dengan isu pelecehan seksual yang dimpilkan oleh iklan Gillette berjudul `The Best Men Can Be`. Responden (N = 17) diminta untuk mengisi kuesioner elektronik kualitatif dan kemudian sebagian dari mereka dipilih untuk diwawancarai. Studi ini berkontribusi pada pembahasan masalah pelecehan seksual dengan mendemonstrasikan bagaimana iklan Gillette dapat digunakan untuk mempromosikan program intervensi pengamat (
bystander intervention) seperti yang diusungoleh Berkowitz (2002). Temuan juga menunjukkan bagaimana hegemoni maskulinitas berfungsi secara kompleks dan penting dalam proses pengambilan keputusan laki-laki untuk mengintervensi situasi bermasalah serta berperan dalam munculnya respon negatif terhadap iklan Gillette tersebut.
In all over the world, the issue of sexual harassment has reached crisis proportion. Since hegemonic masculinity plays a role in this deep-rooted problem, it is now crucial that men step up as allies. Men`s perception of Gillette ad titled `The Best Men Can Be` may illustrate where men stand in the fight against sexual crimes. This research examines the relationship between hegemonic masculinity and sexual harassment issue that is brought by the Gillette ad titled `The Best Men Can Be`. Participants (N = 17) completed an electronic, qualitative questionnaire after viewing the ad and some of them were chosen to be interviewed to get an in-depth analysis. This study contributes to the discussion of sexual harassment issue by demonstrating how the Gillette ad can be used to promote bystander intervention program as outlined by Berkowitz (2002). Findings also show how hegemonic masculinity plays a complex and essential part in the decision-making process to intervene a problematic situation and also in the negative response toward the ad."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library