Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dian Caesaria Widyasari
2011
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Zivana Sabili
"Sebagai pihak ketiga, bystander pelecehan seksual berperan besar untuk meredakan situasi berisiko serta memberikan pertolongan pertama pada korban pasca kejadian. Kendati demikian, penelitian yang mengkaji proses pengambilan keputusan dan hasil intervensi bystander pelecehan seksual masih langka. Penelitian kualitatif ini menggali penghayatan bystander yang menyaksikan pelecehan seksual, lalu secara sukarela mengunggah pengalaman mereka ke forum online Quora dan Reddit. Peneliti memasukkan sejumlah kata kunci terkait pengalaman menjadi bystander pelecehan seksual di mesin pencari situs Quora dan Reddit. Dari temuan 14 unggahan / pertanyaan pemicu yang relevan, terdapat 589 jawaban pengguna yang diseleksi melalui sejumlah kriteria inklusi dan eksklusi. Pada akhirnya diperoleh unggahan dari 87 orang bystander yang menceritakan 99 kasus pelecehan seksual. Melalui analisis tekstual terhadap unggahan, digali dua masalah penelitian, yakni (1) proses pembuatan keputusan bystander pada kasus-kasus pelecehan seksual serta (2) dampak intervensi bystander, mencakup penghayatan personal atas tindakan pribadi dan respons yang diterima. Terkait proses pembuatan keputusan, ditemukan adanya hambatan dalam menyadari kejadian, menginterpretasi kejadian sebagai pelecehan seksual, serta menentukan strategi intervensi praktis yang aman. Sebanyak 56,6% bystander mengintervensi, sementara sisanya tidak. Mayoritas intervensi bersifat langsung dan berfokus pada pelaku, dengan bystander berperan sebagai defender. Terkait dampak dari keputusan bystander, penghayatan positif mengenai hasil intervensi memperkuat intensi bystander untuk kembali mengintervensi dengan cara yang sama bila menemukan kejadian serupa, sementara penyesalan terhadap keputusan untuk tidak bertindak memunculkan intensi untuk mengintervensi di masa depan.

As third parties, sexual harassment bystanders play a crucial role in deescalating risky situations and aiding survivors, yet there is limited research on their decision-making and intervention outcomes. This qualitative research delved into bystanders’ personal narratives on sexual harassment incidents, which they voluntarily uploaded to online forums such as Quora and Reddit. By entering several keywords related to sexual harassment bystander experiences into Quora and Reddit’s search engines, 14 relevant posts or trigger questions were found. From these, 589 user responses were derived and selected based on several inclusion and exclusion criteria. Ultimately, posts from 87 bystanders were gathered, containing narratives on 99 sexual harassment incidents. Through textual analysis of these posts, two main research problems were formulated: (1) the decision-making process of bystanders in sexual harassment cases and (2) the outcomes of bystanders’ decisions, including their personal reflections on their choices and the responses of all stakeholders involved in the incidents. Critical findings on bystanders’ decision-making processes include barriers in noticing events, interpreting incidents as sexual harassment, and determining practical strategies to intervene safely. It was found that 56.6% of bystanders intervened, while the rest did not. Most interventions were direct actions focused on perpetrators, where bystanders acted as defenders. Regarding decisional outcomes, positive interpretations of intervention results strengthened bystanders’ intention to use the same strategy if they encountered more sexual harassment cases. Conversely, regret over inaction led to a resolve to act in the future."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imaniar Agustina
"Skripsi ini membahas pengaruh gender bystander, gender pelaku, dan gender korban terhadap respon bystander pada kejadian bullying di siswa SMA. Ini merupakan penelitian eksperimental. Sampel penelitian adalah 160 murid SMA di Jakarta dan Depok. Penelitian ini menggunakan kuesioner yang dibuat berdasarkan penelitian dari Gini, dkk (2008). Kuesioner berisi gambar dan cerita kejadian bullying. Partisipan diminta untuk memberi skala pada item yang menggambarkan respon bystander. Hasilnya, tidak ada pengaruh gender bystander, pelaku, dan korban terhadap respon bystander sebagai defender dan outsider. Untuk respon follower, ditemukan bahwa ada pengaruh gender bystander terhadap respon bystander, sementara gender pelaku dan korban terbukti tidak berpengaruh.

This research about gender's effect on bystanders, bullies, and victims toward bystander's response to bullying in senior high school. This is experimental research. Sample of this research are 160 senior high school students in Jakarta and Depok. The instrument that is used in this study is based on Gini, et al (2008). Each of questionnaires has pictures and stories about bullying. All participants must give scale on statements about bystander's responses. There is no gender's effect on bystanders, bullies, and victims toward bystander's response as defender and outsider. There is no gender's effect on bullies and victims, but there is gender's effect on bystanders toward bystander's response as follower."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S55863
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elsha Fara
"

Kekerasan seksual dapat terjadi dimana saja termasuk di lingkungan pendidikan. Berbagai program untuk mengurangi kekerasan seksual telah dilakukan. Namun, kebanyakan hanya menargetkan kepada korban maupun pelaku. Di sisi lain, individu yang menjadi pengamat atau bystander bisa memiliki peran untuk dapat terlibat dalam pencegahan kekerasan seksual. Salah satu upaya untuk mencegah kekerasan seksual di lingkungan kampus adalah melalui keterlibatan mahasiswa untuk menampilkan perilaku bystander yang aktif. Objektif studi ini untuk melihat perubahan perilaku bystander yang aktif pada mahasiswa melalui pelatihan intervensi bystander. Dengan metode penelitian single-group pre-post design, studi ini menggunakan mahasiswa (n = 11) dari Universitas Indonesia (UI). Instrumen yang digunakan untuk mengukur perubahan tingkah laku adalah Bystander Behavior Scale-Revised (BBS-R). Hasil uji beda menunjukkan peningkatan tingkah laku bystander signifikan (p = 0.05) setelah intervensi pelatihan bystander dijalankan. Diindikasikan bahwa intervensi memiliki efektivitas pada sampel mahasiswa UI tersebut. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi salah satu program di kampus yang berguna untuk dapat mencegah kekerasan seksual terjadi di lingkungan kampus.


The sexual violence can occur anywhere even in an educational environment. Various programs to reduce sexual violence have been carried out. However, the most programs targetting victims and perpetrators only. On the other hand, individuals who are observers or called bystander have a role to be involved in preventing sexual violence. So, one of the efforts to prevent sexual violence in the campus environment is through the involvement of students to show active bystander behavior. The objective of this study is to look at changes in active bystander behavior in students through bystander intervention training. With a single-group pre-post design research method, this study uses students (n = 11) from the University of Indonesia (UI). The instrument used to measure behavior change is the Bystander Behavior Scale-Revised (BBS-R). The results showed a significant increasing in bystander behavior (p = 0.05) after the bystander training intervention was carried out. It was indicated that the intervention had effectiveness in the sample of the UI`s students. It is hoped that this research can be one of the programs on campus that is useful to be able to prevent sexual violence on campus.

"
2019
T53208
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marcheli Fitria
"Penelitian ini dilakukan untuk mencari tahu apakah ada peranan dari psychological well being dan collective efficacy terhadap respon bystander dalam kejadian bullying di SMA. Sebagai tambahan, penelitian ini juga melakukan perbandingan pada dua dimensi collective efficacy untuk mengetahui dimensi mana yang paling berperan terhadap respon bystander. Partisipan penelitian ini adalah 229 siswa dari SMA dan SMK di Depok.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa psychological well being dan collective efficacy mempunyai peranan yang signifikan terhadap respon bystander sebagai defender. Sedangkan, pada respon bystander sebagai reinforcer dan outsider tidak ditemukan peranan yang signifikan. Pada dua dimensi collective efficacy, keduanya mempunyai peranan yang signifikan terhadap respon bystander sebagai defender, dengan peranan yang lebih besar berasal dari dimensi informal social control.

This study was conducted to find out whether there is a role of psychological well being and collective efficacy to bystander response in the event of bullying in high school. In addition, this study also did a comparison on the two dimensions of collective efficacy to determine which dimensions are most responsible bystander response. Participants of this study were 229 students from high schools and vocational schools in Depok.
The results of this study indicate that psychological well being and collective efficacy has a significant role as a defender of the bystander response. Meanwhile, the bystander response as reinforcer and an outsider can not find a significant role. In the two-dimensional collective efficacy, both have a significant role as a defender of the bystander response, with a greater role comes from the informal social control dimension.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S56516
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sorayya
"Ada beberapa peran yang terdapat dalam perilaku bullying, yaitu sebagai pelaku, korban dan saksi. Salah satu peran yang memiliki pengaruh untuk menghentikan terjadinya bullying adalah sebagai saksi yang biasanya disebut dengan bystander. Penelitian ini ingin melihat pengaruh dari self-esteem seseorang terhadap respon sebagai bystander yang ditunjukkan. Respon yang ingin dilihat terdiri dari tiga kategori yaitu defender, follower, dan outsider.
Partisipan dalam penelitian ini adalah 200 orang siswa tingkat Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan di Kota Depok. Alat ukur yang digunakan untuk pengumpulan data adalah Rosenberg Self-Esteem Scale (RSE) untuk mengukur self-esteem dan alat ukur modifikasi dari Gini, Pozolli, Borghi, dan Franzoni (2008) untuk mengukur respon sebagai bystander.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari self-esteem terhadap respon bystander baik sebagai defender, follower, maupun outsider. Penelitian berikutnya disarankan untuk mempertimbangkan faktor-faktor lain yang mungkin berpengaruh dan terkait baik dengan self-esteem maupun respon bystander.

There are several roles in bullying behavior, as bullies, victims and bystander. One of the roles that have influence to stop bullying is usually called as a bystander. This study wanted to see the effect of a person's self-esteem as a bystander response indicated. Who want to see the response consists of three categories: defender, follower, and outsider.
Participants in this study were 200 high school-level students and vocational school in Depok. Measuring instruments used for data collection is the Rosenberg Self-Esteem Scale (RSE) to measure self-esteem and measuring instrument modification of the Gini, Pozolli, Borghi, and Franzoni (2008) to measure the response as a bystander.
The results obtained indicate that there is no significant influence of the self-esteem of the bystander response either as a defender, follower, or outsider. Subsequent research suggested to consider other factors that may influence and related well with selfesteem or bystander response.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S56807
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sherly Mega Paranti
"ABSTRAK

Studi tentang bullying selama ini lebih banyak membahas hubungan dyadic pelaku dan korban, padahal studi pada saksi mata bullying (bystander) juga penting dilakukan. Studi di ranah kontekstual terutama level sekolah juga dapat mengembangkan pemahaman mengenai bullying. Bullying adalah perilaku agresif atau menyakiti orang lain secara sengaja, berulang-ulang, yang melibatkan ketidakseimbangan kekuatan fisik, verbal dan sosial. Penelitian ini membahas

hubungan antara school safety dan respons bystander siswa SMA pada kejadian bullying. School safety dihubungkan dengan 3 jenis respons bystander bullying, yaitu defender, outsider, dan reinforcer. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain korelasional. Penelitian dilakukan pada 130 siswa SMA dan SMK di Jakarta dan Depok. Hasil pengujian menunjukkan terdapat hubungan positif antara school safety dan respons defender bystander, r(128) = 0,233, p < 0,01. Lalu, terdapat hubungan negatif antara school safety dan respons outsider bystander, dengan r(128) = -0,302, p < 0,01. Sementara itu, terdapat korelasi yang tidak signifikan antara school safety dan respons reinforcer bystander. Dalam penelitian ini juga dapat diketahui hubungan school safety dan respons bystander bullying pada tiap peran bullying yang dialami partisipan.


ABSTRACT

The study of bullying have mainly discussed the dyadic relationship of perpetrator and victim, whereas studies on bullying witnesses (bystanders) are also important. Studies in contextual domain especially school level can also develop the understanding of bullying. Bullying is aggressive behavior or intentional harm to another person, repeatedly, that involves an imbalance of physical, verbal and social strength. This study examines the relationship between school safety and bystander responses of high school students on bullying incidents. School safety associated with 3 types of bullying bystander response, the defender, outsider, and reinforcer. This research is a quantitative study with a correlational design. The study was conducted on 130 high school students in Jakarta and Depok. The study results showed a positive relationship between school safety and defender bystander response, r (128) = 0.233, p <0.01. Then, there is a negative relationship between school safety and outsider bystander response, with r(128) = -0.302, p <0.01. Meanwhile, there is no significant relationship between school safety and reinforcer bystander response. In this research can also be known the relationship between school safety and bullying bystander response in each role bullying experienced by participants.

"
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S55861
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Auliana Shani Ahsha
"Kasus bullying memiliki prevalensi yang tinggi pada anak usia sekolah. Korban bullying seringkali takut melaporkan pelaku sehingga membutuhkan bantuan dari pihak lain yang terlibat dalam bullying, seperti bystander. Kehadiran bystander memiliki kesempatan untuk menolong korban sehingga mengurangi dampak bullying. Tindakan bystander dalam menolong korban bullying dapat dimotivasi dari adanya empati. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara empati dan perilaku menolong korban bullying di sekolah. Penelitian menggunakan deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional pada 277 siswa SMP di kota Bekasi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Hasil uji korelasi Pearson didapatkan nilai r = 0,407 dengan p = 0,0001 sehingga mengartikan adanya hubungan yang bermakna antara empati dan perilaku menolong korban bullying. Hasil penelitian merekomendasikan pihak sekolah dan puskesmas untuk mengembangkan program PKPR yang sudah ada sehingga dapat meningkatkan empati siswa di sekolah.

Cases of bullying have a high prevalence in school age children. Victims of bullying are often afraid to reporting the bullies so that requiring assistance from others who involved in bullying such as bystander. The presence of bystanders has an opportunity to help the victim then reduce the impact of bullying. Bystander action can be motivated by empathy. The purpose of this study is to determine the relationship between empathy and defending bullying victim in school. This study used descriptive correlative with cross sectional approach on 277 middle school students in Bekasi. Data collection was carried out by using a questionnaire. Pearson correlation test obtained r value 0,407 with p 0,0001 so that means there is a significant relationship between empathy and defending bullying victim. This study result recommended the school and puskesmas to developing PKPR which can increase student rsquo s empathy in school. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S69337
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ismi Nur Fitriani
"ABSTRAK
Jurnal ini membahas tentang perilaku orang-orang dalam tindak perundungan di lingkungan sekolah yang terdapat pada film Sonyeo Gwedam. Film ini mengisahkan tentang aksi balas dendam arwah siswi perempuan akibat tindak perundungan yang ia terima semasa Sekolah Menengah Atas. Penulisan jurnal ini bertujuan untuk memaparkan tindakan perundungan di lingkungan sekolah yang terdapat dalam film Sonyeo Gwedam dan faktor yang membuat perundungan terus bertahan di Korea. Analisis film ini akan menggunakan teori sosiologi sastra sebagai acuan untuk mengidentifikasi tindak perundungan yang terdapat dalam film. Metode yang akan digunakan adalah analisis deskriptif dengan teknik observasi unsur intrinsik film Sonyeo Gwedam. Hasil yang ditemukan dari penelitian ini adalah tindak perundungan bermula akibat tingginya tingkat persaingan dalam dunia pendidikan di Korea. Peran Bystander yang berada di sekitar korban turut mempengaruhi tindak perundungan tersebut. Pada beberapa kasus korban perundungan akhirnya memilih bunuh diri akibat tidak sanggup menerima segala perlakuan dari pelaku.Kata kunci : perundungan di lingkungan sekolah; bunuh diri di korea; Bystander

ABSTRACT
This journal discussed about bystanders precense in bullying practice at school in the movie called Sonyeo Gwedam. This film talked about revenge action of ghost that became a bullied victim when she was allived. This journal aims to indentified bullying practice at school and analyzed factors that make bullying like behavior in Korea. The analysis will be associated with sociology of literature. The method used is qualitative method with descriptive analysis. Writer will observing plot and dialogue of this movie. The result of this journal shows that the bullying practice happened because high competition in Korean education system. Bystanders also have an important role in bullying practice. In several cases, bullied victim choose to committed suicide because of severe violence they accepted.Keywords : bullying in Korean school; suicide in korea; Bystander"
2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Djuwita
"Tujuan penelitian ini adalah membuktikan model konseptual yang menjelaskan bagaimana peranan orientasi nilai, kebahagiaan psikologis dan keyakinan efikasi dalam perilaku menolong saksi perundungan. Pertanyaan penelitian ini dijawab melalui perhitungan struktural dari dua model konseptual. Responden penelitian adalah siswa dan orang dewasa misalnya guru, orang tua siswa. Penelitian dilakukan melalui dua studi. Pada studi pertama didapatkan 2.765 kuesioner dan pada studi dua didapatkan 2.387 kuesioner yang dapat diolah. Selain penyebaran kuesioner, juga dilakukan FGD untuk memperkaya hasil penelitian.
Hasil perhitungan SEM menunjukkan model konseptual 2 lebih baik daripada model konseptual 1. Terbukti bahwa orientasi nilai, kebahagiaan psikologis, keyakinan efikasi komunitas dan keyakinan efikasi diri berperan bersama-sama dalam perilaku menolong saksi. Keyakinan efikasi diri ditemukan memediasi kebahagiaan psikologis dan keyakinan efikasi komunitas. Dari analisa kualitatif diketahui bahwa saksi bersedia membela korban, namun ragu untuk bertindak. Salah satu kekhawatiran saksi adalah ia tidak didukung komunitas sekolah dan dianggap ingin muncul sebagai pahlawan sendiri. Implikasi untuk intervensi perundungan dibahas.

The purpose of this research is to prove the conceptual model, that explains the role of value orientation, psychological well being, and efficacy beliefs on bullying bystander rsquo s helping behavior. The research question is being obtained through structural equation modeling SEM of two conceptual models. The research respondents are students and adults such as teachers, parents. Two studies were completed, with 2.765 questionnaires from the first study and 2.387 questionnaires from the second study. Besides using questionnaires, FGD was executed to enrich the results of the research.
The result of SEM rsquo s showed that the second conceptual model is a better fit than the first conceptual model. It is proved that value orientation, psychological well being, collective efficacy and self efficacy beliefs have a role together in determining the bystander rsquo s helping behavior. Self efficacy has been found to mediate psychological well being and collective efficacy. Based on the qualitative analysis, it has been known that the bystanders would defend the victim, but hesitated in taking actions. One of the bystander rsquo s concern was whether he she is supported or not by the school community and was judged as being a 'single hero'. Implications for bulying intervention are discussed.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
D2276
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>