Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fritz, Carl
New York: Pergamon, 1980
617.712 FRI c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Martina Koesman
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S48982
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Keller, Helen
Jakarta : Kayla Pustaka, 2011
362.4 KEL a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Deaz Putri
"Blind Side merupakan salah satu film tersukses dan juga film dengan penonton terbanyak pada tahun 2009. Film ini menceritakan tentang kisah hidup seorang anak remaja miskin berkulit hitam yang hidupnya berubah seutuhnya setelah sepasang suami istri kaya raya beragama Kristen memutuskan untuk menjadi wali resminya. Film ini menarik banyak perhatian para penontonnya karena di dalamnya berisikan tentang masalah tertentu seperti ideologi feminis, nilai-nilai agama Kristen, dan juga aspek-aspek rasisme. Di dalam film ini, perbuatan dan tindakan yang dilakukan para orang berkulit putih untuk membantu hidup anak tersebut menjadi lebih baik menunjukkan tanggung jawab dan beban „tidak terlihat‟ orang berkulit putih sebagai ras yang lebih superior. Karena itu, penting dilakukan analisis dalam masalah ini karena ternyata dibalik cerita klise film ini, terdapat ideologi White Man’s Burden. Artikel ini meneliti ideologi White Man’s Burden yang digambarkan di film ini dengan menganalisis hubungan di antara anak remaja berkulit hitam tersebut dengan orang-orang berkulit putih, adegan tertentu, dialog dan gerakan yang ada di dalam film. Artikel ini menunjukkan bahwa Blind Side merupakan film yang di dalamnya terdapat implikasi dari ideologi White Man’s Burden karena di dalamnya tergambarkan sejumlah ciri dari civilizing mission dalam segi agama, pendidikan dan kebudayaan.
Blind Side is one of the most successful and most viewed movie in 2009 which tells about a poor black teenager whose life is totally changed after having a wealthy devoted Christian parents as his legal guardians. The movie has attracted many attention from the audiences for it contains particular issues, such as progressive feminist ideology, Christian values, and also racism aspects. The actions taken by the Whites in the movie to help the boy to get a better life reveal the “unseen” responsibilities and burdens that the Whites always have as the superiors to civilize the colored races. Therefore, it is significant to conduct an analysis on this particular subject since below the surface, the storyline of the movie is not only about a cliché heart-warming movie but it subtly contains White Man‟s Burden Ideology. This article examines the White Man‟s Burden ideology that is depicted in the movie by analyzing the relationship between the black teenager and the Whites, and also focusing in some particular scenes, gestures, and dialogues. This article suggests that Blind Side can be seen as a movie which has the implication of White Man‟s Burden Ideology since it portrays several significant civilizing missions that are being undertaken by the Whites in terms of religion, education, and culture or the whites‟ lifestyle."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Tarigan, Jenny Sari
"ABSTRAK
Buta warna merupakan suatu ketidakmampuan atau penurunan kemampuan untuk mengenali warna baik pada warna tertentu buta warna partial atau seluruh warna buta warna total dalam kondisi pencahayaan yang normal. Ketidakmampuan mengenali warna ini dapat berpotensi menyebabkan berbagai kesulitan bagi para penderitanya dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam lingkup yang lebih khusus. Sistem pendeteksi warna ini merupakan aplikasi perangkat lunak untuk membantu mengatasi masalah penderita buta warna dalam mengenali warna. Metode pengembangan sistem yang digunakan untuk membangun aplikasi ini adalah Waterfall sebagai perancangan sistem. Pengujian dilakukan pada user acak baik buta warna maupun berpenglihatan normal. hasil akhir dari penelitian ini adalah terciptanya sebuah aplikasi tes buta warna yang sesuai dengan metode Ishihara yang dapat digunakan dengan tingkat keberhasilan pengenalan 100%."
Medan: Polimedia Negeri Medan, 2018
338 PLMD 21:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Aisah Amanda Ninzi
"Adaptasi novel menjadi sebuah film semakin banyak dilakukan dalam industri perfilman, termasuk industri perfilman Hollywood. Film The Reader karya sutradara Stephen Daldry merupakan adaptasi dari novel Jerman Der Vorleser karya Bernhard Schlink. Penelitian ini membahas mengenai representasi dari karakter dan strategi yang dilakukan oleh tokoh utama perempuan, Hanna Schmitz, dalam menutupi identitas buta hurufnya. Penelitian ini juga membahas konstruksi naratif yang membangun identitas tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakter yang dimiliki oleh tokoh dapat menunjukkan kebutahurufan yang dimilikinya. Selain itu, strategi yang ia lakukan untuk menutupi identitasnya tersebut memiliki maksud dan tujuan tertentu. Unsur naratif seperti tokoh dan penokohan, latar ruang dan waktu serta plot berperan penting dalam mendukung penggambaran identitas dari tokoh utama. Sehingga film ini merupakan suatu hiburan massa yang berskala internasional. 

Adaptation of novels into films is increasingly being carried out in the film industry, including in Hollywood. The Reader is a film directed by Stephen Daldry based on an adaptation of the German novel Der Vorleser by Bernhard Schlink. This study discusses the representation of character and strategies undertaken by the female lead character, Hanna Schmitz, in hiding her own identity. This study also discusses the narrative construction that builds that identity. The results showed that the characters possessed by the main characters can show her illiteracy. Also besides, the strategies used to determine her identity have certain goals and objectives. Narrative elements such as characters and characterizations, place and time settings and plots are important aspects in supporting the portrayal of the identity of the main character. Therefore all of those aspects are making this film a mass collection on an international scale.

"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
RR. Ardiningtiyas Pitaloka
"Studi ini menguji model hubungan psikologis antara individu atau
masyarakat dengan bangsa dan negara dan disebut sebagai kelekatan
nasional Studi ini juga menguji variabel keterlibatan politik yang terdiri dari empat indikator (keyakinan politik, pengetahuan politik, pencarian dan aktivitas politik, serta minat politik), orientasi nilai pro-sosial, RWA, dan
nasionalisme sebagai prediktor tipe kelekatan nasional yaitu patriotisme konstruktif dan patriotisme buta. Sebanyak 401 mahasiswa Universitas Indonesia yang berusia 18 - 30 tahun mengisi kuesioner untuk mengukur variabel-variabel di atas. Hasil menunjukkan bahwa oricntasi nilai pro-sosial, RWA, dan nasionalisme merupakan prediktor patriotisme buta,sedangkan orientasi nilai pro-sosial dan tiga dad indikator keterlibatan
politik (keyakinan politik, pcngetahuan politik, pencarian dan aktivitas politik) merupakan prediktor patriotisme konstnlktif Satu variabel dari keterlibatan politik (minat politik) bukan merupakan prediktor patriotisme
konstruktiii Saran bagi penelitian selanjutnya adalah, menguji kembali
variabel minat politik, studi korelasi tiga tipe patriotisme (konstruktif konvensional, buta), studi kualitatif (analisis wacana) dan kuantitatif
(slrucrural eqzcalion modeling) pada masyarakat non mahasiswa dan
mahasiswa di luar UI juga antar generasi di Indonesia.
"
2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Okto Danamasi
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat kesediaan berkorban bagi negara. Identity fusion merupakan prediktor dari kesediaan berkorban bagi negara (Swann, Gomez, Seyle, Morales, & Huici, 2009). Identity fusion adalah suatu kondisi menyatunya identitas personal dan identitas sosial sehingga keduanya aktif dan berfungsi secara bersamaan dan setara. Sementara itu, kesediaan berkorban bagi negara juga dipengaruhi oleh Patriotisme.
Patriotisme adalah sikap individu pada negara yang muncul dari evaluasi positif atas negaranya (Bar-Tal & Staub, 1997). Ada dua tipe patriotisme yaitu patriotisme konstruktif dan patriotisme buta. Patriotisme konstruktif adalah sikap individu pada negara dengan sikap kritis dan menuju perubahan yang positif, sebaliknya patriotisme buta adalah sikap individu pada negara dengan loyalitas yang utuh. Peneliti menduga bahwa patriotisme akan memoderatori hubungan identity fusion dengan kesediaan berkorban bagi negara. Peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu non experiment dengan responden mahasiswa sebanyak 248 orang.
Peneliti mengukur kesediaan berkorban menggunakan skala kesediaan berperilaku ekstrim bagi kelompok, identity fusion dengan skala identity fusion yang terdiri dari pictorial dan verbal, serta mengukur patriotisme buta dan patriotisme konstruktif dengan skala patriotisme. Hasil penelitian menunjukkan bahwa identity fusion merupakan prediktor dari kesediaan berkorban bagi negara, dan tidak ditemukan adanya efek moderasi patriotisme pada hubungan tersebut.

The aim of the study is to examine the willingness to sacrifice for the country. Identity fusion is a predictor of willingness to sacrifice for the country (Swann, Gomez, Seyle, Morales, & Huici, 2009). Identity fusion is a condition when the personal identity and social identity is merging so those both are active and function simultaneously and equally. Meanwhile, the willingness to sacrifice for the country was also influenced by patriotism.
Patriotism is the individuals attitude to the state that arises from a positive evaluation of the country (Bar-Tal & Staub, 1997). There are two types of patriotism: constructive patriotism and blind patriotism. Constructive patriotism is the individual's attitude to the country with a critical attitude towards positive change, otherwise blind patriotism is the individual's attitude to the country with whole loyalty.
Researchers suspect that patriotism will moderate the relationship between identity fusion and willingness to sacrifice for the country. This study used a quantitative approach, involving 248 student respondents. Measurement used in this research are willingness to do extreme behavior for the group scale, identity fusion scale consisting of a pictorial and verbal, and patriotism scale. This study showed that identity fusion is predictor of willingness to sacrifice for the country and patriotism doesn?t have moderating effect on the relationship between them.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T34684
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Okto Danamasi
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat kesediaan berkorban bagi negara. Identity fusion merupakan prediktor dari kesediaan berkorban bagi negara (Swann, Gomez, Seyle, Morales, & Huici, 2009). Identity fusion adalah suatu kondisi menyatunya identitas personal dan identitas sosial sehingga keduanya aktif dan berfungsi secara bersamaan dan setara. Sementara itu, kesediaan berkorban bagi negara juga dipengaruhi oleh Patriotisme.
Patriotisme adalah sikap individu pada negara yang muncul dari evaluasi positif atas negaranya (Bar-Tal & Staub, 1997). Ada dua tipe patriotisme yaitu patriotisme konstruktif dan patriotisme buta. Patriotisme konstruktif adalah sikap individu pada negara dengan sikap kritis dan menuju perubahan yang positif, sebaliknya patriotisme buta adalah sikap individu pada negara dengan loyalitas yang utuh. Peneliti menduga bahwa patriotisme akan memoderatori hubungan identity fusion dengan kesediaan berkorban bagi negara. Peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu non experiment dengan responden mahasiswa sebanyak 248 orang.
Peneliti mengukur kesediaan berkorban menggunakan skala kesediaan berperilaku ekstrim bagi kelompok, identity fusion dengan skala identity fusion yang terdiri dari pictorial dan verbal, serta mengukur patriotisme buta dan patriotisme konstruktif dengan skala patriotisme. Hasil penelitian menunjukkan bahwa identity fusion merupakan prediktor dari kesediaan berkorban bagi negara, dan tidak ditemukan adanya efek moderasi patriotisme pada hubungan tersebut.

The aim of the study is to examine the willingness to sacrifice for the country. Identity fusion is a predictor of willingness to sacrifice for the country (Swann, Gomez, Seyle, Morales, & Huici, 2009). Identity fusion is a condition when the personal identity and social identity is merging so those both are active and function simultaneously and equally. Meanwhile, the willingness to sacrifice for the country was also influenced by patriotism.
Patriotism is the individuals attitude to the state that arises from a positive evaluation of the country (Bar-Tal & Staub, 1997). There are two types of patriotism: constructive patriotism and blind patriotism. Constructive patriotism is the individual's attitude to the country with a critical attitude towards positive change, otherwise blind patriotism is the individual's attitude to the country with whole loyalty.
Researchers suspect that patriotism will moderate the relationship between identity fusion and willingness to sacrifice for the country. This study used a quantitative approach, involving 248 student respondents. Measurement used in this research are willingness to do extreme behavior for the group scale, identity fusion scale consisting of a pictorial and verbal, and patriotism scale. This study showed that identity fusion is predictor of willingness to sacrifice for the country and patriotism doesn?t have moderating effect on the relationship between them.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T37633
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Dwi Rochmansyah
"ABSTRAK
Penyampaian informasi yang tepat menjadi penting dalam menciptakan fungsi navigasi ruang yang tepat pula. Sayangnya, tidak semua prinsip desain diperhatikan dalam proses perancangan desain, contohnya bagi individu dengan disabilitas, terutama penyandang buta warna. Pemilihan warna dari wayfinding design sering kali tidak memperhatikan penyandang buta warna sehingga informasi yang disampaikan kepada mereka tidak dimengerti dan direspon dengan baik. Sebuah cara bagaimana penyandang buta warna dengan keterbatasan yang dimilikinya dapat memperoleh informasi yang tepat perlu diperhatikan dan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam perancangan elemen wayfinding. Skripsi ini membahas tentang peranan elemen wayfinding design, serta perlunya mempertimbangkan keberadaan penyandang buta warna dalam proses perancangan wayfinding design.

ABSTRACT
The appropriate delivery of information becomes important in a proper functioning of spatial navigation system. However, not all design principles are taken into consideration in the process of making the design, for instance individuals with disabilities, especially people with color vision deficiency. The color selection of wayfinding design often does not concern individuals with color vision deficiency so the information presented to them is not well understood and responded. A method of how individuals with color blindness can get the right information despite their limitations is highly needed and should be taken into consideration in the design of wayfinding elements. This thesis discusses the role of wayfinding design elements, and the need to consider the existence of individuals with color vision deficiency in the process of designing wayfinding design. This thesis discusses the role of wayfinding design elements, as well as the need to consider the existence of color vision deficiency in the process of designing wayfinding design."
2017
S68606
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>