Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Astrinia Ristia Putri
Abstrak :
Latar belakang: Anak penyandang sindroma Down mengalami keterlambatan perkembangan, terutama kemampuan kognitifnya. Hal ini menyebabkan rendahnya pengetahuan terhadap kesehatan gigi dan mulut. Metodeedutainmentdapat digunakan sebagai pendekatan khusus dalam mengedukasi kesehatan gigi dan mulut anak penyandang sindroma Down, menggunakan alat permainan edukatif busy book. Anak penyandang sindroma Down belajar dengan baik secara visual, oleh karena itu busy bookdapat dibuat sesuai dengan kondisi anak dalam memberikan edukasi kesehatan gigi dan mulut
Metode: Penelitian eksperimental klinis ini terdiri dari 30 anak penyandang sindroma Down dengan rentang usia 8-13 tahun; dengan 15 anak mendapatkan edukasi kesehatan gigi dan mulut menggunakan busy book, dan 15 anak mendapatkan secara verbal konvensional. Rentang umur subjek dipilih setelah disesuaikan dengan mental anak normal usia prasekolah. Penelitian ini dilaksanakan di tujuh Sekolah Dasar Luar Biasa di DKI Jakarta dan Yayasan POTADS. Delta skor pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada anak penyandang sindroma Down pada kelompok busy bookdan kelompok verbal konvensional dianalisis perbedaannya menggunakan independent T-test(nilai p<0.05).
Hasil: Terdapat perbedaan bermakna antara delta skor pengetahuan kesehatan gigi dan mulut anak penyandang sindroma Down melalui edukasi dengan busy bookdan verbal konvensional.
Kesimpulan: Alat permainan edukatif busy bookdapat menjadi media pembelajaran efektif dalam mengedukasi kesehatan gigi dan mulut anak penyandang sindroma Down.
Introduction: Children with Down Syndrome are developmentally delayed particularly in cognitive ability, and it affects their oral health knowledge. An edutainment method can be used as special approach to educate them regarding the oral health knowledge, using the busy book. Down syndrome children has strength in visual memory, therefore the busy book has been customized for Down syndrome children to help them in learning the DHE.
Methods: This experimental clinical study included 30 Down Syndrome children (aged 8-13); 15 children had DHE using busy book (experiment group) and 15 children (control group) had conventional verbal DHE. The study was conducted in 7 special primary schools in Jakarta and POTADS foundation. This age range was chosen after adjustment of mental age of children without Down Syndrome. The scores of the dental health knowledge of children in experiment and control group were analysed and their differences measured using independent T-test (with p value <0.05)
Results: There is a statistically significant difference between delta score of dental health knowledge after DHE using busy book and after conventional verbal DHE (P<.05).
Conclusion: Busy book appears to be an effective learning tool for dental health education in Down Syndrome children.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Rezki Viona Rizal
Abstrak :
Latar belakang: Anak penyandang sindroma Down memiliki oral hygiene yang buruk akibat terbatasnya kemampuan kognitif dan motoriknya dalam menyikat gigi, sehingga mereka membutuhkan edukasi kesehatan gigi dan mulut. Terdapat berbagai cara edukasi seperti dengan verbal konvensional ataupun dengan menggunakan alat permainan edukatif seperti busy book. Tujuan: Membandingkan perubahan OHI-S pada anak penyandang sindroma Down sebelum dan sesudah edukasi dengan busy book dan verbal konvensional. Metode Penelitian: 30 anak penyandang sindroma Down dibagi ke dalam dua kelompok masing-masing 15 anak dalam kelompok edukasi dengan busy book dan edukasi secara verbal konvensional. Penilaian oral hygiene dilakukan dengan menggunakan OHI-S yang dilakukan sebelum dan sesudah edukasi. Data statistik dianalisis menggunakan t-tes tidak berpasangan untuk membandingkan perubahan OHI-S antara kelompok edukasi dengan busy book dan verbal konvensional. Hasil: Secara substansi, kelompok edukasi dengan busy book (∆ = -0,72±0,44) lebih baik dari pada kelompok edukasi dengan verbal konvensional (∆ = -0,12±0,28). Secara statistik terdapat perbedaan bermakna (p<0,05) antara delta OHI-S kelompok edukasi dengan busy book dan verbal konvensional. Kesimpulan: Edukasi dengan busy book pada kelompok anak penyandang sindroma Down lebih efektif dibandingkan dengan edukasi secara verbal konvensional.
Background: Children with Down syndrome have poor oral hygiene due to their limitations in cognitive and motor development of brushing teeth. Therefore a dental health education by conventional verbal or busy book is needed. Busy book Ayo Sikat Gigi is an educated book designed to educate, improve creativity, cognitive, and fine motor skills of young children in tooth brushing. Objective: Comparing the effectiveness of education with busy book and conventional verbal to oral hygiene changes in children with Down syndrome. Methods: Thirty children with Down syndrome are divided into two groups, 15 children respectively busy book group and 15 children conventional verbal group. Assessment of oral hygiene before and after education was performed by using OHI-S. The data were analyzed using independent t-test for comparison OHI-S changes between busy book group and conventional verbal group. Result: There were a significant difference (p<0,05) of OHI-S between the busy book and conventional verbal group. Conclusion: In Down syndrome children, education by busy book is more effective than conventional verbal.
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library