Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nisrina Afifah Susiana
Abstrak :
Makalah non-seminar ini dibuat untuk membatu Ultra Violette menentukan negara yang tepat untuk melakukan ekspansi berikutnya. Ultra Violette adalah perusahaan asal Australia yang didirikan pada tahun 2019 oleh Ava Matthews dan Bec Jefferd yang bergerak dalam bidang skincare, dengan fokus kategori tabir surya. Selain beroperasi di Australia, Ultra Violette juga beroperasi di beberapa negara lain, seperti New Zealand, Hong Kong, dan Inggris. Ultra Violette berambisi untuk menjadi perusahaan skincare global yang aktif memberikan edukasi betapa pentingnya penggunaan tabir surya bagi kesehatan kulit. Oleh karena itu, Ultra Violette mempertimbangkan Amerika Serikat (AS) dan Cina sebagai negara tujuan ekspansi selanjutnya dikarenakan kedua negara tersebut memiliki jumlah populasi penduduk paling banyak di dunia. Penulis menggunakan secondary research methods sebagai sumber data utama dan SWOT and PESTLE analysis sebagai alat bantu pengambilan keputusan. Setelah melakukan perbandingan antara kedua negara, penulis menyarankan Ultra Violette untuk melakukan ekspansi ke Cina. Hal yang mendasari pengambilan keputusan ini adalah adanya restriksi dari Food and Drugs Administration (FDA) Amerika Serikat, dimana FDA melimitasi bahan baku yang diperbolehkan untuk produksi tabir surya yang layak diperjual belikan di Amerika Serikat. Selain itu, regulasi pajak ekspor di Amerika Serikat juga mempersulit Ultra Violette dalam memasuki pasar dikarenakan prosesnya yang panjang. Berbanding terbalik dengan Cina, Cina membuat perjanjian dengan Australia untuk mempermudah proses ekspor antara kedua negara. Agar lebih mudah memasuki pasar Cina, penulis menyarankan Ultra Violette untuk melakukan integrasi supply chain network dan personifikasi saluran komunikasi pemasaran yang sesuai dengan pasar. ......This non-seminar paper was made to help Ultra Violette choose the most suitable country for the next expansion. Ultra Violette is an Australian skincare brand founded in 2019 by Ava Matthews and Bec Jefferd, focusing on the sunscreen category. Apart from operating in Australia, Ultra Violette operates in several other countries, such as New Zealand, Hong Kong, and England. Ultra Violette aims to become a global skincare brand that actively provides education on the importance of sunscreen for skin health. Hence, Ultra Violette considers either the United States (US) or China as the country's next expansion destination because these two countries have the largest populations in the world. The author used secondary research methods as the primary data source and SWOT and PESTLE analysis for the decision-making tools. After comparing the two countries, the author suggested Ultra Violette expand its business to China. The underlying reason for this decision was the restrictions applied by the United States Food and Drug Administration (FDA), where the FDA limits the raw materials allowed for sunscreen production that are appropriate for sale in the United States. Apart from that, the export tax regulations in the US also make it difficult for Ultra Violette to enter the market due to the lengthy process. In contrast to China, China agreed with Australia to simplify the export process between the two countries. To make it easier to enter the Chinese market, the author suggested Ultra Violette integrate supply chain networks and personify marketing communication channels according to the market.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
M. Indra Arisandie
Abstrak :
Perusahaan dapat melakukan ekspansi bisnisnya dalam beberapa cara. Beberapa diantaranya adalah melakukan investasi langsung, melakukan investasi dalam aset finansial, atau mengambilalih perusahaan. Dalam tesis ini dibahas bagaimana PT XYZ mempertimbangkan untuk mengakuisisi PT ABCD dengan mempergunakan leverage buy out sebagai alternatif untuk ekspansi bisnisnya. Dengan mempergunakan pendekatan mulai dari Pre LBO Model hingga Post LBO Model Rosenbaum dan Pearl, dilakukan analisis akuisisi dengan LBO sehingga diperoleh nilai IRR dan NPV at exit. Hasil analisisnya menunjukkan bahwa PT ABCD memberikan IRR di atas nilai IRR 20% plus pada tahun exit ke 5 dan nilai NPV yang juga positif. Dari analisis ini dapat disimpulkan bahwa pendekatan Analisis Akuisisi dengan LBO Model Rosenbaum dan Pearl dapat diterapkan dengan baik dan karenanya disarankan untuk digunakan oleh perusahaan yang akan melakukan ekspansi bisnis dengan akuisisi. ......Companies conduct their business expansion in various ways. Some of these ways are to invest directly in real investment, invest in financial assets, or acquire other companies. In this thesis, it is discussed how PT XYZ considers to acquire of PT ABCD using leverage buy out as an alternative for its business expansion. Using Pre LBO Model up to Post LBO Model of Rosenbaum dan Pearl, the analysis PT ABCD acquisition with LBO is conducted at the point that its IRR and NPV at exit is found. The results of the analysis are that PT ABCD provides an IRR of 20% plus at the exit year 5 and that its NPV is also positive. From this analysis it can be concluded that the acquisition analysis using LBO Model Rosenbaum dan Pearl can be implemented properly and accordingly it can be recommended to be used by companies which would like to expand its business using acquisition.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2011
T28256
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Willy Ahmad
Abstrak :
Pertumbuhan perekonomian di Indonesia dan dunia menyebabkan perusahaan harus melakukan ekspansi bisnis mereka untuk bisa bertahan. Salah satu bentuk ekpansi bisnis ini adalah dengan melakukan penambahan kapasitas produksi dari produk mereka. Namun penambahan kapasitas produksi ini tidak dapat begitu saja dilakukan, karena dengan adanya penambahan kapasitas produksi dari suatu produk, maka akan dapat merubah keadaan operasional perusahaan dan tentunya keuntungan dari produk tersebut. Oleh sebab itu lebih lanjutnya diperlukan suatu studi kelayakan untuk menilai layak atau tidak nya investasi dari penambahan kapasitas produksi ini dilakukan. PT. UTPE, salah satu perusahaan manufaktur alat berat pendukung berencana akan melakukan ekspansi kapasitas produksi pada unit DV/TV mereka. Aspek studi kelayakan yang digunakan dalam menganalisa penambahan kapasitas produksi ini adalah: aspek pemasaran, aspek proses dan produk, aspek teknis operasional, aspek keuangan dan aspek lingkungan. Penilaian kelayakan penambahan kapasitas produksi ini dimulai dari alasan mengapa PT. UTPE memilih unit DV/TV sebagai produk yang akan diperbesar kapasitas produksinya, dengan melihat riset pasar dan permintaan sebagai penentunya. Kemudian adalah menilai kemampuan perusahaan dalam menjalankan penambahan kapasitas produksi ini, penilaian ini menilik aspek proses-produk dan aspek operasional perusahaan sebagai acuan. Apakah proses dan produk unit DV/TV saat ini sudah bisa memenuhi spesifikasi yang diinginkan konsumen atau belum (dengan melihat perhitungan kebutuhan mesin dan rasio (rework,repair, reject) dan bagaimana kondisi operasional perusahaan dalam menjalankan penambahan kapasitas produksi ini dengan menggunakan perhitungan man hour dan line balancing. Aspek keuangan akan menilai layak atau tidaknya penambahan kapasitas produksi ini dari perbedaan keuntungan yang dihasilkan dan berdasarkan rasio penilaian investasi (NPV, IRR, PI, PP, dll). Yang terakhir adalah dampak yang dihasilkan dari penambahan kapasitas produksi ini terhadap lingkungan, karena dengan adanya penambahan kapasitas produksi maka akan menghasilkan polutan-polutan yang lebih tinggi dari yang sebelumnya, oleh sebab itu pada aspek ini dinilai apakah kadar dari polutan (waste) tersebut masih layak terhadap lingkungan atau tidak berdasarkan penilaian AGC (Astra Green Company). ......Indonesia and the world economics growth has pushed the company to expand their business as a way to survived. One example of expanding their business is to increase the production capacity if their product. But is not that simple to increase the production capacity, the company must face many consequences, they have to change their operational condition and of course the profit from sold product is also changes. Furthermore, this is the main reason why we need feasibility study to judge whether the investment in increasing the production capacity is feasible or unfeasible to be done. PT. UTPE is one of supporting heavy equipment manufacturer, had planned to expand its production capacity at DV/TV type. The feasibility study aspects that used to analyze this increasing production capacity are: marketing aspect, process and product aspect, operational aspect, financial aspect and environmental aspect. Judging this investment is feasible or not starts from the reason why PT. UTPE choose DV/TV as their target investment product, based on market research and demand of this product as a key to find out the truth. After that we judge the company capabilities in carry out the investment based on product-process aspect and operational aspect. Is the DV/TV type product and its processing is already fulfilled the customer specification (using machine requirement calculation and rework, repair, reject ratio of the product) and how the company operational capability condition in performing the investment using the man hour and line balancing calculation. Financial aspect will judge the feasibility of the investment by its profit shifting and investment valuing ratio (NPV, IRR, PI, PP, etc). And the last is to find out the wastes that were resulted by this increasing production capacity investment. In term of production capacity increasing the wastes were also increasing, is the amount of wastes are still in acceptable level for environment or not based on AGC (Astra Green Company) assessment.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S50291
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library