Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siregar, Abdurrahman
Abstrak :
Kelangsungan layanan yang bertumpu pada teknologi informasi menjadi salah satu hal yang sangat penting dalam kelangsungan usaha atau bisnis saat ini. Hal ini seiring dengan makin meningkatnya ketergantungan dunia usaha terhadap teknologi informasi (TI). Penanganan bencana (disaster) pada infrastruktur TI memerlukan perencanaan pada tataran kebijakan dan pelaksanaan pada tingkat operasi secara menyeluruh. Dalam suatu industri yang sarat dengan pemakaian TI, misalkan industri jasa telekomunikasi dan perbankan, sering terdapat perbedaan persepsi dalam mengantisipasi dan persiapan kelangsungan layanan (?business continuity services?). Masalah yang dapat ditimbulkan pada ?kesenjangan? penjaminan kelangsungan layanan ini sulitnya diterapkan standarisasi dan derajat layanan terhadap perlindungan konsumen. Fokus tesis ini melakukan kajian dan riset perencanaan kelangsungan usaha dan layanan pada industri telekomunikasi. Dengan survey dan analisa persiapan implementasi kelangsungan layanan TI bidang industri telekomunikasi di Indonesia, maka dapat disimpulkan seberapa matang layanan yang diberikan oleh operator. Selain itu hasil kajian ini dapat menjadi panduan bagai operator baru yang akan bergerak dalam bidang jasa telekomunikasi untuk menyesuaikan layanannya sesuai dengan standar industri. Hasil dari kajian ini menyiratkan bahwa persiapan dan pelaksanaan business continuity belum menjadi prioritas dan tersebar pada unit bisnis, sehingga tidak saling terkoordinasi. Belum adanya kesamaan persepsi pada aspek teknis, seperti perlunya ?recovery site?, terutama pada perusahaan telekomunikasi skala menengah. Masalah lain adalah belum dilaksanakan sosiasilisasi, pengujian (test drill), kebijakan, kerja-sama antar operator untuk ?load sharing? saat bencana dan-lainlain. Secara rinci tesis ini membahas hasil survey kelangsungan usaha dan isu krtikal kelangsungan usaha perusahaan telekomunikasi di Indonesia, termasuk manajemen kelangsungan usaha untuk perusahaan telekomunikasi.
Continuity of services in information technology becomes of the most important aspects in business sustainability nowadays. This happens because business sectors become more dependent to information technology (IT). Disaster recovery for IT infrastructure needs a planning on policy and implementation in the operational level. In an industry full of IT usage, for example telecommunication and banking sectors, there might be misperception in anticipating and preparation for business continuity services. This problem makes it difficult to implement standardization for customer protection. This thesis focuses on analyzing business continuity plan in telecommunication industry. Using survey and analyze the preparation for business continuity services, we can identify how mature the telecommunication operator in providing their services. The result of the analysis can also be a guidance for new operator that will work on telecommunication industry to adjust their services according to the standards of the industry. The result from this research shows that preparation and implementation of business continuity is not yet a priority in telecommunication industry, it is scattered among business units, and coordination among those business units is not exist. Every telecommunication company has different perception on the technical aspect of business continuity, like requirement for recovery site, especially for medium scale company. Another problem for business continuity is socialization, scenario simulation test, policy, and load sharing collaboration between mobile operators for disaster recovery. In detail, this thesis analyzes the result of business continuity survey, disaster recovery and critical issue for service continuity in Indonesia?s telecommunication industry, including BCP Management for telecommunication company.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2007
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggie Ayuningtyas
Abstrak :
Banyak aspek yang dapat mempengaruhi perusahaan secara langsung dan tidak langsung, dan dampat berdampak negatif dalam kelangsungan perusahaan, seperti contohnya bencana alam dan krisis finansial. Terlebih lagi pada proyek konstruksi yang didalamnya terdapat banyak stakeholder. Apabila terdapat gangguan pada salah satu perusahaan stakeholder, maka dapat mengganggu keberlangsungan proyek, tak terkecuali perusahaan konsultan konstruksi. Perusahaan konsultan konstruksi membutuhkan sebuah proses manajemen untuk mencegah dan menanggulangi krisis-krisis yang berdampak pada keberlangsungan perusahaan. Proses manajemen tersebut ialah Business Continuity Management (BCM). Sebelum membuat rencana pencegahan dan penanggulangan, sebelumnya harus mengetahui risiko/krisis dan dampaknya pada perusahaan. Tahapan ini harus diidentifikasi dengan baik agar bisa terfokus pada krisis yang mengganggu perusahaan. Penelitian ini dilakukan pada satu perusahaan konsultan konstruksi yaitu PT. X. Dari hasil penelitian, didapatkan hasil bahwa krisis yang paling berdampak signifikan pada PT. X adalah gempa bumi, tsunami, dan keruntuhan struktur akibat kesalahan desain. Unit bisnis yang paling penting adalah Structural Engineering Division dengan critical business function nya adalah melakukan analisis struktural. Dan strategi penanganan yang dilakukan adalah dengan menggunakan cloud storage untuk melakukan back up, melakukan double check terhadap desain dan perhitungan struktur, serta meletakkan peralatan dan instrumen di brankas. ......Many aspects can affect the company directly and indirectly, and reduce negative impacts in the company, such as natural disasters and financial crises. Moreover, in the construction projects there are many stakeholders. If there is a problem with one of the company's shareholders, then the sustainability of the project can be decided, and except for the construction consulting company. Construction consulting companies need a management process to prevent and overcome crises that have an impact on the sustainability of the company. The management process is Business Continuity Management (BCM). Before making plans and countermeasures, you must first discuss the risks / crises and their impact on the company. This stage must be changed well so that it can focus on crises that require companies. The research was conducted at construction consulting company, PT. X. From the results of the study, the most significant risk at PT. X are earthquake, tsunami, and structural collapse due to design errors. The most important business unit is Structural Engineering Division with critical business function is carry out structural analysis. And recovery strategies are using cloud storage for back up the data, doing double check for structural design and calculations, and saving equipment and instruments in safe-deposit box.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farrah Rosalina
Abstrak :
Business Continuity Management dibutuhkan oleh perusahaan untuk melindungi proses bisnisnya dari dampak akibat krisis agar tetap memenuhi kinerja perusahaan, termasuk juga PT. X. Salah satu prinsip BCM adalah strategy development yang berperan penting dalam menentukan strategi penanganan krisis. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi krisis signifikan dan perbedaan manajemen krisis PT. X dengan prinsip Strategy Development BCM. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan penyebaran kuesioner dan wawancara mendalam sebagai cara perolehan data. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa ketidakstabilan politik, krisis finansial, pelanggan mengalami bangkrut, dan kehilangan reputasi merupakan krisis signifikan pada PT. X. Diketahui pula bahwa PT. X belum memenuhi indikator-indikator yang disesuaikan dengan prinsip Strategy Development BCM.
Business Continuity Management is needed by a company in order to protect its business process from the impact of crisis in order to keep on fulfilling the performance of the company, including PT. X. One of the principles of BCM is strategy development which takes an important role in deciding the crisis-handling strategy. This research is conducted to identify the significant crisis and the difference between the crisis management of PT. X with the Strategy Development BCM. The research method that is used is qualitative with questionnaire and in-depth interview as the data collection procedures. According to the result of the research, there are found that political instability, financial crisis, client insolvency, and loss of reputation are significant crisises in PT. X. It is found out as well that PT. X has not fulfilled the indicators adjusted with the Strategy Development BCM.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S65745
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erza Raihanza
Abstrak :
Penerapan Business Continuity Management pada perusahaan Jasa Konstruksi di Indonesia masih sangat minim, kendati demikian bisnis Jasa Konstruksi merupakan salah satu bisnis yang rentan terhadap krisis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis krisis yang signifikan terhadap perusahaan Jasa Konstruksi serta bagaimana manajemen krisis yang telah diterapkan dibandingkan dengan standard Business Continuity Management (BCM) tahapan Analisa Risiko dan Kaji Ulang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif yang bersifat deskriptif. Dari hasil penelitian diketahui bahwa krisis yang signifikan pada PT. X adalah Krisis Finansial dan terdapat perbedaan pada beberapa indikator standard BCM : Risk Analysis and Review dengan manajemen krisis PT. X.
Application of Business Continuity Management on Construction Services company in Indonesia are very low, in spite of the Construction Services business is one business that is highly vurnerable to crisis. This study aims to determine the significant crisis at the Construction Services company and how crisis management which has been applied on the company compared to the standard of Business Continuity Management (BCM) Risk Analysis and Review phase. The method used is descriptive qualitative method. The research results show that financial crisis is the most significant crisis in PT. X and there are gaps between few indicator of BCM Standard: risk analysis and Review and company?s Crisis Management.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63368
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shabrina Nadhila
Abstrak :
PT. X merupakan salah satu perusahaan konstruksi yang rentan untuk mengalami krisis. Agar PT. X tetap dapat mencapai tujuan dan targetnya selama menghadapi krisis, dibutuhkan penerapan konsep Business Continuity Management (BCM) yang salah satu prinsipnya, yaitu Business Impact Analysis (BIA). BIA merupakan tahapan untuk mengetahui dampak potensial dan mengidentifikasi kemampuan perusahaan untuk melanjutkan operasi bisnisnya selama terjadi krisis. Jenis penelitian ini adalah studi kasus pada PT. X dengan mengidentifikasi krisis signifikannya dan mengkomparasi manajemen krisis yang diterapkan oleh PT. X dengan prinsip BIA dari konsep BCM. Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian yaitu dengan melakukan kuesioner, wawancara mendalam dengan pakar dan analisis kesenjangan. Hasil dari penelitian ini yaitu krisis signifikan bagi PT. X terdiri dari ketidakstabilan politik, krisis finansial, pelanggan mengalami bangkrut dan kehilangan reputaasi dan image baik dan juga tahapan BIA belum diterapkan pada manajemen krisis PT. X secara umum.
PT. X is a very susceptive company to face crisis. Therefore, to keep PT. X on the track of reaching its objectives and its goals while facing crisis, it needs an implementation of Business Continuity Management (BCM) concept. One of the principles of BCM, Business Impact Analysis (BIA), is a phase to identify the potential impacts of crises on an organisation and its ability to continue business operation. The type of this research is case study in PT. X to identify the significant crises of PT. X and to compare crisis management applied in PT. X with BIA principle of BCM concept. The method applied to achieve the research's objectives are including questionnaire, in-depth interview and gap analysis. The research results shows that the significant crises of PT. X are the political instability, finansial crisis, customer experiences bankrupt, and loss of good reputation and image. Moreover, the processes of BIA principle haven't been applied generally in crisis management in PT. X.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S65707
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmahsari Zumaroh Gani
Abstrak :
Perusahaan EPC rentan terhadap krisis dikarenakan proyek didapatkan dengan tender, penuh ketidakpastian, dikerjakan dengan skema lumpsum, dan proses dari EPC sendiri yang cukup rumit. Oleh karena itu dibutuhkannya manajemen krisis yang menyeluruh seperti Business Continuity Management BCM. Penelitian dilakukan dengan studi literatur, wawancara, dan kuisioner serta analisa kualitatif. Pada penelitian ini didapatkan krisis signifikan yang mempengaruhi kinerja dan business core dari PT X yakni kesalahan estimasi biaya, krisis finanasial, ketidakstabilan kondisi politik yang menyebabkan perubahan lingkup proyek atau pembatalan proyek, pergantian pemimpin, dan sedikitnya proyek yang dikerjakan. Selain itu, terdapatnya beberapa kesenjangan antara manajemen krisis PT X dengan BCM: Analisa Risiko dan Kaji Ulang yakni pada kriteria penentuan peringkat risiko dan karakteristik dalam pembuatan skenario kunci bencana.
EPC companies are prone to crisis because of how the project is obtained through tender process, full of uncertainty, to be done by lumpsum contract, and the process of EPC itself that is complicated. Therefore, complete crisis management is needed like Business Continuity Management BCM. The research will be done by literature study, interview, quistionnaire, and qualitative analysis. The result of this research will be the significant crisis rsquo that influence the business core of PT X which are error in cost estimation, financial crisis, political instability those leading to changes of project scope or cancellations, changes of leader or director, and lack of projects to be worked on. There are also some gaps in the comparison between PT X rsquo s crisis management and BCM Risk Analysis and Review, they are establish criteria to rank risks and the characteristic to make disaster scenarios.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67747
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afifah Rida Salsabila
Abstrak :
Salah satu sektor yang paling terdampak krisis Covid-19 adalah industri makanan dan minuman. Dalam kasus disrupsi parah seperti krisis Covid-19, konsep Business Impact Analysis (BIA) dan Business Continuity Management (BCM) dapat berguna bagi perusahaan untuk mengurangi dampak dari krisis Covid-19 dan menyusun strategi pemulihan terhadap proses bisnis perusahaan yang terdampak untuk menjaga keberlangsungan bisnis. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dampak krisis Covid-19 terhadap keberlangsungan bisnis dan mengidentifikasi strategi keberlangsungan bisnis yang dilakukan oleh perusahaan saat terdampak oleh krisis tersebut. Penelitian dilakukan pada tiga perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan bergerak pada industri makanan dan minuman sebagai representasi dari industri tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dan analisis berbasis studi kasus. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari perusahaan berupa laporan tahunan. Ruang lingkup penelitian ini terbatas pada perusahaan publik sektor industri makanan dan minuman pada yang terdaftar di Indonesia. Setelah dilakukan analisis terhadap perusahaan menggunakan perspektif Balanced Scorecard, penelitian ini mengungkap bahwa krisis Covid-19 memberikan dampak yang signifikan pada masing-masing perusahaan, tidak hanya dilihat dari aspek keuangan tetapi juga dari aspek non keuangan. Dampak krisis Covid-19 mendorong perusahaan untuk merumuskan strategi baru untuk mengatasi krisis dan menjaga kelangsungan bisnisnya. ......One of the most affected industries by the Covid-19 is the food and beverage industry. In cases of severe disruption like Covid-19 crisis, Business Impact Analysis (BIA) and Business Continuity Management (BCM) can be useful for companies to reduce the impact of the Covid-19 crisis and develop recovery strategies for the company's affected business processes to maintain business continuity. This study aims to evaluate the impact of the Covid-19 crisis on business continuity and identify business continuity strategies undertaken by companies when affected by the crisis. The research was conducted on three public companies in the food and beverage industry listed on the Indonesia Stock Exchange. This research was conducted using qualitative methods and case study-based analysis. The data used in this study is secondary data from companies, such as annual reports. The scope of this research is limited to public companies in the food and beverage industry sector listed in Indonesia. This study reveals that the Covid-19 crisis had a significant impact on each company, not only from a financial aspect but also from a non-financial aspect. The impact of the Covid-19 crisis encourages companies to formulate new strategies to overcome the crisis and maintain their business continuity.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Satria Ansgarianto Wibowo
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap faktor pendorong penerapan konsep Business Continuity Management System (BCMS) pada sektor publik dan hal-hal yang perlu dipersiapkan organisasi dalam penerapan BCMS sesuai dipersyaratkan standar ISO 22301:2019. Objek penelitian adalah Sekretariat Utama Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) yang memegang fungsi pendukung jalannya kegiatan pengawasan BPKP. Penerapan dilakukan dengan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Jenis data primer adalah hasil wawancara yang dilakukan dengan wawancara semi-terstruktur dengan narasumber meliputi unit manajemen risiko, unit teknis manjemen insiden, dan unit pengelola teknologi informasi. Analisis data dilakukan dengan membandingkan faktor pendorong penerapan BCMS organisasi dan membandingkan kondisi organisasi dengan persyaratan BCMS. Hasil penelitian adalah terdapat urgensi dan kebutuhan organisasi akan terhadap penerapan BCMS terutama dalam faktor dukungan infomal manajemen puncak, belum meratanya praktik continuity pada organisasi, dan peningkatan dependensi organisasi pada teknologi informasi. Organisasi perlu membuat kebijakan BCMS, peningkatan kompetensi dan awareness mengenai BCM, dan pemutakhiran prosedur dalam mempersiapkan penerapan BCMS pada organisasi. Penelitian ini diharapkan berkontribusi sebagai dasar kajian rencana implementasi BCMS pada sektor publik ke depannya. ......Business Continuity Management System (BCMS) is not widely implemented in Indonesian public sector, therefore his study aims to reveal the drivers of BCMS implementation at the public sector and preparation that organization should done for BCMS implementation as required by the ISO 22301:2019 standard. The object of the study is Chief Secretariat of Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) which has supporting function for government’s internal audit as BPKP core-business. The research done with case study method with qualitative approach. The primary data in the study was collected through semi-structured interview with people from risk management unit, incidents management unit, and IT management unit. The data analysis carried out with the benchmarking the drivers of BCMS implementation with previous study and literature and benchmarking the organizaiton existing condition with BCMS requirements. The study found that there are urgency and need for BCMS implementation in the organization, with the main drivers are informal top-management support, uneven continuity practices, and the increase of organization’s dependency of information technology. Organization need to create the BCMS policy, enhance the competency and awareness about BCMS, and update the incident response procedure as the preparations of BCMS implementation. This research contributing for future public sector implementation of BCMS.
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christian Antoni
Abstrak :
PT. X merupakan salah satu perusahaan konstruksi yang rentan untuk mengalami krisis karena dipengaruhi oleh banyak faktor yang sulit untuk dikendalikan. Untuk menjaga PT. X agar tetap dapat mencapai tujuan selama menghadapi krisis, dibutuhkan penerapan konsep Business Continuity Management. Salah satu prinsipnya yaitu: Business Continuity Plan. Penelitian ini adalah studi komparasi pada manajemen krisis di PT. X untuk melihat apa saja yang telah diterapkan pada prinsip Business Continuity Plan. Metode penelitian menggunakan kuisoner terkait krisis signifikan dan wawancara terkait penerapan manajemen krisis PT. X. Hasilnya PT. X telah menerapkan elemen proses tanggap darurat namun masih bersifat reaktif dalam tindakan pendeteksian bencana dan proses pemulihan.
PT. X is the construction company that are vulnerable in encountering crisis which are affected by factors that are hard to control. To help sustaining its objectives while facing crisis, they need comprehensive crisis management impelementation which is Business Continuity Management. One of its principle is Business Continuity Plan. This study is a comparasion of crisis management in PT. X with Business Continuity Plan principle. This method use questionnaires about significant crisis in PT. X and in-depth interview about the crisis management implementation. The result show that PT. X has done most of the emergency response process but still acting reactive towards crisis declaration and recovery strategy.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64534
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Nurcholis
Abstrak :
Perusahaan Kontraktor merupakan salah satu bisnis usaha yang memiliki peran penting dalam pembangunan Indonesia. Sebagai suatu bisnis usaha, Perusahaan Kontraktor memiliki kerentanan dalam menghadapi risiko. Sehingga Konsep Business Continuity Management diperlukan oleh Perusahaan Kontraktor dalam manajemen risiko perusahaan untuk melindungi proses bisnisnya dan mencapai tujuan perusahaan. Penelitian ini dilakukan untuk menerapkan beberapa prinsip BCM yaitu Analisis Risiko, Dampak Bisnis, dan Strategi Penanganan pada PT. X. Metode yang digunakan adalah Wawancara Mendalam, sehingga didapatkan temuan sembilan risiko yang dianggap signifikan. Salah satu yang paling signifikan adalah Krisis Moneter. Risiko ini memiliki dampak pada beberapa fungsi bisnis yang akan berpengaruh pada proses bisnis perusahaan. Analisis Dampak Bisnis serta strategi penanganan yang dapat dilakukan agar fungsi bisnis tetap dapat berjalan, dilakukan sesuai dengan konsep BCM. ......The Contracting Company is one of the business enterprises that has an important role in Indonesia's development. As a business, the Contracting Company has a vulnerability in dealing with risk. So that the Business Continuity Management Concept is needed by Contracting Companies in corporate risk management to protect their business processes and achieve company goals. This research was conducted to apply several BCM principles, namely Risk Analysis, Business Impact, and Handling Strategy at PT. X. The method used was in-depth interviews, so that the findings of nine risks were found to be significant. One of the most significant is the Monetary Crisis. This risk has an impact on several business functions that will affect the company's business processes. Business Impact Analysis and handling strategies that can be carried out so that business functions can still be run, carried out in accordance with the BCM.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library