Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bambang Yudomustopo
Abstrak :
Masalah hipertensi pada kehamilan, masih banyak yang belum diungkapkan oleh para peneliti. Radikal bebas diperkirakan menjadi salah satu faktor yang penting sebagai penyebab hipertensi. Radikal bebas dapat menyebabkan meningkatnya reactive oxygen species (ROS) dan stres oksidatif. Stres oksidatif menimbulkan kerusakan membran sel. Kerusakan membran sel akan menyebabkan jejas sel. Diet makanan tinggi garam (DMTG) dapat menyebabkan stres oksidatif pada jantung. Karena secara etis tidak memungkinkan meneliti pengaruh DMTG pada ibu hamil secara in vivo, maka digunakan model tikus penelitian (MTP) Sprague Dawiey Rat (SDR) yang bunting. Permasalahannya adalah: Apakah diet makanan tinggi garam dapat menyebabkan hipertensi pada MTP yang bunting? Apakah DMTG dapat menyebabkan kelainan jaringan jantung?, dan apakah DMTG dapat menurunkan antioksidan pada model tikus penelitian? Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah menliti pengaruh DMTG pada jantung MTP SDR yang bunting. Juga diteliti pengaruh DMTP terhadap nilai peroksida lipid dan glutation peroksidase dan gambaran kelainan struktur dan ultrastruktur sel otot jantung. Metodologi Penelitian dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Hewan - Institut Pertanian Bogor (FKH-IPB) dan Rumah Sakit Hewan Pendidikan - IPB. Waktu penelitian berlangsung pada bulan Juli sampai bulan Agustus 2004. Penelitian ini menggunakan 40 ekor model tikus Sprague Dawley bunting. Empat puluh ekor model tikus yang sudah dikawinkan dan diasumsikan sudah bunting semua dipilih secara acak menjadi dua kelompok, yaitu kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Rada kelompok kontrol diberikan diet makanan dengan kadar garam, 0,3% NaCl- Sedangkan pada kelompolg perlakuan diberikan diet makanan tinggi garam dengan kadar garam, NaCl 6%. Selama masa bunting antara 21-23 hari, masing-masing kelompok diperiksa berat badan, tensi, dan denyut jantungnya seminggu dua kali. Menjelang waktu melahirkan sekitar hari ke dua puluh, dikerjakan eutanasia dan kemudian dilanjutkan dengan Iaparatomi dan thorakotomi dengan memenuhi standar prosedur ACUC dan PSSP-LPPM - IPB. Pada waktu itu didapatkan 12 ekor model tikus penelitian tidak bunting. Sedangkan sisanya 28 MTP bunting, ternyata ada 11 ekor yang melahirkan preterm. Kerusakan jaringan jantung karena peroksida lipid diperiksa dengan cara mengukur nilai maiondiaidehyde (MDA) dan antioksidan glutation peroksidase (GPx)_ Hasil penelitian Hasil penelitian ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh DMTG terhadap kerusakan membran sel karena peroksida lipid. Hal ini dibuktikan dengan nilai MDA Iebih tinggi pada kelompok perlakuan preterm dibandingkan dengan kelompok perlakuan a'term, perbedaan ini bermakna (p<0,05). Nilai GPx didapatkan Iebih rendah pada kelompok perlakuan preterm dibandingkan dengan kelompok perlakuan a'term, perbedaan ini sangat bermakna. (p<0.0?l). Kerusakan membran sei ini berdampak Iuas pada berbagai kelainan patologis. Berbagai kelainan patologis tersebut adalah DMTG menyebabkan hipertensi, selain itu DMTG menyebabkan kelahiran preterm, kenaikan sel Ieukosit (WBC) dan hematokrit. DMTG juga menyebabkan kerusakan struktur dan ultrastruktur sel jantung, endotel arteri dan mitokondria, tetapi DMTG tidak menyebabkan perubahan berat badan, perubahan hemoglobin dan komponen darah yang lain. Pada kelompok perlakuan terdapat hipertensi baik pada tekanan darah sistolik maupun yang diastolik, jika dibandingkan dengan kelompok kontrol perbedaan ini bermakna. Pada kelompok perlakuan terdapat persalinan preterm 68% Iebih besar dari pada persalinan preterm pada kelompok kontrol yaitu 33%, dan perbedaan ini secara proporsional bermakna. Terdapat perubahan struktural morfologik histologi pada arteri dan sel atot jantung. Pada endotel arteri didapatkan aterosklerosis derajat satu, tampak tunika elastika yang putus dan tidak utuh. Pada gambaran histologi sel-sel otot jantung kelompok perlakuan, didapatkan batas antara sel-sel tidak jelas dan miofibril yang tidak teratur. Perubahan pada arteri dan otot jantung tersebut disertai dengan perubahan ultrastruktural di mitokondria. Mitokondria pada MTP perlakuan membengkak dengan krista yang tidak tesusun dengan rapi dan jarak antara krista-krista melebar. Kesimpulan Penelitian ini membuktikan bahwa DMTG menaikkan jumlah peroksida lipid, dan dapat menurunkan GPx. DMTG juga menyebabkan hipertensi pada kelompok perlakuan. Selanjutnya penelitian ini juga membuktikan bahwa DMTG menyebabkan kenaikan kelahiran preterm, kelainan struktur sel otot jantung, kelainan endotel arteri dan kelainan mitokondria. Selain itu DMTG menyebabkan jumlah WBC yang tinggi, hal ini dapat mengakibatkan terjadinya gejala sepsis yang disebut sebagai systemic inflammatory response syndrome {SIRS}. ......Many scientists until now agree that pregnancy induced hypertension problems is still insufficiently discovered. It is thought that free radical is one of the important factor that causes hypertension. Free radical creates reactive oxygen species (ROS) and oxidative stress. Oxidative stress damages cell membrane, and it induces cell injury and diseases. High salt diet creates oxidative stress on the heart tissue. Due to the ethic problem in-vivo research towards pregnant women, the research uses rat as a model, namely Sprague Dawley Rat (SDR). The problems are does the high salt diet induce hypertension, does the high salt diet induce heart cell injury and does the high salt diet induce the antioxidant value decreasing? The aim of the research The aim of the research is to investigate the effect of high salt diet towards pregnant SDR, especially on the value of lipid peroxide, glutathione peroxide (GPx), and the heart cell injury. Methodology The research was performed in Bogor Agricultural University and in Animal Hospital - Bogor Agricultural University, in Juty 2004 up to August 2004. The rat animal models were 40 SDR. The pregnant models were divided randomly into two groups, namely the control and the treated. models. The control was fed by normal salt diet of 0,3 % NaCl, and the treated model was fed by the high salt diet of 6% NaCl. During the time of pregnancy around 21 days up to 23 days, all of the models were measured twice a week of the body weight, the blood pressure, and the heart beat. There were 28 SDR eligible for the study. Before the estimate date of delivery, all of the models performed euthanasia by laparatomy and thoracotomy. The procedure of the animal treatment was legalized by ACUC and PSSP-LPPM, Bogor Institute of Agriculture. During the euthanasia it was found that 12 models were not pregnant and there were 19 preterm models delivered. The examination of this heart tissue injury was performed histologically, ultrastructurely, and the level of lipid peroxide measured by malondialdehyde (MDA) and the GPx value. The research result The result of the research revealed that the high salt diet caused the lipid peroxide value increased, and it injured the cell membranes. The MDA value of the preterm treated group was significantly higher (p < 0,05) than those of the a'term treated group. The GPx value of the preterm treated group was significantly lower (p < 0,U1) than those of the a?term treated group. The high salt diet also induced hypertension, preterm labor by 68%, leoukocytosis, endothelium injury, the heart cell injury, and damage of mitochondria. There were no influences of the high salt diet towards the body weight, hemoglobin and the blood cell component. The blood pressure of the treated group was significantly higher (p < 0,05) than those of the control group. Moreover, in the treated group there were changing of the smooth muscle cell structure, the arterial endothelium, and the ultra structure mitochondria. Conclusion The research proved that the high salt diet increased the value of lipid peroxide and decreased the GPx value. This state is called the oxidative stress. The high salt diet induces hypertension, preterm labor, Ieukocytosis, heart cell injury and abnormality of mitochondria. The condition of leukocytosis can induce septic symptom which is called Systemic inflammatory response syndrome (SIRS).
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
D716
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Yudomustopo
Abstrak :
ABSTRAK
Latar Belakang
Masalah hipertensi pada kehamilan, masih banyak yang belum diungkapkan oleh para peneliti. Radikal bebas diperkirakan menjadi salah satu faktor yang penting sebagai penyebab hipertensi. Radikal bebas dapat menyebabkan meningkatnya reactive oxygen species (ROS) dan stres oksidatif. Stres oksidatif menimbulkan kerusakan membran sel. Kerusakan membran sel akan menyebabkan jejas sel. Diet makanan tinggi garam (DMTG) dapat menyebabkan stres oksidatif pada jantung. Karena secara etis tidak memungkinkan meneliti pengaruh DMTG pada ibu hamil secara in vivo, maka digunakan model tikus penelitian (MTP) Sprague Dawiey Rat (SDR) yang bunting. Permasalahannya adalah: Apakah diet makanan tinggi garam dapat menyebabkan hipertensi pada MTP yang bunting? Apakah DMTG dapat menyebabkan kelainan jaringan jantung?, dan apakah DMTG dapat menurunkan antioksidan pada model tikus penelitian?

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah menliti pengaruh DMTG pada jantung MTP SDR yang bunting. Juga diteliti pengaruh DMTP terhadap nilai peroksida lipid dan glutation peroksidase dan gambaran kelainan struktur dan ultrastruktur sel otot jantung.

Metodologi
Penelitian dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Hewan - Institut Pertanian Bogor (FKH-IPB) dan Rumah Sakit Hewan Pendidikan - IPB. Waktu penelitian berlangsung pada bulan Juli sampai bulan Agustus 2004. Penelitian ini menggunakan 40 ekor model tikus Sprague Dawley bunting. Empat puluh ekor model tikus yang sudah dikawinkan dan diasumsikan sudah bunting semua dipilih secara acak menjadi dua kelompok, yaitu kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Rada kelompok kontrol diberikan diet makanan dengan kadar garam, 0,3% NaCl- Sedangkan pada kelompolg perlakuan diberikan diet makanan tinggi garam dengan kadar garam, NaCl 6%. Selama masa bunting antara 21-23 hari, masing-masing kelompok diperiksa berat badan, tensi, dan denyut jantungnya seminggu dua kali. Menjelang waktu melahirkan sekitar hari ke dua puluh, dikerjakan eutanasia dan kemudian dilanjutkan dengan Iaparatomi dan thorakotomi dengan memenuhi standar prosedur ACUC dan PSSP-LPPM - IPB. Pada waktu itu didapatkan 12 ekor model tikus penelitian tidak bunting. Sedangkan sisanya 28 MTP bunting, ternyata ada 11 ekor yang melahirkan preterm. Kerusakan jaringan jantung karena peroksida lipid diperiksa dengan cara mengukur nilai maiondiaidehyde (MDA) dan antioksidan glutation peroksidase (GPx)_

Hasil penelitian
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh DMTG terhadap kerusakan membran sel karena peroksida lipid. Hal ini dibuktikan dengan nilai MDA Iebih tinggi pada kelompok perlakuan preterm dibandingkan dengan kelompok perlakuan a'term, perbedaan ini bermakna (p<0,05). Nilai GPx didapatkan Iebih rendah pada kelompok perlakuan preterm dibandingkan dengan kelompok perlakuan a'term, perbedaan ini sangat bermakna. (p<0.0?l). Kerusakan membran sei ini berdampak Iuas pada berbagai kelainan patologis. Berbagai kelainan patologis tersebut adalah DMTG menyebabkan hipertensi, selain itu DMTG menyebabkan kelahiran preterm, kenaikan sel Ieukosit (WBC) dan hematokrit. DMTG juga menyebabkan kerusakan struktur dan ultrastruktur sel jantung, endotel arteri dan mitokondria, tetapi DMTG tidak menyebabkan perubahan berat badan, perubahan hemoglobin dan komponen darah yang lain. Pada kelompok perlakuan terdapat hipertensi baik pada tekanan darah sistolik maupun yang diastolik, jika dibandingkan dengan kelompok kontrol perbedaan ini bermakna. Pada kelompok perlakuan terdapat persalinan preterm 68% Iebih besar dari pada persalinan preterm pada kelompok kontrol yaitu 33%, dan perbedaan ini secara proporsional bermakna. Terdapat perubahan struktural morfologik histologi pada arteri dan sel atot jantung. Pada endotel arteri didapatkan aterosklerosis derajat satu, tampak tunika elastika yang putus dan tidak utuh. Pada gambaran histologi sel-sel otot jantung kelompok perlakuan, didapatkan batas antara sel-sel tidak jelas dan miofibril yang tidak teratur. Perubahan pada arteri dan otot jantung tersebut disertai dengan perubahan ultrastruktural di mitokondria. Mitokondria pada MTP perlakuan membengkak dengan krista yang tidak tesusun dengan rapi dan jarak antara krista-krista melebar.

Kesimpulan
Penelitian ini membuktikan bahwa DMTG menaikkan jumlah peroksida lipid, dan dapat menurunkan GPx. DMTG juga menyebabkan hipertensi pada kelompok perlakuan. Selanjutnya penelitian ini juga membuktikan bahwa DMTG menyebabkan kenaikan kelahiran preterm, kelainan struktur sel otot jantung, kelainan endotel arteri dan kelainan mitokondria. Selain itu DMTG menyebabkan jumlah WBC yang tinggi, hal ini dapat mengakibatkan terjadinya gejala sepsis yang disebut sebagai systemic inflammatory response syndrome {SIRS}.
Abstract
Background
Many scientists until now agree that pregnancy induced hypertension problems is still insufficiently discovered. It is thought that free radical is one of the important factor that causes hypertension. Free radical creates reactive oxygen species (ROS) and oxidative stress. Oxidative stress damages cell membrane, and it induces cell injury and diseases. High salt diet creates oxidative stress on the heart tissue. Due to the ethic problem in-vivo research towards pregnant women, the research uses rat as a model, namely Sprague Dawley Rat (SDR). The problems are does the high salt diet induce hypertension, does the high salt diet induce heart cell injury and does the high salt diet induce the antioxidant value decreasing?

The aim of the research
The aim of the research is to investigate the effect of high salt diet towards pregnant SDR, especially on the value of lipid peroxide, glutathione peroxide (GPx), and the heart cell injury.

Methodology
The research was performed in Bogor Agricultural University and in Animal Hospital - Bogor Agricultural University, in Juty 2004 up to August 2004. The rat animal models were 40 SDR. The pregnant models were divided randomly into two groups, namely the control and the treated. models. The control was fed by normal salt diet of 0,3 % NaCl, and the treated model was fed by the high salt diet of 6% NaCl. During the time of pregnancy around 21 days up to 23 days, all of the models were measured twice a week of the body weight, the blood pressure, and the heart beat. There were 28 SDR eligible for the study. Before the estimate date of delivery, all of the models performed euthanasia by laparatomy and thoracotomy. The procedure of the animal treatment was legalized by ACUC and PSSP-LPPM, Bogor Institute of Agriculture. During the euthanasia it was found that 12 models were not pregnant and there were 19 preterm models delivered. The examination of this heart tissue injury was performed histologically, ultrastructurely, and the level of lipid peroxide measured by malondialdehyde (MDA) and the GPx value.

The research result
The result of the research revealed that the high salt diet caused the lipid peroxide value increased, and it injured the cell membranes. The MDA value of the preterm treated group was significantly higher (p < 0,05) than those of the a'term treated group. The GPx value of the preterm treated group was significantly lower (p < 0,U1) than those of the a?term treated group. The high salt diet also induced hypertension, preterm labor by 68%, leoukocytosis, endothelium injury, the heart cell injury, and damage of mitochondria. There were no influences of the high salt diet towards the body weight, hemoglobin and the blood cell component. The blood pressure of the treated group was significantly higher (p < 0,05) than those of the control group. Moreover, in the treated group there were changing of the smooth muscle cell structure, the arterial endothelium, and the ultra structure mitochondria.

Conclusion
The research proved that the high salt diet increased the value of lipid peroxide and decreased the GPx value. This state is called the oxidative stress. The high salt diet induces hypertension, preterm labor, Ieukocytosis, heart cell injury and abnormality of mitochondria. The condition of leukocytosis can induce septic symptom which is called Systemic inflammatory response syndrome (SIRS).
2005
D766
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafika Wahyuni
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian mengenai respons orangutan (Pongo abelii) betina bunting dan betina dengan anak terhadap jantan berdasarkan perilaku reproduksinya di Taman Safari Bogor, Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi respons orangutan betina bunting dan betina yang memiliki anak terhadap jantan, serta mengetahui perilaku harian pada orangutan betina bunting dan betina dengan anak di kawasan konservasi ex-situ Taman Safari Bogor. Penelitian dilakukan pada dua orangutan sumatra (Pongo abelii) betina matang kelamin, yaitu B1 memiliki anak berumur 4 tahun dan B2 sedang bunting 6 bulan. Pengamatan perilaku harian menggunakan focal instantaneous sampling dengan time point 5 menit dan pengamatan perilaku reproduksi menggunakan metode adlibitum. Hasil menunjukkan perbedaan proporsi perilaku harian. Perilaku harian menunjukkan perbedaan proporsi (P=0,000). Perilaku makan merupakan proporsi tertinggi pada kedua betina. B1 memiliki proporsi makan, bergerak dan sosial yang lebih tinggi, sedangkan B2 memiliki proporsi istirahat yang lebih tinggi. Respons kedua betina terhadap jantan terlihat melalui perilaku atraktivitas, proseptivitas dan resptivitas dengan proporsi yang berbeda (P=0,000). Kedua betina menunjukkan proporsi reseptivitas tertinggi pada perilaku reproduksi, tetapi berdasarkan durasi, reseptivitas B1 lebih rendah dibandingkan B2. Respon B1 terhadap jantan memiliki proporsi yang rendah karena adanya intervensi oleh anaknya. Orangutan B2 teramati menunjukkan perilaku sangat proaktif terhadap jantan dan tidak ada gangguan dari keberadaan betina lain di dalam kandang yang sama.
A study of responses of pregnant and female with the child to males in Sumatran orangutan (Pongo abelii) based on reproductive behavior has been conducted in Taman Safari Bogor, West Java. The aim is evaluating responses of pregnant and the female with a child to males, as well as find out their daily activities under the ex-situ area in Taman Safari Bogor. The subjects are female with a child (4-years old) (B1) and pregnant female (6-months) (B2). The daily activities were observed every 5 minutes by focal instantaneous sampling, whereas reproductive behavior by ad libitum for 5.5 hours a day from October to November 2019. The observation got 8.580 minutes of daily activities and 4.290 minutes of reproductive behavior. The result presented different proportions of the daily activities of both females. Feeding is the highest proportion of their daily activities. The pregnant female (B2) had a higher resting proportion, whereas females with child (B1) had higher proportions of feeding; moving; also socializing. Reproductive behavior presented a different proportion too (P=0,000). Female B1 and B2 have the highest receptivity in reproduction activities, yet based on the duration, B1 receptivity lower than B2. Respons B1 to males was interference by the child. Female B2 has the most proceptivity and not disruption by another female in the same cage.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library