Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Frieska Anindya
"Aplikasi kencan daring semakin marak digunakan oleh kalangan dewasa muda sebagai media pemenuhan kebutuhan yang beragam. Penelitian mengenai aplikasi kencan terdahulu sudah melihat adanya alasan menggunakan aplikasi kencan untuk memenuhi kebutuhan seksual. Seks berkaitan dengan perasaan, pengalaman, dan hasrat erotis yang berangkat dari diri seseorang (self), dan secara bersamaan juga dipengaruhi serta dibatasi oleh faktor lainnya (Rathus dkk, 2014; Gagnon & Parker, 2013). Dengan studi antropologi seksualitas, saya merangkai penelitian autoetnografi untuk melihat peran aplikasi kencan Bumble dalam proses pembentukan subjektivitas seksual. Hasil penelitian ini mendeskripsikan pembentukan subjektivitas seksual yang terjadi ketika para informan belum mengenal aplikasi kencan dan setelah mereka menggunakan aplikasi kencan Bumble. Melalui penelitian ini, kita dapat melihat posisi Bumble sebagai media sosial dalam mewadahi pengalaman seksual dan pengaruhnya pada masing-masing informan.

The using of online dating app is increasing as the young adults are using it to fulfill their various needs. Previous research on dating apps has seen reasons for using dating apps to fulfill sexual needs. Sex is related to feelings, experiences and erotic desires that originate from one's self, and are simultaneously influenced and limited by other factors (Rathus et al, 2014; Gagnon & Parker, 2013). With anthropological studies of sexuality, I combine autoethnographic research to see the role of the dating application Bumble in the process of forming sexual subjectivities. The results of this research describe the formation of sexy subjectivity that occurred when the informants were not familiar with dating applications and after they used the Bumble dating application. Through this research, we can see Bumble's position as social media in accommodating sexual experiences and its influence on each informant."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Amelia
"Kemunculan aplikasi kencan memberikan kemudahan untuk manusia mencari pasangan hidup. Fungsi aplikasi kencan beberapa tahun belakangan ini mengalami pergeseran, tidak hanya sekadar untuk mencari pasangan romantis, tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan non-romantis. Bumble sebagai aplikasi kencan masih pada fungsi awalnya untuk mencari jodoh dengan adanya mode date, dilain sisi ada mode BFF untuk memfasilitasi pencarian teman. Namun, yang terjadi dalam Bumble adalah penggunanya memanfaatkan mode date bukan tempat untuk mencari jodoh. Tulisan ini berfokus pada bagaimana ideologi media dan indeksikalitas bermain di dalam interaksi pengguna mode date Bumble. Penggunaan tanda mewarnai praktik bermedia para pengguna mode date Bumble yang merujuk kepada motif mereka. Tanda yang ada akan dimaknai oleh pengguna mode date Bumble lainnya.

The emergence of dating apps makes it easy for humans to find a life partner. The function of dating apps in recent years has shifted, not only to find a romantic partner, but also to fulfill non-romantic needs. Bumble as a dating apps is still in its initial function to find a mate with the date mode, on the other hand there is a BFF mode to facilitate the search for friends. However, what happens in Bumble is that users take advantage of date mode, not a place to find a mate. This paper focuses on how media ideology and indexicality play out in Bumble's date mode user interactions. The use of signs colors the media practice of Bumble’s date mode users which refers to their motives. The sign will be interpreted by other Bumble date mode users."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shafira Amelia Thaher
"Masa dewasa awal yang ditandai dengan eksplorasi dan pembentukan identitas, sering kali melibatkan penggunaan aplikasi kencan seperti Bumble untuk memulai hubungan romantis. Terlepas dari niat untuk mengurangi rasa kesepian, penggunaan aplikasi ini secara tidak sengaja dapat memperburuk perasaan kesepian karena fenomena seperti ghosting dan breadcrumbing. Penelitian ini menyelidiki korelasi antara kesepian dan welas diri di antara individu dewasa awal yang menggunakan aplikasi kencan Bumble. Terdapat 160 partisipan berusia 18-29 tahun (M = 23.23, SD = 2.37) yang berpartisipasi dalam penelitian. Hasil penelitian menggunakan Skala Kesepian UCLA (Versi 3) dan Skala Welas Diri (SWD). Temuan menunjukkan korelasi positif yang signifikan antara kesepian dan welas diri, dimana tingkat kesepian yang tinggi dikaitkan dengan tingkat welas diri yang tinggi. Secara spesifik, kesepian berkorelasi negatif terhadap komponen positif welas diri dan berkorelasi positif terhadap komponen negatif welas diri. Penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan pembaca dan menjadi pedoman untuk dewasa awal pengguna aplikasi kencan Bumble untuk memahami pentingnya peran welas diri sebagai faktor protektif terhadap kesepian.

Emerging adulthood, characterized by exploration and identity formation, often involves using dating apps like Bumble to initiate romantic relationships. Despite the intention to reduce loneliness, using these apps can inadvertently exacerbate feelings of loneliness due to phenomena such as ghosting and breadcrumbing. This study investigates the correlation between loneliness and self-compassion among emerging adults using the Bumble dating app. There are 160 participants aged 18-29 years (M = 23.23, SD = 2.37) who participate in the study. The results are obtained using the UCLA Loneliness Scale (Version 3) and the Self-Compassion Scale (SCS). The findings show a significant positive correlation between loneliness and self-compassion, where high levels of loneliness are associated with high levels of self-compassion. Specifically, loneliness negatively correlates with the positive components of self-compassion and positively correlates with the negative components of self-compassion. This study aims to broaden readers' understanding and serve as a guide for emerging adults using the Bumble dating app to recognize the importance of self-compassion as a protective factor against loneliness."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Michelle Maureen
"Aplikasi Bumble sebagai aplikasi kencan feminis dilengkapi dengan beberapa fitur perlindungan, namun normalisasi KBGO, manipulasi identitas, dan perbedaan motivasi pengguna masih menyuburkan KBGO pada perempuan. Studi-studi sebelumnya hanya memberikan pembahasan sampai pada topik mengenai bentuk- bentuk tindakan kekerasan yang mungkin terjadi di aplikasi kencan, namun penelitian ini turut membahas agensi perempuan dalam meresponi KBGO yang dialami. Peneliti berargumen bahwa subjektivitas agensi, diwujudkan dalam tindakan- tindakan yang dilakukan perempuan sebagai bentuk meresponi KBGO yang dialami. Pengumpulan data dilakukan menggunakan metode wawancara mendalam dan observasi digital. Informan dalam penelitian ini sejumlah 6 orang perempuan yang sedang dan/atau pernah menggunakan aplikasi Bumble; berusia 22 hingga 27 tahun; dan pernah mengalami KBGO yang terjadi di Bumble maupun aplikasi lain yang difasilitasi oleh Bumble. Temuan dalam penelitian memperlihatkan bahwa perempuan menunjukkan agensi dalam berbagai tindakan untuk merespon KBGO yang terjadi, baik yang dilakukan secara publik maupun privat. Sherry Ortner mengungkap bahwa agensi perempuan didasari oleh subjektivitas yang berada dalam konteks formasi sosial dan budaya. Agensi perempuan tidak hanya berfokus pada perlawanan yang dilakukan, namun juga tentang bagaimana perempuan membuat dan mencari makna. Tentang apa yang dirasakan, dipikirkan, dan bagaimana perempuan meresponi kondisi KBGO yang menimpanya.

The Bumble application as a feminist dating application is equipped with several protective features, but the normalization of KBGO, identity manipulation, and differences in user motivation still feed KBGO among women. Previous studies only provide discussion on the topic of forms of violent acts that may occur on dating applications, but this research also discusses women's agency in responding to the KBGO they experience. Researchers argue that agency subjectivity is manifested in the actions carried out by women as a form of responding to the KBGO they experience. Data collection was carried out using an in-depth interview process and direct observation on the Bumble application. The informants in this study were 6 women who currently and/or have used the Bumble application; aged 22 to 27 years; and have experienced KBGO that occurs on Bumble or other applications facilitated by Bumble. The findings in the research show that women show agency in various actions to respond to KBGO that occurs, whether carried out publicly or privately. Sherry Ortner reveals that women's agency is based on subjectivity which is in the context of social and cultural formations. Women's agency does not only focus on the resistance carried out, but also on how women make and search for meaning. About what women feel, think, and how they respond to the KBGO conditions that befall them."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nike Maharani
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat praktik dramaturgi yang dilakukan melalui presentasi diri oleh pengguna aplikasi kencan daring Bumble. Studi-studi terdahulu mengatakan bahwa praktik dramaturgi dan presentasi diri pada aplikasi kencan daring merupakan bentuk dari penciptaan kesan yang dilakukan dengan hanya menampilkan sisi terbaik individu sebagai wujud pribadi yang ideal, sehingga pengguna seperti memiliki dua kehidupan yang berbeda. Namun, peneliti melihat bahwa studi-studi terdahulu masih kurang dalam membahas proses dramaturgi melalui presentasi diri yang dilakukan secara dinamis, serta berusaha menyesuaikan diri mereka sebagai pasangan ideal di kalangan pengguna aplikasi kencan daring. Argumen yang dibawakan oleh penelitian ini adalah bahwa praktik dramaturgi sebagai strategi presentasi diri dilakukan secara terus menerus oleh pengguna aplikasi kencan daring untuk mengkonstruksikan dirinya sebagai pasangan ideal dalam masyarakat kontemporer di Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian virtual ethnography untuk mengamati secara deskriptif penggunaan dan interaksi yang terjadi dalam aplikasi Bumble. Metode penelitian ini dilakukan dengan teknik pengumpulan data observasi partisipatif dan wawancara mendalam. Informan dalam penelitian ini adalah pengguna aplikasi kencan daring Bumble yang tergolong ke dalam usia 18-29 tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa praktik dramaturgi pada aplikasi Bumble dilakukan melalui foto, deskripsi bio, serta ruang percakapan. Beberapa bentuk kesan yang diciptakan oleh individu adalah sosok yang ramah dan berpendidikan, memiliki gaya hidup sehat, penggunaan foto profil yang cantik, hingga memanipulasi status perkawinan. Terdapat strategi Ingratiation dan Self-Promotion pada praktik dramaturgi yang diterapkan individu untuk mendapatkan pasangan. Kesan tersebut memiliki kesinambungan dengan pandangan pengguna terhadap pandangan pasangan ideal, diantaranya meliputi aspek sikap, fisik, keselarasan hidup, hingga pekerjaan.

This study aims to look at dramaturgical practices carried out through self-presentation by users of the online dating application Bumble. Previous studies say that the practice of dramaturgy and self-presentation on online dating applications is a form of creating an impression that is done by presenting only the best side of the individual as an ideal personal form, so that users seem to have two different lives. However, the researchers saw that previous studies were lacking in discussing dramaturgical processes through dynamic self-presentation, as well as trying to adapt themselves as ideal partners among online dating application users. The argument presented by this study is that the practice of dramaturgy as a self-presentation strategy is carried out continuously by online dating application users to construct themselves as ideal partners in contemporary society in Indonesia. This study uses a qualitative approach to 1 the type of research virtual ethnography to observe descriptively the use and interactions that occur in the Bumble application. This research method was conducted using participatory observation data collection techniques and indepth interviews. The informants in this study were users of the online dating application Bumble who were aged 18- 29 years. The results of this study indicate that dramaturgy practices in the Bumble application are carried out through photos, bio descriptions, and conversation spaces. Some forms of impression created by individuals are those who are friendly and educated, have a healthy lifestyle, use beautiful profile photos, and manipulate marital status. There is a strategy Ingratiation and Self-Promotion on dramaturgical practices applied by individuals to get a partner. This impression has continuity with the user's view of the ideal partner, including aspects of attitude, physique, life harmony, and work."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gustiaulia Nabila Retmono
"Online dating has become a new norm in Indonesia, with a reported 30% of Indonesians using dating applications and a 26% increase in numbers of chats sent through Bumble during the pandemic. This paper aims to explore why Bumble is chosen among other online dating applications by youths in Jakarta, and the possible implications online dating applications has on the dating culture in Jakarta. Uses and gratifications theory and cultural studies are used as concept basis of the research as we assume individual’s active and conscious choices in media consumption and dating. It is found that social integrative needs score the highest, and online dating applications provides accessibility to new connections and challenging existing stigmas and status quo regarding gender roles in dating. Users are aware of the safety risks related to online dating, hence making safety a priority among other factors when choosing an online dating application.

‘Online dating’ atau kencan online telah menjadi kebiasaan baru di Indonesia, dan data menunjukkan bahwa 30% orang Indonesia menggunakan aplikasi kencan online dan 26% peningkatan dalam jumlah chat terkirim lewat Bumble selama pandemi. Karya ini bertujuan untuk mendalami alasan orang memilih Bumble sebagai platform kecan online dibandingkan aplikasi lain, dan dampak yang mungkin aplikasi kencan online bawa pada budaya kencan di Jakarta. Teori penggunaan dan pemenuhan kepuasan dan kajian budaya akan digunakan sebagai basis karya ini untuk memenuhi asumsi bahwa para individu secara aktif dan sadar memilih media yang ia konsumsi dalam berkencan. Hasil menunjukan bahwa kebutuhan social mendapatkan nilai tertinggi, dan aplikasi kencan online berdampak dalam menjalin hubungan dengan orang baru dan menantang stigma yang ada tentang peran jenis kelamin dalam berkencan. Pengguna aplikasi sudah paham resiko yang ada saat berkencan online, maka keamanan menjadi faktor utama saat memilih aplikasi kencan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library