Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Alvin Hosea Widjaja
"Bangunan mempunyai konsumsi energi yang besar untuk pendinginan ruang demi mempertahankan lingkungan termal yang nyaman, dengan konsumsi energi keseluruhan di bangunan mewakili 36% dari semua sektor industri. Sistem HVAC menyumbang 49% dari konsumsi listrik di bangunan. Meningkatkan kinerja termal menggunakan Penyimpanan Energi Termal (TES) pasif dapat mengurangi konsumsi listrik dengan menurunkan beban pendinginan. Studi ini berfokus pada PCM Solid-solid (SS-PCM), yang menyerap dan melepaskan panas tanpa perubahan fase, sehingga mempertahankan kenyamanan termal tanpa enkapsulasi, memperpanjang penggunaan HVAC, dan meningkatkan efisiensi energi. SS-PCM Linear Polyurethane 2000 (PUL-2K) diintegrasikan ke dalam Jendela Ganda (DGW) untuk mengurangi suhu bangunan secara pasif. Penelitian ini bertujuan menentukan ketebalan optimal SS-PCM dan penghematan energi yang dicapai dibandingkan dengan DGW biasa. Eksperimen menggunakan Glass-Reinforced Concrete (GRC) dengan sistem pendingin disertai variasi iradiasi (1000 W/m², 750 W/m², dan 500 W/m²), serta lima sampel ketebalan SS-PCM DGW (3 – 7 mm), studi menemukan bahwa DGW dengan SS-PCM PUL-2K secara efektif mengurangi suhu ruangan. Ketebalan optimal SS-PCM PUL-2K adalah 3 mm, menghasilkan penghematan energi rata-rata 12,49%. Secara keseluruhan, DGW dengan SS-PCM PUL-2K mencapai penghematan energi hingga 16,15%, dengan rata-rata 8,19%, menunjukkan potensi signifikan untuk TES dalam konservasi energi bangunan.
Buildings consume a substantial amount of energy for space cooling to maintain a comfortable thermal environment, with the overall energy consumption in buildings representing 36% of all industrial sectors. HVAC systems account for 49% of electrical energy in buildings. Enhancing thermal performance using passive Thermal Energy Storage (TES) can reduce electrical energy consumption by lowering the cooling load. This study focuses on Solid-solid PCM (SS-PCM), which absorbs and releases heat without phase change, thus maintaining thermal comfort without encapsulation, extending HVAC usage, and improving energy efficiency. The SS-PCM Linear Polyurethane 2000 (PUL-2K) is integrated into Double Glazed Windows (DGW) to passively reduce building temperatures. The research aims to determine the optimal SS-PCM thickness and the energy savings achieved compared to standard DGW. Using a Glass Reinforced Concrete (GRC) Box with a cooling system, various irradiations (1000 W/m², 750 W/m², and 500 W/m²), and five thickness samples of SS-PCM DGW (3 – 7 mm), the study found that DGW with SS-PCM PUL-2K effectively reduces room temperature. The optimal thickness of SS-PCM PUL-2K is 3 mm, yielding an average energy savings of 12.49%. Overall, DGW with SS-PCM PUL-2K achieved energy savings up to 16.15%, with an average of 8.19%, indicating significant potential for TES in building energy conservation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Fauzan Naufal Jassin
"Global warming is caused by human activity, one of them being fossil fuel combustion, which raises heat-trapping greenhouse gas levels in the atmosphere. Buildings consume a huge amount of energy and resources, causing damage on environment. Indonesia is committed to achieving net zero emissions by 2060. One way to reduce emissions is by conserving our energy consumption, such as using phase-changing materials for Thermal Energy Storage (TES). Thermal energy storage involves heating or cooling to be used later, thus balancing energy usage during low and high demand periods. Latent Heat Storage is a technology for developing energy-efficient buildings by utilizing phase change materials (PCMs). Solid-solid PCMs (SS-PCMs) are considered potential alternatives, as they can maintain the structure while material phase changes. The objective of this research is to determine the optimal thickness of SS-PCM and the energy savings achieved compared to DGW standard. Research was conducted through a Glass Reinforced Concrete (GRC) Box with cooling system such as evaporator and axial fan, calibrated and uncalibrated incandescent lamps, and 3 irradiation inputs (1000 W/m², 750 W/m², and 500 W/m²) for DGW and 5 thickness samples of DGW with SS-PCM (3 – 7 mm). This experiment resulted in better energy consumption with an average of 8,19% energy savings. 3mm SS-PCM has the highest energy savings of 16,15%. NPV and IRR analysis conducted indicate that the investment has the potential to generate a higher return than the cost of capital, meaning the investment is profitable.
Pemanasan global disebabkan oleh aktivitas manusia, salah satunya adalah pembakaran bahan bakar fosil yang meningkatkan tingkat gas rumah kaca di atmosfer. Bangunan mengonsumsi jumlah energi yang sangat besar, sehingga menyebabkan kerusakan pada lingkungan. Indonesia berkomitmen untuk mencapai emisi net zero pada tahun 2060. Salah satu cara untuk mengurangi emisi adalah dengan menghemat konsumsi energi, seperti menggunakan bahan-bahan yang mengalami perubahan fase untuk Penyimpanan Energi Panas. Penyimpanan energi panas melibatkan pemanasan atau pendinginan, sehingga menyeimbangkan penggunaan energi selama periode demand rendah dan tinggi. Bahan-bahan PCMs solid-solid (SS-PCMs) dianggap sebagai alternatif potensial, karena mereka dapat mempertahankan struktur sementara material mengalami perubahan fase. Tujuan dari penelitian ini untuk menentukan ketebalan optimal SS-PCM dan penghematan energi yang dicapai dibandingkan dengan DGW. Penelitian dilakukan melalui box GRC dengan sistem pendinginan seperti evaporator dan fan axial, lampu pijar yang dikalibrasi dan tidak dikalibrasi, serta 3 input iradiasi (1000 W/m², 750 W/m², dan 500 W/m²) untuk DGW dan 5 contoh sampel ketebalan DGW dengan SS-PCM (3 – 7 mm). Hasil eksperimen ini menunjukkan konsumsi energi yang lebih baik dengan rata-rata penghematan energi sebesar 8,19%. SS-PCM 3mm memiliki penghematan energi tertinggi sebesar 16,15%. Analisis NPV dan IRR yang dilakukan menunjukkan bahwa investasi memiliki potensi untuk menghasilkan return yang lebih tinggi daripada biaya modal, berarti investasi ini menguntungkan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library