Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nadamega Dara Azzaria
"Artikel ini membahas tentang fenomena Korean Wave dan dampaknya terhadap remaja di Indonesia. Korean Wave adalah fenomena yang menggambarkan bagaimana arus budaya pop Korea mendunia sejak akhir 1990 dan mulai menjamah Indonesia pada tahun 2002. Tumbuh bersamaan dengan kemajuan teknologi dan internet membuat budaya ini lebih cepat berkembang dan tersebar luas. Ia bahkan mampu menggeser popularitas budaya populer lain dan memperoleh banyak penggemar. Selama satu dekade, Korean Wave berhasil menunjukkan dan mempertahankan eksistensinya di mata masyarakat, khususnya pada kalangan generasi muda. Hal ini tercermin dari kemunculan tren-tren Korea di kalangan remaja Indonesia, yang menunjukkan bagaimana gaya hidup sosial dan ekonomi mereka terbentuk akibat kehadiran budaya pop ini. Skripsi ini menggunakan metode sejarah dengan mengumpulkan studi literatur, berita-berita sezaman, dan wawancara remaja penggemar Korea yang berdomisili Jakarta sebagai pendukung penelitian.

This article discusses the Korean Wave phenomena and its impact to Indonesian teenagers. Korean Wave phenomena describes how Korean pop culture started to globalize at the end of 1990s and reached Indonesia in 2002. Growing in parallel with internet and advances in technology, this tide expanded faster and wide spread. It was able to exceed the other popular culture and gain many fans. For a decade, Korean Wave had shown and maintained its existence in the public rsquo s eyes, specifically among young generations. This is reflected by the emergence of Korean trends amid Indonesian rsquo s youths and how Korean culture has influenced their social and economic lifestyle. This article used historical method including literature studies, primary resource, and interviews with Korean fans living in Jakarta as supporting data. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andaru Pramudito
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
S8258
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Soca Purwandini Massardi
"Mencari informasi melalui internet baik melalui media sosial mau pun portal berita online menjadi kebutuhan mayoritas masyarakat perkotaan tak terkecuali anak muda. Banyaknya informasi yang beredar membutuhkan keberagaman dalam pengemasannya. Inilah yang mendorong kemunculan situs-situs penyedia informasi yang menyasar anak muda, seperti Nyunyu.com. Situs ini memasukkan unsur budaya pop ke dalam berbagai topik artikel yang dimuat termasuk topik serius dan aktual. Dengan analisis kualitatif terhadap konten berita “Kenaikan Harga BBM” di Nyunyu.com, makalah ini berargumen mengenai unsur budaya pop yang masuk ke dalam penyajian berita. Dari hasil observasi online, ditemukan terdapat unsur budaya pop yang sengaja dimasukkan ke dalam konten artikel sesuai dengan target pasar.

Seeking information through internet either from social media or news portal is now becoming one of the primary needs among the majority of urban societies, including youngsters. The excessive number of information need various treatments. This phenomenon is one of the causes of the emergence of websites that targeted youngsters as their audience such as Nyunyu.com. This website utilises pop culture in their articles even if it is a serious or actual topic. Using qualitative analysis to one of its content, “The Rise of Fuel Prices”, I argue about pop culture becomes part of article writing or other content production. As I have observed, there are some evidences that pop culture is being included in the article based on the targeted market.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Satrio Budi Wicaksono Wirawan
"Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana representasi visual warisan budaya dan tradisi Jepang melalui medium budaya populer Jepang, khususnya animasi Jepang atau yang lebih dikenal dengan anime, menjadi salah satu upaya oleh Studio Ghibli dalam menginspirasikan pelestarian budaya tradisional Jepang di tengah arus globalisasi dan modernisasi. Penelitian ini akan melakukan analisis terhadap dua film ikonik yang disutradarai oleh Hayao Miyazaki, yaitu "Spirited Away" dan "My Neighbor Totoro" dengan menggunakan teori representasi Stuart Hall untuk melihat penggambaran ikonografi Jepang dalam kedua film tersebut. Peneliti akan menggunakan adegan-adegan yang memiliki ikonografi yang berbeda dari kedua film tersebut dan mengeksplorasi bagaimana representasi tersebut dapat dianggap sebagai warisan budaya Jepang. Melalui pemeriksaan terhadap bagaimana film-film ini menggambarkan elemen-elemen budaya, cerita rakyat, dan nilai-nilai tradisional, peneliti berusaha untuk memahami bagaimana Studio Ghibli dapat berkontribusi terhadap pelestarian dan penafsiran ulang warisan budaya dalam konteks Jepang kontemporer.

This research aims to explore how the visual representation of Japanese cultural heritage and traditions through the medium of Japanese popular culture, especially Japanese animation or better known as anime, is one of the efforts by Studio Ghibli in inspiring the preservation of traditional Japanese culture in the midst of globalization and modernization. This research will analyze two iconic films directed by Hayao Miyazaki, namely "Spirited Away" and "My Neighbor Totoro" by using Stuart Hall's representation theory to see the depiction of Japanese iconography in both films. The researcher will use scenes that have distinct iconography from both films and explore how these representations can be considered Japanese cultural heritage. Through an examination of how these films depict cultural elements, folklore, and traditional values, we seek to understand how Studio Ghibli can contribute to the preservation and reinterpretation of cultural heritage in the contemporary Japanese context."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ali Farhan Akhmad
"Vtuber is a term that is commonly used for an entertainer that utilises a motion tracking device to mimic the real person into a 3D virtual avatar. They utilise 3D models to mimic the movement of the real person’s that impersonate it. The rise of anime pop culture in Indonesia has helped the Vtuber industry thrive in the Indonesian market, one Indonesian Vtuber called Kobo Kanaeru has shown a rapid growth. The aim of this study is to explore the Vtuber’s self branding and social identification in order to answer the following research questions. This focuses on Kobo Kanaeru’s content on her platform which is focused on YouTube. This study will utilise qualitative methods, specifically discourse analysis to explore in-depth regarding the vtuber’s social identification within the media platform such as YouTube and Twitter. From her initial stream, people saw her potential from what she would offer as a Vtuber and their expectations were met spectacularly. Kobo Kanaeru showcases her creativity as not only a Vtuber but as content creator by utilising her talent in music to strengthen her self-branding. Kobo Kanaeru case study shows that there are indeed a lot of factors that contribute towards a Vtuber’s success.

Vtuber adalah istilah yang biasa digunakan untuk seorang entertainer yang memanfaatkan alat pelacak gerak untuk meniru orang sungguhan menjadi avatar virtual 3D. Mereka menggunakan model 3D untuk meniru gerakan orang sungguhan yang menirunya. Maraknya budaya pop anime di Indonesia telah membantu industri Vtuber berkembang pesat di pasar Indonesia, salah satu Vtuber Indonesia bernama Kobo Kanaeru telah menunjukkan pertumbuhan yang pesat. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi self branding dan identifikasi sosial Vtuber untuk menjawab pertanyaan penelitian berikut. Ini berfokus pada konten Kobo Kanaeru di platformnya yang berfokus pada YouTube. Penelitian ini akan menggunakan metode kualitatif, khususnya analisis wacana untuk menggali lebih dalam mengenai identifikasi sosial vtuber dalam platform media seperti YouTube dan Twitter. Dari aliran awalnya, orang-orang melihat potensinya dari apa yang akan dia tawarkan sebagai Vtuber dan harapan mereka terpenuhi secara spektakuler. Kobo Kanaeru menampilkan kreativitasnya tidak hanya sebagai Vtuber tetapi sebagai pembuat konten dengan memanfaatkan bakatnya dalam musik untuk memperkuat citra dirinya. Studi kasus K"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Anandito Nindianto
"Artikel ini membahas bagaimana auto-tune dan pitch correction menjadi bagian dari budaya pop dan bagaimana teknologi ini berkontribusi terhadap revolusi industri musik di seluruh dunia. Auto-tune dan pitch correction adalah program yang digunakan untuk mengotomatisasi suara penyanyi (Hadhazy, 2010). Kemampuan kedua teknologi tersebut dalam memanipulasi suara penyanyi memicu tanggapan penggunaan auto-tune dan pitch correction sebagai sebuah praktik curang (Reynolds, 2018). Namun isu ini berubah seiring berjalannya waktu, keberadaan auto-tune menjadi salah satu program paling revolusioner saat ini. Dengan menggunakan teori disonansi kognitif oleh Leon Festinger (Harmon-Jones dan Mills, 2019) dan menyoroti fenomena auto-tune dan pitch correction, artikel ini mempelajari faktor dan alasan mengapa kedua teknologi itu digunakan oleh penyanyi di seluruh dunia. Studi ini menduga, instrumen dan suara yang tidak melalui otomatisasi, dapat mempengaruhi kualitas pertunjukan secara emosional.

This article discusses how auto-tune and pitch correction became a part of pop culture and how they revolutionized the music industry around the world. Auto-tune and pitch correction are programmes used to automate a singer’s voice up to their heart’s content (Hadhazy, 2010). Therefore, with both auto-tune and pitch correction, programmes like these were considered cheat codes (Reynolds, 2018). However, this issue changed over time. The existence of auto-tune became one of the most revolutionary programs today. By using Leon Festinger’s (Harmon-Jones & Mills, 2019) cognitive dissonance theory and taking the occurrence of auto-tune, this paper studies the factors and the reasons why auto-tune is used by singers from all over the world. The article argues that tuned instruments and voices can affect the quality of performances emotionally."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library