Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indiana Kusuma Putri
"ABSTRAK
Budaya kolektif sudah menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat Korea Selatan. Ini ditunjukkan dalam proses adaptasi mereka di Bali. Adaptasi tersebut dilatarbelakangi oleh alasan dan strategi yang berbeda-beda. Strategi adaptasi yang dilakukan terbagi ke dalam tiga dimensi diantaranya adaptasi budaya (akulturasi), adaptasi sosial (asimilasi), dan adaptasi ekonomi. Rumusan masalah dalam penulisan ini yaitu bagaimana bentuk strategi adaptasi orang Korea di Bali. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode kualitatif dengan teknik wawancara mendalam (depth interview) dengan informan orang Korea yang memiliki latar belakang bisnis pariwisata yang berbeda. Melalui penulisan ini ditemukan bahwa orang Korea di Bali mempertahankan nilai-nilai budayanya dan mampu beradaptasi dengan baik sehingga mereka bertahan hidup dalam kelompoknya. Dari tiga dimensi adaptasi yang digunakan dalam penulisan, adaptasi budaya dengan budaya kolektif menjadi faktor utama yang merujuk pada strategi adaptasi orang Korea di Bali. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa adaptasi sosial dan adaptasi ekonomi perannya tidak sedalam dan seintens adaptasi budaya bagi orang Korea dalam kesehariannya tinggal di Bali.

ABSTRACT
Collective culture has become a part of South Korea s life. This is shown in the process of their adaptation in Bali. The adaptation is motivated by different reasons and strategies. The adaptation strategy is divided into three dimensions including cultural adaptation (acculturation), social adaptation (assimilation), and economic adaptation. The formulation of this paper is how to form a strategy for the adaptation of Koreans in Bali. The research method used in this writing is qualitative method with depth interview techniques with Korean informants who have different tourism business backgrounds. Through this writing it was found that Koreans in Bali maintain their cultural values and are able to adapt well so that they survive in groups. Of the three dimensions of adaptation used in this paper, cultural adaptation of collective culture is the main factor that refers to Korean adaptation strategies in Bali. The results of this paper shows that social adaptation and economic adaptation are not as deep and as intensive as cultural adaptation for Koreans in their daily lives in Bali."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Indiana Kusuma Putri
"ABSTRAK
Budaya kolektif sudah menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat Korea Selatan. Ini ditunjukkan dalam proses adaptasi mereka di Bali. Adaptasi tersebut dilatarbelakangi oleh alasan dan strategi yang berbeda-beda. Strategi adaptasi yang dilakukan terbagi ke dalam tiga dimensi diantaranya adaptasi budaya (akulturasi), adaptasi sosial (asimilasi), dan adaptasi ekonomi. Rumusan masalah dalam penulisan ini yaitu bagaimana bentuk strategi adaptasi orang Korea di Bali. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode kualitatif dengan teknik wawancara mendalam (depth interview) dengan informan orang Korea yang memiliki latar belakang bisnis pariwisata yang berbeda. Melalui penulisan ini ditemukan bahwa orang Korea di Bali mempertahankan nilai-nilai budayanya dan mampu beradaptasi dengan baik sehingga mereka bertahan hidup dalam kelompoknya. Dari tiga dimensi adaptasi yang digunakan dalam penulisan, adaptasi budaya dengan budaya kolektif menjadi faktor utama yang merujuk pada strategi adaptasi orang Korea di Bali. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa adaptasi sosial dan adaptasi ekonomi perannya tidak sedalam dan seintens adaptasi budaya bagi orang Korea dalam kesehariannya tinggal di Bali.

ABSTRACT
Collective culture has become a part of South Koreas life. This is shown in the process of their adaptation in Bali. The adaptation is motivated by different reasons and strategies. The adaptation strategy is divided into three dimensions including cultural adaptation (acculturation), social adaptation (assimilation), and economic adaptation. The formulation of this paper is how to form a strategy for the adaptation of Koreans in Bali. The research method used in this writing is qualitative method with depth interview techniques with Korean informants who have different tourism business backgrounds. Through this writing it was found that Koreans in Bali maintain their cultural values and are able to adapt well so that they survive in groups. Of the three dimensions of adaptation used in this paper, cultural adaptation of collective culture is the main factor that refers to Korean adaptation strategies in Bali. The results of this paper shows that social adaptation and economic adaptation are not as deep and as intensive as cultural adaptation for Koreans in their daily lives in Bali."
2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Lady Carnadya
"Pemberontak moral, yaitu individu-individu yang berpaling dari norma-norma sosial dan menolak untuk bertindak sesuai dengan norma-norma sosial, sangat penting untuk memulai perubahan untuk melakukan isu-isu yang sedang berlangsung di masa sekarang. Isu tersebut dapat terkait dengan masalah lingkungan, termasuk konsumsi makanan hewani yang ditemukan berdampak negatif pada habitat manusia. Penelitian dalam domain pemberontak moral telah menunjukkan bahwa pemberontak moral dapat meningkatkan efektivitas pesan mereka dengan menghindari penggunaan bahasa moral. Namun, penelitian ini berhipotesis bahwa penggunaan bahasa moral oleh pemberontak moral dapat meningkatkan keinginan masyarakat untuk mengkonsumsi makanan hewani. Selain itu, penelitian ini juga menghipotesiskan efek moderasi budaya kolektivistik versus individualistik pada penggunaan bahasa moral oleh pemberontak moral. Penelitian ini berhipotesis bahwa dampak bahasa moral melemah di negara individualistis dibandingkan dengan negara kolektivistik. Dalam survei eksperimental, penelitian ini menguji asumsi apakah penggunaan pernyataan bermuatan moral versus pernyataan tidak bermuatan moral dapat mempengaruhi kemauan masyarakat untuk mengonsumsi makanan hewani. Namun, hasilnya tidak memberikan hasil yang signifikan. Untuk meringkas, penelitian ini berusaha untuk mencari cara baru yang menarik bagi pemberontak moral untuk meningkatkan strategi komunikasi mereka dan menyajikan ide-ide baru untuk lebih meningkatkan penelitian yang lebih menarik dalam domain pemberontak moral.

Moral rebels, which are individuals who turn away from social norms and refuse to act in accordance with them, are substantial to initiate changes to undertake issues that are ongoing in the present times. The issues can be related to environmental problems, which include the consumption of animal-based food that is found to negatively impact the human habitat. Research in the domain of moral rebels has shown that moral rebels can increase the effectiveness of their message by avoiding the use of moral language. However, this study hypothesizes that the use of moral language by moral rebels can increase people's willingness to consume animal-based food. Moreover, this study also hypothesizes the moderating effect of collectivistic versus individualistic culture on the use of moral language by moral rebels. This study hypothesizes that the impact of the moral language is weakened in an individualistic country compared to a collectivistic country. In an experimental survey, this study tested the assumption of whether the use of a morally charged statement versus a non-morally charged statement can affect people's willingness to consume animal-based food. Yet, the result did not yield any significant results. To summarize, this study pursues to seek an interestingly new way for moral rebels to improve their communication strategy and present new ideas to further improve more exciting research in the domain of moral rebels."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library