Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: KITLV Press, 2011
959.8 AHL
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Buku yang berjudul "Compton's pictured encyclopedia and fact-index : volume 2" ini membahas tentang ensiklopedi dunia, termasuk tentang kebudayaan, alat musik, politik, dan sosial. Buku ini juga dilengkapi dengan gambar-gambar berwarna."
Chicago: F.E. Compton & Company, 1963
R 031 COM II
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
"Buku yang berjudul "Compton's pictured encyclopedia and fact-index : volume 9" ini membahas tentang ensiklopedi dunia, termasuk tentang kebudayaan, alat musik, politik, dan sosial. Buku ini juga dilengkapi dengan gambar-gambar berwarna."
Chicago: F.E. Compton & Company, 1963
R 031 COM IX
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
"Buku yang berjudul "Compton's pictured encyclopedia and fact-index : volume 12" ini membahas tentang ensiklopedi dunia, termasuk tentang kebudayaan, alat musik, politik, dan sosial. Buku ini juga dilengkapi dengan gambar-gambar berwarna. "
Chicago: F.E. Compton & Company, 1963
R 031 COM XII
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
"Buku yang berjudul "Compton's pictured encyclopedia and fact-index : volume 13" ini membahas tentang ensiklopedi dunia, termasuk tentang kebudayaan, alat musik, sejarah, politik, dan sosial. Buku ini juga dilengkapi dengan gambar-gambar berwarna. "
Chicago: F.E. Compton & Company, 1963
R 031 COM XIII
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
"Buku yang berjudul "Compton's pictured encyclopedia and fact-index" ini membahas tentang ensiklopedi dunia, termasuk tentang kebudayaan, alat musik, politik, dan sosial. Buku ini juga dilengkapi dengan gambar-gambar berwarna. "
Chicago: F. E. Compton & Company, 1961
R 031 COM
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Diba
"ABSTRAK
Kota Tua merupakan salah satu peninggalan Kolonial Belanda yang ada di Jakarta, dengan susunan orisinilnya yang terinspirasi dari negeri Belanda dan dipadukan dengan konsep kota ideal yang dicetuskan oleh Simon Stevin. Dengan nilai sejarah yang dimilikinya, pemerintah menobatkan Kota Tua sebagai kawasan warisan budaya. Pada tahun 2014, Indonesia mengajukan Kota Tua sebagai warisan budaya dunia UNESCO. Lalu pada tahun 2016 dilakukan revitalisasi Kali Besar sebagai bentuk pembenahan wilayah Kota Tua menuju warisan budaya dunia. Namun sayang, pada tahun 2018, ICOMOS (International Council and Monuments) selaku sub-divisi UNESCO mengeluarkan pernyataan bahwa kawasan Kota Tua, tidak layak untuk dijadikan warisan budaya dunia dengan beberapa catatan. Diduga salah satu faktor ditolaknya Kota Tua sebagai warisan budaya dunia adalah adanya politik arsitektur yang terjadi dalam proses revitalisasi Kali Besar, tulisan ini mencoba menganalisa lebih lanjut sejauh mana politik arsitektur dapat menggeser nilai warisan sehingga tidak layak menjadi warisan budaya dunia dengan pendekatan deskriptif.

ABSTRACT
Kota Tua is a Dutch Colonial City in Indonesia, with its historical value, the government acclaimed the Kota Tua as a cultural heritage area. In 2014, Indonesia proposed Kota Tua as a UNESCO world cultural heritage. Then, in 2016 revitalization of Kali Besar was carried out as a form of revamping the Old City area towards the world cultural heritage. But unfortunately, in 2018, ICOMOS (International Council and Monuments) as a UNESCO sub-division stated a statement that the Old City area, is not feasible to be claim as a world cultural heritage with some notes. It is suspected that one of the factors why Kota Tua rejected as a world cultural heritage is the existence of architectural politics that occurred in the revitalization process of Kali Besar, this paper tries to analyze how architectural politics can shift heritage asset value so that not worthy for being world cultural heritage with a descriptive approach."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khilyatus Sholihah
"Penelitian ini bertujuan menggambarkan bagaimana proses pemugaran kedua Candi Borobudur selama periode tahun 1973-1983. Candi Borobudur merupakan cagar budaya nasional yang harus terjaga nilai budaya. Kerusakan yang menimpa Candi Borobudur yang diakibatkan oleh iklim tropis menaruh perhatian khusus Pemerintah Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah metode sejarah melibatkan tahapan pememilihan topik, heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Sumber primer, berupa foto dan surat kabar, ditemukan di Perpustakaan Universitas Indonesia, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dan kanal online Arsip Konservasi Borobudur. Sementara sumber sekunder berupa buku dan artikel jurnal ilmiah berasal dari Perpustakaan Universitas Indonesia, Jstor, dan beberapa website resmi lainnya. Hasil penelitian menggambarkan bahwa penyebab utama kerusakan Candi Borobudur adalah karena terkena air hujan yang masuk ke dalam tubuh candi, serta terkena paparan langsung sinar matahari. Pemerintah Indonesia Bersama UNESCO berhasil melakukan upaya pemugaran secara menyeluruh candi pada tahun 1973-1983. Kemudian dukungan para ahli dari dalam negeri serta pekerja dari komunitas lokal telah memainkan peran penting dalam mencegah kerusakan lebih lanjut pada Candi Borobudur.

This research aims to describe the restoration process of Borobudur Temple during the period of 1973-1983. Borobudur Temple is a national cultural heritage that must preserve its cultural value. The damage suffered by Borobudur Temple due to the tropical climate attracted special attention from the Indonesian Government. The research method used is the historical method involving the stages of topic selection, heuristics, verification, interpretation, and historiography. Primary sources, such as photos and newspapers, were found in the Library of Universitas Indonesia, the National Library of the Republic of Indonesia, and the online channel of the Borobudur Conservation Archive. Meanwhile, secondary sources, such as books and scientific journal articles, were obtained from the Library of Universitas Indonesia, Jstor, and several other official websites. The research results indicate that the main causes of damage to Borobudur Temple are due to rainwater entering the temple’s structure and direct exposure to sunlight. The Indonesian Government, together with UNESCO, successfully carried out a comprehensive restoration of the temple from 1973 to 1983. Furthermore, the support of domestic experts and workers from the local community has played a crucial role in preventing further damage to Borobudur Temple.Keywords: Borobudur Temple, Cultural Heritage, National Cultural Heritage, World Cultural Heritage, UNESCO, The Significance of Borobudur."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library