Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 26 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurlisa Dwi Novianti
"ABSTRAK
Keunikan biodiversitas pegunungan Mekongga telah menarik perhatian banyak
peneliti. Tim konservasi dari Amerika dan Indonesia telah menemukan sejumlah
tanaman mengandung zat yang memiliki aktivitas antikanker. Penelitian ini
bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa kimia yang menyebabkan tanamantanaman
lain memiliki potensial sebagai antikanker berdasarkan uji pendahuluan
terhadap aktivitas antioksidan dan efek toksik, salah satunya adalah Jambo-Jambo
[Kjelbergiodendron celebicus (Koord) Merr.]. Aktivitas antioksidan dilakukan
berdasarkan kemampuan meredam radikal bebas 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil
(DPPH), sedangkan efek toksik dilakukan dengan metode Brine Shrimp Lethality
Test (BSLT). Daun Jambo-Jambo diekstraksi dengan pelarut metanol dan dipartisi
menggunakan pelarut n-heksana, etil asetat, butanol dan metanol. Hasil pengujian
menunjukkan bahwa ekstrak metanol mempunyai potensi toksik terhadap larva
Artemia salina dengan nilai LC50 243,5 ppm dan aktivitas antioksidan senilai IC50
12,59 ppm. Isolasi dilakukan terhadap fraksi etil asetat menggunakan
kromatografi kolom silika dan kromatotron. Senyawa murni yang diperoleh
diidentifikasi struktur kimianya menggunakan Spektrofotometer UV-Vis, IR,
NMR dan LCMS. Didukung dengan data hasil penapisan kimia, diduga senyawa
tersebut golongan flavonoid yang mempunyai berat molekul 478.

ABSTRACT
The unique biodiversity of Mekongga mountains have attracted many researches.
Conservation team from US and Indonesia have discovered a number of plants
growing on Mekongga mountains which have anticancer activity. This study is
aimed to identify chemical compounds which have anticancer activity based on
preliminary testing of the antioxidant activity and toxic effects, one of them is
Jambo-Jambo [Kjelbergiodendron celebicus (Koord) Merr.]. The antioxidant
activity of Jambo-jambo leaves was measured by its ability to scavenge free
radical 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH), whereas the toxic effect was
analyzed by Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Jambo-Jambo leaves was
extracted using methanol solvent and its methanolic extract was partitioned using
the n-hexane, ethyl acetate, buthanol and methanol. Test results showed that the
LC50 and IC50 value of its methanolic extract was 243,5 and 12,59 ppm. The ethyl
acetate fraction which showed the best activity was isolated using silica column
chromatography and chromatotron. Pure compounds was obtained by the
chemical structures were identified using Spectrofotometer UV-Vis, IR, NMR and
LCMS. Supported by data on the results of chemical screening, the compounds
were suspected as flavonoid compound which has molecular weight 478.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S43806
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Albert Yuda
"Pembentukan senyawa dimer dari isoeugenol telah dilakukan dengan bantuan biokatalis enzim peroksidase dan hidrogen peroksida. Enzim peroksidase merupakan kelompok enzim oksidoreduktase yang mampu mengkatalisis reaksi oksidasi oleh hidrogen peroksida dari sejumlah substrat yang merupakan donor hidrogen seperti fenol dan anilin. Isolasi enzim peroksidase yang dilakukan terhadap tanaman sawi hijau (Brassica juncea) menghasilkan ekstrak enzim kasar dengan aktivitas spesifik 0,0395 U/mg. Hasil reaksi isoeugenol dengan berat sebesar 32,67 g yang dikatalisis oleh enzim peroksidase menghasilkan produk berupa minyak kental berwarna hitam kekuningan dengan berat 5,65 g (17,31%). Pemurnian produk dilakukan menggunakan KLT preparatif dan hasil yang diperoleh berupa kristal kuning selanjutnya diidentifikasi menggunakan instrumentasi UVVisibel, FT-IR, GC-MS dan polarimeter.
Hasil identifikasi menunjukkan adanya senyawa dimer isoeugenol yaitu dehidrodiisoeugenol dengan m/z = 326 dan waktu retensi 14,95 menit sedangkan hasil pengukuran dengan polarimeter menunjukkan adanya sifat optis aktif pada senyawa hasil reaksi dengan sudut putar spesifik [α]25D = + 20,0° (c, 0.01 g/10 mL, metanol). Bioktivitas dari senyawa hasil reaksi menunjukkan hasil yang lebih baik daripada isoeugenol dimana bioaktivitas yang dilakukan meliputi uji BSLT dan uji aktivitas antioksidan. Untuk uji BSLT senyawa hasil reaksi memiliki nilai LC50 8,175 ppm sedangkan isoeugenol LC50 sebesar 8,939 ppm. Dan untuk uji aktivitas antioksidan senyawa hasil reaksi memiliki nilai IC50 0,7608 ppm dan isoeugenol memiliki nilai IC50 12,0727 ppm."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S30662
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudha Fariska
"Spons Callyspongia aerizusa dapat ditemukan di dua zona Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu (TNLKS) dengan kondisi ekologis yang berbeda, yaitu zona pemukiman (Pulau Karya dan Pramuka) dan zona inti (Pulau Penjaliran Timur). Kondisi ekologis di zona inti relatif lebih baik jika dibandingkan dengan zona pemukiman. Zona inti merupakan zona dengan akses terbatas guna perlindungan biota laut, diasumsikan tingkat kerusakan ekosistem yang terjadi dan asupan pencemarannya rendah. Untuk mengetahui adanya perbedaan aktivitas senyawaan bioaktif tersebut, dilakukan uji toksisitas dengan metode Brine Shrimp (Artemia salina) Lethality Test (BSLT) menggunakan crude extract dan ekstrak hasil fraksinasi spons C. aerizusa dari kedua zona tersebut. Fraksinasi crude extract spons tersebut dilakukan dengan teknik kromatografi cair-cair. Hasil penelitian menunjukkan bahwa senyawaan crude extract C. aerizusa yang paling aktif berasal dari Pulau Penjaliran Timur (nilai LC50 sebesar 723,972 ppm) dan ekstrak hasil fraksinasinya yang paling aktif ialah ekstrak fraksi etil asetat (nilai LC50 sebesar 529,032 ppm)."
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S31487
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hayuning Widiastuti
"Opheodesoma grisea merupakan timun laut dari Family Synaptidae dengan pertahanan fisik yang minim sehingga lebih mengandalkan metabolit sekunder sebagai pertahanan kimiawi. Metabolit sekunder yang dimiliki salah satunya dapat berpotensi sebagai antifeedant yang mampu mencegah organisme tersebut dimakan oleh predatornya. Penelitian dilakukan untuk menganalisa aktivitas antifeedant ekstrak kasar Opheodesoma grisea terhadap ikan Gymnocorymbus ternetzi, menganalisa toksisitas ekstrak kasar Opheodesoma grisea terhadap ikan Gymnocorymbus ternetzi dan larva Artemia salina, serta mengkategorikan mode pertahanan kimiawi Opheodesoma grisea terhadap ikan Gymnocorymbus ternetzi. Sampel Opheodesoma grisea yang diuji berasal dari Perairan Pulau Pramuka sebanyak 10 individu dan diekstrak secara maserasi menggunakan metanol. Ekstrak yang dihasilkan memiliki persentase rendemen ekstrak kasar dan konsentrasi fisiologis berturut-turut sebesar 4,62% dan 24,74 mg/mL. Nilai dosis efektif (ED50) pada uji antifeedant sebesar 1,380 mL menunjukkan ekstrak Opheodesoma grisea bersifat palatable. Hasil pengujian ikhtiotoksisitas menghasilkan nilai Weighted Mean (WM) = 2 yang artinya ekstrak Opheodesoma grisea memiliki toksisitas rendah. Hasil pengujian Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) menunjukkan LC50 ekstrak Opheodesoma grisea sebesar 174,735 ppm yang tergolong toksisitas sedang sehingga adanya potensi pertahanan kimiawi dari Opheodesoma grisea terhadap predatornya. Hasil uji antifeedant dan ikhtiotoksisitas mengkategorikan mode antipredator pada Opheodesoma grisea termasuk ke dalam Weak Responses (WR).

Opheodesoma grisea is a sea cucumber from the Family Synaptidae with minimal physical defenses, relying more on secondary metabolites as chemical defenses. One of the secondary metabolites it possesses has the potential to act as an antifeedant, preventing the organism from being consumed by its predators. The study was conducted to analyze antifeedant activity of crude extract from Opheodesoma grisea on Gymnocorymbus ternetzi fish, analyze toxicity of crude extract from Opheodesoma grisea on Gymnocorymbus ternetzi fish and Artemia salina larvae, and categorize chemical defense mode of Opheodesoma grisea on Gymnocorymbus ternetzi fish. The Opheodesoma grisea samples, consisting of 10 individuals, were collected from Pramuka Island and extracted using methanol through maceration. The resulting extract had a crude extract yield percentage of 4,62% and a physiological concentration of 24,74 mg/mL. The effective dose (ED50) in the antifeedant test was determined to be 1,380 mL, indicating that the Opheodesoma grisea extract is palatable. The ichthyotoxicity test resulted in a Weighted Mean (WM) value of 2, indicating that the Opheodesoma grisea extract has low toxicity. The Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) showed an LC50 value of 174,735 ppm, indicating moderate toxicity and has the potential chemical defense for Opheodesoma grisea against its predators. The antifeedant and ichthyotoxicity test results categorized the antipredator mode in Opheodesoma grisea to Weak Responses (WR)."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anjar Prianto
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S31639
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Widiawati Puspitasari
"Endofit adalah mikroorganisme yang membentuk koloni di dalam jaringan tanaman tanpa menimbulkan gejala negatif pada inangnya. Kapang adalah salah satu bentuk mikroorganisme endofit yang paling banyak ditemukan. Metabolit sekunder yang dihasilkan oleh mikroba endofit dilaporkan memiliki aktivitas antimikroba yang pada umumnya menunjukkan potensi sebagai antikanker.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui toksisitas isolat hasil fermentasi kapang endofit dari tanaman Garcinia tetrandra Pierre dan Garcinia mangostana Linn, diperoleh 20 isolat. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah uji kematian larva Artemia salina Leach, dikenal dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Isolat kapang endofit difermentasi dengan media Potato Dextrose Yeast (PDY), kemudian diekstraksi dengan etil asetat dan n-butanol.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai Lethal Concetration (LC50) dari 20 isolat kapang endofit baik dari ekstrak etil asetat maupun n - butanol memiliki syarat toksik dengan nilai LC50 < 1000 μg/ml.

Endophyte is microbes that colonize living tissues without causing any negative effect to their host plants. Molds are one of the endophyte most frequently isolated. Secondary metabolite which is produced by endophyte microbe reported possesses antimicrobial activity which is generally have potensial as anticancer.
The aim of this research is to know the toxicity of fermentation product of endophyte mold that was isolated from plant Garcinia tetrandra Pierre and Garcinia mangostana Linn, got 20 isolates endophyte mold. The method that was used in this research was the lethality test of Artemia salina Leach larvae, which is known as Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). The isolate of endophyte molds were fermented in medium Potato Dextrose Yeast (PDY) and then were extracted with ethyl acetic and n - buthanol.
The result of this research showed that lethal concentration (LC50) from 20 isolates of endophyte mold from ethyl acetic extracts and n - buthanol extracts had toxicity with LC50 < 1000 μg/ml.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S32866
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Teripang merupakan salah satu biota yang dapat dijadikan sebagai sumber senyawa
bioaktif dari laut. Senyawa tersebut memiliki efek biologi seperti anti kanker, jamur,
hemolisis dan aktivitas kekebalan tubuh. Tujuan penelitian ini adalah untuk menduga
tingkat toksisitas ekstrak empat jenis teripang yaitu Actinopyga miliaris, Holothuria
leucospilota, Bohadschia argus, dan Bohadschia marmorata dari Pulau Penjaliran
Timur Taman Nasional Kepulauan Seribu (TNKpS) Jakarta. Metode yang digunakan
pada penelitian ini adalah Brine Shrimp Lethalty Test (BSLT). BSLT merupakan salah
satu metode awal untuk menduga tingkat toksisitas suatu substansi bahan alam dengan
menggunakan larva udang Artemia salina. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
keempat jenis teripang tersebut bersifat aktif terhadap uji BSLT yang ditandai dengan
nilai LC50 kurang dari 1000 µg/ml. Keaktifan tertinggi diperoleh jenis B. argus dengan
nilai LC50 sebesar 69,254 µg/ml. Uji BSLT fraksi crude extract jenis H. leucospilota
menunjukkan bahwa fraksi air memiliki keaktifan tertinggi dengan nilai LC50 sebesar
50,968 µg/ml."
Lengkap +
620 JITK 3:1 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Firliani Manthia
"Karakterisasi fisika kimia dilakukan pada matriks hasil freeze drying yang dimuati senyawa bioaktif ?-mangostin berbasis kitosan-alginat-pektin sebagai formulasi lepas lambat untuk pengobatan kanker usus besar. ?-mangostin yang bersifat hidrofobik dilarutkan dalam pelarut eutektik alami yang terdiri dari komponen penerima ikatan hidrogen kolin klorida dan pendonor ikatan hidrogen 1,2 propanediol dengan perbandingan rasio molar 1:5. Berdasarkan hasil karakterisasi spektroskopi infra merah (IR) terjadi interaksi di dalam matriks yaitu antara kitosan-alginat, alginat-pektin, kitosan-?-mangostin maupun kitosan- pelarut eutektik alami, serta ?-mangostin dan pelarut eutektik alami sehingga mempengaruhi pelepasan ?-mangostin pada larutan simulasi. Karakteristik morfologi mikropartikel berdasarkan hasil uji Scanning Electron Microscope (SEM) struktur matriks dengan adanya pelarut eutektik alami menjadi lebih halus menandakan bahwa seluruh senyawa bioaktif terperangkap dan tertanam di dalam jaringan polimer. Sedangkan menurut hasil uji X-Ray Diffraction (XRD) matriks yang diperoleh dari matiks mengandung pelarut eutektik alami menghasilkan struktur yang lebih semi kristalin dibandingkan matriks tanpa pelarut eutektik alami. Menurut hasil uji melalui metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)sterhadap hewan uji Artemia salina bahwa ?-mangostin dan pelarut eutektik alami yang terbentuk di dalam matriks memiliki potensi sebagai zat antikanker

This research will execute physical and chemical characterization of freeze-dried matrix of bioactive compound based on chitosan-alginat-pectin as sustained release formulations in the drug delivery system targeting colon cancer. ?-mangosteen, which is hydrophobic was dissolved in natural deep eutectic solvent which consists of hydrogen bond acceptor chlorine chloride and hydrogen bond donor 1,2 propanediol component with molar ratio of 1:5. Based on the Infra Red Spectroscophy characterization, interactions were observed within the matrix, especially between chitosan-alginate, alginate-pectin, chitosan- ?-mangostin, and chitosan- natural deep eutectic solvent. These interactions, along with those involving ?-mangostin and natural deep eutectic solvent, were found to influence the release of ?-mangostin in simulated solutions). The Scanning Electron Microscope (SEM) revealed the presence of natural deep eutectic solvent resulted in a smoother matrix structure, indicating the entrapment of bioactive compounds within polymer network. Furthermore, the X-Ray Diffraction (XRD) test showed that the matrix containing natural deep eutectic solvent exhibited a more amorphous. According to results using Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) on Artemia salina, ?-mangostin and natural deep eutectic solvent formed in the matrix have potential as anticancer agents."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Dara Kharisma
"Kayu manis (Cinnamomum burmannii B.) merupakan tanaman asli Indonesia yang biasa digunakan sebagai rempah dan obat tradisional. Perbedaan lokasi tumbuh C. burmannii di Indonesia memiliki potensi untuk memengaruhi senyawa bioaktifnya yang bermanfaat bagi kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengelompokkan metabolit ekstrak metanol kayu manis (C. burmannii), serta mengevaluasi aktivitas antioksidan dan toksisitas ekstrak C. burmannii dari lima provinsi di Indonesia. Senyawa metabolit dianalisis dengan teknik kromatografi cair-spektrometri massa (LC-MS). Kandungan total fenolik (TPC), kandungan total flavonoid (TFC), nilai antioksidan, dan nilai toksisitas secara berturut-turut diukur menggunakan metode Folin-Ciocalteu, kolorimetri AlCl3, 2-Diphenyl-1-picrylhidrazyl (DPPH), dan Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa model Partial Least Squares Discriminant Analysis (PLS-DA) yang dibangun mengelompokkan sampel ke dalam tiga kelompok yang signifikan dengan nilai R2X (cum) = 0,775, R2Y (cum) = 0,992, dan Q2 (cum) = 0,875. Senyawa dengan ID N1543 dan N31 teridentifikasi sebagai senyawa yang terdapat di semua sampel. Ekstrak C. burmannii dari lokasi tumbuh yang berbeda memiliki kandungan total fenolik dan flavonoid secara berturut-turut sebesar 82,42 ± 3,4–316,26 ± 20,94 mg GAE/g dan 18,08 ± 0,23–96,10 ± 7,97 mg QE/g, serta aktivitas antioksidan dan toksisitas secara berturut-turut sebesar 43,85 ± 1,09–170,54 ± 24,61 µg/mL dan 341,95 ± 32,24–826,10 ± 57,79 µg/mL. Kandungan metabolit sekunder aktif dalam ekstrak kayu manis, yaitu senyawa fenolik dan flavonoid, ditemukan berkorelasi pada sifat antioksidannya.

Cinnamon (Cinnamomum burmannii B.) is a native Indonesian plant commonly used as a spice and traditional medicine. The variations in the growing locations of C. burmannii in Indonesia can potentially affect its beneficial bioactive compounds. This study aims to identify and categorize the metabolites of cinnamon (C. burmannii) methanol extracts and evaluate the antioxidant activity and toxicity of C. burmanniiextracts from five provinces in Indonesia. The metabolite compounds were analyzed using Liquid Chromatography-Mass Spectrometry (LC-MS) technique. The total phenolic content (TPC), total flavonoid content (TFC), antioxidant value, and toxicity value were measured using Folin-Ciocalteu method, AlCl3 colorimetric assays, 2-Diphenyl-1-picrylhidrazyl (DPPH), and Brine Shrimp Lethality Test (BSLT), respectively. The results showed that the constructed Partial Least Squares Discriminant Analysis (PLS-DA) model categorized the samples into three significant groups with R2X (cum) = 0.775, R2Y (cum) = 0.992, and Q2 (cum) = 0.875. The compound with ID N1543 and N31 were identified as a compound present in all samples. The C. burmannii extracts from different growing locations had total phenolic and flavonoid contents ranging from 82.42 ± 3.4–316.26 ± 20.94 mg GAE/g and 18.08 ± 0.23–96.10 ± 7.97 mg QE/g, as well as antioxidant activity and toxicity ranging from 43.85 ± 1.09–170.54 ± 24.61 µg/mL and 341.95 ± 32.24–826.10 ± 57.79 µg/mL, respectively. The presence of active secondary metabolites, such as phenolic and flavonoid compounds in cinnamon extracts correlated with its antioxidant properties."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Chandra Sari
"Telah dilakukan penelitian tentang efek antimikroba ekstrak etanol akar tanaman akar kucing (Acalypha indica Linn), daging buah mahkota dewa ( Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl), dan sari buah merah (Pandanus conoideus Lam) terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923, Escherichia coli ATCC 25922, Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853, dan Candida albicans. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga simplisia yang diuji mempunyai daya antimikroba terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923, Escherichia coli ATCC 25922, Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 dan Candida albicans. Untuk akar kucing aktivitas antimikroba sebesar 100 mg/ml, 200 mg/ml, 120 dan 6,25 mg/ml. Untuk mahkota dewa aktivitas antimikroba sebesar 50 mg/ml, 100 mg/ml, 100 mg/ml, dan 6,25 mg/ml. Sedangkan untuk sari buah merah aktivitasnya terhadap ketiga bakteri sama yakni sebesar 23,50 mg/ml sedang untuk Candida albicans 1,56 mg/ml. Sedangkan untuk mengetahui sifat sitotoksiknya digunakan metode BSLT dengan Artemia salina Leach. Hasil penelitian menunjukkan LC50 dari ketiga simplisia itu adalah masing-masing sebesar 1,279 Ag/ml, 0,123 Ag/ml dan 0.054 Ag/ml.
A research about the effect antimicrobial activity of ethanol extract akar kucing (Acalypha indica Linn), the mesocarp of mahkota dewa ( Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl), and buah merah (Pandanus conoideus Lam) to Staphylococcus aureus ATCC 25923, Escherichia coli ATCC 25922, Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853, and Candida albicans. had been done. The result of the research showed that those three simplisia had antimicrobial activity against Staphylococcus aureus ATCC 25923, Escherichia coli ATCC 25922, Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853, and Candida albicans. The akar kucing had antimicrobial activity at concentration 100 mg/ml, 200 mg/ml, 120 mg/ml and 6,25 mg/ml. The mahkota dewa had antimicrobial activity at concentration 50 mg/ml, 100 mg/ml, 100 mg/ml, and 6,25 mg/ml. and the sari buah merah had antimicrobial activity at concentration 23,50 mg/ml to the three bacteria. But Candida albicans had minimum inhibitor concentration at 1,56 mg/ml. Toxics effect was performing the determination of Brine Shrimp Lethality Test with Artemia salina Leach . The result showed that LC50 of ethanol extract of those three simplisia were 1,279 Ag/ml, 0,123 Ag/ml and 0.054 Ag/ml."
Lengkap +
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2006
S32801
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>