Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Angelin Yaputri
"Latar Belakang: Banyak faktor risiko yang ditemukan berkaitan dengan bruksisme, faktor sentral, faktor perifer, faktor psikososial, faktor eksogen, dan faktor hereditas. Faktor psikososial seperti stres dan kecemasan, faktor eksogen seperti konsumsi kopi, rokok, alkohol dan faktor herditas merupakan faktor-faktor yang sering diteliti keterkaitannya dengan bruksisme pada mahasiswa. Bruksisme apabila tidak dirawat maka dapat menyebabkan gangguan sendi temporomandibular, gigi aus, dan sakit kepala.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko kejadian bruksisme yang paling banyak ditemukan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia Program Sarjana angkatan 2019-2022.
Metode: Sebanyak 114 mahasiswa telah setuju untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain potong lintang dan menggunakan teknik consecutive sampling. Pengambilan data dilakukan melalui pengisian kuesioner bruksisme yang disusun oleh Winocur et al. (2010) yang dapat mengindikasikan seseorang mengalami possible bruxism, kuesioner perceived stress scale10, kuesioner generalized anxiety disorder-7, kuesioner konsumsi kopi, rokok, alkohol, dan kuesioner faktor hereditas. Kuesioner disebarkan secara daring melalui google form.
Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 114 mahasiswa, sebanyak 37,7% memiliki bruksisme. Dari 43 responden yang memiliki bruksisme, 74,4% memiliki stres sedang, dan 14,0% memiliki stres berat, 44,2% memiliki kecemasan ringan, 20,9% memiliki kecemasan sedang, dan 11,6% memiliki kecemasan berat, 58,1% mengonsumsi kopi secara ringan, 97,7% tidak pernah mengonsumsi rokok dan 2,3% pernah mengonsumsi rokok, 90,7% tidak mengonsumsi alkohol dan 9,3% mengonsumsi alkohol secara ringan, 55,8% tidak memiliki anggota keluarga dengan bruksisme dan 44,2% memiliki anggota keluarga dengan bruksisme.
Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa faktor risiko yang sering dikaitkan sebagai penyebab bruksisme, ditemukan pada responden.

Background: There are a lot of risk factors associated to bruxism, namely central factors, peripheral factors, psychosocial factors, exogenous factors, and heredity factors. Psychosocial factors such as stress and anxiety, exogenous factors such as consumption of coffee, cigarettes, alcohol, and heredity factors are factors that are often studied in relation to bruxism in college students. If left untreated, bruxism can cause temporomandibular joint disorders, worn teeth, and headaches.
Objectives: This study aims to determine the risk factors for bruxism that are commonly found in dental students of University of Indonesia class 2019-2022.
Method: A total of 114 students have agreed to participate in this study. This research is descriptive with cross sectional method and using consecutive sampling. Data collection was carried out by filling out a bruxism questionnaire by Winocur et al. (2010), which can indicate someone having possible bruxism, perceived stress scale-10 questionnaire, generalized anxiety disorder-7 questionnaire, coffee consumption, cigarette consumption, alcohol consumption, and genetic factor questionnaire. These questionnaires were distributed online via google form.
Result: The results showed that of the 114 respondents, 37.7% had bruxism, namely 43 respondents. Of the 43 respondents who had bruxism, 74.4% had moderate stress and 14.0% had severe stress, 44.2% had mild anxiety, 20.9% had moderate anxiety, 11.6% had severe anxiety, 58.1 % consume coffee lightly, 97.7% never consume cigarettes and 2.3% have ever consumed cigarettes, 90.7% do not consume alcohol and 9.3% consume alcohol lightly, 55.8% do not have family members with bruxism and 44.2% have family members with bruxism.
Conclusion: This study shows that the risk factors that are often associated as a cause of bruxism are found in the respondents.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saskia Kirana Anjani
"Latar Belakang: Bruksisme, yang meliputi kegiatan mengatupkan rahang atas dan bawah dengan keras (clenching) dan mengasah gigi-gigi (grinding), dapat terjadi saat terjaga (awake bruxism atau diurnal bruxism) dan saat tidur (sleep bruxism). Kondisi ini dapat memberikan beban oklusal berlebih pada gigi dan implan dental. Kegagalan implan dental adalah istilah yang digunakan untuk kondisi implan yang harus dilepas atau hilang. Komplikasi implan dental dapat dikategorikan menjadi komplikasi klinis dan komplikasi mekanis. Bruksisme dapat menjadi salah satu faktor risiko terjadinya kegagalan seperti patah implan atau sekrup implan dental, longgarnya sekrup implan dental, dan patah veneer porselen. Tujuan: Untuk menganalisis hubungan antara bruksisme dengan kegagalan dan komplikasi implan dental. Metode: Tinjauan sistematis (PROSPERO CRD42024591936) dengan pencarian literatur pada online database yaitu PubMed, EBSCO, dan SpringerLink. Studi yang diidentifikasi kemudian melalui tahapan skrining, penilaian eligibilitas, dan inklusi menggunakan kerangka Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analyses (PRISMA). Hasil: Sebanyak enam studi memenuhi kriteria inklusi untuk dilakukan systematic review. Berdasarkan hasil analisis studi yang diinklusi, terdapat hubungan antara bruksisme dengan kegagalan implan dan komplikasi implan, baik komplikasi klinis maupun mekanis. Kesimpulan: Kebiasaan bruksisme memengaruhi keberhasilan implan dental dan meningkatkan risiko terjadinya komplikasi klinis serta mekanis, terutama jika disertai faktor risiko tambahan, seperti merokok.

Background: Bruxism, which includes clenching and grinding, can occur during wakefulness (awake bruxism or diurnal bruxism) and sleep (sleep bruxism). This condition can create an excessive occlusal load on teeth and dental implants. Dental implant failure is the term to describe where the implant must be removed or lost. Dental implant complications can be categorized into clinical complications and mechanical complications. Bruxism can be one of the risk factors for implant failure, such as implant or screw fracture, screw loosening, and porcelain veneer fracture. Objective: To analyze the relationship between bruxism and implant failure and complications. Methods: Systematic review (PROSPERO CRD42024591936) with literature searches in online databases namely PubMed, EBSCO, and SpringerLink. The identified studies then went through screening, eligibility assessment, and inclusion stages using the Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analyses (PRISMA) framework. Results: A total of six studies met the inclusion criteria for systematic review. Based on the analysis of the included studies, there was an association between bruxism and implant failure and complications, both clinical and mechanical complications. Conclusion: Bruxism affects dental implant success and both clinical and mechanical complications, especially if accompanied by additional risk factors such as smoking."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saskia Kirana Anjani
"Latar Belakang: Bruksisme, yang meliputi kegiatan mengatupkan rahang atas dan bawah dengan keras (clenching) dan mengasah gigi-gigi (grinding), dapat terjadi saat terjaga (awake bruxism atau diurnal bruxism) dan saat tidur (sleep bruxism). Kondisi ini dapat memberikan beban oklusal berlebih pada gigi dan implan dental. Kegagalan implan dental adalah istilah yang digunakan untuk kondisi implan yang harus dilepas atau hilang. Komplikasi implan dental dapat dikategorikan menjadi komplikasi klinis dan komplikasi mekanis. Bruksisme dapat menjadi salah satu faktor risiko terjadinya kegagalan seperti patah implan atau sekrup implan dental, longgarnya sekrup implan dental, dan patah veneer porselen. Tujuan: Untuk menganalisis hubungan antara bruksisme dengan kegagalan dan komplikasi implan dental. Metode: Tinjauan sistematis (PROSPERO CRD42024591936) dengan pencarian literatur pada online database yaitu PubMed, EBSCO, dan SpringerLink. Studi yang diidentifikasi kemudian melalui tahapan skrining, penilaian eligibilitas, dan inklusi menggunakan kerangka Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analyses (PRISMA). Hasil: Sebanyak enam studi memenuhi kriteria inklusi untuk dilakukan systematic review. Berdasarkan hasil analisis studi yang diinklusi, terdapat hubungan antara bruksisme dengan kegagalan implan dan komplikasi implan, baik komplikasi klinis maupun mekanis. Kesimpulan: Kebiasaan bruksisme memengaruhi keberhasilan implan dental dan meningkatkan risiko terjadinya komplikasi klinis serta mekanis, terutama jika disertai faktor risiko tambahan, seperti merokok.

Background: Bruxism, which includes clenching and grinding, can occur during wakefulness (awake bruxism or diurnal bruxism) and sleep (sleep bruxism). This condition can create an excessive occlusal load on teeth and dental implants. Dental implant failure is the term to describe where the implant must be removed or lost. Dental implant complications can be categorized into clinical complications and mechanical complications. Bruxism can be one of the risk factors for implant failure, such as implant or screw fracture, screw loosening, and porcelain veneer fracture. Objective: To analyze the relationship between bruxism and implant failure and complications. Methods: Systematic review (PROSPERO CRD42024591936) with literature searches in online databases namely PubMed, EBSCO, and SpringerLink. The identified studies then went through screening, eligibility assessment, and inclusion stages using the Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analyses (PRISMA) framework. Results: A total of six studies met the inclusion criteria for systematic review. Based on the analysis of the included studies, there was an association between bruxism and implant failure and complications, both clinical and mechanical complications. Conclusion: Bruxism affects dental implant success and both clinical and mechanical complications, especially if accompanied by additional risk factors such as smoking."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library