Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arshie Ramadhani
Abstrak :
Konsep keamanan energi bersifat kontekstual dan dapat memiliki makna yang berbeda dalam konteks yang berbeda. Terkait dengan hal tersebut, tulisan ini berusaha mengkaji perkembangan literatur mengenai konsep keamanan energi dari waktu ke waktu. Tulisan ini kemudian akan mengelompokkan literatur-literatur tersebut dengan menggunakan metode kronologi ke dalam tiga periode berbeda, yaitu periode 1970-1990, 2000-2010 dan pasca 2010. Dari pengelompokkan tersebut, terlihat bahwa terjadi perluasan tema dalam definisi konsep keamanan energi yang awalnya terkait dengan tema ketersediaan dan harga menjadi mencakup tema infrastruktur, lingkungan, dampak sosial, efisiensi, tata kelola dan kebijakan publik, dan sebagainya. Hal ini kemudian menimbulkan perdebatan mengenai apakah konsep keamanan energi perlu diperluas untuk mengakomodasi munculnya tantangan-tantangan baru atau tetap dibatasi agar keamanan tidak kehilangan maknanya. Penulis berargumen bahwa pendefinisan keamanan energi harus tetap dilekatkan dengan definisi keamanan, ldquo;survival in the face of existential threat, rdquo;agar konsep keamanan itu sendiri tidak kehilangan fokusnya. Dengan menggunakan perspektif kontekstual dan variasi konseptual dari waktu ke waktu, tulisan ini diharapkan dapat menghadirkan perdebatan teoretis mengenai bagaimana isu energi dapat menjadi isu keamanan serta memberikan kontribusi berupa pemetaan konsep keamanan energi sebagai referensi untuk pengambilan kebijakan energi.
Concept Energy security concept is contextual and understood in different ways in different context. This paper examines the development of the literatures of energy security. Using chronological method of organization, this paper classifies the literatures into three different periods 1970 1990, 2000 2010, and post 2010. From this classification, it is found that there is a proliferation of themes in the definition of energy security concept. The concept has expanded from what was initially limited to availability and affordable price, to include themes such as infrastructures, environment, social impacts, efficiency, governance and public policy. This raises a debate as to whether the energy security concept need to be broadened to accomodate the emergence of new challenges or to remain limited in definition so that it would not lose its meaning. This paper then further argues that the definition of energy security should be attached to the definition of security as, ldquo survival in the face of existential threat, rdquo so that security concept itself would be able to retain its focus. Taking a contextual perspective and conceptual variation over time, this paper aims to present a theoretical debate on how energy is understood as a security issue and to serve as a reference for energy policy making.
2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anak Agung Sagung Paramitha Maharani Putra
Abstrak :
Pada sistem transnmisi long-haul fiber optik yang menggunakan input daya yang tinggi dan memiliki jarak transmisi yang jauh, gangguan-gangguan dapat terjadi selama proses propagasi. Gangguan-gangguan ini dapat dikategorikan menjadi efek linear dan non-linear yang dipengaruhi oleh kebergantungan intensitas terhadap medium indeks n. Efek-efek ini dibagi terbagi menjadi beberapa orde dan dianalisa secara terpisah karena setiap orde memiliki efek yang berbeda satu sama lain. Pada penelitian ini, dispersi yang menjadi bagian dari efek linear dan beberapa efek non linear akan dianalisa. Secara lebih spesifik, fokus utama dari paper ini adalah keberadaan pulse broadening, pulse oscillation, dan evolusi spektral yang terjadi di dalam pulsa signal. Pendekatan yang baru mengenai pemodelan metode orde tinggi dari NLSE diajukan untuk menjadi topik pembahasan skripsi ini untuk mendeteksi dan menganakusa efek-efek tersebut. Skema baru ini menggunakan high orders sequence, SSFM, dan Symmetrized SSFM yang akan digunakan untuk menganalisa setiap orde di dalam NLSE. Skema baru ini didasarkan kepada deret orde tinggi dari NLSE yang akan digunakan untuk mengklasifikasikan efek-efek dari parameter-parameter yang ada. Selanjutnya, beberapa metode chirping dari setuap input pulsa juga akan didiskusikan untuk mengkomparasi pulsa yang sudah ataupun belum diberlakukan efek chirping. Sehingga ditemukan bahwa metode chirping juga mempengaruhi hasil dispersi karena kebergantungan dari parameter-parameter-parameter orde tinggi NLSE terhadap metode chirping. Selain itu ditemukan pula bahwa hasil terbaik untuk simulasi berada pada nilai rata-rata PBR yaitu 2,4833 untuk nilai variabel non linear yang tetap, 1,8944 untuk nilai tetap, dan nilai intensitas fiber sebesar 2,433 a.u pada 0,1 untuk TOD. Analisa lebih lanjut terhadap hasil simulasi MATLAB juga dijabarkan di dalam tugas akhir ini. ......In a long-haul optical fiber transmission system which uses a high power input and a long distance transmission, disturbances can occur during the propagation process. These disturbances can be categorized into linear and non-linear effects which are affected by the intensity dependence of fiber optic refractive index n . These effects are divided into several orders and analyzed separately since each of the orders has different effects. In this research, dispersion which is part of the linear effect and some of the non linear effects are analyzed. More specifically, the main focus of this paper will be on the phenomena of pulse broadening, oscillation and spectral evolution that occur within a signal pulse. A novel approach which is based on the modeling of high order method of NLSE, SSFM, and Symmetrized SSFM within the modelled equation were proposed in this final project in order to detect and analyze those effects. This new scheme is based on the high order sequence of NLSE which will be used to classify the effects of the parameters. Furthermore, various chirping methods for each input pulse were also discussed to compare the chirped and unchirped pulses. Consequently, it was found that the chirping method affected the dispersion result due to the dependencies of high order parameter with respect to the chirping constants and the best result of PBR found in the average of 2,4833 for constant non linearity variabel, 1,8944 for constant variabel, and 2,433 at 0,1 for best intesity fiber in TOD. Further analysis of the MATLAB results is also presented in this paper based on each output.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S60423
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library