Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mohammad Nurhilal
"ABSTRACT
Indonesia is endowed with abundant natural wealth capable of being transformed into an energy source. However, until now the utilization of natural resources can not be optimally processed.
One alternative solution to make the fuel as a substitute for LPG is to fuel the briquettes. The general purpose of this research is the manufacture of briquettes from waste materials such as rice husk and
garlic skin. While the specific purpose of this research is to know the characteristic of proximate
briquettes such as: water content, ash content, fixed carbon, volatile matter, and calorie briquettes,
variations of glue composition glue 200, 250, 300 gram, kanji starch composition 20, 30, and 40 gram
and paper pulp 50 w / w and 100 w / w of total weight of adhesive 20 gram, and jelantah cooking oil.
Methods in this research are experimental approaches such as, making briquettes, and testing the
characteristics of briquettes. The results of research on water content, ash content, fixed carbon, volatile
matter and calorific briquettes of rice husk huskers were 33,493%, 39,966%, 29,058%, 30,923% and
3873,500 kal / gram respectively. While the characteristics of garlic skin briquettes produced the highest price respectively 35.986%, 9.650%, 42.373%, 34.479%, and 4783.654 cal / gram."
Yogyakarta: Media Teknika, 2017
620 MT 12:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hutabarat, Gidion Maruli Tua Diondihon
"Tempurung kelapa awalnya merupakan produk yang jarang digunakan, namun kini tempurung kelapa sudah berkembang menjadi barang komoditas yang bersaing di pasar international. Salah satu produk turunan dari tempurung kelapa adalah briket. Tercatat pada 2019 indonesia sudah mengekspor 467.050 Ton briket kelapa ke seluruh dunia dengan nilai ekspor USD 151,9 juta tumbuh 4,69% YoY 2018 . Dengan meningkatnya produksi briket, perlu dilakukan evaluasi terhadap dampak lingkungan dari industri briket arang kelapa. Disamping produk jadi yang menghasilkan emisi ketika digunakan, proses pengolahan dan produksi briket sendiri juga menghasilkan emisi. Emisi tersebut berasal dari proses awal yaitu transportasi bahan baku, proses produksi hingga proses pengemasan dan pengiriman barang jadi. Pada proses distribusi, emisi akan dihasilkan dari mesin kendaraan. Pada proses produksi emisi akan berasal dari penggunaan motor listrik dan mesin oven serta penggunaan alat listrik pada proses pengemasan.Dilakukan penelitian dengan menggunakan Life Cycle Assessment (LCA) untuk mengukur dampak lingkungannya, penelitian ini menilai dampak lingkungan yang dihasilkan dari daur hidup briket arang kelapa, kemudian dilakukan improvement. Penyumbang terbesar terhadap dampak lingkungan terbesar ada pada tahap drying, dimana proses drying berkontribusi rata rata sebesar 52% dari keseluruhan proses produksi diikuti proses mixing, blending dan molding dengan persentase 27,7%. Dari ketiga raw material, dampak terbesar dihasilkan oleh arang kelapa berkontribusi sebesar 55,3% diikuti tapioka sebesar 44,68% dan air 0,01%. Dan hasil improvement menunjukan hasil positif dari setiap aspek yang terdampak diperoleh hasil bahwa skenario improvement lebih baik dari skenario existing dengan melakukan perubahan variabel jarak pengiriman raw material serta durasi mixing akhirnya mencatatkan emisi dampak lingkungan yang lebih rendah.

Coconut shells, once rarely utilized, have now become a valuable international commodity, particularly as raw material for briquettes. In 2019, Indonesia exported 467,050 tons of coconut briquettes valued at USD 151.9 million, marking a 4.69% increase from 2018. This growth was supported by 350 briquette producers in Indonesia. Coconut briquettes are used in various countries, including those in Asia, the Middle East, and Europe, for cooking and as hookah fuel. Additionally, coconut charcoal can be used as activated carbon. Coconut briquettes are considered a new and renewable energy source (NRE) due to their high heat output and low emissions. However, their production process also generates CO2 emissions that negatively impact the environment. The research was conducted at PT. ABC, located in Bogor, using Life Cycle Assessment (LCA) to measure its environmental impact. This study assesses the environmental impacts generated from the life cycle of coconut charcoal briquettes and subsequently implements improvements. The results of these improvements show positive outcomes in all affected aspects, indicating that the improvement scenario is better than the existing scenario. Changes in the variables such as the distance of raw material transportation and mixing duration resulted in lower environmental impact emissions were recorded."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satrio Adi Utomo
"Indonesia sebagai negara dengan penghasil batubara dengan jumlah yang tinggi, mengakibatkan produksi batubara yang terus meningkat, pemanfaatan akan sumberdaya ini terus bertambah seiring kebutuhan masyarakat di Indonesia terhadap energi. Oleh karena itu, hal ini perlu di seimbangkan dengan kegiatan eksplorasi berdasarkan pertimbangan kondisi geologi, serta estimasi sumberdaya batubara.Daerah penelitian mencakup Formasi Muara Enim yang terletak di Sub-Cekungan Palembang Tengah, Cekungan Sumatera Selatan. Formasi Muara Enim adalah formasi batuan tersier yang merupakan tempat penyimpanan terbesar batubara. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi geologi bawah permukaan melalui pemodelan geologi secara 2D & 3D berdasarkan hasil korelasi di setiap data bor menggunakan software MineScape 5.7 sehingga mengetahui kompleksitas kondisi geologi daerah penelitian untuk menentukan kualitas serta potensi batubara tersebut menjadi briket serta mengetahui total estimasi sumberdaya batubara daerah penelitian. Dalam menentukan estimasi batubara pada wilayah penelitian diperlukan metode geostatistika Inverse Distance Weight (IDW) untuk menginterpolasi ketebalan batubara di setiap seam, dan juga pada area yang tidak dilakuan pengeboran. Hasil dari penelitian ini adalah kompleksitas kondisi geologi daerah penelitian dengan model 2D dan 3D. Dengan mengetahui kompleksitas tersebut penulis dabat menentukan potensi batubara menjadi bricket dan juga estimasi sumberdaya batubara yang dapat di ekspolrasi.

Indonesia, as a country with a high Coal production, has seen a continuous increase in Coal production due to the growing energy needs of its people. Therefore, it is necessary to balance this with exploration activities based on geological considerations and Coal resource estimation. The research area encompasses the Muara Enim Formation, located in the Sub-Cekungan Palembang Tengah, South Sumatra Basin. The Muara Enim Formation is a tertiary rock formation and the largest Coal storage area. This study aims to understand the subsurface geological conditions through 2D and 3D geological modeling based on the correlation of data from each borehole, using MineScape 5.7 software. This will help determine the geological complexity of the research area, assess the quality and potential of Coal for briquette production, and estimate the total Coal resources in the research area. To estimate Coal resources in the research area, the geostatistical method Inverse Distance Weight (IDW) is used to interpolate Coal seam thickness in each seam and in areas where drilling has not been conducted. The results of this research provide insights into the geological complexity of the study area through 2D and 3D modeling. Understanding this complexity enables the author to determine the potential for Coal briquette production and estimate the Coal resources available for exploration. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Putri M.
"Batubara memiliki potensi untuk dikembangkan, mengingat ketersediaan yang melimpah dan potensi yang besar. Briket batubara digunakan pada industri kecil dan menengah. Tingkat pemakaian yang tinggi dan harga yang kompetitif menjadi pertimbangan pemilihan briket batubara sebagai bentuk komersialisasi batubara. Tetapi masih ditemukan kendala dalam penyalaan awal briket pemasakan seperti waktu dan suhu nyala.
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh waktu penyalaan yang singkat, dengan mengoptimisasi luas dimples pada permukaan briket promotor dan briket pemasakan lapisan atas. Dimples dapat meningkatkan turbulensi, dan perpindahan panas konveksi dari briket promotor ke briket pemasakan di bawahnya karena adanya resirkulasi fluida, yang akan menurunkan ignition time. Luas dimples yang digunakan adalah 20%, 40%, dan 60%. Penelitian ini juga memvariasikan loading pada briket promotor untuk memperoleh sensitifitas efek loading terhadap waktu penyalaan. Loading yang digunakan dalam penelitian ini adalah 100%, 50%, dan 25%.
Briket yang digunakan dalam penelitian ini adalah briket bentuk bola dengan dimples untuk briket promotor dan briket pemasakan lapisan atas, dan briket bentuk bantal pada lapisan bawah. Udara dialirkan secara forced draft dengan menggunakan blower. Penyalaan awal dilakukan dengan penyalaan briket promotor menggunakan pembakar spiritus hingga terbentuk bara api, waktu penyalaan diukur dari peletakan briket promotor hingga terjadi bara pada briket pemasakan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa briket promotor dengan luas dimples 20% dan briket pemasakan dengan luas dimples sebesar 40%, memiliki waktu nyala optimum sebesar 6 menit. Semakin besar loading briket promotor, semakin cepat waktu penyalaan. tignition loading 100% : 5.067 menit < tignition loading 50% : 7.333 menit < tignition 25% : 41.4667 menit. Hal ini terjadi karena semakin besar loading dalam promotor, semakin cepat transfer panas yang terjadi.

Coal has potensial to be developed, because of big potential and resources. Coal briquettes has ben used in small and medium scale industry. High usage dan competitive price are the considerations to use coal briquette as one of alternative energy, still meeting some constraints, as ignition time and temperature of combustion.
This research is aimed to obtain optimum ignition time, one of the method is optimizing dimples at promoting and cooking briquettes and vary loading of promoting btiquettes to gain lessen ignition time. Dimples have the ability to increase turbulence and heat transfer convection from promoting briquette to cooking briquette below it, because of recirculating fluid, which decrease ignition time. Dimples area used are 20%, 40%, and 60%. Loading of promoting briquettes used to obtain sensitivity effect of loading to igniton time. Loading used in the research are 100%, 50%, and 25%.
Briquette used in the research are dimpled - spherical and oval. Blower used to create forced draft inside stove. Ignition time starts when promoting briquettes are ignited using alcohol flame until flame occurs in the stove. Promoting briquettes are put on the top of the stove, and cooking briquettes are put below it.
The result of the research show that use of 40% dimples area in cooking and 20% dimples area in promoting briquettes reduce ignition time as fast as 6 minute. More loading added to the promotor, more faster the ignition time, in order as follows : tignition loading 100% : 5.067 minute < tignition loading 50% : 7.333 minute < tignition 25% : 41.4667 minute. This occurs due to more loading promoting briquettes enhance the heat transfer between promoting and cooking briquettes.
"
2008
S49662
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library