Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Resda Akhra Syahrani
"Latar Belakang: Kanker payudara merupakan jenis kanker dengan angka kejadian paling tinggi yang dialami oleh wanita di seluruh dunia. Doksorubisin merupakan antibiotik antrasiklin yang menginduksi kematian sel kanker dengan berbagai mekanisme, salah satunya dengan pembentukan spesi oksigen reaktif. Walaupun kanker payudara termasuk ke dalam tumor padat yang kemosensitif, sebagian besar tetap mengalami kekambuhan dan resistensi terhadap obat, bahkan terhadap doksorubisin yang dianggap sebagai obat yang paling kuat dalam terapi kanker. Dalam dekade terakhir ini telah ditemukan bahwa dalam jaringan kanker payudara terdapat subpopulasi sel yang jumlahnya hanya sedikit tetapi bersifat resisten terhadap pengobatan. Populasi minor ini dikenal dengan sel punca kanker. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis sensitivitas sel punca kanker payudara CD24-/CD44+ terhadap doksorubisin serta efeknya pada status stres oksidatif.
Metode: Sel punca kanker payudara diinduksi dengan doksorubisin selama 14 hari. Kemudian dilakukan analisis viabilitas, analisis stress oksidatif melalui label DHE dan DCFH-DA serta ekspresi dan aktivitas spesifik MnSOD serta pengukuran terhadap GSH intraseluler maupun ekstraseluler.
Hasil: Viabilitas sel punca kanker payudara yang diinduksi dengan doksorubisin menurun pada hari kedua dan kemudian akan mulai naik kembali pada hari kedelapan. Hal ini berkorelasi dengan analisis stress oksidatif dimana kadar ROS yang rendah dan aktivitas spesifik antioksidan yang tinggi pada hari kedelapan. Selain itu, terjadinya penurunan kadar GSH intraselular dan peningkatan kadar GSH ekstraseluler dari hari kedua sampai hari ke-14.
Kesimpulan: Pemaparan doksorubisin berulang selama 14 hari menyebabkan penurunan sensitivitas sel punca kanker payudara CD24-/CD44+ mulai hari kedelapan. Penurunan sensitivitas sel punca kanker payudara CD24-/CD44+ terhadap doksorubisin berulang disebabkan oleh penurunan ROS dan peningkatan aktivitas antioksidan MnSOD. Transpor effluks doksorubisin ditunjukkan dengan terjadinya penurunan GSH intraselular dan peningkatan GSH ekstraselular.

Background: Breast cancer by far has been the highest incidence among other cancers in worldwide. Doxorubicin is an anthracycline antibiotic which induces cancer cell death by many mechanisms, most importantly by generation of radical oxygen species (ROS). Although breast cancer is considered one of the most chemosensitive solid tumors, most initially tumors relapse and develop resistance to drugs, even to doxorubicin which is considered as the most active drug available for the treatments of breast cancer. It has been found that solid tumors contain a small number of population that are highly resistant to drug treatment, known as cancer stem cells (CSCs). The aim of this study is to analyze the sensitivity of breast CSCs CD24-/CD44+ to doxorubicin and the effect to oxidative stress status.
Methods: Breast CSCs were treated with doxorubicin for 14 days. The effect of doxorubicin was examined by oxidative stress analysis DHE label and probe and also expression and activity antioxidant MnSOD and measurement of intracellular and extracellular GSH.
Results: The viability of breast CSCs treated with doxorubicin was first decreased on the second day and started to increase on the eight day of treatment, indicating reduced sensitivity of breast CSCs to doxorubicin after eight days of treatment. This was associated with the low ROS level and the high specific activity MnSOD on the eight day. On the other hand, the intracellular GSH was decreased and the extracellular GSH was increased from the second day to the fourteenth day.
Conclusion: Doxorubicin treatment for 14 days causing the reduced sensitivity of breast CSCs CD24-/CD44+ starting on the eight day of treatment. The reduction of breast cancer stem cell CD24-/CD44+ sensitivity caused by the lowering of ROS and the enhancement of specific activity of MnSOD. Doxorubicin efflux transport showed by the lowering of intracellular GSH and also the enhancement of extracellular GSH.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jevi Septyani
"Latar belakang : Kanker payudara merupakan kanker dengan prevalensi tertinggi pada wanita. Di dalam suatu masa tumor, terjadi ketidakseimbangan kurangnya oksigen dengan tinggi nya kebutuhan sel tumor yang terus berproliferasi. Ketika homeostasis dari oksigen terganggu, sel akan mengekspresikan dan menstabilisasi suatu protein yang sangat sensitif terhadap oksigen, bernama Hypoxia Inducible Factor (HIF). HIF2alpha adalah subunit dari keluarga HIFalpha yang dapat mendukung aktivasi dari beberapa gen target seperti VEGF, Oct4, yang dapat mendukung proliferasi, angiogenesis, dan perubahan mekanisme glikolisis pada sel. Berbeda dengan HIF1alpha yang sudah sering diperbincangkan dalam berbagai literatur, peran dan ekspresi dari HIF2alpha ini masih diperdebatkan. HIF2alpha berperan dalam kondisi hipoksia kronik yang terdapat pada jaringan tumor, yang dapat mempertahankan proliferasi dan keganasan sel kanker, bahkan dapat memicu adanya metastasis. Beberapa hipotesis mengatakan bahwa eradikasi dari HIF2a dapat dijadikan target untuk cara penyembuhan dengan menginhibisi sel punca kanker.
Metode : Sampel diambil dari sel kanker payudara yang telah dipurifikasi sebelumnya oleh tim riset Wanandi melalui proses pemisahan sel magnetik menjadi sel punca kanker payudara. Sel diinduksi hipoksia dengan durasi yang berbeda-beda (0 jam, 30 menit, 4 jam,6 jam, dan 24 jam). Sel selanjutnya diisolasi untuk mendapatkan RNA, dan dilakukan RT-qPCR serta elektroforesis untuk mengetahui tingkat ekspresi dari HIF2alpha.
Hasil : Hasil dari eksperimen ini berbeda dengan studi literatur kami. Setelah dianalisis kuantifikasi relatif dengan gen 18s sebagai housekeeping gen, tingkat ekspresi dari HIF2a mengalami penurunan dibandingkan dengan sebelum diinduksi hipoksia (0 jam). Meningkatnya durasi hipoksia tidak berbanding lurus dengan peningkatan dari HIF2alpha, melainkan menunjukan fluktuasi.
Kesimpulan : Ekspresi HIF2alpha pada sel punca kanker payudara CD44+/CD24- menurun setelah diinduksi hipoksia.

Background: Breast cancer is the cancer with the highest prevalence in women. In a period of a tumor, there is an imbalance lack of oxygen to his high needs tumor cells continue to proliferate. When homeostasis of oxygen is interrupted, the cell will express and stabilize a protein that is highly sensitive to oxygen, called Hypoxia Inducible Factor (HIF). HIF2a is a subunit of HIF family that can support the activation of multiple target genes such as VEGF, Oct4, which can support the proliferation, angiogenesis and glycolysis mechanisms of the cell changes. Unlike the HIF1a that has often been discussed in the literature, the role and expression of HIF2a is still debated. HIF2a said to play a role in chronic hypoxic conditions found in tumor tissue, which can maintain the proliferation and the malignancy of cancer cells, it can even lead to metastasis. Some hypotheses say that the eradication of HIF2a can be targeted for healing way to inhibit cancer stem cells.
Methods: Samples were taken from breast cancer cells that had been purified previously by the Wanandi?s research group via magnetic cell separation process into breast cancer stem cells. Cells will be induced hypoxia with different duration (0 hours, 30 minutes, 4 hours, 6 hours, and 24 hours). Cells will be further isolated to obtain RNA, and performed RT-qPCR and electrophoresis to determine the level of expression of HIF2a.
Results: The results of this experiment differ from our literature study. Having analyzed the relative quantification of gene 18s as a housekeeping gene, the expression level of HIF2a decreased compared with the prior-induced hypoxia (0 hours). Increasing duration of hypoxia is not directly proportional to the increase of HIF2a, but showed fluctuation.
Conclusion : The expression of HIF2alpha in breast cancer stem cell CD44+/CD24- declines after being induced hypoxia.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70376
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andreas Christian
"Latar Belakang: MnSOD adalah antioxidant yang paling umum untuk melindungi sel-sel dari stres radical oksidatif Endogenous dan exogenous radical bebas superoksida . Sel punca kanker diketahui untuk bertahan dalam keadaan hipoksia dan kelangsungan hidup sel punca kanker dipengerahi oleh level ekspresi MnSOD. Namun, efek hipoksia terhadap ekspresi gen MnSOD SOD2 masih belum diketahui.
Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk menginvestigasi tingkat ekspresi MnSOD dalam berbagai interval waktu hipoksia dalam induksi hipoksia kepada CD24-/44 sel punca kanker payudara.
Metode: Sampel kanker payudara diperoleh dalam klinik dan dipisahkan dengan Magnetic cell Sorting MACs . Sampel berikut di induksi hipoksia dalam interval 0 jam, 30 menit, 4 jam, 6 jam dan 24 jam di dalam ruangan hipoksia. Kemudian, mRNA diisolasi dan dipotimasi untuk primer annealing. C t value Cycle threshold diperoleh dari qRT-PCR dan dilakukan kalkulasi untuk mengetahui ekspresi relatif MnSOD terhadap ekspresi gen 18s. Hasil PCR akan dilakukan elektroforesis untuk mengkonfirmasi amplifikasi MnSOD.
Hasil: Tingkat ekspresi MnSOD menurun di setiap interval hipoksia. Ekspresi MnSOD diturunkan paling rendah setelah 4 jam setelah diinduksi hipoksia.
Kesimpulan: Semua sel punca kanker payudara CD44 /CD24- yang telah diinduksi dalam interval hipoksia yang berbeda-beda telah berdiferensiasi, hasil ditunjukan dengan penurunan dalam ekspresi MnSOD."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library