Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 35 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rangkuti, Freddy
Jakarta: Gramedia Putaka Utama, 2002
364.048 8 RAN p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Iman Sjahputra Tunggal
Jakarta: Harvarindo, 2005
346.048 IMA h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Moffitt, Sean
New York: McGraw-Hill, 2011
658.827 MOF w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
S. Rizkiani Nuria Putri
Abstrak :
Yoghurt telah banyak dikenal sebagai makanan sehat, akan tetapi di Indonesia, yoghurt masih belum populer dibandingkan dengan makanan sehat lainnya. Tingkat konsumsi yoghurt per kapita di Jakarta paling rendah dibanding kota besar lainnya di dunia. Namun, peluang dalam penjualan yoghurt di Indonesia masih terbuka lebar. Sehingga peluang tersebut dimanfaatkan oleh Danone untuk memasarkan produk yoghurt yang sebelumnya telah dijual di lebih dari 40 negara di dunia yakni Activia. Suatu iklan dibentuk dan dibuat kemudian disiarkan kepada masyarakat adalah untuk memberikan informasi kepada masyarakat luas mengenai suatu produk atau jasa yang dihasilkan produsen. Activia mengeluarkan iklan pertamanya yakni Activia versi 30' dan 15' with price tag dengan tujuan untuk menginformasikan tentang benefit produk Activia, membangun kredibilitas terhadap benefit tersebut, dan sekaligus untuk mengedukasi konsumen akan dampak jangka panjang pola makan dan pola hidup bagi kesehatan mereka. Penelitian ini berusaha melihat bagaimana rata-rata perbedaan sikap konsumen triers dan non-triers, kepercayaan pada Activia, sikap pada iklan televisi Activia versi 30' with price tag terhadap sikap pada merek serta kaitannya dengan purchase intention. Serta mengetahui variabel mana yang memiliki pengaruh lebih besar terhadap sikap pada merek, apakah kepercayaan pada merek atau sikap pada iklan. Penelitian ini dilakukan di kelurahan Pejaten Barat dengan sampel 100 orang responden yang terdiri dari triers dan non-triers. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah convenience sampling. Penelitian ini menggunakan pendekatan T-test, korelasi, dan regresi. Variabel-variabel yang diukur adalah kepercayaan pada merek, sikap pada iklan, sikap pada merek, dan purchase intention. Setelah melalui beberapa tahap uji statistik, didapat hasil bahwa tidak terdapat perbedaan antara triers dan non triers pada kepercayaan pada merek, sikap pada iklan, dan sikap pada merek, sedangkan pada purchase intention terdapat perbedaan antara triers dan non triers. Kepercayaan pada merek, sikap pada iklan, sikap pada merek, dan purchase intention cenderung positif. Kemudian, antara variabel penelitian memiliki hubungan yang kuat dan nyata. Serta terbukti juga bahwa kepercayaan pada merek memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap sikap apda merek, dibandingkan sikap pada iklan.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
6033
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Donny Primaputra
Abstrak :
Dengan puluhan merek yang beredar di pasaran, didesain secara berkelanjutan dengan teknologi terbaru, tinggi harganya, besar risikonya, tidak sering dibeli, menjadikan notebook sebagai produk yang kompleks. Karena Notebook mempakan produk yang kompleks, pembeli akan membuat keputusan yang ekstensif, yang memerlukan upaya berarti untuk mengidentifikasi kriteria penilaian dan memilih bagaimana memanfaatkannya dalam pembelian (mengevaluasi dan memilih alternatif merek). Dalam pembelian notebook, konsumen memilih alternatif merek dengan skema penilaian yang kompleks, membuat keputusan yang ekstensif, dan mempertimbangkan lebih banyak faktor guna menentukan merek yang diinginkan. Oleh karena itu, penelitian untuk penulisan tesis ini bermaksud untuk mengetahui bagaimana cara konsumen berpikir dan bertindak untuk mengevaluasi dan memilih alternatif merek dalam mengambil keputusan pembelian notebook. Evaluasi merek yang berbeda, yang terhimpun dalam ingatan konsumen, berlangsung dalam dua tahapan, yaitu (1)konsumen memilih atribut (kriteria evaluatif) tertentu, dan (2)konsumen menentukan kaidah keputusan guna mengabungkan atribut (kriteria evaluatif) itu menjadi hanya satu pilihan. Penulisan tesis bersifat deskriptif dengan pendekatan survei kuesioner. Sampel yang diambil menggunakan judgment sampling dan snowball sampling dengan 50 pembeli sekaligus pemakai notebook sebagai subjek penelitian. Temuan yang diperoleh dari pengujian hipotesis menunjukkan bahwa setiap responden menggunakan atribut notebook yang berbeda-beda dalam membandingkan alternatif merek notebook dengan prosesor, sistem memori, layar, grafik, keseluruhan kinerja sebagai atribut penentu; terdapat perbedaan kepentingan relatif terhadap setiap atribut dan standar kinerja minimum yang ditetapkan pada setiap atribut di antara responden dalam mengevaluasi dan memilih alternatif notebook; persentase penggunaan kaidah keputusan dalam memilih merek notebook terbaik, yaitu disjungtif 22%, simple-additive 18%, weighted-additive 14%, leksikografi 12%, eliminasi berdasarkan aspek 10%, konjungtif 6%, tanpa model keputusan 18%; penggunaan model penilaian kepentingan relatif terhadap setiap atribut dan penetapan standar kinerja minimum pada setiap atribut lebih banyak mendasari peinilihan alternatif merek notebook oleh responder dengan adanya kecenderungan kepada kaidah keputusan konjungtif. Dari temuan tersebut, diperlukan penelitian lebih lanjut guna mengetahui kemungkinan adanya penggunaan model keputusan lainnya yang tidak masuk ke dalam jangkauan pengukuran, misalnya affect-referral heuristic, effects of brand awareness, effects of mood states, frequency heuristic, impulse purchases, dan phased strategies; sedangkan implikasinya pada kebijakan pemasaran ialah bahwa produsen notebook perlu menfokuskan kegiatan pemasaran pada atribut prosesor, sistem memori, layar, grafik, dark keseluruhan kinerja, dengan menawarkan atribut yang setidaknya memenuhi standar kinerja minimum yang ditetapkan oleh konsumen baik dalam pengembangan produk pads masa mendatang maupun tindakan edukasi sehubungan dengan kelima atribut tersebut melalui periklanan.
With tens of brands on the market, designed continuously by high technology, expensive, risky, and purchased infrequently, it was caused notebook to be complex product. Because there are so many brands available, and because notebook is complex product, consumer?s uses extensive decision-making involves significant effort in identifying criteria and choosing how to apply them to the purchase process. However, in the making a notebook purchase decision, the process of deciding which notebook to purchase has become extremely difficult for consumers. Therefore, this study describes how consumer thinks and acts to evaluating and selecting brand alternatives for making a notebook purchase decision. The evaluation of different brands that make it into the consumer's evoked set occurs in two stages (1) the consumer selects certain evaluative criteria, and (2) the consumer establishes a decision rule to integrate those criteria into a choice. This study used survey design. Sampling procedures used judgment sampling and snowball sampling with 50 notebook buyers and users as subjects. Results achieved from this study shows that: (1) the usage of notebook attributes among subjects are difference; (2) processor, memory system (RAM), screen, graphic, and performance's overall as determinant attributes; (3) there is difference among subjects in the relative importance of each attribute; (4) there is difference among subjects in establishes the minimum required performance standards for each attribute; (5) 22 percent of the subject were found to use disjunctive decision rule for selecting a best notebook, 18 percent simple-additive, 14 percent weighted-additive, 12 percent lexicographic, 10 percent elimination-by aspects, 6 percent conjunctive, and there is no decision models resulted was 18 percent; (6) the usage of evaluative model in the importance assigned to attributes and establishes the minimum required performance standard for each attribute more becomes the basis for evaluation of brand alternatives; (7) there is preference in selecting brand alternatives to disjunctive decision rule. The results suggest that marketer a need to focused on processor, memory system (RAM), screen, graphic, and overall performance as determinant attributes; and to focused on the importance assigned to attributes, and establishes the minimum required performance standard for each attribute as evaluative models they used. Marketer can try to influence the choice of goal consumers select to satisfy a need and the attributes they use as determinant attributes, and to provide detailed background information about those attributes. Marketer also attempts to influence decision rules consumers choose. Its importance for marketer to encourage consumers to apply a disjunctive decision rule. The results also suggest that there is a need to following studies.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13987
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Hartanti
Abstrak :
Dewasa ini jumlah merek produk yang ditawarkan produsen kepada konsumen semakin banyak. Konsumen banyak disuguhi berbagai macam merek untuk berbagai kategori produk.Untuk mengurangi kemungkinan gagalnya produk baru, produsen meluncurkan produk baru dengan merek yang sudah dimilikinya. Salah satu strateginya adalah brand extension, yaitu memperkenalkan produk baru, yang memiliki kategori produk yang berbeda, dengan nama merek yang sudah ada. Merek yang diperluas tentu saja adalah merek-merek yang sudah dikenal di pasar dan sangat diminati konsumen. Selain mengurangi resiko gagalnya produk baru, pemakaian brand extension dari merk yang sudah mapan akan meningkatkan brand awareness dan kepercayaan distributor. Perumusan masalah penelitian ini adalah analisis faktor-faktor yang mempengaruhi evaluasi kualitas brand extension pada tiga merek convenience product, yaitu sikat gigi Pepsodent, Pewangi cucian So Klin dan Hand Body Emeron. Penelitian ini didasarkan pada penelitian Aaker, Keller (1990) yang menyatakan bahwa evaluasi konsumen terhadap kualitas brand extension akan positif apabila ada persepsi kecocokan produk antara parent brand dengan brand extension dan persepsi kualitas merek induk yang tinggi. Selain itu diteliti pula pengaruh persepsi harga terhadap evaluasi kualitas brand extension yang dikemukakan Taylor (2002). Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisis faktor. Selanjutnya dilakukan analisis statistik dengan menggunakan analisis regresi berganda, untuk menguji hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa Faktor Persepsi Kualitas Merek Induk dan Persepsi Kecocokan Produk berpengaruh secara signifikan terhadap Evaluasi Kualitas Brand Extension pada Sikat Gigi Pepsodent dan Hand Body Emeron. Evaluasi Kualitas untuk produk Pewangi Cucian So Klin hanya dipengaruhi Persepsi Kualitas Merck Induknya saja. Sedangkan pengaruh persepsi harga tidak berpengaruh terhadap Evaluasi kualitas Brand Extension pada ketiga produk. Jika dianalisis tiga merek secara bersama maka dihasilkan hasil kesimpulan yang hampir sama dimana Evaluasi kualitas Brand extension dipengaruhi secara signifikan oleh dua faktor yaitu Persepsi Kualitas merek Induk dan Persepsi Kecocokan Brand Extension dengan Parent Brand.
Nowadays the number of brands offered to consumers getting more and more. Consumers are offered many kinds of brand for many kinds of product categories. To reduce the failure of launching a new product, producers launch a new product using the brand they already have. One of the strategy is using brand extension, that is introducing a new product which have different category by using the existing brand. The extended brand is the brand that has already been popular and success. Besides reducing the possibility of failure in launching new product, the using of existing product will increase brand awareness and distributor's trust. The problem in this research is analyzing the factors that influence brand extension quality evaluation in three convenience products, they are Pepsodent tooth brush, So Klin perfume detergent and Emeron hand and body lotion. This research is based on Aaker, Keller (1990). They found that consumer evaluation on brand extension will be positive if there is perceived fit between parent brand and brand extension and there is high perceived quality of parent brand. Besides that it investigates the influence of perceived price of brand extension upon brand extension quality evaluation introduced by Taylor (2002). The data collected was analysed by factor analysis technique. And then followed by statistic analysis of multiple regression to test the relationship between independent variable and dependent variable. The research shows that perceived quality of parent brand and perceived fit between parent brand and brand extension influence significantly to brand extension quality evaluation of Pepsodent tooth brush and Emeron hand and body lotion. The brand extension quality evaluation of So Klin perfume detergent is only influenced by perceived quality of its parent brand. The perceived price of brand extension doesn't influence the brand extension quality evaluation on the three products. If the analysis done for the three brands at once so the result is almost the same. The brand extension quality evaluation is influenced significantly by two factors, perceived quality of the parent brand and perceived fit between the parent brand and the brand extension.
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T20242
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Githa Nurulita
Abstrak :
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis penerapan customer relationship management CRM yang dilakukan OLX Indonesia dalam upaya menjaga image setelah melakukan aktivitas rebranding dan mengidentifikasi pandangan dan sikap konsumen terhadap penerapan CRM yang dilakukan OLX Indonesia untuk mengetahui image OLX Indonesia di benak konsumen. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis dengan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Strategi yang digunakan dalam penelitian ini berupa studi kasus dengan unit observasi OLX Indonesia dan unit analisis konsumen OLX Indonesia. Dalam hal ini peneliti juga menghadirkan pandangan dari pihak internal, yaitu PR OLX Indonesia dan pihak eksternal, yaitu pengamat di bidang marketing. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari wawancara mendalam dan data sekunder dari observasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam melakukan pengembangan dan penerapan CRM, OLX Indonesia menggunakan tahap-tahap yang sesuai dengan kelima tahap dalam model rantai nilai CRM yang digabungkan dengan tahap-tahap pendukung dalam rantai nilai tersebut. Dalam menerapkan setiap tahapannya, OLX Indonesia menemukan hambatan-hambatan. Hambatan-hambatan tersebut diatasi dengan kegiatan-kegiatan PR, karena cakupan PR yang mass. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa menurut informan yang merupakan customer OLX Indonesia, kegiatan CRM yang dilakukan belum sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen serta belum menciptakan kedekatan hubungan antara konsumen dengan OLX Indonesia.
The objective of this research is to analyze the application of customer relationship management CRM OLX Indonesia in an effort to maintain the image after rebranding activity and the views and attitudes of consumers towards the application of CRM done OLX Indonesia to know OLX Indonesia image in mind consumer. This research used constructivist paradigm with a qualitative approach and descriptive characteristic. The strategy used in this research is case study with OLX Indonesia as observation unit and customer OLX Indonesia as analysis unit. In this case, the researcher also present the views of PR OLX Indonesia as internal side and expert in field of marketing as external side. Primary data obtained from in depth interviews and secondary data from observation. The results of this study showed that in the development and application of CRM, OLX Indonesia uses stages corresponding to the five stages in the CRM value chain model combined with supporting stages in the value chain. In implementing each stage, OLX Indonesia finds obstacles. These obstacles are overcome by public relations activities, due to massive public relations coverage. The results of this study also showed that according to informants who are customer OLX Indonesia, CRM activities are not yet in accordance with the wants and needs of consumers and have not created the closeness of the relationship between consumers with OLX Indonesia.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Giang Huynh : Jonathan A.J. Wilson
Abstrak :
This study examines Vietnamese female consumers’ attitudes towards counterfeit branded products; by investigating the influence of brand image, product involvement and price advantage towards decision-making processes associated with purchasing and ownership. An inductive anti-positivist approach was adopted, employing qualitative methods; drawing from in-depth interviews distilled and synthesized using Word Cloud software, as Geographic Information System (GIS) based Spatial Analyses. Findings suggest that Price Advantage plays a determining and predominant role in encouraging consumers’ purchase intention of a counterfeit product. In addition, Brand Image has positive effect on the purchase intention as well; while product involvement plays no significant role in the process. Further observations point to there being paucity of literature that focuses on Vietnamese and ASEAN markets. With this is mind, a new conceptual framework was developed to reflect the nuances of the Vietnamese consumer experience; which it is suggested will be of value to scholars, practitioners and further studies.
Management Research Center (MRC) Department of Management, Faculty of Economics, University of Indonesia and Philip Kotler Center, 2014
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sindu Rahayu
Abstrak :
Konsep citra belakangan telah berkembang dan menjadi perhatian dalam dunia bisnis. Citra itu sendiri abstrak namun wujudnya dapat dirasakan dari hasil penilaian baik atau buruk. Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara (PERTAMINA) yang telah memasuki privatisasi tahap pertama pada bulan Maret 2003 mempunyai program makro perusahaan untuk mengupayakan terbentuknya goad image dan menjadi perusahaan yang unggul, maju dan terpandang sesuai dengan visi dan misi PERTAMINA baru. Citra yang baik mengenai sebuah perusahaan akan berpengaruh positif bagi produk dan service yang dipasarkan. Dan latar belakang diatas maka persmasalahn yang akan coba dibahas dalam penelitian ini, yaitu: "Apakah citra PERTAMINA dan citra MESRAN mempengaruhi preferensi konsumen dalam membeli produk pelumas MESRAN?". Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pergaruh citra PERTAMINA dan citra produk MESRAN terhadap preferensi konsumen dalam membeli produk pelumas MESRAN. Sedangkan tujuan khususnya yaitu: 1. Untuk mengetahui pengaruh citra PERTAMINA terhadap preferensi konsumen dalam memilih produk MESRAN. 2. Untuk mengetahui pengaruh citra produk PERTAMINA terhadap preferensi konsumen dalam memilih produk MESRAN. 3. Untuk mengetahui pengaruh terpaan informasi bagi konsumen terhadap familiaritas konsumen atas PERTAMINA dan merek pelumas MESRAN. 4. Untuk mengetahui pengaruh terpaan informasi dan familiaritas atas PERTAMINA terhadap citra PERTAMINA dan citra produk MESRAN. 5. Untuk mengetahui pengaruh terpaan informasi dan familiaritas atas PERTAMINA dan produk MESRAN terhadap preferensi konsumen terhadap produk tersebut. Citra berperan untuk menimbulkan preferensi untuk melakukan pembelian. Citra perusahaan juga akan mempengaruhi citra produk dan selanjutnya akan mempengaruhi preferensi untuk melakukan pembelian. Pembentukan citra dipengaruhi oleh familiaritas terhadap produk dan perusahaan yang bersangkutan. Familiaritas dipengaruhi oleh banyaknya informasi yang diterima oleh konsumen yang bersumber dari pengalaman pribadi, pengalaman orang lain dan media massa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan survey. Penelitian dilakukan di 10 service station/agen pelumas yang merupakan mitra kerja PERTAMINA Unit Pemasaran (UPMS) II Depot Panjang, Lampung dengan 304 responden. Dari hasil perhitungan SPSS dengan menggunakan multiple regression didapat model akhir dimana ternyata terpaan informasi dan familiaritas tidak mempengaruhi citra perusahaan PERTAMINA. Citra PERTAMINA dalam model ini dipengaruhi oleh citra produk MESRAN. Terpaan informasi secara signifikan mempengaruhi familiaritas dan selanjutnya mempengaruhi citra produk MESRAN dan pada akhirnya mempengaruhi preferensi pembelian. Citra produk MESRAN adalah variable yang memberikan kontribusi terbesar dalam mempengaruhi preferensi pembelian. Secara praktis penelitian ini berguna untuk memberi masukan tentang bagaimana citra perusahaan PERTAMINA memiliki kontribusi terhadap citra pelumas MESRAN, dan selanjutnya mempengaruhi preferensi konsumen. Masukan tersebut diharapkan berguna untuk merumuskan program dan strategi komunikasi dalam PERTAMINA. Citra PERTAMINA yang terbentuk selama ini tidak positif oleh sebab itu diperlukan program komunikasi yang baik untuk membentuk good image. Secara akademis penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan yang signifikan mengenai elaborasi antara konsep terpaan informasi, familiaritas dan teori citra perusahaan dan citra produk dengan teori perilaku konsumen. Hasil penelitian ini secara keseluruhan tidak dapat digeneralisasikan ke level konseptual dimana tidak dapat digunakan untuk produk lain karena produk yang diteliti sangat spesifik. Pelumas adalah produk yang untuk sebagian orang lebih mempertimbangkan gengsi dan kelas dari suatu merek pelumas dibandingkan dengan use value dari pad pelumas itu sendiri. Sehingga sering ditemukan orang membeli produk pelumas karena gengsi dari merek pelumas tersebut yang ditandai dengan harga yang mahal, merek impor, promosi yang sangat menarik dengan menggunakan public figure dan lain-lain.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T10766
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Finadya Rienetta
Abstrak :
Fokus dari laporan ini adalah untuk membahas pengaruh dari pemasaran melalui media sosial yang dilakukan oleh luxury brands terhadap ekuitas nilai, ekuitas merek, ekuitas hubungan, ekuitas konsumen, dan intensi membeli. Hasil penemuan ini mengungkapkan bahwa pemasaran melalui media sosial memiliki pengaruh positif terhadap ekuitas nilai, ekuitas merek, dan ekuitas hubungan. Ekuitas nilai, ekuitas merek, dan ekuitas hubungan juga memiliki pengaruh positif terhadap intensi membeli. Untuk ekuitas konsumen, ekuitas nilai, ekuitas hubungan, dan intensi membeli menghasilkan pengaruh positif, sedangkan ekuitas merek tidak memiliki pengaruh terhadap ekuitas konsumen. Hasil dari penelitian ini dapat membantu luxury brands untuk memprediksi tindakan konsumen untuk membeli di masa depan sekaligus memberikan wawasan untuk strategi pemasaran luxury brands. ...... The focus of this study is to examine the effect of social media marketing carried out by luxury brands on value equity, brand equity, relationship equity, customer equity and purchase intention. This study finds that social media marketing has positive effect on value equity, brand equity, and relationship equity. The value equity, brand equity, and relationship equity also have positive effect on purchase intention. As for customer equity, value equity, relationship equity, and purchase intention are proven to have positive effects, while brand equity shows no effect on customer equity. The findings can enable luxury brands to forecast future purchasing behaviour and provide useful insights for marketing strategies.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S63332
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>