Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rr Dinda Yurie
"ABSTRAK
Identitas suatu perusahaan memegang peranan penting dalam sebuah perusahaan. Hal inilah yang dapat memperkuat persaingan bisnis diantara perusahaan-perusahaan lain. Persepsi yang ada di konsumen terbentuk berdasarkan beberapa faktor terkait seperti publisitas yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang kemudian akan membentuk image diferensiasi bagi suatu brand dalam kasus ini IKEA dengan competitor brand lainnya yang berbasis sama. IKEA sebagai salah satu perusahaan ritel yang menjual perabot rumah tangga menjadi objek penelitian yang diteliti, Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Dengan penggunaan konsep teori seperti brand, corporate brand, brand identity, image diferensiasi dan persepsi digunakan dalam penelitian ini. Selain itu juga penelitian ini meliputi publisitas yang dilakukan oleh IKEA serta media yang digunakan. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah bahwa IKEA sebagai brand yang sudah dikenal sesuai dengan target dan segmentasi pengunjungnya, sudah mempunyai identitas sendiri yang dalam hal ini diwakilkan oleh Logo dan kosnep toko display yang mempunyai karakter sendiri. Sebagai saran, IKEA perlu terus melakukan pendekatan terhadap konsumen dan melakukan promosi brand secara terus-menerus dan konsisten sehingga dapat bersaing dengan brand kompetitor.

ABSTRACT
Corporate Brand identity holds important role in a company. This is to strengthen the business competition between other companies, in this case retailers selling household goods. Consumer perception built based on several factor such as corporate publicity that will build image differentiation for a brand in this case IKEA with other brands of competitors. IKEA, as one of the players in selling household goods is the object in this project. Where this project is aimed to see and understand what is a corporate brand, brand identity and consumer perception. The theory of brand, corporate brand, brand identity and image differentiation perception are used in this project. Furthermore, this project also include publicity that IKEA have done and the media used. The findings are IKEA is a well known brand according to its readers target segmentation, which gather from interviews with IKEA consumers in Indonesia, especially Jakarta. As a practical input, continuous consistent brand promotion is needed for IKEA to compete with the competitors. The results obtained from this study is that IKEA as a brand already known in accordance with the target and segmentation of visitors, while for consumer brand identity viewed IKEA already has its own identity to differentiate its brand with other brands in this case is in the home furnishings retail business . As a suggestion, researchers feel IKEA customers continue to pursue and promote brand continuously and consistently so that it can compete with brand competitors "
2017
T47376
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Okky Prasadha Oktaviano
"Saat ini kita banyak menyaksikan pergeseran merek dari merek produk ke arah merek perusahaan (Raker, 1996; de Chematony,1999). Merek perusahaan berangkat jauh melebihi dari sekadar tradisi penetapan merek pada suatu produk. Merek perusahaan memang tidak berhubungan langsung secara tegas dengan keistimewaan suatu produk atau produk features, namun ini lebih mengarah pada proses penyampaian suatu kumpulan nilai-nilai dari perusahaan. Tujuan utama dari corporate branding adalah membangun suatu keserasian antara merek perusahaan dengan konsumennya melalui value proposition yang bersih (Schultz and de Chernatony,2002).
Penelitian didasarkan atas identity consumption theory (Belk, 1988) dan consumer-company identification (Bhattacharya and Sen,2003) dengan tujuan untuk menyelidiki pengaruh perceived brand values attractiveness pada brand preference.Brand value attractiveness terbentuk dari perceived corporate values dan values importance. Pada penelitian ini discrtakan dua Faktor individual yaitu self monitoring dan materialism yang menjadi faktor antara pada pengaruh antara corporate brand values pada brand preference. Penelitian ini juga diinspirasikan dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sandor Czellar dan Guido Palazzo (2004) dengan metode yang digunakan regresi berganda.
Pertumbuhan penting dari mengidentifikasikan kebutuhan dari konsumen mempunyai peranan penting dalam diskusi ini sebagai konsekuensi bagi perusahaan. Berdasarkan riset individual dan organizational secara psikologi, Bhattacharya dan Seri (2003) telah mengusulkan suatu kesatuan kerangka kerja identitas konsumen dan perusahaan. Menurut mereka, nilai utama dari identitas suatu perusahaan dikomunikasikan kepada berbagai stakeholders-dalam hal ini konsumen yang pertamadalam berbagai element komunikasi. Menciptakan suatu keseiarasan antara nilai-nilai yang dipegang oleh perusahaan dan nilai-nilai yang dipegang oleh konsumen merupakan tujuan dari proses komunikasi Terdapat berbagai faktor individu yang menciptakan nilai-nilai yang dipegang oleh konsumen diantaranya adalah self monitoring dan materialism seperti yang diteliti dalam karya ilmiah ini.
Pada penelitian ini ditemukan bahwa corporate brand value tidak memberikan pengaruh yang signifikan pada brand preference bila disertakan variabel antara yaitu self monitoring dan materialism secara bcrsamaan. Namun self monitoring dan materialism dapat menciptakan pengaruh yang signifikan terhadap hubungan corporate brand value dan brand preference secara terpisah.
Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya adalah berdasarkan teori, value-based branding dapat dikembangkan dalam berbagai produk dan servis kategori. Oleh sebab itu akan sangat rnenarik apabila penelitian ini dikembangkan lebih lanjut pada berbagai kategori produk dan servis yang lainnya yang bertujuan mcmbangun suatu efektifitas brand strategy berdasarkan nilai-nilai yang dipegang konsumen.

Nowdays, we are witnessing a shift from product branding to corporate branding (Aaker,1996; do Chernatony,1999). Corporate branding goes far beyond the well-established tradition of product branding. It does not explicitly deal with product features, but rather transports a well-defined set of corporate values. The general aim of corporate branding is to build a sustainable bond between the branded company and its customers through a clear value proposition (Schultz and de Chematony,2002).
This Research build on identity consumption theory (Belk1988) and consumers-company identification (Bhattacharya and Scn,2003) to investigate the impact of perceived corporate values on brand preference. In this research also include two individual difference factors, self monitoring and materialism as possible moderators of the impact of corporate values on brand preference. This research is inspired from former research that conducted by Sandor Czellar and Guido Palazzo that using multiple regresion method.
The growing importance of identity needs for customers decisions leads to discusions on consequences for corporations. Drawing on research in individual and organizational psycology, Bhattacharya and Seri (2003) have recently proposed an integrative framework of consumer-company identification. According to them, the core values of corporate identity are communicated to diverse stakeholders-in the first to consumers- by a variety of communicational elements. To create a hormony value between company and customers is the importance goal from this communication proces. There is a lot factor that create values on the consumers, including self monitoring and materialism as part of topic in this research.
The finding on this research show that corporate brand value does not give significant impact on brand preference when moderat by self monitoring and materialism. However self monitoring and materialsm give a significan impact to relation between corporate brand value and brand preference separately.
Recommendation for future research is based on theory, value-based branding able to extend in the various product and services categories. It would be interesting to extend this research in another product or services to provide insights about brand strategy effectiveness based on consumer values.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18317
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Aziz Luthfi
"Tesis ini membahas perjalanan transformasi PT. Bostonprice Asia dari perusahaan perorangan menuju perusahaan dengan corporate brand yang baik. Pembahasannya dari model perubahan, urgensi pendorong, dan proses transformasinya. Peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif studi kasus. Hasil penelitian menyarankan perusahaan perlu menanamkan dan menumbuhkan kesadaran semua orang untuk berubah lebih mendalam lagi sehingga hasil transformasi bisa lebih maksimal; model transformasi PT. Bostonprice Asia diupayakan bisa menjadikan branding perusahaan yang bagus dengan tanpa menyampingkan personal branding pemilik perusahaan sebagai salah satu sumber daya saing perusahaan; perusahaan perlu merumuskan nilai yang berkembang dalam buku dokumentasi agar perubahan terjaga dan menjadi budaya perusahaan.

This thesis discusses the transformation journey of PT. Bostonprice Asia from personal company to good corporate brand company. The discussion is about the change model, the driving urgency, and the transformation process. Researcher used a qualitative research with case study approach. The results suggest the company to emphasize and build strong sense to change to all people so that the transformation output can be more maximized The transformation model of PT. Bostonprice Asia is attempted to make a great corporate branding without leaving the personal branding of the company owner as one of competitive advantage resources The company needs to formulate the growing value in a book documentation to keep the change and to become company culture."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Situmorang, Fitri Apriyani Rachmawaty
"ABSTRAK
Dalam perkembangan komunikasi korporat, dapat dilihat saat ini perusahaan ataupun organisasi di samping memperhatikan profit, juga mulai mempertimbangkan aspek yang bersifat non material. Dalam penelitian ini, membahas dua branding yang saling berkaitan, yaitu brand pemimpin perusahaan dan brand perusahaan. Dengan melihat dari sisi media daring, teori yang digunakan untuk membedah adalah teori agenda setting. Informasi yang dibandingkan antara lain; klasifikasi isu, penempatan/kemenonjolan brand, sentimen/valensi, dan jenis berita. Dalam pembahasan framing, akan dilihat dari struktur sintaksis, skrip, tematik dan retoris. Objek penelitian ini adalah hasil sensus dari media monitoring yang yang dipublikasi oleh 3 (tiga) kanal berita daring dengan pengunjung terbanyak per April 2018. Dalam penelitian ini juga menggunakan mixed methods, kuatitatif dan kualitatif. Dalam kuantitatif menggunakan metode analisis isi, dan kualitatif membahas framing secara deskriptif eksploratif untuk mendapatkan hasil yang lebih mendalam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa brand pemimpin perusahaan cenderung mendapatkan konotasi positif dan memiliki beberapa isu yang khas dan melekat dalam pemberitaan media daring. Sementara untuk brand perusahaan lebih mengarah ke pemberitaan netral. Penelitian mengenai perbandingan citra brand pemimpin perusahaan dan brand perusahaan masih sangat jarang dilakukan, sehingga masih luas apabila dikembangkan ke depannya.

ABSTRACT
In the development of corporate communication, it can be seen lately that companies or organizations in addition of paying attention to profits, also began to consider non-material aspects. In this study, discussing two interrelated branding, namely the brand leader of the company and the company brand. By looking at the media side online, the theory used to dissect is the agenda setting theory. Information compared, among others; issue classification, prominence, sentiment / valence, and type of news. In the discussion of framing, it will be seen from the syntactic, script, thematic and rhetorical structures. The object of this research is the results of the census of media monitoring published by 3 (three) online news channels with the most visitors per April 2018. In this study also used mixed methods, quantitative and qualitative. In quantitative use the content analysis method, and qualitatively discuss descriptive exploratory framing to get deeper results. The results of this study indicate that brand leaders of companies tend to get positive connotations and have a number of distinctive issues and are inherent in online media coverage. While for the company's brand more leads to neutral reporting. Research on the comparison of brand images of corporate leaders and corporate brands is still very rarely done, so it is still widespread when it is developed in the future."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
T51959
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library