Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sihotang, Juganda
"Perusahaan "X" adalah salah satu perusahaan nasional yang bergerak dibidang industri pengecoran logam. Salah satu produk andalan perusahaan tersebut adalah Broke Drum yang terbuat dari material besi tuang kelabu FC-25. Pada proses pembuatan produk tersebut seringkali terjadi kegagalan retak yang teridentifikasi pada saat proses permesinan, identifikasi retak berupa garis lurus yang sangat tipis pada permukaan, hal ini terutama terjadi pada daerah flange yang merupakan daerah paling tipis. Dengan melakukan pengjian X-Ray dipastikan jenis retak .tersebut merupakan jenis Hsirline Crack yang disebabkan oleh adanya aksi mekanis yang berlebihan akibat proses penanganan yang kurang sempurna. Jenis retak tersebut memiliki ciri yang sangat khas, yaitu retak yang sangat tipis dan tidak Iebar, lurus dan runcing pada bagian ujungnya. Sedanzkan melalui pengujian metalografi ditemukan berbagai cacat seperti adanya porositas, inklusi, dan struktur steaditc yang dapat menjadi sumber terjadinya inisiasi retak. Selain itu ditemukan juga fasa fonite dalam jumlah cukup besar dan pctUiite kasar7 sehingga sifat mekanis broke drom tersebut menjadi kurang baik. Melnlui penelitian ini dapal disimpulka.n bahwa inisiasi retak discbabkan konsentrasi tegangan yang tinggi pada daerah Runge akibat adanya berbagai cacat, sedangkan perambatan retak terjadi akibat sistem penanganan yang kurang sempurna."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S40767
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Marshal
"[Pengereman merupakan salah satu fungsi yang mempengaruhi faktor keselamatan dari kendaraan. Peninjauan sistem rem pada diperlukan untuk mengetahui kondisi yang terjadi pada rem ketika proses pengereman dilakukan. Salah satu indikator yang dapat ditinjau ketika proses pengereman terjadi ialah temperatur dari komponen pengereman. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui temperatur yang terjadi pada drum dari rem drum (tromol) ketika proses pengereman dilakukan. Pada penelitian ini dilakukan analisis temperatur drum yang terjadi dengan melakukan perhitungan analitik dan disimulasikan kondisi real dengan menggunakan software berbasis metode elemen hingga (finite element analysis). Adapun dari hasil perhitungan diperoleh temperatur rem jika diberikan pembebanan maksimal dan kecepatan maksimal akan mencapai temperatur sebesar 337oC berdasarkan analitik dan 356oC berdasarkan simulasi. Penambahan beban juga dilakukan untuk mengetahui kemampuan rem tromol dan didapat bahwa setelah penambahan 90% beban akan membuat rem bekerja pada temperatur di atas normal jika dioperasikan pada kecepatan 120 km/jam. Ketika pengereman dilakukan sebanyak 3 kali, temperatur rem akan melewati batas normal setelah penambahan 10% dari berat kosongnya.

, Brake system is one of the most important factor to determine the safety of vehicle. Study of brake system is necessary to predict the condition of brake system when the braking process is happening. One of the indicator that we can predict is the temperature of the drum of the brake when it related to drum brake. This study aim to estimate the temperature of drum brake when the vehicle in braking process. This study using analitical method and numerical method using finite elemen method (FEM) software. To predict the temperature of drum, ANSYS Transient Thermal is used to simulate the distribution of the heat flux of the drum. The result of this study is show that in full laden vehicle when run and in maximum velocity of the vehicle, the drum will have temperature rises until 337oC according to analytic study and 356oC comparing to simulation. As related to increment of vehicle weight, this paper is calculate the temperature of the drum when the vehicle is given overload weight. The condition of vehicle is running in 120km/h with average deceleration of 6,5m/s2. The increment until the vehicle have weight twice of its curbweight. The result of analytical study, the drum will have exceed the work temperature when its have 90% of curbweight added to its total weight in emergency stop condition. When the vehicle have repeated braking until 3 times of braking, the drum will have exceed the work temperature in 10% of curbweight added.
]
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S61822
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afitro Adam Nugraha
"MEV 02 UI merupakan salah satu jenis city car sebagai program untuk mengubah kendaraan konvensional menjadi kendaraan listrik di Universitas Indonesia. Sistem komponen power assisted braking pada MEV 02 UI masih menggunakan jenis vacuum brake booster. Power assisted braking merupakan salah satu komponen pada sistem rem yang berfungsi membantu mendorong gaya injak pada pedal pengemudi dalam proses pengereman kendaraan. Vacuum brake booster membutuhkan kevakuman yang dihasilkan oleh intake manifold pada engine. Pada kendaraan listrik tidak terdapat kevakuman pada intake manifold karena engine diganti dengan motor listrik. Penggunaan vacuum brake booster pada kendaraan listrik membutuhkan komponen tambahan berupa pompa vakum. Penggunaan pompa vakum pada baterai kendaraan membutuhkan konsumsi listrik sebesar 3.9 Wh. Penelitian ini bertujuan untuk merancang mekanisme electric power assisted braking baru sebagai pengganti mekanisme vacuum brake booster. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah merancang komponen electric power assisted braking dan membuat prototipe. Prototipe diuji menggunakan simulasi uji rig. Electric power assisted braking menerapkan gaya magnet yang dihasilkan oleh solenoida dan menarik batang tuas yang terhubung ke master rem. Pedal rem yang diinjak pengemudi mengaktifkan aliran listrik pada solenoida dan mengaktifkan gaya tarik magnet sehingga gaya pengemudi dalam menekan pedal rem akan dibantu oleh mekanisme electric power assisted braking. Electric power assisted braking mampu mengurangi konsumsi listrik baterai hingga 28.2%.

MEV 02 UI is a type of city car as a program to convert conventional vehicles into electric vehicles at the University of Indonesia. The power assisted braking component system on MEV 02 UI still uses the type of vacuum brake booster. The brake booster is one of the components in the brake system which functions to assist reduce the force on the driver's pedal in the vehicle braking process. The vacuum brake booster requires a vacuum generated by the engine intake manifold. In an electric car, there is no vacuum in the intake manifold because the engine is changed by an electric motor. The use of a vacuum brake booster in electric cars requires an additional component of a vacuum pump. The use of a vacuum pump on a vehicle battery requires an electricity consumption of 3.9 Wh. This study aims to design a new electric power assisted braking mechanism as a replacement for the vacuum brake booster mechanism. The method used in this research is to design an electric power assisted braking component and make a prototype. The prototype was tested using a rig test simulation. The electric brake amplifier applies the magnetic force generated by the solenoid and pulls the lever bar connected to the brake master. The brake pedal that is stepped on by the driver activates the flow of electricity on the solenoid and activates a magnetic pull force so that the driver's force in pressing the brake pedal will be assisted by an electric power assisted braking mechanism. Electric power assisted braking can reduce electricity consumption by 28.2 %."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Haidar Ramadhani
"Brake Booster adalah salah satu komponen utama pengereman pada sebuah kendaraan. Brake Booster pada kendaraan bermesin pembakaran dalam memanfaatkan Intake Manifold sebagai sumber tenaga, namun pada kendaraan bertenaga listrik tidak memiliki Intake Manifold, sehingga dikembangkan Brake Booster dengan sistem selain Vacuum Brake Booster. DC Electric Motorized Brake Booster menggunakan motor DC sebagai sumber tenaga, sedangkan Solenoid Brake Booster menggunakan konsep elektromagnetis sebgai sumber tenaga. Hasil dari perbandingan antara DC Electric Motorized Brake Booster dan Solenoid Brake Booster, menunjukan kenaikan tekanan oli rem yang signifikan yaitu sekitar 320%, namun kenaikan tersebut dihasilkan dengan menggunakan daya yang sedikit lebih besar, yaitu 1000 Watt konstan. Hasil tersebut dapat tercapai oleh sistem rasio gir 1:7 dan sistem ulir yang mengubah gerak putar menjadi gerak linar. Hasil tersebut menunjukan potensi yang cukup besar dalam pengereman mobil listrik. Namun terdapat beberapa saran terhadap tesis ini, yaitu sistem gear ratio bisa di kembangkan untuk mendapatkan hasil akhir yang lebih baik dengan penggunaan daya yang lebih kecil. Dimensi pada sistem ini juga masih dapat dikembangkan agar menjadi lebih ringkas.

Brake Booster is one of the main components of braking on a vehicle. Brake Booster for internal combustion engine vehicles utilizes the Intake Manifold as a source of power, but electric powered vehicles do not have an Intake Manifold, so a Brake Booster was developed with a system other than Vacuum Brake Booster. The DC Electric Motorized Brake Booster uses a DC motor as a power source, while the Solenoid Brake Booster uses an electromagnetic concept as a power source. The results of the comparison between the DC Electric Motorized Brake Booster and the Solenoid Brake Booster show a significant increase in brake oil pressure, which is around 320%, but this increase is produced by using slightly more power, namely 1000 Watts constant. This result can be achieved by a gear ratio system of 1:7 and a lead screw system that converts rotary motion into linear motion. These results show considerable potential in electric car braking. However, there are some suggestions for this thesis, namely the gear ratio system can be developed to get better results with less power usage. The dimensions of this system can also be developed to make it more compact."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tris Budiono M.
"Sistem Rem merupakan salah satu sistem kendali terpenting pada kendaraan bermotor khususnya kendaraan niaga. Konsumen senantiasa menghadapi dilema teknis dalam memilih suku cadang yang memenuhi kriteria tekno-ekonomi. Kondisi pasar yang tidak sehat tersebut sangat merugikan konsumen, sehingga ikhtiar mencerdaskan masyarakat konsumen perlu digalakkan. Batasan kondisi operasi simulatif mengacu pada prosedur serta ketentuan : Uji Kuat Tekan (IIS D 4413), Uji Kuat Geser (SNI 09-2773-1992 dan RS D 4415), dan Uji Tingkat Aus Kecepatan Tetap (SM 09-0143-1987 dan IIS D 4411). Berhasil di identifikasi bahwasanya karakteristik mekanis semua merek disc pad yang diuji berada dalam rentang ambang batas yang diijinkan. Dan melalui pemeriksaan SEM-EDAX dapat diidentifikasi bahwasanya material semua merek disc pad : pertama secara kualitatif menunjukkan kandungan unsur utama C dan 0 sebagai matrik serta senyawa oksida, carbida, dan sulfida dari unsur silika, tembaga, besi, magnesium, dan titanium sebagai penguat. Kedua : secara kuantitatif dispersi homogenitas serta kompaktibilitas ikatan antara matrik dengan senyawa oksida, carbida, dan sulfida penguat memiliki potensi pengaruh yang dominan terhadap pembentukan karakteristik teknis material kampas rem saat menjalani proses keausan abrasi akibat beban pengereman. Analisis integratif antara hasil uji mekanis sesuai standar JISISNI dengan hasil pemeriksaan makroskopis tersebut telah mengidentifikasikan bahwasanya, pertama : dispersi homogenitas serta kompaktibilitas material disc pad 01 (OES dalam negeri) mengakibatkan tingkat aus dan elastisitas yang relatif lebih baik dibandingkan disc pad 04 (OES luar negeri) maupun DP-02 dan DP-03. Kedua : kandungan Si yang lebih besar ( 7,36 % Barak ) mengidentifikasikan bahwasanya material disc pad 01 (OES) mempunyai tingkat aus yang lebih rendah dari pads DP-02, DP-03, maupun DP-04. Menyimak hasil eksperimen tersebut, maka klasifikasi disc pad berdasarkan karakterisasi material yang mengacu pada standar JISISNI akan sangat membantu konsumen dalam menetukan pilihan sesuai batas kemampuan operasional. Namun untuk mencapai kelayakan klasifikasi yang utuh, maka hasil uji yang diperoleh masih perlu dilengkapi dengan beberapa data pengujian yang standar lainnya."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Suwardoyo
"Anti Lock Brake Systems (ABS) bertujuan untuk menghasilkan seoptimal mungkin gaya pengereman, tetapi selama proses pengereman roda kendaraan tidak terkunci sehingga kendaraan tetap terkendali.
Pada pengendalian ABS, untuk rnendapatkan hasil yang optimal maka diperlukan pengendali yang mampu menjaga besar torsi optimum yang diperkenankan sebelum teljadjnya penguncian pada roda kendaraan. Torsi optimum yang dimaksud adalah torsi pengereman pada saat equilibrium point.
Pengendalian ini dihadapkan pada pennasalahan berubah-ubahnya kondisi jalan, yang mengakibatkan besarnya torsi pengereman yang diberikan harus disesuaikan dengan kondisi jalan. Agar dapat diberikan besar torsi pengereman yang sesuai di perlukan slip ratio sebagai pembanding antara kondisi jalan yang berbeda. Karena itu dibutuhkan sensor untuk mendeteksi kecepatan putar roda yang kemudian data dan sensor tersebut digunakan umuk memperoleh slip ratio.
Pada skripsi ini untuk membedakan kondisi pemaukaan jalan digunakan decision logic (metode elemen hingga). Metode elemen hingga membedakan kondisi permukaan jalan dengan cara membandingkan besar torsi pengereman yang diberikan dengan slip ratio yang terukur.
Keluaran dan metode elemen hingga merupakan masukan bagi pengendali logika fuzzy. Masukan berupa informasi kondisi permukaan jalan menyebabkan pengendali Iogika dapat memutuskan untuk memberikan sinyal kendali yang sesuai dengan kondisi pemiukaan jalan kepada servovalve sehingga torsi pengereman optimum dapat diberikan selama terjadinya proses pengereman.
Output dan simulasi berupa bentuk-bentuk grafik yang merupakan tanggapan slip ratio terhadap waktu, tanggapan torsi pengereman terhadap waktu, tanggapan kecepatan terhadap waktu sehingga dapat diamati tanggapan sistem secara keseluruhan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S39913
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Rolan
"ABSTRAK
Kecelakaan sering terjadi karena sistem pengereman yang tidak berfungsi dengan baik. Penyelidikan dilakukan terhadap penyebab kegagalan rem seperti panas berlebih yang terjadi pada komponen rem akibat gesekan antar elemen rem karena menahan beban dan laju kendaraan. Sejauh ini belum ada pengkajian terhadap kinerja sistem rem berdasarkan indikasi temperatur yang dibaca oleh sensor temperatur pada rem yang ada pada tiap roda, sehingga dapat dilihat fungsi rem apakah berjalan dengan baik atau tidak. Sistem pengereman yang tidak berfungsi dengan baik seperti kaliper kurang mencekam akan terlihat dari panas rotor disc yang dihasilkan. Jika satu unit rem tidak berfungsi maka beban pengereman unit lainnya akan bertambah dan dapat menimbulkan panas yang berlebih. Temperatur maksimum dan selisih yang paling tinggi adalah acuan kinerja rem apakah masih berfungsi dengan normal atau tidak, di mana temperature tersebut digunakan sebagai
input untuk alat deteksi temperatur yang bertujuan sebagai alert tambahan performa rem. Selanjutnya apabila pengukuran temperature adalah menggunakan rubbing termokopel maka akan terjadi perbedaan pembacaan temperatur antara temperatur sebenarnya pada rotor brake maka dibuat konversi temperature pengukuran rubbing termokopel terhadap rotor brake yaitu. 2 0.0036 0.3342 83.4 r r T  T  T  Berdasarkan hasil perhitungan tersebut maka temperatur maksimum yang diperbolehkan pada rem di roda depan (salah satu) adalah 233oC , rem belakang 246 oC, selisih maksimum temperatur antar rem belakang dengan depan (R1-R3) adalah 90 oC, antara rem depan kiri dengan depan kanan adalah 69 oC, dan antara rem belakang
kanan dengan kiri adalah 71 oC. Hasil perhitungan temperatur tersebut dihitung ketika sistem pengereman masih berfungsi dengan normal

ABSTRACT
In this research, the assessment of the performance of the brake system based on the rotor disc braking temperatures that exist at each wheel, so that it can be seen whether the brake function works well or not. Where the braking system does not function well as a caliper less gripping will be seen from the hot rotor disc had happened. If the one unit brake is not working then the other unit braking load will increase and can cause overheating. Overheating can cause the brake performance is not functioning optimally due to failure of a material to withstand the heat. Load weight vehicle is varied and braking is done on a straight road and turn with assuming is flat road surface, it is done to find out when the maximum temperature occurs in each brake. Based on the calculation result that a large maximum temperature brake on the front wheel (one) is 222 ° C, the rear brake 239 ° C, the maximum difference of temperature between the rear brakes with the front (R4-R2) is 92oC, between front brakes left with right is 71oC, and between the right rear brakes with the left is 77oC. The maximum temperature and deviation temperature of the brakes are reference brake performance whether still functioning normally or not on the certain vehicle. Temperature detection devices will be developed as an additional alerts brake condition and finally to reduce the risk of vehicle accidents.
"
2016
T46506
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Reyhan Pasha
"Komposit aluminium dewasa ini umum digunakan untuk berbagai macam aplikasi, salah satunya adalah untuk kampas rem kereta api yang umumnya terbuat dari besi tuang kelabu. Substitusi ini terjadi dikarenakan komposit aluminium yang lebih ringan dan aman. Studi literatur dilakukan untuk mengidentifikasi pengaruh dari variasi temperatur artificial aging terhadap sifat mekanik dan mikrostruktur komposit AC4B/mikro-SiC. Temperatur yang optimum akan membentuk presipitat Mg2Si dan Al2Cu yang akan berdampak pada peningkatan kekuatan mekanik dari komposit. Disimpulkan bahwa tren Ultimate Tensile Strength (UTS) meningkat seiring dengan meningkatnya temperatur artificial aging sampai pada temperatur optimum tertentu. Setelahnya nilai UTS akan berangsur menurun. Nilai kekerasan juga akan dipengaruhi oleh variasi temperatur artificial aging, dimana nilai kekerasan maksimum akan dicapai dengan temperatur yang optimum, lalu setelahnya menurun jika temperatur ditingkatkan. Ketahanan impak komposit AC4B/mikro SiC akan meningkat sampai nilai peak aging dikarenakan adanya perubahan morfologi butir yang menjadi lebih bulat sehingga mudah untuk menyerap energi. Temperatur artificial aging juga akan mempengaruhi ketahanan aus komposit yang berbanding lurus dengan nilai kekerasan. Diambil kesimpulan bahwa komposit AC4B/mikro SiC dapat digunakan sebagai material alternatif besi tuang kelabu pada aplikasi brake shoe kretea api.

Aluminium composites are widely used in many applications such as train brake shoe to replace grey cast iron, because of its light weight and safety. A literature study is conducted to identify the effects of artificial aging temperature variation on the mechanical properties and the microstructure of AC4B/SiC. The optimum artificial aging temperature will assist the formation of the Mg2Si and Al2Cu precipitates which will have an effect on increasing the mechanical properties of AC4B/SiC composite. The ultimate tensile strength showed that there was an increasing trend of UTS until it reaches peak aging prior to decreasing afterwards. Artificial aging temperature also affects the material hardness, where the data trend is likely has the peak hardness where the sample exceeds its maximum hardness number, after reaching its peak, the hardness number decreased with increasing temperature. Impact toughness is one of the mechanical properties that affected by the artificial aging, one of the factors is the change in grain morphology to a more rounded shape, which will make the impact toughness better. Optimum aging temperature is needed to maximize the impact toughness of the composite. Wear is also affected by variation in artificial aging temperature and in line with the hardness of the material, with increasing temperature to a certain point, the optimum wear resistance will be obtained. It was concluded that AC4B/micro SiC composite is a suitable alternative material for train brake shoe application."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raka Nuralif Verdiyanto
" ABSTRAK
Berkembangnya kereta api sebagai moda transportasi massal yang murah dan cepat bukan berarti tidak meninggalkan masalah. Salah satu masalah yakni pada sistem pengereman yang kurang efektif dan efisien. Saat ini, blok rem kereta api menggunakan material besi tuang yang memiliki berat 11-12 kg dan umur pemakaian hanya mencapai satu bulan sehingga menyebabkan biaya operasional tinggi. Penelitian ini bertujuan membuat material alternatif blok rem kereta api berupa komposit Aluminium A356 berpenguat mikro Al2O3 dengan penambahan variasi penghalus butir TiB sebesar 0; 0,01; 0,0347; 0,0362; 0,0622; dan 0,0689 wt dengan penambahan 2 wt magnesium sebagai agen pembasahan menggunakan metode pengecoran aduk. Karakterisasi hasil pengecoran menggunakan pengujian tarik, keras, aus, impak, densitas, porositas, komposisi kimia OES dan XRD , mikrostruktur OM, SEM, dan EDX . Hasil pengujian menunjukkan penambahan TiB sebesar 0,0347 wt mampu mereduksi ukuran dan mengubah bentuk SDAS dari panjang dan kasar menjadi bulat dan halus sehingga meningkatkan kekuatan tarik, kekerasan, dan ketahanan aus secara signifikan, namun menurunkan elongasi dan harga impak.
ABSTRACT The development of train as a mode of mass transportation which are cheap and quick does not mean with no problem. One of the problems is the braking system is less effective and efficient. Nowadays, brake blocks train using cast iron material that weight up to 11 12 kg and life time only reached one month which causing high operating costs. This study aims to create an alternative material for brake blocks train in the form of Aluminium A356 reinforced micro Al2O3 composite material with the addition of grain refiner TiB of 0 0.01 0.0347 0.0362 0.0622 and 0.0689 wt with the addition of 2 wt magnesium as a wetting agent using stir casting method. Material characterization consisted of tensile testing, hardness testing, wear testing, impact testing, density and porosity testing, chemical composition testing OES and XRD , and microstructure testing OM, SEM and EDX . The test results showed that the addition of 0.0347 wt TiB capable of reducing the size and changing the shape of a long and coarse SDAS become round and fine that increasing tensile strength, hardness, and wear resistance significantly, but decreasing elongation and impact strength."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S66706
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rizki Fajar
"ABSTRACT
Permasalahan tentang polusi udara dan kebutuhan energi merupakan fenomena yang dihadapi oleh banyak negara, termasuk di dalamnya Indonesia. Pertumbuhan kendaraan bermotor di Indonesia tahun 2012-2016 mencapai 8,19. Kendaraan roda dua mendominasi kepemilikan kendaraan bermotor di Indonesia sebesar 81,33 dari total pada tahun 2016. Karena permasalahan kebutuhan energi dan polusi udara maka dibutuhkan sumber energi lain berupa bioethanol. Tujuan penelitian ini adalah melakukan analisa terhadap dampak penggunaan fuel grade bioethanol dan zat aditif Oxygenate Cyclohexanol sebagai campuran bahan bakar pada Brake Power yang dihasilkan oleh mesin injeksi 125cc. Penelitian menggunakan engine dynamometer, dengan metode pengambilan data dari putaran mesin 3000-8500 RPM. Campuran bahan bakar yang digunakan adalah E0, E5, E10, dan E15 beserta tambahan aditif ke dalam campuran gasoline dan fuel grade bioethanol. Dari studi didapatkan hasil campuran bahan bakar paling optimum adalah E15 yang dapat meningkatkan rata-rata daya 1,49 atau 0,08 kW dari E0. Maksimum Brake Power yang dihasilkan ada pada campuran E15 dan minimum Brake Power pada E15 dengan tambahan zat aditif Oxygenate Cyclohexanol.

ABSTRACT
The problem of air polution and energy demand is faced by many countries, including Indonesia. The growth of motor vehicles in Indonesia in 2012 2016 reached 8.19. Motorcycle dominates motor vehicle ownership in Indonesia by 81,33 of total in 2016. Due to problem of energy demand and air polution other energy resources are needed in the form of bioethanol. The purpose of this research is to analyze the effect of Oxygenate Cyclohexanol as an additive substance to the 125cc engines brake power using a mixture of gasoline and fuel grade bioethanol as the fuel. This research using engine dynamometer, with data retrieval method from engine rotation 3000 8500 RPM. The fuel mixtures that used are E0, E5, E10, and E15 along with additional additive to the gasoline and fuel grade bioethanol mixture. From the study, the most optimum fuel mixture is E15 which can increase brake power average of 1.49 or 0.08 kW from E0. Maximum brake power that engine generates is from E15 mixture and minumum from E15 with additional Oxygenate Cyclohexanol additive substance."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>