Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 22 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ricko Adlyana Putra
Abstrak :
Kondisi fasilitas stasiun anjungan lepas pantai "E" di PT. X dengan dengan panjang pipeline offshore ± 1.955 kilometer dan pipeline onshore ± 10.057 kilometer serta jumlah SCE (safety critical equipment) sebanyak 25.601 unit, juga PCE (process critical equipment) sebanyak 60.164 unit dan adapun 17 insiden yang sangat berharga sepanjang tahun 2011-2013 sangat berguna untuk dilakukan analisa lebih jauh oleh peneliti. Tesis ini mengulas insiden hydrocarbon release dengan menggunakan analisa Bow-Tie untuk menentukan faktor dominan dari penyebab insiden yang ada di stasiun lepas pantai "E" di PT. X pada tanggal 26 Februari 2013. Dengan ditetapkannya faktor dominan maka manajemen dapat membuat program kerja untuk membantu keberjalan proses fasilitas menjadi lebih aman dan memberi dampak yang baik bagi PT. X dari segi bisnis. Teknik analisa bahaya tradisional seperti Failure Modes and Effect Analysis (FMEA) dan Fault Tree Analysis (FTA) sudah terlalu sering digunakan untuk menganalisis suatu bahaya. Teknik analisa FMEA dan FTA ini bersifat sebab-akibat linier dan kurang baik dalam analisa bahaya (Song, 2012). Metode Bow-tie menyediakan visualisasi yang mudah dipahami dari hubungan antara penyebab gangguan bisnis, eskalasi peristiwa kecelakaan, pencegahan peristiwa dan langkah-langkah kesiapsiagaan untuk membatasi dampak bisnis (Lewis, 2010). Diagram Bow-tie telah berkembang sebagai metode yang sangat berguna berguna untuk menggambarkan dan memelihara sistem manajemen risiko yang melekat dalam pekerjaan operasi sehari-hari dan juga telah terbukti dalam industri lepas pantai di seluruh dunia (Saud, Israni, & Goddard, 2013).
The condition of Offshore Platform Station "E" in PT. X with its length of offshore pipeline reach to ± 1.955 kilometers and length of onshore pipeline ± 10.057 kilometers, as well as its total number of SCE (Safety Critical Equipment) 25.061 units and total number of of PCE (Process Critical Equipment) of 60.164 units, also it has 17 valuable incidents occured during 2011 - 2013, which all are very useful for further analysis by researcher. This thesis will analyze hyrdocarbon release incidents by using Bow-Tie analysys to determine dominan factors of causes of incidents happened at Offshore Station E at PT. X on 26th February 2013. By the establishment of dominant factors, the management can develop work programs to ensure the process of the facility to be safer and cause good impact for PT. X in term of business. Traditional hazard analysis techniques such as Failure Modes and Effect Analysis (FMEA) and Fault Tree Analysis (FTA) are too frequently used to analyze a hazard. These FMEA and FTA analysis techniques are tend to be causal linear and poor in analyzing hazard (Song, 2012). Bow-tie method provides easily understandable visualization of relationship among business disruption causes, incident escalations, events prevention, and preparedness measures to limit business impact (Lewis, 2010). Bow-tie Diagram has developed to be a very useful method to describe and maintain risk management system that embedded in the daily operational works and also become a proven method in offshore industry worldwide (Saud, Israni, & Goddard, 2013).
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T44422
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retnani Anita Anggraeni
Abstrak :
Modifikasi dari lambung kapal untuk mendapatkan bentuk lambung dengan tahanan kapal yang kecil telah menjadi penelitian dan permasalahan di dunia perkapalan selama bertahun-tahun, hingga bulbous bow menjadi suatu solusi untuk pengurangan tahanan pada lambung kapal. Dengan demikian penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan bulbous bow pada lambung kapal cargo terhadap aspek hidromekanika kapal yaitu hambatan (resistance). Digunakan metode uji tarik dengan penambahan 5 jenis bulbous bow pada lambung model kapal cargo, pada perbedaan putaran motor tarik dan perbedaan sarat model kapal. Dari percobaan ini diambil 2 data utama, yaitu nilai tegangan tali yang kemudian menjadi harga tahanan total dari kapal model, kemudian data kedua adalah waktu tempuh dari kapal model pada lintasan 6m, dan kemudian dari data waktu tempuh ini didapatkan kecepatan kapal. Pengolahan data dilakukan pada kedua data utama tersebut - tahanan total (kg) dan kecepatan kapal (m/s) - untuk mengetahui besaran nilai tiap komponen tahanan kapal model yaitu tahanan gesek dan tahanan sisa. Analisa data dilakukan pada setiap kondisi dengan jenis bulbous bow yang berbeda dibandingkan dengan kapal model tanpa bulbous bow. Kemudian diketahui bahwa penambahan bulbous bow mempengaruhi setiap komponen tahanan kapal, dan dari kelima jenis bulbous yang dipercobakan, bulbous bow jenis II merupakan bentuk optimum bulbous bow terhadap lambung model kapal cargo, dengan didapatkan rasio perbandingan geometrinya dan dengan pengurangan tahanan mencapai 23% (muatan penuh) dengan range kecepatan kapal model 3,5 knot hingga 4,5 knot.
A modification of a ship's hull to gain hull shape with small resistance has became a focus in the world of naval architecture for years, then bulbous bow stepped out as one of effective solution in the hull resistance decrease. This experiment has it's object to be knowledgeable about the influence of bulbous bow addition in a cargo ship with its resistance. Pulling trial method is used in this experiment with 5 different types of bulbous bow and with speed pulling machine variation and draft variation. From the experiment, we take 2 main data, they are: the value of rope strain and the ship's time to go through 6 meter of track Data preparation is done to those main data to know the value of each resistance's components that is residual resistance and friction resistance. From this, analysis can be done with the result that bulbous bow effects every components of resistance. Overall, the resistance reduction reach 23% in full load and in speed range between 3,5 knot to 4,5 knot for ship's model.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S38711
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rina Fitriana Rahmawati
Abstrak :
Prosthetik adalah suatu ilmu yang mempelajari, mendesain, dan membuat kaki/tangan tiruan (prosthesis) bagi individu dengan keterbatasan fisik. Sedangkan orthotik adalah ilmu yang mempelajari, mendesain,dan membuat alat bantu gerak untuk memperbaiki kecacatan tubuh. Pembuatan prosthesis/orthosis membutuhkan waktu yang sangat panjang.Proses tersebut dimulai dengan asesmen, pengukuran, casting, modifikasi, dan serangkaian proses lain yang membutuhkan repetitive actions. Proses pembuatannya juga bersinggungan berbagai macam hazard, termasuk di dalamnya hazard biologi, hazad fisik, hazard kimia, hazard ergonomi, dan lain-lain.Kondisi ini membuat prosthetist/orthotist yang bekerja pada industri pelayanan ini menghadapi berbagai macam masalah yang berdampak pada kesehatan dan keselamatan kerja. Identifikasi risiko marupakan langkah awal dalam manajemen risiko untuk mengendalikan dampak yang terjadi dan menemukan penyebab umum dari risiko-risiko dalam proses pembuatan prosthesis/orthosis. Manajemen risiko diperlukan untuk mengontrol dan meminimalisir eksposur terhadap hazard sehingga meningkatkan safety di lingkungan kerja. Metode pareto digunakan untuk menganalisa risiko pekerjaan tertinggi yang harus dihadapi oleh prosthetist orthotist. Hasil dari pareto kemudian digunakan untuk membuat langkah-langkah manajemen risiko dengan menggunakan metode bow-tie.
Prosthetics is a science that study, design, and make prosthesis/artificial limbs for the individual with physical disabilities. Orthotics is a science that studies, designs, and makes supported body’s devices (orthosis) to correct human deformities. Making prosthesis/orthosis in prosthetics and orthotics industry needs a long process. The process started with assessment, casting, modification, and other steps that need repetitive action involving several hazardous materials. These hazards include biological hazards, physical hazards, chemical hazards, ergonomic hazards, etc. This condition made prosthetist/orthotist who works in the industry facing several health and occupational problems. Risk management needs to apply to control and minimize hazard exposure to the professional, thus will increase safety in the working place. Hazard identification and risk assessments are the very first step in risk management to control the impact of working conditions in the manufacturing of prosthesis and orthosis. It can find the general causes, risks, and determining control to increase occupational health and safety in the industry. Experts from prosthetics orthotics industry asked to give weight in the hazardous process. Pareto method used to determine the most risks in the process. Later on, bow-tie analysis used to manage risks in the industry.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dona Yuliati
Abstrak :
Kebocoran hidrokarbon dapat menyebabkan konsekuensi yang serius di berbagai aspek. Di samping berperan dalam polusi lingkungan, kebocoran yang berulang juga membutuhkan biaya perbaikan yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk meminimalisir terjadinya kebocoran berulang dan mencegah terjadinya kebocoran di sistem perpipaan dengan aliran 3 fasa lainnya. Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif untuk mendapatkan level risiko, menghitung estimated life dan memperkirakan jadwal inspeksi atau mitigasi berikutnya. Penyebab utama terjadinya kebocoran berulang diketahui menggunakan analisis kuantitatif dari Fault Tree Analysis (FTA). Diagram bow tie menggambarkan safeguard yang dibutuhkan untuk mencegah dan mengontrol terjadinya kebocoran. Terdapat 8 sistem perpipaan yang mengalami kebocoran berulang pada 3 tahun terakhir. Dari hasil penelitian didapatkan level risiko beberapa pipa berada pada area kuning dan merah dengan 1 pipa dalam kondisi unfit. FTA menunjukkan adanya 4 penyebab utama terjadinya kebocoran berulang dan dimasukkan ke dalam diagram bow tie bagian kiri. Dapat disimpulkan bahwa analisis risiko ini dapat digunakan untuk meminimalisir dan mencegah terjadinya kebocoran di sistem perpipaan 3 fasa. ......Hydrocarbon releases might result serious consequences in various aspects. Beside contribute to environmental pollution, repetitive leakages need high repair costs. This study is aimed to minimize repetitive leakage and prevent leakage for other 3-phase piping systems. We employ the quantitative risk assessment to establish risk levels, calculate estimated life, and propose the next inspection or mitigation plan. The most relevant root causes can be obtained through quantitative Fault Tree Analysis (FTA). A bow tie diagram will represent safeguards to prevent and control hydrocarbon releases. Eight piping systems that have suffered repetitive leakage are investigated. It has been found that the risk level of some piping systems in yellow and red areas with 1 pipe in unfit condition. FTA shows 4 basic events as root causes of leakage, and input them as threats in a bow tie. It can be concluded this analysis can be used to minimize and prevent leakage for 3-phase piping systems.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sembiring, Indra Pehulisa
Abstrak :
Secara alami, produksi minyak dan gas (migas) akan mengalami penurunan (decline). Berbagai upaya dilakukan untuk mempertahankan tingkat produksi migas sekaligus meningkatkan produksinya. Salah satu upaya adalah dengan melakukan pemboran sumur baru. Kegiatan pemboran merupakan suatu kegiatan yang memiliki Risiko Bahaya kategori Tinggi. Mitigasi harus dilakukan untuk mengurangi potensi bahaya dan mencegah terjadinya kecelakaan kerja.Ruang lingkup penelitian ini mencakup seluruh kegiatan utama yang ada pada suatu kegiatan pemboran. Analisa risiko ditinjau dari aspek manusia, peralatan, lingkungan dan citra perusahaan. Metode Bow Tie dilakukan untuk melihat dan menganalisa risiko yang ada pada kegiatan pemboran di PT Pertamina EP. Untuk mendukung data penelitian, juga dilakukan pengambilan data berupa kuesioner dari para pekerja yang terlibat di kegiatan pemboran PT Pertamina EP. Secara umum sudah dilakukan mitigasi untuk kegiatan pemboran di PT Pertamina EP sehingga operasi pemboran tersebut berada pada kondisi aman. Beberapa masukan hasil penelitian ditujukan untuk meningkatkan keamanan operasi pemboran PT Pertamina EP ......Naturally, oil and gas production will decline. Some efforts have to do to keep oil and gas production rate as well as to increase the production. One of them is drilling new well. Basically, hazards in drilling activities are categorized as High Risk. Mitigation should be done to reduce the potential hazards and prevent accidents.The scope of this study covers all the major events that exist in a drilling activities. Analysis of risk in terms of aspects of human, equipment, environment and corporate image. Bow Tie method is performed to see and analyze the risks involved in drilling activity in the PT Pertamina EP. To support research data, also conducted a questionnaire data collection from the workers involved in the drilling activities of PT Pertamina EP. In general, mitigation has been carried out for drilling activities at PT Pertamina EP so that the drilling operations are in safe condition. Some input the results of research aimed at improving the safety of drilling operations of PT Pertamina EP.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Wahyudi
Abstrak :
ABSTRAK
Gelombang Terahertz THz merupakan gelombang dari bagian spektrum gelombang elektromagnetik yang terletak pada rentang frekuensi di antara 0,3 THz sampai 10 THz. Gelombang THz memiliki banyak potensi kegunaan dalam berbagai aplikasi, seperti pencitraan, spektroskopi, dan komunikasi nirkabel. Salah satu metode untuk merancang antena pada frekuensi THz adalah dengan menggunakan antena planar melalui metode fabrikasi photolithography atau electron-beam lithography. Tujuan dari penelitian ini adalah merancang sebuah antena Planar dengan karakteristik Broadband pada frekuensi 1 THz. Silikon resistivitas tinggi digunakan sebagai substrat antena dan lapisan emas digunakan sebagai elemen peradiasi patch antena. Desain awal antena ini adalah Bow-Tie, kemudian dikombinasikan dengan capacitive bar dekat feed gap antena untuk memperbagus return loss dan memperlebar bandwidth, tetapi gain dan efisiensi radiasi yang dihasilkan rendah. Penggunaan dielectric silicon lens dapat meningkatkan nilai gain dan efisiensi radiasi. Peningkatan ketebalan substrat pada dielectric silicon lens digunakan untuk meningkatkan nilai gain pada ketebalan substrat optimal. Antena Bow-Tie awal memiliki return loss = -11 dB, dan bandwidth = 114,6 GHz pada frekuensi 1 THz, setelah dikombinasikan dengan capacitive bar memiliki return loss = -40,029 dB, bandwidth = 457,47 GHz, gain = -3,378 dB, efisiensi radiasi sebesar -16,22 dB 2,38 ,. Setelah menggunakan dielectric silicon lens memiliki nilai gain sebesar 10,16 dB, efisiensi radiasi sebesar -1,589 69,3 , beamwidth horizontal phi=90o sebesar 43,5o, beamwidth vertical phi=0o sebesar 30,1o dan bentuk pola radiasi directional. Peningkatan ketebalan substrat yang optimal tercapai pada ketebalan substrat 1000 ?m dengan nilai gain sebesar 31,29 dB, beamwidth horizontal phi=90o sebesar 3,1o, beamwidth vertical phi=0o sebesar 2o dan efisiensi radiasi sebesar -1,567 dB 69,7 . Pada penelitian ini menunjukkan capacitive bar dapat memperbagus return loss dan memperlebar bandwidth antena planar pada frekuensi 1 THz. Penggunaan Dielectric silicon lens dapat meningkatkan nilai gain, dan efisiensi radiasi. Peningkatan ketebalan substrat pada dielectric silicon lens dapat meningkatkan gain antena sampai pada ketebalan substrat optimal.
ABSTRACT
The terahertz wave THz is a wave of the electromagnetic wave spectrum that lies in the frequency range between 0.3 THz to 10 THz. The THz wave has many potential uses in various applications, such as imaging, spectroscopy, and wireless communications. One method to design an antenna at THz frequency is by using a planar antenna with photolithography or electron beam lithography fabrication method. The purpose of this research is to design a planar antenna with Broadband characteristics at frequency resonant 1 THz that can be fabricated. High Resistivity Silicon is used as an antenna substrate and the gold layer is used as an antenna patch radiating element. The initial design is a bow tie antenna, then combined with a capacitive bar near the antenna feed gap to increase the return loss and widen the bandwidth, but gain and radiation efficiency are low. Use of dielectric silicon lens can increase the gain and radiation efficiency. Increasing the thickness of the substrate on a silicon dielectric lens is used to increase the value of the gain on the optimal substrate thickness. Initial bow tie antenna has return loss 11 dB, and bandwidth 114,6 GHz at 1 THz frequency, after combined with capacitive bar has return loss 40,029 dB, bandwidth 457,47 GHz, gain 3,378 dB, radiation efficiency of 16,22 dB 2.38 . After using dielectric silicon lens, the gain value is 10.16 dB, radiation efficiency is 1.589 69.3 , horizontal beamwidth phi 90o is 43,5o, vertical beamwidth phi 0o is 30,1o and form of directional radiation pattern. The optimal substrate thickness was achieved at 1000 m with a gain value is 31,29 dB, horizontal beamwidth phi 90o is 3,1o, vertical beamwidth phi 0o is 2o and radiation efficiency is 1,567 dB 69,7 . This research shows that the capacitive bar can improve the return loss and widen the bandwidth at a frequency resonant 1 THz. The use of dielectric silicon lens can increase the gain and radiation efficiency. Increasing the thickness of the substrate on a silicon dielectric lens can increase the antenna gain until optimum substrate thickness.
2017
S68897
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bella Rosita
Abstrak :
Healthcare Associated Infections (HAIs) merupakan peristiwa buruk yang paling sering terjadi dalam pelayanan kesehatan di seluruh dunia. Setiap tahunnya terdapat ratusan juta pasien terkena HAIs yang mengarah pada kematian secara signifikan dan menyebabkan kerugian finansial untuk sistem kesehatan. Di negara-negara berpenghasilan menengah dan rendah, frekuensi infeksi di ICU setidaknya 2-3 kali lebih tinggi daripada negara-negara berpenghasilan tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan hasil analisis tata laksana pencegahan dan pengendalian Health care-associated infections (HAIs) di unit perawatan intensif RSUD Koja menggunakan metode bow tie. Penelitian ini merupakan jenis penelitian operasional yang bersifat kualitatif. Metode yang digunakan adalah wawancara mendalam, telaah dokumen, dan observasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penyebab angka HAIs di RSUD Koja masih diatas standar yakni adanya latent failure dalam upaya pencegahan dan pengendalian HAIs. Maka dari itu diperlukan perbaikan dalam beberapa variabel laten untuk memaksimalkan upaya pencegahan dan pengendalian HAIs, serta dibutuhkan penelitian yang membahas kondisi pasien sebagai ancaman dalam upaya pencegahan dan pengendalian HAIs di rumah sakit.
Healthcare Associated Infections (HAIs) are the most frequent adverse events in health services throughout the world. Every year there are hundreds of millions of patients affected by HAIs that lead to death significantly and cause financial losses to the health system. In middle and low-income countries, the frequency of infections in ICUs is at least 2-3 times higher than in high-income countries. The purpose of this study was to obtain the results of analysis of prevention and control of Health care-associated infections (HAIs) in the intensive care unit at Koja Disrict Hospital using the bow tie method. This research is a type of operational research that is used qualitative method. The methods used are in-depth interviews, document studies, and observations. The results of this study indicate that the cause of the number of HAIs in Koja District Hospital is still above the standard, namely the presence of latent failure in efforts to prevent and control HAIs. Therefore, improvements in some latent variables are needed to improve the effectiveness of HAIs prevention and control efforts, and research is needed to discuss the patients condition as a threat in preventing and controlling HAIs in the hospital.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Ketidakakuratan dalam estimasi dapat memberikan efek negatif pada seluruh proses konstruksi dan semua pihak yang terlibat. Salah satu metode yang digunakan untuk melakukan estimasi biaya penawaran konstruksi adalah menghitung secara detail harga satuan pekerjaan berdasarka nilai indeks atau koefisien untuk analisis biaya bahan dan upah kerja.
UI-JURTEK 23:1 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Catur Apriono
Abstrak :
The demand for high-speed data transmission has increased significantly in the last decades. Terahertz (THz) frequency, which lies between 100 GHz to 10 THz, has been considered as the solution to the demand. However, the low gain and low efficiency of a THz antenna remain to be issues that hinder reasonable performance for various applications. This paper proposes the design of a high-gain and high-efficiency planar bow-tie antenna for applications in the THz frequency. A planar bow-tie on a high-resistivity silicon substrate is considered to obtain the broadband characteristics. To increase the gain and efficiency, a dielectric silicon lens and a matching layer based on the quarter-wavelength are applied in the design. From simulations using Computer Simulation Technology (CST) Microwave Studio, gain and radiation efficiency of up to 32.69 dB and 90.4% are obtained, respectively. This proposed design has shown high radiation performance suitable for high-speed transmission systems.
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2018
UI-IJTECH 9:3 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>