Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lailatus Sa`adah
Abstrak :
Boraks dan asam borat termasuk bahan tambahan makanan yang dilarang karena dapat membahayakan kesehatan manusia. Namun ternyata masih sering disalahgunakan oleh produsen makanan untuk mengenyalkan, memadatkan dan mengawetkan makanan, misalnya pada mie. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui adanya boraks dan asam borat pada beberapa jenis mie yang dijual di Pasar Depok. Dalam hal ini digunakan kertas kurkumin dan larutan kurkumin untuk mendeteksi boraks dan asam borat secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kertas kurkumin 0,150 % b/v dapat digunakan untuk mendeteksi boraks dan asam borat. Diamati pula adanya korelasi antara intensitas warna kertas kurkumin dengan kadar boraks dan asam borat yang terdapat dalam sampel mie. Batas minimum boraks dan asam borat yang dapat dideteksi secara visual adalah 20,0 μg/ml, sedangkan bila digunakan larutan kurkumin 0,150 % masih dapat terdeteksi hingga 5,0 μg/ml. Dari tiga belas sampel yang diidentifikasi, ditemukan tiga sampel mie basah mengandung boraks dan asam borat dengan perkiraan kadar di atas 3000,0 μg/20 g sampel. Sedangkan pada mie kering, bihun, soun dan kwethiaw yang diidentifikasi tidak ditemukan boraks dan asam borat. Borax and boric acid are the chemical substance which is banded because its possibility to harm human health. However, nowadays this compound is still misused by food producer for springy, stuff, and as the food preservative, for example at noodles. Therefore, require to be done a research to know borax and boric acid existence at some noodles which is sold in Depok market. In this case, used curcumin paper and curcumin solution to detect borax and boric acid as a qualitative method. Result of research indicate that curcumin paper 0,150 % b/v applicable to detect borax and boric acid. Also perceived correlation between colour intensity of curcumin paper with borax and boric acid rate in noodles sample. The minimum borax and boric acid could be detected visually is 20,0 μg/ml, while if used curcumin solution 0,150 %, it can be detected till 5,0 μg/ml. From thirteen sample identified, found three wet noodles sample contain borax and boric acid with rate estimate above 3000,0 μg/20 g sample. While at dry noodles, bihun, soun and kwethiaw which identified, is not found borax and boric acid.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2006
S32829
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hamdan Akbar Notonegoro
Abstrak :
Telah dilakukan sintesa Boron Karbida dari asam borat (H3BO3), karbon (C), soda dan PVC dengan berbagai variasi komposisi, yaitu 3,6 gr:1,2 gr:1,2 gr:1,2 gr ; 3,6 gr: 1,2 gr: 1,2 gr: 3,6 gr ; 3,6 gr:1,2 gr:3,6 gr:1,2 gr ; 3,6 gr:1,2 gr:3,6 gr:3,6 gr Proses reaksi diawali dengan penimbangan, kemudian dilakukan proses pencampuran dan penggerusan menggunakan mortar hingga rata. Hasil pencampuran kemudian di cetak menggunakan dice dengan tekanan + 10 Ton, lalu di panaskan dengan menggunakan flame yang plasmanya menyelubungi bahan tersebut masing-masing selama 15 menit. Bahan awal dan hasil pembakaran dikarakterisasi dengan XRD, FTIR dan hasil analisanya dibantu paket program GSAS. Hasil analisa fasa memperlihatkan bahwa telah terbentuk Boron Karbida jenis B4C pada berbagai variasi komposisi. ......Boron carbide has been done Synthesized from borat acid (H3BO3), carbon (C), soda and PVC with different variations of composition, namely 3.6 g: 1.2 g: 1.2 g: 1.2 gr, 3.6 gr : 1.2 g: 1.2 g: 3.6 g, 3.6 g: 1.2 g: 3.6 g: 1.2 g, 3.6 g: 1.2 g: 3.6 gr : 3.6 gr. The process begins with weighing the reaction, and then mixed with mortar to be more homogen. The Results then mould by dice with the pressure of 10 Ton and burn with the flame that plasma shield the materials each for 15 minutes. Materials that have not been and that has been burned will be done and characterized with the XRD,FTIR and GSAS. Results of analysis showed that phase of Boron Carbide have a type B4C in every variations of composition.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
T21556
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Musfirah Cahya Fajrah Toana
Abstrak :
Dalam tesis ini dilakukan sintesa Boron Karbida dengan menggunakan metode reaksi antara Asam Borat (H3BO3)-Karbon( C) dan Asam Borat (H3BO3) - Glukosa (C6O6H12). Kedua bahan dicampur dengan berbagai variasi komposisi, yaitu (H3BO3) 247,2 gram: Karbon 84 gram, H3BO3 247,2 gram:karbon 168 gram, H3BO3 247,2 gram:karbon 252 gram dan H3BO3 37,1 gram: Glukosa 108,2 gram, H3BO3 37,1gram:Glukosa 216,2 gram, H3BO3 37,1 gram:Glukosa 324,3 gram. Proses reaksi diawali dengan penimbangan, kemudian dilakukan proses pencampuran di atas kompor pemanas selama 10 jam. Setelah terjadi pengarangan bahan dioven pada suhu 100oC selama 24 jam. Bahan yang telah terbentuk dari hasil reaksi dilakukan pembakaran pada temperatur 400°C, 800°C, 1000°C masing-masing selama 3 jam. Bahan yang tidak dan yang telah dibakar akan dilakukan karakterisasi dengan XRD dan paket program GSAS. Hasil analisa fasa memperlihatkan bahwa telah terbentuk Boron Karbida jenis B25C pada komposisi varisasi campuran Asam Borat 247,2 gram:Karbon Aktif 84 gram dan Asam Borat 247,2 gram:168 gram baik pada kondisi sebelum pembakaran (100°C) dan sesudah pembakaran (400°C). Pada komposisi variasi campuran Asam Borat 37,1 gram:glukosa 108,23 gram dan Asam Borat 37,1 gram:Glukosa 216,2 gram sebelum pembakaran (100°C) dan sesudah pembakaran (400°C dan 1000°C) terbentuk boron karbida jenis B8C18 dan B2O3 dan pada kondisi pembakaran 800°C hanya terbentuk B8C18. ......In this research, the synthesis of Boron Carbide is conducted using reaction method between mixture of Boric Acid (H3BO3) & Carbon (C) powder and mixture of Boric Acid (H3BO3) & Glucose (C6H6O12) powder. Both mixtures are mixed with various compositions, as follows: H3BO3 247,2 gram : Carbon 84 gram, H3BO3 247,2 gram : Carbon 168 gram, H3BO3 247,2 gram : Carbon 252 gram and H3BO3 37,1 gram : Glucose 108,2 gram, H3BO3 37,1gram:Glucose 216,2 gram, H3BO3 37,1 gram : Glucose 324,3 gram. Polymerization reaction process is preceded with weighing and followed by mixing process while heating on a burner for 10 hrs. After heating in a furnace at 100°C for 24 hrs, resulted material from the reaction process are heated at 400°C, 800°C, 1000°C for 3 hrs at each temperature. Finally, the raw material and final material will be characterized using XRD and GSAS software. The result of fase analysis shows the formation of B25C type Boron Carbide at mixture composition of Boric Acid 247,2 gram : Carbon 84 gram and Boric Acid 247,2 gram:168 gram before high temperature heating (100°C) and after high temperature heating (400°C). While at mixture composition of Boric Acid 37,1 gram : Glucose 108,23 gram and Boric Acid 37,1 gram : Glucose 216,2 gram before high temperature heating (100°C) and after high temperature heating (400oC and 1000°C) forms B8C18 and B2O3 types Boron Acid, whereas at heating at 800°C forms B8C18 type Boron Carbide.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
T20483
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Geni Rina Sunaryo
Abstrak :
Adanya oksigen didalam pendingin primer PWR dapat menyebabkan korosi sehingga sangat penting menekan konsentrasi oksigen dalam sistem tersebut. Oleh karena itu, studi pengaruh penambahan asam borat ke dalam air pendingin primer dari PWR untuk menekan konsentrasi oksigen yang dihasilkan akibat radiasi sinar-gamma penting untuk dilakukan Tujuan penelitian adalah untuk memahami mekanisme reaksi hingga temperatur 250°C dan pengaruh penambahan asam borat terhadap konsentrasi oksigen didalam sistem pendingin prime PWR. Metodologi yang digunakan adalah simulasi menggunakan perangkat lunak Facsimile. Hasilnya simulasi menunjukkan bahwa produksi oksigen naik secara signifikan dengan lamanya waktu iridiasi dan mencapai kondisi tunak pada t=10pangkat7s. Berbasis hasil plot antara konsentrasi oksigen pada t=10pangkat7 vs konsentrasi asam borat, memberikan hasil sebagai berikutv: konsentrasi oksigen ditekan secara signifikan oleh adanya asam borat dan memberikan penurunan secara eksponensial, pengaruh laju dosis menunjukkan bahwa semakin tinggi laku dosis maka oksigen yang dihasilkan semakin banyak, dan pada kondisi aerasi, penambahan asam borat hingga 0,1 M tidak memberikan efek yang berarti terhadap penekanan konsentrasi oksigen.
Jakarta: Pusat Pengembangan Energi Nuklir (PPEN). Badan Tenaga Nuklir Nasional, 2017
JPEN 19:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Simamora, Heri Doni
Abstrak :
Kebutuhan akan material refraktori terus meningkat seiring dengan berkembangnya industri logam. Material refraktori digunakan sebagai pelapis (bahan Isolator) tunggu peleburan. Penggunaan material refraktori sangat penting dikarenakan materialnnya yang memiliki sifat mekanis yang baik, tahan terhadap temperatur tinggi dan tidak bereaksi dengan material lain. Pada penelitian ini menggunakan refraktori jenis Ulta Low Cement Castable (ULCC) yang ditambahkan dengan aditif yang berfungsi sebagai retarder. Aditif yang digunakan adalah asam borat dan asam sitrat. Penelitian ini dilakukan dengan memvariasikan kadar aditif asam borat dan asam sitrat tuntuk melihat sifat mekanis ULCC. Variasi asam borat dan asam sitrat yang digunakan adalah 0,1%wt, 0,3%wt dan 0,5%wt. Kadar air yang digunakan pada penelitian kali ini sebanyak 5,3%wt yang ditetapkan sebagai variabel tetap. Sampel diuji dengan pengujian Cold Crushing Strength (CCS), Modulus of Rapture (MOR), Permanent Linear Change (PLC) dan Bulk Density. Selanjutnya dilakukan karekterisasi FTIR, XRD, XRF dan SEM . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat sifat mekanis yang baik terhadap penambahan asam borat sebgayak 0,3%wt. Sedangkan ULCC dengan penambahan aasam sitrat menghasilkan sifat mekanis yang rendah. Pengunaan aditif asam borat sangat bergunaan untuk menjaga konsistensi pada campuran ULCC. ......The need for refractory materials continues to increase along with the development of the metal industry. Refractory materials are used as coatings for smelting furnaces. The use of refractory materials is very important because the material has good mechanical properties, high-temperature resistant, and does not react with other materials. In this study, Ulta Low Cement Castable (ULCC) refractories were used which were added with additives that functioned as retarders. The additives used are boric acid and citric acid. This research was conducted by varying the additives of boric acid and citric acid to the mechanical properties of ULCC. Variations of boric acid and citric acid used were 0.1%wt, 0.3%wt, and 0.5%wt. The water content used in this study was 5.3% wt which was set as a fixed variable. Samples were tested by testing Cold Crushing Strength (CCS), Modulus of Rupture (MOR), Permanent Linear Change (PLC), and Bulk Density. Furthermore, the characterization of FTIR, XRD, XRF, and SEM was carried out. The results of this study indicate that there are good mechanical properties to the addition of boric acid as much as 0.3% wt. While ULCC with the addition of citric acid produces low mechanical properties. The use of boric acid additives is very useful to maintain the consistency of the ULCC mixture.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library