Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Laetitia
"Penelitian ini berfokus pada analisis beban kerja mental pada tiga divisi penunjang sebuah pemsahaan sekuritas BUMN di Jakarta dengan menggunakan metodc pengukuran subjective rating yaitu Skala BORG CRl0. Globalisasi dan pcrdagangan bebas membuat perkembangan dunia bisnis semakin pesat yang didukung oleh kemajuan teknologi informasi dan komlmikasi. Scbagai salah satu pelaku dalam dunia bisnis yang terus berkembang, PT. X Securities juga terus berupaya untuk mcngoptimalkan kinerja sumber daya manusianya dengan tetap memperhatikan kenyamanan kerja karyawan. Untuk mengetahui hal tersebut dapat menggunakan metode ergonomi yaitu analisa beban kerja mental.
Kebutuhan untuk mengadakan analisis beban kerja mental di PT. X Securities didasari oleh semakin bertambahnya kemitraan perusahaan diberbagai daerah, juga dengan bertambahnya produk layanan perusahaan pada tahun 2008 lalu, pihak manajemen ingin mengetahui apakah hal ini mempengaruhi beban kcrja yang dirasakan oleh tenaga kerja yang ada; selain itu juga diketahui bahwa pihak HRD perusahaan belum berkesempatan mengadakan analisis di bidang ini sehingga hasil analisis beban kerja mental ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi perusahaan untuk dapat melakukan analisis beban kerja mental pada keselumhan divisinya.
Metode penelitian menggunakan metode kualitatill yaitu dengan menggunakan skala pengukuran mental workload BORG CRl0 dan melalui proses indepth interview untuk mendapatkan gamharan komprehensif atas beban kerja mental yang dialami para pemegang jabatan dari ketiga divisi terkait. Pengumpulan data dilakukan terhadap 2| jabatan pada divisi Finance & Accounting, tlivisi Settlement, dan divisi Information Technology (IT) dari tingkat managerial sampai dengan staff.
Dari hasil analisis, disimpulkan bahwa : I) secara keseluruhan, ketiga divisi penunjang PT. X Securities mcmiliki beban kerja mental yang dapat dikategorikan sedang, atau dapat dikatakan bahwa divisi Finance & Accounting, divisi Settlement, dan Divisi IT secara keseluruhan tenaga kcrja pada masing-masing divisinya memiliki berban kerja mental yang cukup dalam mengeljakan tugas pcketjaannya. Dapat disimpulkan juga bahwa beban kerja mental yang dirasakan para tenaga ketja pada masing-masing divisi tidak secara spesifik karena bertambahnya kemitraan dan penerapan system transaksi baru (e-trading), namun lebih rnengarah pada pelaksanaan tugas pekerjaannya secara keseluruhan. 2) terdapat kesesuaian antara mental workload yang dialami dengan urutan kepentingan persyaratan lcetja pada sebagian besar pemangku jabatan di ketiga divisi penunjang PT. X Securities.

This research is focusing on the mental workload analysis in three supporting divisions at a govemment securities company in Jakarta by using subjective rating method - Borg Scale CRIO. Globalization and fiee trade policy, supported by information technology and communication development, create rapid progress in business world. As one of the doer in this area. PT. X Securities continually strive to optimize its human nesource performances by paying attention to the comfort of their employees at work. The ergonomic method, mental workload analysis. can be used to evaluate that matter.
The need to conduct the mental work analysis at P'l`. X Securities was based on the growth of business partners in various regions/areas andthe additional service product in 2008. By this analysis, the company wanted to know whether these changes affected the workload experienced by the employees. The other reason was because the Human Resource Deparment (HRD) of the company has not had an opportunity to do the analysis. The expectation is that the result of this analysis could be used as a reference for the company to analize mental workload in every division.
The research methodology is using subjective rating, the BORG Scale CRIO and indepth interview process as qualitative method, to obtain comprehensive pictures of mental workload experienced by job holders in three supporting divisions PT. X Securities. The data was collected from 21 various positions in Finance and Accounting, Settlement and information Technology (IT) divisions ranking from managerial to staff level. Data process and analysis was done qualitatively to see the mental workload dynamic experienced in each divisions.
Based on the result, it can be summarized that: l) As a whole, the three supporting divisions of PT. X Securities have mental workload with medium category or in other words, the Finance and Accounting, Settlement and IT’s human resources experienced adequate mental workload in completing their tasks. It could bc concluded that the workload experienced by each divisions did not specifically because of the increase in numbers of partners and the implementation of new transaction (e-trading) but more on the implementation of the task overall; 2) There is confonnity between mental workload experienced and the sequence of importance with the work requirements on most of the jobholders in PT. X Securities three supporting divisions.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
T34155
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Teinny Suryadi
"Latar Belakang. Perbaikan fungsi berjalan adalah target fungsional yang paling relevan pasca-stroke. Oleh karena itu diperlukan alat ukur yang dapat menilai kemampuan fungsional pasca-stroke yang aman dan tidak menimbulkan kelelahan. Tujuan dari penelitian ini untuk menilai korelasi antara Fatigue Severity Scale dan Skala Borg dengan uji jalan 2 menit pada penderita stroke.Metode. Studi potong lintang pada 35 subjek stroke subakut dan kronik di RSUPN Cipto Mangunkusumo. Dilakukan uji korelasi Pearson antara Fatigue Severity Scale dan Skala Borg dengan hasil pengukuran uji jalan 2 menit.Hasil. Pada pasien stroke terdapat korelasi sedang yang signifikan pada Skala Borg kaki lelah ge;3 dengan uji jalan 2 menit baik pada jarak tempuh r=-0,505, p=0,046 maupun kecepatan r=-0,498, p=0,050 namun tidak terdapat korelasi antara FSS dengan hasil pengukuran uji jalan 2 menit. Tidak terdapat korelasi antara Skala Borg usaha dan sesak dengan jarak tempuh uji jalan 2 menit.Kesimpulan. Terdapat korelasi sedang yang bermakna secara statistik antara Skala Borg kaki lelah dengan hasil pengukuran uji jalan 2 menit.Tidak terdapat korelasi antara FSS dengan uji jalan 2 menit.
Background. Improvement of walking function is the most relevant functional target post stroke Therefore we need a measuring tool that can assess the functional ability of post stroke that is safe and does not cause fatigue. Aim of this study to assess the correlation between Fatigue Severity Scale and Borg Scale with 2 minute walking test in stroke patient.Method. Cross sectional study on 35 subacute and chronic stroke subjects at RSUPN Cipto Mangunkusumo. A Pearson correlation test was conducted between FSS and Borg Scale with 2 minute walking test.Result. In stroke patients there was a significant moderate correlation between Borg Scale leg fatigue ge 3 with 2 minute walking test on distance r 0,505, p 0.046 and walking speed r 0,498, p 0,050 but there was no correlation between FSS and 2 minute walking test. There was no correlation between the Borg Scale dypsnea and leg fatigue with 2 minute walking test.Conclusion. There was a statistically significant correlation between Borg Scale leg fatigue with 2 minute walking test. There was no correlation between FSS with 2 minute walking test."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Freddy Julianto
"Fisik yang tidak aktif menempati peringkat keempat dalam daftar faktor risiko kematian. Bukti ilmiah semakin banyak mendukung bahwa dengan menjadikan latihan fisik sebagai bagian dari gaya hidup, dapat menurunkan risiko terjadinya berbagai penyakit. Namun, kelelahan otot dan nyeri otot juga banyak dirasakan oleh orang tidak terlatih yang baru memulai latihan. Penumpukan asam laktat di dalam otot sering dihubungkan dengan terjadinya kelelahan otot dan nyeri otot ini, yang akan memengaruhi kenyamanan melakukan latihan fisik. Saat ini, belum ada obat – obatan ataupun intervensi yang direkomendasikan secara resmi untuk menunda munculnya kelelahan otot atau nyeri otot. Penelitian ini menilai pengaruh akupunktur manual terhadap kenyamanan melakukan latihan fisik yang dievaluasi dengan menilai rerata kadar asam laktat, denyut nadi, tekanan darah sistolik dan diastolik, skala Borg untuk menilai tingkat kelelahan, serta Visual Analogue Scale (VAS) untuk menilai nyeri otot. Dua puluh enam pasien dibagi secara acak menjadi dua, kelompok akupunktur manual (n=13) dan akupunktur sham (n=13). Kedua kelompok menerima seri akupunktur yang sama, sebanyak 12 sesi dengan jarak 1 – 3 hari. Kedua kelompok juga melakukan latihan fisik yang sama, yaitu treadmill dengan intensitas sedang selama sepuluh menit, sebelum dan setelah seri terapi akupunktur. Penilaian rerata kadar asam laktat, denyut nadi, tekanan darah, skala Borg, dan VAS dilakukan dua kali, yaitu setelah latihan fisik sebelum memulai terapi pertama dan setelah latihan fisik setelah terapi terakhir. Hasil menunjukkan terdapat perbedaan bermakna pada rerata kadar asam laktat, denyut nadi, tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik, skala Borg, dan VAS pada kelompok akupunktur manual dibandingkan akupunktur sham. Rerata kadar asam laktat setelah terapi akupunktur 12 kali (p = 0,041). Rerata denyut nadi setelah terapi akupunktur 12 kali (p = 0,042). Rerata tekanan darah sistolik setelah terapi akupunktur 12 kali  (p = 0,024). Rerata tekanan darah diastolik setelah terapi akupunktur 12 kali (p = 0,035). Skala Borg setelah terapi akupunktur 12 kali (p = 0,043). VAS setelah terapi akupunktur 12 kali (p = 0,049). Penemuan ini menunjukkan bahwa terapi akupunktur manual memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap kenyamanan melakukan latihan fisik.

Physical inactivity ranks fourth in the list of risk factors for death. Scientific evidence increasingly supports that by making physical exercise a part of lifestyle, it can reduce the risk of various diseases. However, muscle fatigue and muscle aches are also felt by many untrained people who are just starting training. The buildup of lactic acid in the muscles is often associated with the occurrence of muscle fatigue and muscle pain, which will affect the comfort of doing physical exercise. At present, there are no drugs or officially recommended interventions to delay the appearance of muscle fatigue or muscle aches. This study assessed the effect of manual acupuncture on the comfort of physical exercise which was evaluated by assessing the mean levels of lactic acid, pulse, systolic and diastolic blood pressure, the Borg scale to assess the level of fatigue, and the Visual Analogue Scale (VAS) to assess muscle pain. Twenty-six patients were randomly divided into two groups, manual acupuncture (n = 13) and sham acupuncture (n = 13). Both groups received the same series of acupuncture, with 12 sessions spaced 1-3 days. Both groups also did the same physical exercise, which was a treadmill with moderate intensity for ten minutes, before and after the acupuncture therapy series. The average assessment of lactic acid levels, pulse rate, blood pressure, the Borg scale, and VAS was carried out twice, namely after physical exercise before starting the first therapy and after physical exercise after the last therapy. The results showed that there were significant differences in the average levels of lactic acid, pulse, systolic blood pressure, diastolic blood pressure, Borg scale, and VAS in the manual acupuncture group compared to sham acupuncture. Average lactic acid levels after acupuncture therapy 12 times (p = 0.041). Mean pulse rate after acupuncture therapy 12 times (p = 0.042). The mean systolic blood pressure after acupuncture therapy was 12 times (p = 0.024). Average diastolic blood pressure after acupuncture therapy 12 times (p = 0.035). Borg scale after acupuncture therapy 12 times (p = 0.043). VAS after acupuncture therapy 12 times (p = 0.049). These findings indicate that manual acupuncture therapy has a better effect on the comfort of physical exercise."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library