Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Fahmi Wahyu Tri Nugroho
"Lean Thinking merupakan sebuah prinsip yang bertujuan untuk menghilangkan pemborosan (waste) yang diikuti oleh kemajuan dalam produktivitas proses. Prinsip Lean Thinking dapat dikombinasikan dengan metode Value Stream Mapping untuk meningkatkan efisiensi dari sebuah proses operasional yang ada pada perusahaan melalui eliminasi waste, termasuk masalah efisiensi proses inbound dan outbound pada gudang logistik berikat. Dengan kondisi peningkatan permintaan pada layanan logistik berikat dan ketatnya kompetisi, para perusahaan logistik berikat nyatanya belum memprioritaskan efisiensi proses yang ada pada pergudangan. Di sisi lain, proses pergudangan menjadi hal penting untuk diperhatikan terkait efisiensi waktunya. Diikuti dengan kondisi pada yang masih terjadi pemborosan (waste) yang cukup menghambat proses khususnya waste kategori waiting, transport, dan inappropriate processing. Oleh karena itu, digunakan metode Value Stream Mapping pada tahapan awal untuk memetakan proses maupun aktivitas operasional yang ada, lalu dilakukan analisis akar masalah yang terjadi menggunakan Ishikawa Diagram, kemudian diakhiri dengan penerapan Lean Thinking untuk dapat mewujudkan eliminasi pemborosan (waste) yang ada pada proses. Penelitian ini bertujuan untuk membuat rekomendasi Future State Map proses inbound hingga outbound barang dan merancang strategi implementasi perbaikan untuk mencapai prinsip lean. Dengan menggunakan Lean Thinking, Value Stream Mapping, dan Ishikawa Diagram didapatkan rancangan perbaikan pada proses untuk mengeliminasi pemborosan yang terjadi, yaitu penerapan SOP Technical, SOP Scheduling, dan Prinsip Lean 5S pada gudang. Hasil menunjukkan perbaikan process time yang berkurang sebesar 36%, lead time berkurang sebesar 39%, serta total waktu pemborosan (non-value added dan necessary but non-value added) berkurang 68%, dan efisiensi proses (value added ratio) proses pergudangan meningkat sebesar 21%.
Lean Thinking is a principle that aims to eliminate waste followed by progress in process productivity. The principle of Lean Thinking can be combined with the Value Stream Mapping method to increase the efficiency of an existing operational process in the company through waste elimination, including the problem of inbound and outbound process efficiency in bonded logistics warehouses. With the condition of increasing demand for bonded logistics services and intense competition, bonded logistics companies have in fact not prioritized the efficiency of existing processes in warehousing. On the other hand, the warehousing process is an important thing to consider regarding time efficiency. This is followed by conditions where waste still occurs which is quite hampering the process, especially waste in the categories of waiting, transport, and inappropriate processing. Therefore, the Value Stream Mapping method is used in the early stages to map existing processes and operational activities, then analyze the root problems that occur using the Ishikawa Diagram, then end with the application of Lean Thinking to be able to realize the elimination of waste in the process. . This study aims to make recommendations for the Future State Map of the inbound to outbound process of goods and to design improvement implementation strategies to achieve lean principles. By using Lean Thinking, Value Stream Mapping, and Ishikawa Diagrams, it is obtained the design of improvements to the process to eliminate waste that occurs, namely the application of Technical SOPs, Scheduling SOPs, and Lean 5S Principles in warehouses. The results show that the process time is reduced by 36%, the lead time is reduced by 39%, and the total waste time (non-value added and necessary but non-value added) is reduced by 68%, and the process efficiency (value added ratio) of the warehousing process is increased. by 21%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Depitasari
"Pelabuhan merupakan salah satu sarana penting kegiatan ekspor dan impor. Fasilitas pelabuhan berupa terminal peti kemas memberikan peran besar dalam likuiditas arus barang. Semakin cepat peti kemas bergerak, semakin berdampak baik pada performa pelabuhan. Arus peti kemas dipengaruhi oleh penanganan dokumen. Banyaknya campur tangan pihak serta proses penanganan dokumen impor yang cukup ketat, mengakibatkan kegiatan behandle ini menjadi lama. Hal tersebut selalu menjadi permasalahan logistik nasional. Maka dari itu, pemerintah menerbitkan pusat logistik berikat. Pusat Logistik Berikat yang selanjutnya disingkat PLB adalah Tempat Penimbunan Berikat untuk menimbun barang asal luar daerah pabean clan/atau barang yang berasal dari tempat lain dalam daerah pabean, dapat disertai 1 (satu) atau lebih kegiatan sederhana dalam jangka waktu tertentu untuk dikeluarkan kembali. PLB hadir untuk mengurangi kegiatan behandle di pelabuhan dengan memindah alihkan beberapa kegiatan pemeriksaan barang yang semula dilakukan di pelabuhan menjadi di PLB. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh PLB terhadap kinerja pelayanan barang di pelabuhan, serta membuat model simulasi dari kegiatan bongkar di pelabuhan. Penelitian ini menggunakan Model Simulasi Sistem Dinamik untuk menganalisis kondisi aktual di pelabuhan dan membandingkan simulasi untuk mendapatkan hasil terbaik. Pembuatan model simulasi menggunakan software Vensim, dan hasilnya divalidasi dengan menggunakan uji behaviour pattern test. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa impor jalur PLB dapat memangkas waktu dwelling time hingga 6%, meningkatkan ketersediaan kapasitas yard sebesar 11%, serta meningkatkan memberikan efisiensi sebesar 2% pada produktivitas bongkar di pelabuhan.
orts are a crucial part of export and import activities. Container terminals in ports play a huge role in the liquidity of the flow of containers. The faster the containers flow, the better the impact on port performance. Container flow is affected by behandling process. In some cases, intervention from multiple parties can make the behandle process more complex and longer. This eventually became a national logistics problem. Therefore, the government created a bonded logistics center as a new policy. Bonded Logistics Center called as PLB (Pusat Logistik Berikat), is a bonded warehouse for storing imported or exported goods, which may involve one or more activities reissued within a certain period. Bonded logistics centers are present to reduce behandle activities at the port by transferring some of the goods inspection activities that were originally carried out at the port to the PLB. The purpose of this research is to determine the efficiency of PLB on port performance and to create a port unloading simulation model. This research uses the dynamic system simulation method to analyze the actual port condition and compare simulations to obtain optimal results. Simulation models were created using Vensim software, and results were validated using behavioral pattern testing. The results show that PLB can reduce dwelling time by 6%, increase available container yard capacity by 11%, and improve efficiency by 2% on port unloading productivity at the port."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Nindy Ageng Permana
"Pelabuhan merupakan salah satu sarana penting dalam kegiatan ekspor dan impor. Pelabuhan menyediakan fasilitas berupa terminal peti kemas yang memegang peran penting terhadap pergerakan peti kemas yang dapat memengaruhi performa Pelabuhan. Pergerakan peti kemas dipengaruhi oleh penanganan dokumen (custom clearance) yang disertai banyak campur tangan yang menyebabkan kegiatan behandle di Pelabuhan menjadi lama. Hal tersebut selalu menjadi permasalahan logistik nasional. Maka dari itu, pemerintah melahirkan pusat logistik berikat. Pusat Logistik Berikat (PLB) adalah fasilitas atau kawasan yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia, di mana barang-barang impor dan ekspor dapat disimpan dan dikelola dengan status kepabeanan khusus. PLB lahir untuk mengurangi kegiatan behandle di Pelabuhan dengan mengalihkan beberapa kegiatan pemeriksaan barang yang semula dilakukan di Pelabuhan ke PLB. Namun pada kenyataannya, penggunaan PLB masih belum maksimal. Hal ini dikarenakan oleh beberapa variabel yang tidak pasti dan fluktuatif dalam keadaan aktualnya. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh PLB terhadap kinerja pelayanan barang di Pelabuhan, serta mengatasi variabel yang tidak pasti dan fluktuatif dengan membangun sebuah model simulasi dari kegiatan bongkar di Pelabuhan. Penelitian ini menggunakan model simulasi Fuzzy System Dynamic untuk menganalisis kondisi aktual Pelabuhan dan membandingkannya dengan hasil simulasi. Pembuatan model simulasi dibantu dengan aplikasi Vensim dan MATLAB. Hasi dari penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan PLB dalam jalur impor dapat mengurangi durasi Dwelling Time hingga 10% per penambahan 20% container yang masuk ke PLB, serta memberikan efisiensi pada produktivitas bongkar di Pelabuhan.
Ports are a crucial component in export and import activities, providing essential facilities such as container terminals, which play a crucial role in container movement and can significantly affect port performance. Container movement is influenced by customs clearance processes, which involve extensive bureaucratic procedures, leading to prolonged behandle process at the port. This eventually became an issue in national logistics. Therefore, the government introduced Bonded Logistics Centers (PLB). A Bonded Logistics Center (PLB) is a bonded warehouse used to store goods from outside the customs area and/or from other places outside the customs area for a specified period before re-exportation. The PLB aims to reduce behandle process at ports by shifting some inspection activities from the port to the PLB. However, in practice, the utilization of PLBs has not been maximized due to several uncertain and fluctuating variables in realworld conditions. The purpose of this research is to determine the impact of PLBs on port performance and to solve the uncertain and fluctuating variables by developing a simulation model of port unloading activities. This research uses a Fuzzy System Dynamics approach to develop the simulation model to analyze the current port conditions and compare them with simulation results. The simulation model is developed using Vensim and MATLAB software. The results of this study indicate that the use of PLBs in the import process can reduce Dwelling Time by up to 10% for every 20% increase in containers directed to the PLB, thereby improving the efficiency of port unloading productivity."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library