Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Panjaitan, Ani Oranda
Abstrak :
Latar Belakang: Uji tube formation merupakan uji paling luas yang digunakan sebagai uji vaskulogenesis/ angiogenesis secara in vitro. Sel punca mesenkimal atau mesenchymal stem cell MSC merupakan sel punca dewasa yang multipoten. Efek parakrinnya terhadap neovaskularisasi sudah banyak diketahui. Secara umum MSC diketahui tidak mengekspresikan penanda permukaan hematopoetik CD34 namun ada pendapat yang menyatakan bahwa MSC secara in vivo mengekspresikan CD34 dan kehilangan ekspresinya saat dikultur secara in vitro. MSC asal lemak dianggap masih memiliki ekspresi CD34 pada kultur in vitro pada pasase awal oleh beberapa ahli. MSC yang paling banyak digunakan dalam uji tube formation adalah BM-MSC padahal ASC juga berpotensi bagi terapi dan rekayasa sel punca. Hingga saat ini potensi vaskulogenesis antara ASC dan BM-MSC masih belum jelas mana yang lebih baik dan apakah ekspresi CD34 mempengaruhi hal ini. Pada penelitian ini kami ingin membandingkan potensi vaskulogenesis antara MSC asal lipoaspirat dengan MSC asal sumsum tulang melalui uji tube formation dan ekspresi CD34.Hasil: Pengukuran kualitas vaskulogenesis menunjukkan bahwa rerata panjang tube lebih tinggi pada BM-MSC, rerata jumlah loop lebih banyak pada BM-MSC dan rerata jumlah titik percabangan lebih banyak pada BM-MSC. Tidak ditemukan kadar CD34 yang tinggi pada ASC.Kesimpulan: BM-MSC memiliki kemampuan lebih baik dalam membentuk tube formation dibandingkan dengan ASC. Tidak ditemukan hubungan antara kadar CD34 dengan kemampuan vaskulogenesis MSC
Objective Test tube formation is the most widely used method as an in vitro vasculogenesis test. Mesenchymal stem cells MSC is a multipotent adult cells known not expressing CD34 just like endothelial progenitor cells EPC that play a role in vasculogenesis. Adipose derived stem cells MSCs ASC is considered to still express CD34 2 in cultures. Bone Marrow BM MSCs is most widely used MSCs in vasculogensis research. ASC has great potential for stem cell therapy and engineering. The potential of vasculogenesis between ASC and BM MSC remains unclear which one is better and whether CD34 expression affects this. In this study we wanted to compare the potential of vasculogenesis between MSC of lipoaspiric origin and MSC from bone marrow through tube formation test and CD34 expression. Tube formation assay is the most widely used method as an in vitro vasculogenesis test. Mesenchymal stem cells MSCs are multipotent adult cells. known not to express CD34 surface marker which is expressed by haemapoietic stem cells , but according to some experts bone marrow mesenchymal stem cells BM MSCs express CD34 in vivo and lose its expression when they are cultured in vitro, while adipose derived stem cells ASCs still have CD34 expression in the early passages when cultured in vitro. BM MSCs are the most widely used MSC, but ASCs are also used in stem cell therapy and tissue engineering for angiogenesis purposes. Until now the potential of vasculogenesis between ASCs and BM MSCs is still unclear. Expression of CD34 is also unknown whether effecting the quality of tube formation. In this study we wanted to compare the potential of vasculogenesis between ASC and BM MSCs through tube formation test and CD34 expression.Results Measurements of vasculogenesis quality showed higher tube length, number of loops and mean number of branch points on BM MSC. Both BM MSCs and ASCs showed low CD34 levels.Conclusion BM MSCs showed better tube formation ability compared with ASCs. No association was found between CD34 levels and MSC vasculogenesis capability.
2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Burhanudin Mohamad Diah
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2018
920.71 BUR c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jessica Fiolin
Abstrak :
Defek tulang luas belum memiliki solusi memuaskan walaupun dengan kemajuan teknik operasi dan agen biologis terbaru. Penggunaan sel punca mesenkimal (SPM) menunjukkan proliferasi dan diferensiasi minimal pasca implantasi. Sekretom dapat menjadi alternatif SPM sebagai produk siap pakai dengan efek osteoinduktor yang poten. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek sekretom pada penyembuhan defek luas tulang panjang pada tikus Sprague Dawley (SD) secara radiologis dan histologis. Sebanyak 60 ekor tikus SD dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kontrol, SPM, sekretom, SPM+sekretom, dan SPM+sekretom+BMP-2. Setelah 2 dan 4 minggu, dilakukan pemeriksaan radiologis dengan skor RUST (Radiographic Union Score for Tibial) dan histomorfometri dengan Image J (total kalus, area penulangan, tulang rawan, fibrosis, dan void). Pada berbagai pasase dan waktu, BMP-2 hanya terdapat dalam kadar yang sangat kecil di dalam sekretom. Pemberian sekretom lebih superior pada kelompok lain secara radiologis dan histomorfometris pada setiap waktu. Pemberian sekretom mengandung banyak faktor pertumbuhan dan sitokin yang dapat mempercepat dan meningkatkan penyembuhan tulang. Implantasi SPM xenogenik dapat memperpanjang proses inflamasi pada dan kombinasinya dengan sekretom memberikan efek toksistas terhadap penyembuhan tulang Sekretom, baik digunakan secara tunggal maupun kombinasi dengan SPM dan BMP-2 merupakan agen osteoinduktor baru yang poten dalam perbaikan tulang pada model tikus dengan defek tulang luas. ......Critical sized defect (CSD) has been a problem despite advanced surgical techniques and new biologic agent. Recent literatures have shown that bone marrow derived Mesenchymal Stem Cell (BM-MSC) proliferate and differentiate only in a small amount upon implantation. Meanwhile secretome which previously was considered as waste product during MSC culture, may now presents considerable advantages over living cells in terms of potency, manufacturing, storage, cost, and potential as a ready-to-go osteoinductor agent. The study aimed to determine the effect of secretome in the healing of CSD SD (Sprague Dawley) rat by radiographic and histologic analysis. A total of 60 SD-rat were divided into 5 groups including, control (normal saline), MSC, secretome, MSC+secretome, MSC+secretome+BMP-2. After 2 and 4 weeks, RUST (Radiographic Union Score for Tibia) and histomorphometric (callus, osseous, cartilage, fibrous and void area) evaluation using Image J are compared. Secretome group is superior to other group significantly in all parameters at all time. Implantation of xenogenic MSC might prolong the inflammation phase of bone healing while the MSC+secretome group suggest the toxicity effect decreasing the bone formation area. Secretome, whether used solely or combined with BM-MSC and BMP-2, is a novel, potent bone-healing agent for CSD in rat models.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T59205
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agustinus Yanuar Mahendratama
Abstrak :
Studi Kelayakan Pemanfaatan BBM Sintetik Dari Batubara dan Biomassa Untuk Memenuhi Kebutuhan BBM Dalam Negeri? dilakukan untuk mengatasi kelangkaan bahan bakar di Indonesia karena potensinya sangat besar sedangkan biomassa dipilih dengan alasan dapat diperbaharui. BBM sintetik ini diperoleh melalui beberapa tahapan proses yaitu: gasifikasi, sintesis Fischer-Tropsch dan upgrading produk. Metode yang digunakan adalah metode tekno ekonomi menurut Leland Blank dan Anthony Tarquin dengan pertimbangan kajian teknis dari Borreighter dan Kreutz. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kilang BBM sintetik direkomendasikan untuk didirikan di Sumatera dan Kalimantan dengan kapasitas 1 kilang sebesar 104.415 bbl/day dengan harga produk gasoline dan diesel minimal sebesar Rp. 7.500 sehingga modal dapat kembali dalam waktu 6-7 tahun. Dari telaah ini maka dapat disimpulkan bahwa kilang BBM sintetik ini layak untuk segera dibangun di Indonesia.
The study Feasibility The Use Of Synthetic Fuel From Coal And Biomass In Order To Meet The Need Of Domestic Fuel? was done to overcome the scarcity of fuel in Indonesia because the potential is huge while biomass is selected because it is renewable. Synthetic fuel can be obtained through several stages : gasification, Fischer-Tropsch synthesis and product upgrading. The Method used is Techno Economic method according Leland Blank and Anthony Tarquin using consideration technical review from Borreighter and Kreutz. The result show that synthetic fuel refineries recommended to set up in Sumatera and Kalimantan at capacity 104.415 bbl/day with the gasoline and diesel price at least Rp. 7.500 so that capital can be back at 6-7 years. From this study can be concluded that the synthetic fuel refinery is feasible to be built in Indonesia.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T30577
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pasaribu, Firman
Depok: Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dasman Djamaluddin
Abstrak :
Temuan kajian ini adalah bahwa Harlan Merdeka, salah satu surat kabar perjuangan, yang khusus berbicara mengenai politik dan lahir pada tanggal 1 Oktober 1945, sangat konsisten melaksanakan garis politiknya hingga pendirinya B.M.Diah meninggal dunia pada tanggal 10 Juni 1996. Pada awal tahun 1950-an, muncul istilah Personal Journalism, sebuah corak jumalistik yang berkembang setelah penyerahan kedaulatan dari Belanda. Istilah ini begitu lekat pads Harian Merdeka, sehingga nama Harlan Merdeka tidak dapat dilepaskan dari nama pendirinya B.M.Diah. Sebaliknya, nama B.M.Diah tidak dapat dilepaskan pula dari nama Harlan Merdeka yang didirikan dan dipimpinnya. Yang menjadi ciri khas di Harian Merdeka adalah munculnya istilah personal journalism tidak didahului oleh subyektifitas B.M.Diah, tetapi lebih terkait dengan sikap B.M.Diah yang konsekuen melaksanakan garis politik yang telah digariskannya, baik dalam berita-berita, editorial, gagasan atau pikiran-pikiran di surat kabar yang dipimpinnya. Ini pula yang menjadi salah satu faktor mengapa Harian Merdeka mampu bertahan lama bila dibandingkan dengan surat kabar lain di masa perjuangan. Jika pada akhirnya muncul istilah Kerajaan B.M.Diah dan Keluarga Besar B.M.Diah, hal itu adalah aki.bat dari sikap konsekuennya tersebut. Pada waktu itu, berdasarkan kenyataan di lapangan, hanya B.M.Diah yang mampu memahami ke arah mana surat kabarya berjalan. Inilah ciri khas dari Harian Merdeka yang tidak dapat ditemukan di surat kabar-surat kabar perjuangan semasanya. Bagi masyarakat pers, tentu bisa melihat kelebihan-kelebihan dan kelemahan kelemahan dari personal journalism yang diterapkan di Harian Merdeka sejak 1945-1996 tersebut. Kelebihan dan kelemahan ini sudah tentu dapat dijadikan masukan berharga bagi perkembangan pers Indonesia di masa mendatang. Boleh jadi istilah personal journalism pada masa sekarang bisa saja muncul, baik di media cetak maupun elektronik, karena kelebihan-kelebihan seorang figur di dalam menata dan mengendalikan medianya tidak dapat dikesampingkan begitu saja. Hanya personal journalism yang diterapkan sekarang sudah tentu berbeda dengan personal journalism yang berkembang di masa perjuangan. Untuk itu perlu diberi pemaknaan baru tentang istilah personal journalism
This study discovers that the Merdeka Daily, one of the newspapers of struggle, which especially speaks about politics and was established on 1 October 1945, was very consistent in implementing its political line until the founder B.M.Diah passed away on 10 June 1996. In the early 1950s, a terminology Personal Journalism emerged a journalistic form, which developed after the transfer of sovereignty from the Dutch. This terminology sticks to the Merdeka Daily. Thereby, the name Harian Merdeka (Merdeka Daily) could not be separated from the founder B.M.Diah. Conversely the name B.M.Diah cold not be separated from the name Harian Merdeka, which he established and led. But, what has become the special characteristics in the Merdeka Daily, was that the emergence of the personal journalism terminology was unpreceded by the subjectivity of B.M.Diah, but more related to the behaviour of B.M.Diah who consistently implemented the political line which he had outlined either in the news, in the editorials, in a concept or in his thoughts, in the newspaper he led. It was this, which became one of the factors why was the Merdeka Daily able to survive longer compared to other newspapers in the time of struggle. If eventually the term B.M.Diah Kingdom and B.M.Diah Extended Family, emerged, it was owing to his being consistent. At that time only B.M.Diah who was capable of understanding in which direction is his newspaper going. This was special feature of the Merdeka Daily unlikely to be found in other newspapers of struggle in its period. The press community would have certainly observed the superiorities and weaknesses of personal journalism applied in the Merdeka Daily from 1945 to 1996. The superiority and the weakness could surely be made as invaluable input for the development of the future Indonesian press. It is probable that the personal journalism terminology may emerge at the present time, either in the printed as well as electronic media, because the superiority of a figure in arranging and leading his media cannot be ignored. Only that the personal journalism applied nowadays of course differ from the personal journalism which developed during the time of struggle. Therefore, it needs to be given a new meaning regarding the personal journalism terminology.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2006
T17228
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chailan
Abstrak :
Ruang lingkup dan cara penelitian: Filariasis lirnfatik pada manusia merupakan penyakit infeksi kronis sistem limfatik yang disebabkan parasit nematoda W. bancrofti, B. malayi dan B. tumori yang hidup dalam peredaran darah dan limfe. Diagnosis filariasis masih bergantung pada pemeriksaan mikroskopik sediaan darah yang diainbil inalam Bari. Tcknik ini spesifik dan rnerupakan gold standard untuk pemeriksaan filariasis, tetapi kurang sensitif. Pada filariasis bankrofti, kendala tersebut telah dapat diatasi dengan teknik deteksi antigen, namun pada filariasis malayi yang menjadi penyebab utama morbiditas filariasis di Indonesia belum berhasil. Upaya memperbaiki diagnosis filariasis malayi difokuskan pada deteksi isotipe IgG4-antifilaria menggunakan antigen rekombinan. Dalam penelitian ini diukur respons IgG4 serum filariasis malayi terhadap antigen rekombinan Bm-SPN-2 dan antigen kasar BrnA; perubahan repons IgG4-antifilaria setelah pengobatan; Berta sensitivitas dan spesifisitas tes F.1,ISA antigen tersebut. Sebagai pembanding digunakan gold standard diagnosis filariasis yakni, deteksi mikroftlaria secara mikroskopik. Hasil dan keslmpulan : Hasil memperlihatkan pada B. malayi, antigen rekombinan Bm-SPN-2 dan antigen BmA masing masing mampu mendeteksi 98.0% dan 94% kelompok mikrofilaremik. Tempi pads kelompok normal endemik ads perbeaaan yang nyata (p<0.01) dari respons IgG4 terhadap antigen BmA dibandingkan terhadap antigen rekombinan Bm-SPN-2. Sebanyak 85% memberikan respons positif terhadap antigen BmA dan hanya 45% positif terhadap antigen Bm-SPN-2. Didapat pcrbcdaan yang amat nyata (p <0.001) dad respons IgG4 terhadap kodua antigen pada serum mikrofilaremik filariasis bankrofti. 91% memberi respons positif terhadap antigen BmA dan hanya 9% positif terhadap antigen BmSPN 2. Pengobatan DEC pada penderita mikrofilaremik memperlihatkan penurunan respons IgG4 terhadap antigen rekombinan Bm-SPN-2 dan BmA messing-messing 55% dan 46%. Sensitivitas dan spesifisitas tes-ELISA Bm-SPN-2 juga lebih balk daripada tes-FIJSA BmA. Kesimpulan : antigen rekombinan RmSPN-2 lebih balk daripada antigen DmA. Tea ELISA BmSPN 2 memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang lebih baik daripada tes ELISA BmA dlam mendeteksi infeksi aktiffilariasis malayi.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widiananingroem
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T27024
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Leiden Sijthoff t.th
839.31 Rom r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Schuurman, B.M.
Abstrak :
Buku ini merupakan buku pegangan bagi penganut agama Kristen. Diharapkan para pembaca buku ini dapat menggunakannya sebagai petunjuk dan mempertebal imannya.
Malang: Bale Wiyata, 1939
BKL.1151-AK 31
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library