Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cut Razianti Zb
"ABSTRAK
Tujuan. Penelitian ini membandingkan pemeriksaan sitologi urin dengan pemeriksaan sistoskopi konvensional untuk mendeteksi metastasis kanker serviks ke vesika urinaria.
Metode. Penelitian dilakukan dengan uji diagnostik potong-lintang dengan subjek penelitian pasien kanker serviks stadium ≥IIB di RSUPN Dr. Ciptomangunkusumo dari Juli 2015 hingga Januari 2016. Nilai diagnostik pemeriksaan sitologi urin dihitung dengan luaran: sensitivitas, spesifisitas, nilai prediksi positif, nilai prediksi negatif, dan akurasi. Uji kesesuaian pemeriksaan sitologi urin dibandingkan baku emas pemeriksaan sistoskopi konvensional.
Hasil. Dalam jangka waktu Juli 2015 hingga Januari 2016 didapatkan 111 kasus pasien dengan diagnosis kanker serviks stadium ≥IIB yang memiliki potensi mengalami metastasis ke vesika urinaria. Sebanyak 106 subjek diikutsertakan dalam analisis statistik. Pemeriksaan sitologi urin memiliki sensitivitas 20%, spesifisitas 89%, nilai duga positif 8,33%, nilai duga negatif 95,74%, dan akurasi 95,28%.
Kesimpulan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pemeriksaan sitologi urin mempunyai akurasi 95,28% sehingga dapat digunakan sebagai metode penapisan untuk mendeteksi kanker serviks yang belum metastasis ke vesika urinaria dan sebagai alternatif protokol. Apabila hasil pemeriksaan sitologi urin negatif maka tidak perlu dilakukan pemeriksaan sistoskopi, tetapi apabila hasil pemeriksaan sitologi urin positif maka perlu dilakukan pemeriksaan sistoskopi.
Kata kunci: kanker serviks, metastasis vesika urinaria, sitologi urin, sistoskopi, nilai diagnostik

ABSTRACT
Objective. The aim of this study is to compare the diagnostic value of urine cytology and conventional cystoscopy to diagnose bladder metastasis in cervical cancer.
Methods. It is a cross sectional study with cervical cancer patients stage ≥IIB at Dr. Ciptomangunkusumo Hospital from July 2015 to January 2016 as the research subjects. The diagnostic value of urine cytology and conventional cystoscopy were calculated as sensitivity, specificity, positive predictive value, negative predictive value, and accuracy. The gold standard was conventional cystoscopy.
Result. From July 2015 to January 2016, there were 111 subjects with cervical cancer that have possibility infiltrated the bladder, and there were 106 subjects that included to statistical analysis. The urine cytology has sensitivity 20%, specificity 89%, positive predictive value 8.33%, negative predictive value 95.74%, and accuracy 95.28%.
Conclusion: The urine cytology has accuracy 95.28 %, so it can be used as screening method and alternative diagnostic method to detect if there is no bladder metastasis in cervical cancer. If the result of urine cytology is negative, then there is no need to perform cystoscopy, but if the result of urine cytology is positive, then the cystoscopy should be performed.
Keyword: cervical cancer, bladder metastasis, urine cytology, cystoscopy, diagnostic value"
2016
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bangkit Primayudha
"Latar Belakang: Osteosarkoma, tumor ganas primer pada tulang, dikenal karena perilakunya yang agresif dan kecenderungan untuk metastasis ke paru-paru. Pengobatan standar untuk osteosarkoma meliputi operasi dikombinasikan dengan kemoterapi. Namun, perubahan genetik dan kromosom berkontribusi pada perilaku agresif tumor sehingga memengaruhi efektivitas kemoterapi menyebabkan  resistensi obat dan terjadinya metastasis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara ekspresi P53 tipe mutan dan ekspresi GSTP1 terhadap respons kemoterapi yang buruk dan kejadian metastasis pada pasien osteosarkoma di RS. Dr. Cipto Mangunkusumo.
Metode: Penelitian ini adalah studi cross sectional dengan menggunakan blok paraffin dari Departemen Patologi Anatomi RS. Dr. Cipto Mangunkusumo dari pasien yang didiagnosis dengan osteosarkoma dan telah mendapatkan kemoterapi neoajuvan lini pertama sebanyak 3 siklus dari tahun 2019-2021, kemudian dilakukan pemeriksaan imunohistokimia GSTP1 dan P53 Mutan, untuk penilaian menggunakan immunoreactive scoring system dari Fedchenko dan Reifenrath. Hasil yang didapat setelah pemeriksaan dan penilaian imunohistokimia dari ekspresi GSTP1 dan ekspresi P53 Mutan dilakukan uji korelasi analisis bivariat dengan respons kemoterapi (Skor Huvos) dan kejadian Metastasis.
Hasil: Hasil Penelitian ini didapatkan jumlah sampel total 36 pasien. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji Chi-Square, didapatkan tidak ada hubungan yang signifikan untuk ekspresi GSTP1 dan ekspresi P53 Mutan dengan kejadian metastasis (P=0,871). Sementara itu untuk ekspresi GSTP1 didapatkan hubungan yang signifikan dengan respons kemoterapi yang buruk pada pasien osteosarkoma (P=0,001), begitu juga terdapat hubungan yang signifikan antara ekspresi P53 Mutan dengan respons kemoterapi yang buruk (P=0,001).
Kesimpulan: Didapatkan hubungan yang bermakna antara ekspresi GSTP1 dan ekspresi P53 Mutan dengan respons kemoterapi yang buruk pada pasien osteosarkoma di RS. Dr. Cipto Mangunkusumo, dan tidak didapatkan hubungan yang bermakna antara ekspresi GSTP1 dan ekspresi P53 Mutan dengan kejadian metastasis pada pasien osteosarkoma di RS. Dr. Cipto Mangunkusumo.

Introduction: Osteosarcoma, a primary malignant tumor of the bone, is known for its aggressive behavior and tendency to metastasize to the lungs. The standard treatment for osteosarcoma includes surgery combined with chemotherapy. However, genetic changes and chromosomal contributions to the aggressive behaviors of the tumor affect the effectiveness of chemotherapy, often resulting in drug resistance and metastasis. This study aims to determine the relationship between expression P53 mutant and GSTP1 to poor chemotherapy response and the occurence of metastasis in osteosarcoma patients at RSCM.
Method: This study is a cross-sectional study using paraffin blocks from the Department of Anatomical Pathology at Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital from patients diagnosed with osteosarcoma who received first line drug of neoadjuvant chemotherapy for 3 cycles from 2019-2021. Immunohistochemical examinations of GSTP1 and Mutant P53 were conducted, using the immunoreactive scoring system from Fedchenko and Reifenrath. The results obtained after the immunohistochemical examination and evaluation of GSTP1 expression and Mutant P53 expression were subjected to bivariate correlation analysis with chemotherapy response (Huvos Score) and the occurence of metastasis.
Results: This study involved a total sample of 36 patients. Statistical analysis using the Chi-Square test revealed no ignificant relationship for increasing in GSTP1 expression and Mutant P53 expression with metastasis events (P=0,871). However, an increasing in GSTP1 expression has a significant relationship with poor chemotherapy response in osteosarcoma patients (P=0,001), as well as a significant relationship between increasing Mutant P53 Expression and poor chemotherapy response (P=0,001).
Conclusion: A meaningful relationship was found between the increasing expression of GSTP1 and Mutant P53 with poor chemotherapy response in osteosarcoma patients at Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital, and no significant relationship was found between the increasing expression of GSTP1 and Mutant P53 with the occurence of metastasis in osteosarcoma patients at Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library