Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yuke Rustan
Abstrak :
Penelitian mengenai black stain pada permukaan email gigi masih jarang dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membedakan kuantitas Actinomyces di saliva anak dengan dan tanpa black stain pada permukaan email gigi. Subyek dipilih dari anak usia 4-11 tahun dengan dan tanpa black stain. Sampel saliva diambil dengan menginstruksi kepada subyek untuk meludah ke dalam container steril dan dimasukkan ke dalam plastik steril yang mengandung Oxoid Anaerob Gas pack untuk menjaga kondisi anaerob. Di laboratorium dilakukan pengenceran berseri dan dimasukkan ke dalam cawan petri yang telah mengandung Actinomyces Isolate Agar. Cawan petri dimasukkan ke dalam anaerob jar dan diinkubasi. Hasil biakan di cawan petri, dilakukan lagi pemeriksaan pewarnaan gram, lalu dihitung dengan metode colony forming unit. Hasil penghitungan dilakukan analisa dengan uji-t dua kelompok tidak berpasangan dengan batas kemaknaan p ≤ 0.05 dan disimpulkan bahwa kuantitas Actinomyces di saliva anak dengan dan tanpa black stain di permukaan email gigi berbeda tidak bermakna. ......Studies about black stain at the surface of tooth enamel is infrequently did. The aim of this study is to differentiate the quantity of Actinomyces on saliva of children with and without black stain at the surface of tooth enamel. Subject is chosen from children aged 4-11 years old with and without black stain. Saliva taken by instructing subject to expectorate into a steryl container and inserted into a steryl plastic with Oxoid anaerob Gas pack to keep the anaerob condition when transported to laboratorium. In Laboratory, serial dilution was done and sample was inserted into a plate which contains Difco Actinomyces Isolate agar. Put the plate into an anareob jar and incubated in incubator. From the plate, subculture identification was did to identify the morphology of Actinomyces. The colony of Actinomyces on the plate was count with colony counter using the colony forming unit method. The result was analyzed with t-test two group unpaired with p ≤ 0.05 and concluded that the quantity of Actinomyces on children?s saliva with and without black stain of the enamel surface is differ unmeaningful.
Depok: Program Spesialis Universitas Indonesia, 2012
T31183
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sella
Abstrak :
Dental black Stain adalah suatu substansi eksogen berwarna hitam yang melekat erat pada email di sepertiga servikal mahkota gigi geligi. Bakteri kromatogen seperti Actinomyces dan Prevotella melaninogenica yang mengikat ferum yang berasal dari saliva dan eksudat gingiva dicurigai sebagai penyebab perlekatan stain hitam ini pada email gigi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan kadar ferum dalam saliva pada anak dengan dental black stain dan kadar ferum dalam saliva pada anak tanpa dental black stain di Jakarta. Subyek penelitian berusia 4-11 tahun, sebanyak 30 orang anak yang terdiri dari15 anak dengan dental black stain dan 15 anak tanpa dental black stain. Sampel penelitian berupa kadar ferum yang terdapat didalam saliva. Kadar ferum diukur dengan menggunakan metode spektrofotometri serapan atom. Hasil penelitian memperlihatkan adanya perbedaan rerata antara kadar ferum dalam saliva anak dengan dental black stain dan kadar ferum dalam saliva anak tanpa dental black stain di Jakarta, namun dari hasil analisa statistik menunjjukan perbedaan tidak bermakna diantara kedua kelompok (p>0.05). Kesimpulan penelitian ini terdapat perbedaan tidak bermakna antara kadar ferum dalam saliva pada anak dengan dental black stain dan kadar ferum dalam saliva pada anak tanpa dental black sta
Jakarta: Program spesialis Universitas Indonesia, 2012
T31180
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Clarissa Eunike
Abstrak :
Latar belakang: Black stain sering ditemukan pada anak dan tingkat rekurensinya tinggi. Dibutuhkan bahan antibakteri untuk mematikan bakteri Actinomyces penyebab black stain. Tujuan: Menganalisis perbedaan viabilitas bakteri Actinomyces sp. setelah berkumur dengan chlorine dioxide dan klorheksidin. Metode Penelitian: Bakteri Actinomyces didapat dari plak black stain anak sebelum dan sesudah berkumur chlorine dioxide dan klorheksidin. Kemudian dilakukan uji viabilitas dengan MTT assay. Hasil: Terdapat perbedaan selisih viabilitas bakteri Actinomyces sp. sebelum dan sesudah berkumur dengan chlorine dioxide dan klorheksidin. Kesimpulan: Penggunaan obat kumur chlorine dioxide menyebabkan penurunan viabilitas bakteri Actinomyces sp. yang lebih besar dibandingkan dengan klorheksidin. ......Background: Black stain is often found in children and the recurrence rate is high. Antibacterial agent is needed to kill Actinomyces sp. causing black stain. Aim: To compare Actinomyces sp. bacterial viability differences before and after rinsing with chlorine dioxide and chlorhexidine. Method: Actinomyces sp. was obtained from black stain plaque in children before and after rinsing with chlorine dioxide and chlorhexidine. Bacterial viability was measured using MTT assay. Results: Significant differences in Actinomyces sp. bacterial viability was found when rinsing with chlorine dioxide and chlorhexidine. Conclusion: Using mouthrinse containing chlorine dioxide resulted in reducing Actinomyces sp. bacterial viability.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2017
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Priscilla Lavine
Abstrak :
Latar belakang: Black stain merupakan salah satu tipe stain ekstrinsik yang dapat mengenai gigi sulung dan puncaknya terjadi pada masa kanak-kanak lalu menurun prevalensinya saat pubertas dan mencapai dewasa. Salah satu etiologi dari black stain adalah bakteri Actinomyces dalam jumlah yang melebihi batas normal pada anak. Obat kumur klorheksidin merupakn salah satu agen bakteri yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Actinomyces viscosus. Obat kumur chlorine dioxide dapat membunuh mikroorganisme patogen spektrum luas seperti bakteri, sedangkan penggunaan bahan alam sebagai salah satu alternatif obat kumur virgin coconut oil (VCO) dengan kandungan asam laurat dan monolaurin yang tinggi dapat membunuh bakteri gram positif dan gram negatif. Tujuan: Penelitian dilakukan untuk mengetahui efek agen antibakteri klorheksidin, chlorine dioxide dan VCO terhadap waktu pembentukan, klasifikasi dan viabilitas bakteri Actinomyces penyebab black stain pada anak yang dilakukan pada 3 kali kunjungan. Metode penelitian: Penelitian dilakukan pada 15 anak yang dibagi menjadi 3 kelompok berkumur oil pulling dengan klorheksidin 0,1%, chlorine dioxide 0,1% dan VCO 25%. Hasil: Obat kumur klorheksidin 0,1%, chlorine dioxide 0,1% dan VCO 25% dapat memperpanjang waktu pembentukan black stain kembali. Terdapat kecenderungan penurunan nilai klasifikasi (Gasparetto et al.) pada obat kumur klorheksidin 0,1%, chlorine dioxide 0,1% dan VCO 25% dari kunjungan 1, 2 dan 3. Obat kumur klorheksidin 0,1%, chlorine dioxide 0,1% dan VCO 25% efektif dalam menurunkan viabilitas bakteri Actinomyces yang banyak dikaitkan sebagai faktor etiologi black stain. Kesimpulan: Obat kumur VCO 25% dapat direkomendasikan sebagai salah satu alternatif obat kumur berbahan dasar herbal yang dapat menghambat koagregasi dan pembentukan plak ......Background: Black stain is one type of extrinsic stain that can affect the deciduous teeth and peak occurs in childhood then decreases its prevalence at puberty and reaches adulthood. One of the etiologies of black stain is Actinomyces in numbers that exceed the normal limits in children. Chlorhexidine mouthwash is one of the bacterial agents that can inhibit bacterial growth of Actinomyces viscosus. Chlorine dioxide mouthwash can kill broad-spectrum pathogenic organisms such as bacteria, while the use of natural ingredients as an alternative virgin coconut oil (VCO) with high lauric acid and monolaurin content can kill gram-positive and gram-negative bacteria. Aim: The study was conducted to investigate the effect of antibacterial agent of chlorhexidine, chlorine dioxide and VCO on formation time, difference of classification and viability of Actinomyces that cause black stain on children performed on 3 visits. Methods: The study was conducted on 15 children divided into 3 groups of gargling oil pulling with 0.1% chlorhexidine, 0.1% chlorine dioxide and 25% VCO. Result: 0.1% chlorhexidine 0.1% chlorine dioxide and 25% VCO can extend the formation time of black stain. There is tendency to decrease the classification value (Gasparetto et al.) on 0.1% chlorhexidine, 0.1% chlorine dioxide and 25% VCO from 3 visits. 0.1% chlorhexidine, 0.1% chlorine dioxide and 25% VCO are effective in reducing Actinomyces viability, which is widely associated as an etiology factor. Conclusion: 25% VCO mouthwash can be recommended as an alternative to herbal based mouthwash that can inhibit coaggregation, plaque and black stain
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Adita Gayatri
Abstrak :
ABSTRAK
Latar belakang: Virgin Coconut Oil VCO memiliki efek antibakteri. Tujuan: Menganalisis efek pemberian VCO berbagai konsentrasi terhadap viabilitas bakteri Actinomyces sp dan Prevotella sp. Metode penelitian: Bakteri Actinomyces sp dan Prevotella sp dipaparkan dengan VCO konsentrasi 12,5 , 25 , 50 , dan 100 . Selanjutnya dilakukan uji viabilitas dengan MTT Assay. Hasil: Penurunan viabilitas Actinomyces sp bermakna pada pemberian VCO 25 dan penurunan viabilitas Prevotella sp bermakna pada pemberian VCO 100 . Kesimpulan: Pada pemberian VCO dengan berbagai konsentrasi, penurunan viabilitas bakteri Actinomyces sp lebih besar dibandingkan dengan Prevotella sp .
ABSTRACT
Background Virgin Coconut Oil VCO has antibacterial effect. Objective To analyze effects of VCO administered in various concentrations on viability of Actinomyces sp and Prevotella sp. Methods Actinomyces sp and Prevotella sp was exposed to VCO in concentrations 12.5 , 25 , 50 and 100 . Afterwards, viability testing with MTT Assay was conducted. Results Significantly reduce viability was reached by Actinomyces sp with VCO 25 and significance was reached by Prevotella sp administering VCO 100 . Conclusion When VCO was administered in various concentrations, the decline rate in bacterial viability of Actinomyces sp was higher than Prevotella sp.
2017
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library