Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Evi Ratna Dewi
Abstrak :
Dilakukan pengujian secara in vitro terhadap calf thymus DNA dan 2'deoksiguanosin dengan penambahan Bisphenol A BPA dan reagen fenton yang bersifat karsinogenik dan dapat menyebabkan kerusakan oksidatif pada DNA, dianalisis dari pembentukan DNA adduct 8-hidroksi-2?-deoksiguanosin 8-OHdG. Inkubasi terhadap calf thymus DNA dan 2'deoksiguanosin dilakukan pada variasi pH, suhu, konsentrasi dan waktu inkubasi. Dari hasil penelitian ini BPA berpotensi dapat menimbulkan DNA adduct 8-hidroksi-2'-deoksiguanosin 8-OHdG. Rasio kemurnian calf thymus DNA pada ?260/ ?280 yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1.7. Konsentrasi 8-OHdG pada inkubasi calf thymus DNA dan 2'-deoksiguanosin dengan BPA menghasilkan DNA Adduct 8 OHdG yang menigkat pada setiap variasi konsentrasi, pH, suhu dan waktu inkubasi, nilai 8 OHdG yang terbentuk diantara 3 sampai dengan 40 ppb, dimana dengan penambahan reagen fenton konsentrasi 8 OHdG yang terbentuk lebih tinggi dari pada tanpa penambahan reagen fenton. ...... DNA damage due to oxidative processes can be analyzed by DNA adduct 8 hyroxy deoxyguanosin concentrat ion 8OHdG . The presence of 8 OHdG can be an indicator of cellular oxidative stress that may becoming biomarkers of DNA damage in the process of carcinogenesis. Bisphenol A and fenton can stimulate oxydative stress to calf thymus DNA and 2 rsquo deoxyguanosin that leads 8 OHdG forming. In vitro testing through different condition, such as pH variation, temperature, concentration and incubation time. The result shown that BPA could potentially induced 8 OHdG forming with 1,7 purity ration (checked at 260 280 nm). The different conditions also lead 8 OHdG forming concentration is higher in each variables (ranger between 3-40 ppb) with control.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T48321
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafika Oktivaningrum
Abstrak :
Studi biomonitoring menunjukkan adanya pajanan Bisphenol A BPA terhadap penduduk dunia Aktifitas estrogenik BPA diketahui memiliki dampak kesehatan yang merugikan salah satunya terhadap sistem reproduksi dan perkembangan Oleh karena itu penelitian ini melakukan kajian sistematis terhadap dampak pajanan BPA pada sistem reproduksi dan perkembangan manusia melalui telaah terhadap berbagai penelitian in vitro dan observasional Hasil identifikasi studi dari 8 database jurnal Pubmed ACS ESCOHOST EHP JSTOR Proquest Science Direct dan Springerlink mengumpulkan 678 artikel Pemilihan studi dilakukan dengan melakukan tahap screening dan eligibility berdasarkan kriteria inklusi sehingga terpilihlah 36 artikel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini Hasil penelitian menunjukkan terdapat berbagai dampak pajanan BPA terhadap sistem reproduksi yang ditemukan pada studi observasional berupa gangguan fertilitas seperti penurunan kualitas semen dan disfungsi seksual bagi pria dan kegagalan implantasi pada wanita yang melakukan fertilisasi in vitro Dampak pajanan BPA yang ditemukan pada perkembangan manusia adalah perilaku depresi dan kecemasan pada anak perempuan dan agresif pada anak laki laki serta ukuran saat kelahiran berupa kejadian BBLR KMK dan peningkatan ukuran lingkar kepala Penelitian ini menyimpulkan bahwa ditemukan efek kesehatan yang merugikan akibat pajanan BPA terhadap sistem reproduksi dan perkembangan manusia namun hasil penelitian yang ditemukan masih bersifat tidak konsisten satu sama lain Kata kunci Bisphenol A BPA sistem reproduksi perkembangan kajian sistematis. ......Biomonitoring studies have shown evidences of BPA exposure to world population Estrogenic activity of BPA might cause adverse impact on human health such as reproduction system and development Therefore this study did a systematic review about the impact of BPA exposure on human reproduction system and human development Identification of study collected 678 articles from 8 journal databases Pubmed ACS ESCOHOST EHP JSTOR Proquest Science Direct dan Springerlink Those articles were checked through screening and eligibility phase for some criterias 36 studies included in this systematic review Review of observational studies indicate adverse effect to human fertility For man population BPA decrease semen quality and sexual disfunction and for woman BPA cause implantation failure among woman undergoing IVF Review on development studies indicate some impacts of BPA exposure such as increase anxiety and depression in girl and agressive behaviour in boys also birth outcomes such as LBW SGA and increased of head circumference This study conclude that BPA might cause adverse effect on human reproduction system and development however the result of those studies are still inconsistent Key words Bisphenol A BPA reproduction system development systematic review.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45747
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Juniarti
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan bisphenol A sebagai prooksidan. Pembentukan DNA adduct 8-OHdG dilakukan dengan mereaksikan dG dengan bisphenol A serta penambahan reagen Fenton. DNA adduct 8-OHdG dianalisis menggunakan HPLC kromatografi fasa terbalik dengan detector UV/vis pada panjang gelombang 254 nm. Kondisi optimum untuk menganalisis 8-OHdG menggunakan eluen dengan campuran buffer fosfat pH 6,7 10 mM dan metanol pada rasio 85:15. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa bisphenol A bersifat sebagai prooksidan ditandai dengan peningkatan hasil 8-OHdG yang terbentuk pada reaksi dengan penambahan bisphenol A. Penambahan reagen Fenton juga meningkatkan hasil 8-OHdG.Variasi pada penelitian kali ini meliputi variasi suhu, pH, dan waktu inkubasi. Variasi pH 7,4 dan 8,4, suhu 37⁰C dan 60⁰C, serta waktu inkubasi 5 dan 7 jam. Sebagian besar konsentrasi 8-OHdG akan meningkat dengan meningkatnya pH, suhu, dan dengan waktu inkubasi yang lebih lama. ...... This reseach was conducted to study the ability of bisphenol A as a prooxidant. The formation of DNA adduct 8-OHdG was being done by reacting dG with bisphenol A with addition of Fenton reagent. DNA adduct 8-OHdG were analyzed by using reversed phase HPLC with UV/vis detector at 254 nm. The optimum condition to analyze 8-OHdG obtained by using eluent with a mixture of phosphate buffer pH 6,7 10 mM and methanol at ratio 85:15. The results of this study indicate that bisphenol A act as prooxidant because of the increased yield of 8-OHdG formed in the reaction by the addition of bisphenol A. The addition of Fenton reagent also increased the yield of 8-OHdG.Variations in this present study include the variations of temperature, pH, and incubation time. Variations of pH 7.4 and 8.4, temperature 37⁰C and 60⁰C, also the incubation time 5 and 7 hours. Mostly the concentration of 8-OHdG will increased with the increasing of pH, temperature, and with longer incubation time.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S66986
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Tissa Wiraatmaja
Abstrak :
Bisphenol A BPA merupakan salah satu bahan kimia dengan volume produksi tertinggi di seluruh dunia. Pada penelitian tahun 2014, dinyatakan bahwa lebih dari 6,8 juta ton BPA diproduksi setiap tahun. Manusia rentan terhadap paparan senyawa ini akibat banyaknya penggunaan BPA dalam kehidupan sehari-hari. BPA bersifat toksik bagi kesehatan dan memiliki sifat yang identik dengan hormon estrogen. Dalam keadaan biologis, BPA dapat mengakibatkan terjadinya stress oksidatif seluler. Stress oksidatif adalah keadaan ketika dalam tubuh terjadi ketidaksetimbangan antara radikal bebas dengan antioksidan untuk menetralkannya. Selain itu kadar logam besi Fe yang berlebih juga dapat berkontribusi menambah jumlah radikal. Radikal bebas yang terbentuk dapat menyerang DNA dan menyebabkan terjadinya kerusakan oksidatif serta menghasilkan senyawa 8-OHdG yang merupakan biomarker risiko karsinogenis. Studi pembentukan DNA adduct berupa 8-OHdG oleh senyawa Bisphenol A dilakukan secara in vivo menggunakan tikus Rattus Novergicus melalui reaksi Fenton oleh logam Fe II. Pada pengujian in vivo dilakukan pemaparan BPA 2mg/kgBB dan Fe II 0,09mg/kgBB. Kondisi optimum untuk menganalisis 8-OHdG menggunakan eluen dengan campuran Ammonium Asetat pH 4,0 20 mM dan Asetonitril. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa konsentrasi 8-OHdG pada kelompok tikus akibat adanya paparan BPA dan kelompok tikus akibat paparan BPA dan Fe II telah melebihi LOD. Bertambahnya waktu paparan memberikan efek sinergis kenaikan konsentrasi 8-OHdG pada tubuh tikus. Logam Fe II dengan dosis 0,09mg/kgBB tidak memberikan efek sinergis pada konsentrasi 8-OHdG. DNA adduct 8-OHdG yang terbentuk dianalisis menggunakan LC- MS/MS. Dengan penelitian ini diharapkan dapat menambah keyakinan bahwa proses terjadinya kanker dapat terkait dengan pembentukan DNA Adduct sebagai bioindikator kerusakan DNA yaitu 8-OHdG. ...... Bisphenol A BPA is one of the chemicals with the highest production volume in the worldwide. In a 2014 study, it was stated that more than 6.8 million tons of BPA were produced each year. Humans are prone to exposure to these compounds due to the large number of BPA use in daily life. BPA is toxic to health and has properties that are identical with the hormone estrogen. In a biological state, BPA can lead to cellular oxidative stress. Oxidative stress is a condition when in the body there is an imbalance between free radicals with antioxidants to neutralize it. In addition, excess iron Fe iron content can also contribute to increasing the number of radicals. The free radicals that are formed can attack the DNA and cause oxidative damage and produce an 8 OHdG compound which is a carcinogenic risk biomarker. The study of DNA adduct formation of 8 OHdG by Bisphenol A compound was performed in vivo using rat Rattus Novergicus by Fenton reaction by Fe II metal. In this In Vivo test, BPA exposure was 2mg kgBB and Fe II 0.09mg kgBB for 28 days. The optimum condition for analyzing 8 OHdG using eluent with mixture of Ammonium Acetate pH 4.0 20 mM and Acetonitrile. The results show that 8 OHdG concentrations in the rats group due to exposure to BPA and rats due to exposure to BPA and Fe II have exceeded LOD. Increased exposure time gives a synergistic effect of 8 OHdG concentration increase in mouse body. Fe II metal at a dose of 0.09mg kgBB did not provide a synergistic effect on the formation of 8 OHdG. The resulting 8 OHdG DNA adduct was analyzed using LC MS MS. With this research is expected to increase the belief that the process of cancer can be associated with the formation of DNA adduct as bioindikator DNA damage is 8 OHdG.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Awan Rahmadewi
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis formasi DNA adduct 8-OHdG baik secara in vitro maupun in vivo akibat paparan ion logam Bisphenol A (BPA) dan nikel (II). Penelitian in vitro dilakukan dengan mereaksikan 2-deoksiguanosin dengan BPA, Ni (II), dan H2O2 pada berbagai pH (7,4 dan 8,4), suhu (37oC dan 60oC) dan waktu inkubasi (7 dan 12 jam). Penelitian in vivo dilakukan dengan menggunakan Rattus norvegicus, terutama strain Sprague-Dawley. Hewan coba dibagi menjadi tiga kelompok. Kelompok A adalah kelompok kontrol tanpa perlakuan apa pun, kelompok B terpapar BPA dengan dosis 2 mg/kg BB secara oral dan kelompok C terpapar BPA dengan dosis 2 mg/kg BB dan nikel (II) dengan dosis 0,1 μg/kg BB secara oral selama 28 hari. Sampel yang digunakan untuk penelitian in vivo adalah serum darah tikus yang diambil pada minggu pertama dan keempat. Analisis pembentukan 8-OHdG untuk studi in-vitro dilakukan menggunakan fase balik UHPLC dengan detektor UV-Vis pada 254 nm, sedangkan analisis 8-OHdG untuk studi in vivo dilakukan menggunakan metode Sandwich ELISA tidak langsung. Studi in vitro menunjukkan bahwa penambahan DNA 8-OHdG terbentuk pada pH 7,4 lebih tinggi dari pH 8,4. Selain itu, penambahan DNA 8-OHdG yang terbentuk pada 60oC lebih tinggi dari 37oC, dan waktu inkubasi 12 jam menghasilkan 8-OHdG lebih tinggi dari 7 jam. Studi in vivo menunjukkan bahwa kelompok eksperimen dengan paparan BPA dan kelompok dengan paparan BPA dan nikel (II) menghasilkan 8-OHdG lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol.
This study was conducted to analyze both in vitro and in vivo formation of the DNA adduct 8-OHdG due to exposure of Bisphenol A (BPA) and nickel (II) metal ions. In vitro studies were carried out by reacting 2-deoxyguanosine with BPA, Ni (II), and H2O2 at various pH (7.4 and 8.4), temperatures (37oC and 60oC) and incubation times (7 and 12 hours). In vivo studies were carried out using Rattus norvegicus, especially the Sprague-Dawley strain. The experimental animals were divided into three groups. Group A was the control group without any treatment, group B was exposed by BPA with a dose of 2 mg/kg BW orally and group C was exposed by BPA with a dose of 2 mg/kg BW and nickel (II) with a dose of 0.1 μg/kg BW orally for 28 days. The sample used for in vivo study was rat blood serum taken at the first and fourth week. Analysis of 8-OHdG formation for in vitro studies was carried out using a reverse-phase UHPLC with UV-Vis detector at 254 nm, meanwhile the 8-OHdG analysis for in vivo studies was carried out using the Indirect Sandwich ELISA method. In vitro studies showed that the DNA adduct 8-OHdG was formed at pH 7.4 was higher than pH 8.4. In addition, the DNA adduct 8-OHdG formed at 60oC was higher than 37oC, and the incubation time of 12 hours produced higher 8-OHdG than 7 hours. The in vivo study showed that the experimental group with BPA exposure and group with BPA and nickel (II) exposure produced higher 8-OHdG compared to the control group.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karen Raynalda Soplantila
Abstrak :
Pada penelitian ini dilakukan pengujian deteksi 8-hidroksi-2' deoksiguanosin (8-OHdG), akibat adanya paparan bahan tambahan pangan Tertier Butyl Hidroquinon(TBHQ) dan Bisphenol A(BPA) secara in vitro kemudian dipelajari pula efek sinergis atau antagonis yang di timbulkan dengan adanya variasi waktu inkubasi dan paparan sinar UV A. Selain itu variasi eksperimen pada penelitian ini adalah pada pH 7,4 dan pH 8,4 waktu inkubasi dan paparan sinar UV-B 7 jam dan 5 jam. Analisis dilakukan dengan menggunakan alat UHPLC dengan detector UV-VIS pada panjang gelombang 254 nm. Digunakan metanol dan buffer Na-fosfat sebagai eluen dengan perbandingan (15:85). Hasil menunjukan bahwa konsentrasi 8-OHdG pada waktu inkubasi dan paparan sinar UV yang lebih lama akan menghasilkan konsentrasi yang lebih tinggi. Pada variasi pH, pH yang lebih tinggi didapatkan konsentrasi 8-OHdG yang lebih besar. Efek pencampuran pada 2 xenobiotika, yaitu BPA dan TBHQ menimbulkan efek sinergis yang berdampak pada meningkatnya konsentrasi 8-OHdG yang terbentuk. ...... In this study an 8-hydroxy-2-deoxiguanosin (8-OHdG) detection experiment was conducted, consequently it has to do with the research material of Tertier Butyl Hydroquinone (TBHQ) and Bisphenol A (BPA) in vitro and can also be accessed using synergistic or antagonistic properties. caused by the variation of incubation time and exposure to UV rays A. In addition to the variation of experiments in this study at pH 7.4 and pH 8.4 incubation time and presentation of UV-B rays 7 hours and 5 hours. The analysis was performed using a UHPLC with a UV-VIS detector at a wavelength of 254 nm. Used methanol and Na-phosphate buffer as eluent with allocated (15:85). The results show that the concentration of 8-OHdG at incubation time and longer exposure to UV light will result in higher concentrations. With pH variations, a higher pH is obtained at a greater concentration of 8-OHdG. The mixing effect on 2 xenobiotics, namely BPA and TBHQ, has a synergistic effect that affects the concentration of 8-OHdG that is formed.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silalahi, Rima Debora
Abstrak :
Bisphenol A (BPA) adalah bahan kimia yang banyak digunakan sebagai monomer dalam produk plastik dan kaleng makanan atau minuman. Metil Paraben banyak digunakan secara luas sebagai pengawet dalam makanan olahan, produk perawatan pribadi, dan obat-obatan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek yang dihasilkan oleh campuran senyawa Bisphenol A (BPA) dan Metil paraben (MeP) yang diberi paparan sinar UV-A pada pembentukan senyawa DNA-Adduct 8-Hidroksi-2’Deoksiguanosin (8-OHdG). Analisis 8-OHdG yang terbentuk dilakukan dengan menggunakan HPLC fasa terbalik dan detektor UV/Vis pada panjang gelombang 254nm. Fasa gerak yang digunakan berupa campuran larutan buffer fosfat dan metanol. Kondisi optimum HPLC diperoleh pada kondisi perbandingan fasa gerak 85:15 dengan laju alir 1,2mL/menit.  Penelitian ini dilakukan dengan variasi pH 7,4 dan 8,4 dan dengan waktu inkubasi 5 dan 7 jam pada suhu 37°C serta waktu paparan sinar UV-A 7 jam. Pada penelitian ini diperoleh bahwa senyawa campuran BPA dan MeP menghasilkan efek antagonis pada kondisi pH 7,4 dan menghasilkan efek adisi pada kondisi pH 8,4 terhadap pembentukan 8-OHdG dengan apabila dibandingkan dengan konsentrasi 8-OHdG yang terbentuk apabila BPA dan MeP diberikan secara terpisah pada waktu paparan yang sama.
Bisphenol A (BPA) is a chemical that is widely used as a monomer in plastic products and cans of food or drinks. Methyl Paraben (MeP) is widely used as a preservative in processed foods, personal care products, and medicines. This research was conducted to determine the effect produced by a mixture of BPA and MeP compounds given UV-A exposure in the formation of DNA-Adduct 8-Hydroxy-2'Deoxiguanosin (8-OHdG) compounds. Analysis of the formed 8-OHdG was performed using reverse phase HPLC and a UV/Vis detector at a wavelength of 254nm. The mobile phase used is a mixture of phosphate buffer solution and methanol. The optimum HPLC conditions were obtained at a mobile phase ratio of 85:15 with a flow rate of 1.2 mL/min. This research was conducted with a pH variation of 7.4 and 8.4 and with an incubation time of 5 and 7 hours at 37°C and 7hour UV-A exposure time. In this study it was found that a compound of BPA and MeP produced an antagonistic effect at pH 7.4 and produced an addition effect at pH 8.4 to the formation of 8-OHdG when compared to the 8-OHdG concentration formed when BPA and MeP were administered separate at the same exposure time.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rani Setyawati Moekti
Abstrak :
Tujuan: mengetahui jumlah pelepasan Bispheno-A (BPA), yakni substansi yang memiliki efek sitotoksis pada Resin Adhesif Ortodonti, setelah perendaman larutan obat kumur Klorheksidin Glukonat dan saliva buatan. Metode Penelitian: 66 lempeng silindris Resin Adhesif Ortodontik direndam dalam dua larutan berbeda yaitu , (1) Klorheksidin Glukonat dan (2) Saliva buatan. Perendaman dilakukan pada beberapa waktu berbeda yaitu, 1 jam, 7 hari, dan 30 hari. Dihitung pelepasan BPA pada kedua kelompok menggunakan metode Liquid Chromathography-Mass Spectrometry (LC-MS/MS). Hasil: Diperoleh pelepasan BPA dari Resin Adhesif Ortodonti pada larutan obat kumur Klorheksidin Glukonat 1 jam: 0,21 ng/ml, 7 hari: 0,32 ng/ml, 30 hari: 0,78 ng/ml, sedangkan pada saliva buatan 1 jam: 0,19 ng/ml, 7 hari: 0,53 ng/ml, 30 hari: 1,41 ng/ml. Kesimpulan: Jumlah BPA yang terlepas dari Resin Adhesif Ortodonti pada perendaman larutan obat kumur Klorheksidin Glukonat dan saliva buatan selama 1 jam, 7 hari dan 30 hari, berada di bawah dosis toleransi harian BPA (< 1.52 ng/mL). ......Objective: to determine the amount of BPA, cytotoxic substance found in orthodontic adhesive resin, after immersion in a solution of chlorhexidine gluconate mouthwash and artificial saliva. Research Methods: 66 Orthodontic adhesive resin cylindrical plates were immersed in two different solutions: (1) Chlorhexidine Gluconate, (2) artificial saliva, for 1 hour, 7 days, 30 days. In each experimental group, the BPA release in the solution was calculated using LC- MS/MS. The release of BPA in both groups was calculated using the Liquid Chromathography-Mass Spectrometry (LC-MS/MS). Results: The release of BPA from Orthodontic Adhesive Resin was obtained in the Chlorhexidine Gluconate mouthwash solution, 1 hour: 0.21 ng/ml, 7 days: 0.32 ng/ml, 30 days: 0.78 ng/ml, while in artificial saliva, 1 hour: 0.19 ng/ml, 7 days: 0.53 ng/ml, 30 days: 1.41 ng/ml. Conclusion: The amount of BPA released from the Orthodontic Adhesive Resin by immersion in a solution of Chlorhexidine Gluconate mouthwash and artificial saliva for 1 hour, 7 days and 30 days, was below the daily tolerated dose of BPA (< 1.52 ng/mL).
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Univeritas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nabilah Firyal Suhendra
Abstrak :
Pada penelitian ini dilakukan analisis pembentukan DNA adduct 8-hidroksi-2-deoksiguanosin (8-OHdG) sebagai biomarker kerusakan DNA yang disebabkan oleh penambahan bisfenol A (BPA) dan ion logam Cu(I) secara in vitro. Studi in vitro dilakukan dengan mereaksikan BPA, ion logam Cu(I), dan H2O2 melalui reaksi Fenton-Like. Variasi yang digunakan pada penelitian ini meliputi pH (7,4 dan 8,4), suhu (37) dan waktu inkubasi (7 dan 12 jam). Analisis DNA adduct 8-OHdG dilakukan dengan menggunakan UHPLC fasa terbalik. Pada metode UHPLC digunakan fasa gerak buffer natrium fosfat dan metanol (85:15) dengan detektor UV-Vis pada panjang gelombang 254 nm. Hasil menunjukkan bahwa konsentrasi 8-OHdG pada sebagian besar variasi sampel pada pH 8,4 lebih tinggi dari pH 7,4. Pada suhu 60 besar sampel memiliki konsentrasi 8-OHdG lebih tingi dari suhu 37. Sebagian besar variasi sampel dengan waktu inkubasi 12 jam memiliki konsentrasi 8-OHdG lebih tinggi dari sampel dengan waktu inkubasi 7 jam. Konsentrasi tertinggi diperoleh pada variasi sampel dG pH 8,4 dengan penambahan BPA, Cu(I), dan H2O2 pada suhu 60 dan waktu inkubasi 12 jam, yaitu sebesar 92,438 ppb.
This in vitro study was conducted to determine the formation of DNA adduct 8-hydroxy-2-deoxiguanosine (8-OHdG) as biomarker of DNA damage caused by bisphenol A, metal ion Cu(I) exposure in the presence of H2O2  as oxidizing agent on 2-deoxiguanosine via Fenton-Like reaction.  Samples with different variation of pH (7.4 and 8.4) temperature (37 and 60) and incubation times (7 and 12 hours) were analyzed by using UHPLC reverse phase technique and mobile phase sodium phospate buffer and methanol (85:15) with UV-Vis detector at wavelength 254 nm. The results showed that mostly 8-OhdG levels at alkaline pH (8.4) are higher than acidic pH (7.4). Samples with higher temperature (60) mostly have higher 8-OHdG levels than lower temperature (37). Samples with longer incubation time (12 hours) mostly have higher 8-OHdG levels than shorter incubation time (7 hours). The highest 8-OHdG concentration found on a sample that contains mixture of dG, BPA, Cu(I), and H2O2 at alkaline pH (8.4), higher temperature (60) and longer incubation time (12 hours) equal to 92.438 ppb.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>